Kebijakan & Implementasi PIDI Angkatan 3 Agt 25 Rini.pptx
lansiacilandak
0 views
108 slides
Oct 09, 2025
Slide 1 of 108
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
About This Presentation
kebijakan yang berhubungan dengan dokter internsip indonesia
Size: 3.92 MB
Language: none
Added: Oct 09, 2025
Slides: 108 pages
Slide Content
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI PIDI ANGKATAN III TAHUN 2025 Komite Internsip Kedokteran Indonesia ( kiki ) P eriode 2022-2023 Pembekalan Peserta PIDI Angkatan III Tahun 2 025
Sistematika Penyajian
KEBIJAKAN PIDI
Dasar Penyelenggaraan 4 Pasal 216: Tenaga medis yang telah mengangkat sumpah profesi wajib mengikuti program internsip yang merupakan penempatan wajib sementara pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut .” UU No. 17 Th 2023 Perubahan kurikulum pendidikan kedokteran menjadi kurikulum berbasis kompetensi... dokter harus terregistrasi sebelum melakukan praktek kedokteran ... akbatnya mahasiswa kedokteran tidak bisa berpraktek secara langsung terhadap pasien ...harus internsip Perubahan Sistem Pendidikan Penyetaraan kompetensi dokter Indonesia agar diakui dunia Standar Dunia Dokter Indonesia yang Profesional
Dasar Kebijakan 5 Pasal 595: Tenaga medis yang telah mengangkat sumpah wajib mengikuti Program Internsip yang merupakan penempatan wajib sementara di rumah sakit dan puskesmas Pasal 596 : Program Internsip dokter dan dokter gigi bertujuan untuk pemantapan , pemahiran dan pemandirian kompetensi di wahana yang berbeda-beda dan/ atau hubungan antar profesi . Pasal 597 : Setiap dokter atau dokter gigi WNI yang lulus program profesi dokter atau dokter gigi dalam dan luar negeri wajib mengikuti program internsip sebelum melaksanakan praktik keprofesiannya paling lama 1 tahun Pasal 684 : Untuk pelaksanaan program internsip dokter dan dokter gigi , SIP diterbitkan oleh Menteri Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 Permenkes No. 7 Th 2022 Program Internsip wajib diikuti oleh setiap dokter dan dokter gigi warga negara Indonesia lulusan program profesi dokter atau dokter gigi dalam negeri dan luar negeri
2 Dukungan Internsip dalam Pemenuhan dan Pemerataan Penyebaran Tenaga Dokter dan Dokter Gigi
Apa Internsip ? Adalah penempatan wajib sementara pada Fasyankes . UU No. 17/2023 pasal 215 Profesional Pemenuhan kebutuhan tenaga medis Mutu layanan Kesehatan Patient safety/ Keselamatan pasien Apa tujuan Internsip ? Tujuan : pemantapan , pemahiran , pemandirian KOMPETENSI dokter
APA ITU KOMPETENSI Sepera ngkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu Komponen kompetensi Pengetahuan /Knowledge Ketrampilan /Skills Perilaku /Attitude Nilai/Value
APA KOMPONEN INTERNSIP?
K riteria : RS Kelas D, C , B Puskesmas Dengan atau tanpa tempat tidur WAHANA PIDI RS Kelas D, C, atau B, dan bukan RS Pendidikan Utama FK Pimpinan Wahana berkomitmen terhadap kelancaran pelaksanaan PIDI Komitmen Komite Medik melakukan bimbingan medik RS mempunyai Pelayanan Rawat Jalan , Rawat Inap , Gawat Darurat , & PONEK Jumlah Puskesmas maksimal 4, dapat berupa Puskesmas Tanpa Dokter dan Puskesmas DTPK Mempunyai pendamping yang sudah dilatih . Memberikan fungsi otonomi , pendampingan , dan dukungan sosial kepada peserta PIDI .
PENDAMPING PIDI Kriteria : Dokter umum atau spesialis yang masih aktif Pengalaman kerja minimal 2 tahun B ersedia secara aktif melakukan tugas pendampingan , dan Memiliki waktu . P eran : Fasilitator M otivator Role model Coach Mentor T eman sejawat P enilai
INTERNSIP merupakan proses pemantapan mutu profesi dokter dan dokter gigi untuk menerapkan kompentensi yang diperoleh selama pendidikan . Dokter Internsip WNI yang baru lulus dari pendidikan dokter ( Serprof ) Memiliki kompetensi sebagai dokter ( SerKom ) Memiliki kewenangan praktik dokter / dokter gigi ter-registrasi (STR) Memiliki lisensi praktik sebagai dokter / dokter gigi (SIP) Pentingnya Program Internsip Dokter Indonesia Meningkatkan Kemahiran, kemandirian dokter dan pemantapan kompetens i dokter gigi Membentuk dokter yang profesional Meningkatkan keselamatan pasien Mendukung pemenuhan dokter dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA Permenkes No. 7 Tahun 2022 Program Internsip Dokter Indonesia
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA Permenkes No. 7 Tahun 2022 Program Internsip Dokter Indonesia
BANTUAN BIAYA HIDUP DOKTER DAN DOKTER GIGI INTERNSIP KEPMENKES NO. HK.01.07/MENKES/1985/2022 09 Uraian Bantuan Biaya Hidup Per Bulan Jawa Bali (Rp) Ibu Kota Provinsi di Sumatera dan NTB (Rp) Di luar Ibu Kota Provinsi di Sumatera dan NTB (Rp) Kalimantan dan Sulawesi (Rp) Maluku, NTT, Papua (Rp) DTPK (Rp) I II III IV V VI Bantuan Biaya Hidup Kotor 3.241.200 3.241.200 3.500.000 3.750.000 4.000.000 6.500.000 - Bantuan Biaya Hidup 3.000.000 3.000.000 3.251.165 3.493.789 3.736.413 6.162.655 - Bantuan Biaya Pembayaran Pajak PPH (2,5%) 75.000 75.000 81.279 87.345 93.410 154.066 - Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan BPJS Kes 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 - Bantuan Iuran Jaminan Kecelakaan kerja (0,24%) 7.200 7.200 7.803 8.385 8.967 14.790 - Bantuan Iuran Jamin an Kematian 0,3%) 9.000 9.000 9.753 10.481 11.209 18.488
SUMBER PEMBIAYAAN PIDI S eluruh kegiatan terkait PIDI sumber pembiayaan berasal dari APBN lewat Ditjen SDMK 09 BANTUAN BIAYA HIDUP (BBH) PESERTA PIDI Rp 3. 000.000 ,- Jawa, Bali Rp 3. 000 . 00,- Ibu kota Provinsi Sumatera dan NTB Rp 3. 251.165 ,- Di luar ibu kota Provinsi di Sumatera dan NTB Rp 3. 493.789 ,- Kalimantan dan Sulawesi Rp 3. 736.413 ,- Maluku, NTT, dan Papua Rp 6. 162.655 ,- Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan , & Terluar HONOR PENDAMPING : Rp 2.000.000,-
KEGIATAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PELAKSANAAN PIDI
ALUR KEGIATAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
RUANG LINGKUP KEGIATAN PIDI
PENJADWALAN KEGIATAN
PRAKTIK KEDOKTERAN apa saja yang dilakukan di wahana ? RUMAH sAKIT - Melakukan UKP - Membuat Laporan Kasus - Mempresentasikan Laporan Kasus - Melakukan Prosedur Ketrampilan Medik PUSKESMAS - Melakukan UKP dan UKM - Membuat Laporan Kasus - Mempresentasikan Laporan Kasus - Melakukan Prosedur Ketrampilan Medik - Membuat Proyek Mini/ Evaluasi Program Praktek kedokteran : rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan
PARAMETER MAHIR & MANDIRI PESERTA PIDI
MONITORING DAN EVALUASI PIDI Kinerja peserta
MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PESERTA DI WAHANA OLEH PENDAMPING
KINERJA PESERTA PIDI - TEACH A COURSE 26 Definisi: hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh peserta internsip dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
PENILAIAN PESERTA PIDI adalah monitoring evaluasi terhadap kinerja peserta PIDI. 27 Komponen kinerja Pengetahuan /Knowledge Ketrampilan /Skills Perilaku /Attitude Nilai/Value
Pengetahuan /Knowledge apa yang dimahirkan ? UKP Sesuai daftar penyakit & keluhan di SKDI Terutama yang ditemukan selama Internsip /10 besar penyakit di wahana Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Program Program Khusus Pemerintah UKM Program UKM Essensial Puskesmas
Ketrampilan / Skills UKP apa yang dimahirkan ? Proses Klinik : Proses diagnosis: Anamnesis, pemeriksaan fisik , pemeriksaan tambahan , menyusun daftar masalah , diagnosis, diagnosis banding, mengusulkan pemeriksaan penunjang Proses terapeutik : melakukan tata laksana non medik / medik Monitoring & evaluasi Melakukan rujukan Tindakan medik / bedah : Memasang infus , memasang kateter , memasang NGT, menjahit luka , operasi minor, pertolongan persalinan normal Optional: tergantung kesepakatan dari peserta , pendamping , dan pimpinan wahana sesuai SKDI Tatalaksana Medicolegal
Ketrampilan / Skills UKM apa yang dimahirkan ? Berupa keterampilan manajemen dan komunikasi dalam mengelola UKM esensial : Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Keluarga Upaya Pemenuhan Gizi Upaya Pencegahan Penyakit Penelitian /Mini Proyek atau Evaluasi Program kesehatan
Perilaku / Attitude apa yang dimahirkan Attitude Medik / Profesi Kemampuan mengikuti PPK, clinical pathway , operasional prosedur standard ( terutama yang meliputi 6 keterampilan klinis minimal yang ditargetkan ) dan mematuhi Disiplin Praktek Kedokteran Indonesia Attitude non Medik /non profesi Kemampuan melakukan komunikasi berbasis REACH, Integritas , tanggung jawab , profesional dan kemampuan berkolaborasi dengan stake holder terkait
Perilaku non medik apa yang dimahirkan ? Komunikasi : mampu melakukan komunikasi berbasis REACH (Respect, Empahy,Audible,Clarity , Humble) Integritas : menunjukkan konsistensi antara ucapan , tindakan , dan keyakinan berbasis nilai humanisme dalam tindakan sehari hari Profesional : mengerjakan sesuai kompetensi yang dimiliki , dan merujuk apabila bukan kompetensinya sesuai level SKDI Tanggung jawab : melakukan sesuai kesepakatan yang disetujui Bersama sesuai dengan TUPOKSI nya Kolaborasi : bekerjasama dengan Stake holder terkait
Value apa yang dimahirkan ? Value Profesi : Menerapkan Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dalam Layanan Kesehatan Value non Profesi : Menghargai Nilai Nilai kemanuasiaan yang melekat pada pasien sebagai Insan Biologis , Psikologis , Sosial dan Spritual serta Nilai Nilai Kearifan Lokal dilingkungan kerjanya
Indikator Kinerja Peserta ( Kuantitatif dan Kualitatif ) 34 No Pengetahuan Ketrampilan UKP Ketrampilan UKM Perilaku Medik Perilaku Non Medik Nilai 1 Laporan UKP sesuai target Proses klinik UKP sesuai standar Laporan UKM sesuai target Laporan UKP, laporan kasus , dan laporan UKM sesuai target Komunikasi berbasis REACH Mentaati Sumpah Dokter 2 Laporan Kasus sesuai target Tindakan medik sesuai SOP Proyek mini/ Menyelesaikan masalah medik sesuai pedoman Tanggung jawab Mentaati KODEKI 3 Presentasi Kasus Pelaksanaan presentasi kasus Evaluasi proyek Tidak melanggar disiplin praktik kedokteran Profesional Menghargai nilai = nilai masyarakat 4 Program essensial UKM Kesehatan komunitas Integritas 5 Sist,JKN Kemampuan Kolaborasi
Indikator Kinerja UKP ( Kuantitatif ) 35 Rumah sakit Laporan UKP: 300 kasus , meliputi : Medik , bedah , kebidanan , kegawatdaruratan , jiwa , medikolegal Laporan kasus : 4 Presentasi kasus di forum ilmiah RS: 1 Keterampilan Medik ( RS+puskesmas ): 84 Target kinerja UKP di RS: diselesaikan di RS Gender: 50% laki-laki , dan 50% perempuan Usia : 25-40% bayi / anak , 40-60% dewasa , dan 15-25% lansia PUSKESMAS Laporan UKP: 100 kasus , meliputi kasus layanan primer Laporan kasus : 1 ( satu ), dipresentasikan di forum ilmiah puskesmas Keterampilan Medik ( RS+puskesmas ): 84 Target kinerja UKP di puskesmas dan UKM diselesaikan di puskesmas Gender: 50% laki-laki , dan 50% perempuan Usia : 25-40%, bayi / anak , 40-60% dewasa , dan 15-25% lansia
KETeRAMPILAN UKP/KLINIS ( Kuantitatif dan Kualitatif ) 36
Jumlah minimal Jumlah laporan 1 . Pelayanan Promosi Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat 1 UKBM baru atau membina 2 UKBM lama 1 atau 2 laporan Advokasi 3 Keluarga bernilai IKS pra sehat / tidak sehat (1 baru , 2 lama), 3x dalam 6 bulan 9 laporan Kemitraan Penyuluhan ( dalam / luar gedung ) membina minimal 1 UKS Gizi ( min 1x ), Kesling (min1x), P2P (1),TB (1), jiwa (1), KIA(1), KB (1) 1 laporan UKS 7 laporan 2 . Pelayanan Kes Ling Membina Rumah Sehat terdiri 4 item, 1x setiap bulan , laporan kemajuan 6 Membina keluarga yang belum mempunyai air bersih Membina keluarga yang belum mempunyai jamban keluarga Membina keluarga supaya tidak merokok Membina keluarga yang belum mempunyai pembuangan sampah sementara . 6 laporan kemajuan 3. Pelayanan Kesehatan Keluarga Melakukan ANC (K 1-3) 5 ibu hamil 5 laporan Pelaksanaan KB ( memasang implant, IUD, Suntik , Pil KB) Minimal IUD dan Implant masing-masing 1 kasus , ditambah pil dan suntik 5 laporan Memperkenalkan inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif 2 kasus 2 laporan Indikator Kinerja Ketrampilan UKM di Puskesmas ( kuantitatif dan kualitatif )
Jumlah minimal Jumlah laporan 4. P elayanan Gizi - Pengukuran BB dan PB/TB pada bayi dan anak sehat . ( memantau tumbuh kembang balita ) minimal 5 kasus 5 laporan - Deteksi dini stunting 2 kasus 2 laporan - Pemberian Suplementasi Gizi (PMT, TTD, Kapsul Vit A) minimal 2 orang 2 laporan 5 Pelayanan Pencegahan dan Pe ngendalian Penyakit - Melaksanakan Imunisasi dasar dan BIAS - Pencarian kasus penyakit menular 5 kali ( tidak termasuk vaksinasi Covid) 2 Kasus (minimal) 5 laporan 2 laporan - Melakukan penapisan pasien tersangka TB 5 kasus (minimal) 5 laporan - Melakukan pengobatan pasien TB Paru ( baru /lama) 5 kasus (minimal) 5 laporan 6 MINI PROYEK EVALUASI PROGRAM 1 laporan penelitian untuk Mini Proyek ( untuk masa penempatan di puskesmas 6 bulan ) 1 laporan Evapro untuk masa penempatan di puskesmas 3 bulan 1 laporan untuk setiap peserta 1 laporan untuk setiap peserta Indikator Kinerja Ketrampilan UKM di Puskesmas /… lanjutan Program Internsip Dokter Indonesia
PROYEK MINI 39
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PROYEK MINI 40
EVALUASI PROGRAM Adalah penilaian pencapaian program dibandingkan target program pada unsur luaran dari suatu program Kesehatan Bila ditemukan kesenjangan , perlu dicari penyebab masalahnya untuk diperbaiki Dilaksanakan untuk peserta yang menjalankan internsip di wahana puskesmas hanya 3 bulan Tujuan : Mengetahui pelaksanaan dan tingkat keberhasilan pengelolaan suatu program
PENILAIAN KINERJA PIDI
PENILAIAN KINERJA 43 Kuantitatif Penilaian kinerja berdasarkan jumlah laporan peserta yang diupload pada borang online SIMPIDI Keabsahan laporan setelah dilakukan verifikasi dan validasi oleh pendamping . Laporan peserta yang menggunakan cara manual dinyatakan tidak sah atau tidak diakui KuALITATIF Penilaian kinerja yang dilakukan berdasarkan kesesuaian dengan pelayanan kesehatan standar yang telah ditentukan Tujuan penilaian kinerja kualitatif untuk perbaikan kinerja peserta ke arah peningkatan mutu layanan , Penilaian kinerja yang dilakukan secara manual dengan observasi langsung atau tidak langsung secara berkala melalui Lembar Penilaian Kualitatif .
PENILAIAN KUANTITATIF 44 NO Pengetahuan Keterampilan UKP Keterampilan UKM 1 Capaian Laporan Kasus Capaian Tindakan Medik Capaian Laporan UKM 2 Capaian Laporan UKP Penyelesaian Proyek Mini/ Evapro 3 Capaian Presentasi kasus
Penilaian kuantitatif PERILAKU PERILAKU MEDIK Dapat menyelesaikan kasus kasus UKP sesuai target dengan Proses klinis yang benar RS : lap UKP minimal 300 pasien dan lap.kasus 4, serta presentasi kasus , PKM : Lap UKP minimal 100 pasien , Laporan kasus 1& Presentasi kasus . PERILAKU NON MEDIK Dapat mengikuti dan menyelesaikan semua tugas tugas sesuai kesepakatan awal ( absensi , target kasus , target UKM dll yang tertulis dalam kesepakatan awal ), TEACH A COURSE 45
INDIKATOR KINERJA penilaian kualitatif 46 NO Pengetahuan Ketrampilan UKP Ketrampilan UKM Perilaku medik Perilaku non medik Nilai 1 Pemahaman tata kelola pasien sesuai Proses Klinik yang benar P elaksanaan tindakan medik sesuai dengan standar Pelaksanaan layanan UKM ( esensial ) sesuai dengan program Yankes Pelaksanaan layanan medik sesuai standar (PPK, CP, SOP) Kemampuan berkomunikasi berbasis REACH, Ketaatan atas sumpah Dokter 2 Melaksanakan kasus UKP sesuai proses klinis yang benar Membuat Mini proyek / Evapro sesuai dengan kaidah ilmiah Melakukan layanan kesehatan tanpa melanggar disiplin praktik kedokteran Tanggung jawab , professional, dan Integritas Ketaatan terhadap KODEKI Kemampuan berkolaborasi Penghargaan terhadap nilai nilai kemanusiaan dan nilai dalam masyarakat
Catatan untuk Penilaian Kualitatif Penilaian kualitatif dilakukan sebagai berikut : Dilakukan pada bulan pertama minggu kedua sampai minggu keempat dalam pertemuan mingguan untuk mengetahui pengetahuan dokter Intersip terkait pengetahuan tentang Proses klinis , SOP infus intravena , SOP pemasangan cateter urine, SOP pemasangan NGT, SOP menjahit luka , SOP operasi kecil dan SOP persalinan normal. Untuk mengetahui pengetahuan terkait proses klinis , dilakukan dengan simulasi kasus kasus 10 besar di Wahana tersebut Setelah dilakukan penilaian , maka Dokter pendamping melakukan perbaikan secara teoritis bagi Dokter Internsip yang masih belum menguasai pengetahuan tersebut diatas
Catatan untuk Penilaian Kualitatif Selanjutnya dilakukan penilaian ketrampilan dan attitude medik / profesi Untuk penilaian proses klinis dapat dilakukan melalui kasus kasus yang di upload peserta dan pendamping melakukan perbaikan dan validasi secara online. Untuk penilaian tindakan lainnya melalui observasi langsung maupun tidak langsung saat peserta melakukan tindakan tersebut Penilaian kualitatif selanjutnya dilakukan pada bulan ketiga , kelima dan keenam ( penilaian untuk bulan ketiga dan kelima sifatnya untuk perbaikan , sedangkan untuk bulan yang keenam untuk nilai kualitatif akhir stase . Diharapkan pada bulan kelima semua peserta sudah mahir secara kualitatif dan bulan keenam mendapatkan nilai A Apabila sampai bulan kelima ( setelah dilakukan perbaikan maksimal ) nilai kualitatif Dokter Internsip belum mencapai nilai A, maka pendamping melakukan kajian masalah dan melaporkan kepada KIKI Provinsi dan KIKI Provinsi meneruskan kepada KIKI Pusat untuk diambil tindakan ( jalan keluarnya )
Skor Pengertian Nilai Kinerja Hasil Penilaian Kinerja Rekomendasi 90-100% Diatas standar A Tuntas (+ 100% kehadiran ) Diterbitkan SLPI dan STSI 80-89% Sesuai standar B Tuntas (+ 100% kehadiran ) Diterbitkan SLPI dan STSI 70-79% Dibawah standar C Belum tuntas menambah waktu internsipnya Diterbitkan SLPI& Surat Keterangan selesai penambahan waktu Penundaan SSI 60-69% Kurang D Belum tuntas menambah waktu internsipnya Diterbitkan SLPI& Surat Keterangan selesai penambahan waktu Penundaan SSI 0-59% Sangat kurang E Tidak Tuntas Mengulang Internsip tanpa BBH, 6 bulan Diterbitkan SLPI& Surat Keterangan selesai penambahan waktu Penundaan SSI KLASIFIK A SI KETUNTASAN NILAI KINERJA UKP,UKM & KEHADIRAN Program Internsip Dokter Indonesia
KLASIFIKASI KETUNTASAN TINDAKAN MEDIK NO JENIS TINDAKAN MEDIK TARGET CAPAIAN NILAI KINERJA HASIL 1 Memasang infus 50x 100% A T UNTAS 2 Memasang kateter 5x 100% A TUNTAS 3 Menjahit luka 15x 100% A TUNTAS 4 Tindakan bedah minor 10x 100% A TUNTAS 5 Memasang NGT 2x 100% A TUNTAS 6 Menolong persalinan 2x 100% A TUNTAS normal
KLASIFIKASI KETUNTASAN PENILAIAN KUALITATIF NOA KOMPONEN PENILAIAN NILAI KINERJA HASIL 1 Pengetahuan A TUNTAS 2 Ketrampilan UKP A TUNTAS 3 Ketrampilan UKM A TUNTAS 4 Perilaku Medik A TUNTAS 5 Perilaku non Medik A TUNTAS
KETUNTASAN Definis i : komponen keluaran yang diperoleh dari hasil suatu pembelajaran Syarat ketuntasan dalam internsip : Target minimal kinerja peserta ( Lap.UKP,Lap UKM,Lap Kasus) kuantitatif ( nilai A&B ) dan kualitatif dapat tercapai yaitu mendapat nilai A Kehadiran peserta 100% , kecuali peserta dengan izin khusus Setiap Tindakan Medik targetnya mencapai 100%, baik kualitatif maupun kuantitatif dengan nilai A TUNTAS : Suatu kondisi ketika peserta PIDI sudah menyelesaikan target minimal jumlah kasus ( baik laporan UKM , UKP maupun Laporan Kasus) dengan nilai kinerja A dan B , serta setiap tindakan medik yang telah ditetapkan sudah mencapai 100% dengan nilai kinerja A dan peserta juga telah memiliki pengetahuan , ketrampilan UKM dan UKP, perilaku baik medik maupun non medik yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dengan nilai kinerja A disertai dengan jumlah kehadiran 100%,kecuali peserta dengan izin khusus
PENER BITAN STSI & SURAT TANDA REGISTRASI
T ATA TERTIB,PELANGGARAN&SANKSI PADA PIDI
POKOK BAHASAN TATA TERTIB PIDI 1.Mengikuti penilaian dan evaluasi kesehatan serta kelakuan baik sebelum bertugas . 2. Pengaturan penempatan peserta di wahana 3. Pengatura Hari dan Jam Kerja 4. Pengaturan Pakaian Kerja 5. Akomodasi Peserta 6. Pengaturan Bantuan Biaya Hidup (BBH) Dasar, honorarium dan imbal jasa . 7. Pembayaran Iuran BPJS 8. Pengunduran Diri 9. Pengaturan Tugas Jaga 10. Pengaturan Hari libur dan izin
POKOK BAHASAN TATA TERTIB PIDI 11. Pengaturan Perpindahan Wahana 12. Pengaturan Kewajiban Menyimpan Kerahasiaan Data 13. Pengaturan Presensi 14. Surat Ijin Praktik (SIP) 15. Pengaturan lain selama pelaksanaan internsip PELANGGARAN PIDI 1. Pelanggaran ringan , sanksi ringan 2. Pelanggaran sedang , sanksi sedang 3. Pelanggaran berat , sanksi berat sampai kepada pemberhentian peserta PIDI LINK : https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1x-Qn00F6c6EvMmmEgCol2KrarE1kXeCA
PEKAN ORIENTASI Link Ketentuan penting : https://docs.google.com/presentation/d/1Oeg27VxT2P0sJxt-WUh7RrL2vaPnb203/edit?slide=id.p1#slide=id.p1
DEFINISI Serangkaian kegiatan adaptasi dan orientasi peserta diawal PIDI yang diselenggarakan oleh wahana selama 6 hari kerja secara resmi , terjadwal , diketahui dan disetujui pimpinan wahana serta dipimpin oleh pendamping TUJUAN Agar program internsip bisa berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku memberikan pemahaman dan pengenalan praktek kedokteran di wahana memberikan pemahaman dan pengenalan PIDI di wahana. memberikan motivasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam melaksanakan PIDI
kegiatannya Melaksanakan perkenalan dengan SDM di wahana ( mulai dari Dinkes Kab / Kota,pimpinann staf wahana ) Melaksanakan pengenalan wahana ( Rumah sakit /PKM tour) Penjelasan Program Kesehatan & Keselamatan pasien ( Program Pengendalian Infeksi ) Melaksanakan evaluasi hasil Pemeriksaan Kesehatan peserta Melaksanakan pembuatan kesepakatan awal , Melaksanakan kredensialing / evaluasi kompetensi (di RS dan PKM) Melaksanakan pendalaman teknik medik ( kegawatdaruratan ) & pengenalan SOP Melaksanakan penyusunan jadual kegiatan Penjelasan kinerja peserta ,
PENYUSUNAN JADWAL PEKAN ORIENTASI N0 KEGIATAN Hr I Hr 2 Hr 3 Hr 4 Hr 5 Hr6 ket 1 Pertemuan dengan Dinkes Kab /Kota V 2 Pertemuan dengan Pimpinanwahana & jajarannya V 3 Evaluasi kompetensi awal peserta V 4 Orientasi Wahana V 5 Pertemuan dengan Komite Medik V 6 Kredensialing /Mapping kompetensi di PKM V 7 Evaluasi hasil pemeriksaan kesehatan V 8 Membuat&penandatangan Kesepakatan Awal V 9 Pendalaman Manajemen Puskesmas V 10 Pengenalan PPI V 11 Penyusunan Jadwal Kegiatan 1 stase V 12 Pengenalan SOP V 13 Pendalaman Teknik Medik V 14 Pendalaman Proses Klinik & Penilaian Kualitatif V
R UJUKAN PASIEN
POKOK BAHASAN 1.DEFINISI 2.DASAR DAN TUJUAN MERUJUK PASIEN 3.MENGAPA DOKTER MERUJUK PASIEN 4.BAGAIMANA PERSIAPAN DALAM MERUJUK PASIEN 5.APA LANGKAH-LANGKAH DALAM MERUJUK PASIEN
Apa yang dimaksud dengan Rujukan Pasien ? Rujukan adalah kegiatan mengirim pasien dari klinik ke rumah sakit sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana serta kompetensi dari Fasyankes Perujuk . Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial , dan seluruh fasilitas kesehatan . https://docs.google.com/presentation/d/139auE9mCN9AdBCThtuG1MdWWoGmOhxsS/edit?slide=id.p1#slide=id.p1
TEKNIK KOMUNIKASI
MOTTO Life is a Communication
Proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara penyampaian informasi yg dipahami oleh kedua pihak . KOMUNIKASI YANG BAIK MERUPAKAN AWAL DARI KEBERHASILAN PRAKTEK KEDOKTERAN
Komunikasi lisan. Komunikasi tertulis. Komunikasi lewat bahasa tubuh Komunikasi lewat media massa. Ada berapa model komunikasi ?
Pertukaran informasi atau ide antara komunikator dan komunikan yang diikuti dengan perubahan sikap komunikan. Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif ?
Untuk menghindari timbulnya kesalahan persepsi antara komunikator dan komunikan Mengapa kita perlu melakukan komunikasi efektif ?
Mengembangkan Komunikasi Efektif Mendengarkan dengan teliti dan tunjukkan perhatian Mempertahankan kontak mata Menunjukkan dorongan bila Komunikan ragu ragu Mendengar dengan penuh perhatian Tidak terburu buru minta maaf bila memotong pembicaraab Komunikan Berikan kata kata “ Ya saya mengerti untuk menunjukkan anda mendengasrkan Komunikan Berikan Senyum dan jangan memperlihatkan mimik bosan M emperjelas yang dimaksud komunikan Menghilangkan hambatan antara komunikan dan komunikator
Perbedaan Status Sosial, Permasalahan Bahasa (semantik), Perbedaan Cara Pandang ( Perceptual Distorsion) , Perbedaan Budaya ( Cultural Differences) , Gangguan lingkungan Fisik ( Physical Distractions) , Media yang Tidak Tepat ( Poor Choice of Communication Channels) , Tidak Ada Umpan Balik ( No Feed Back) . Hal-hal apa saja yang menjadi hambatan di dalam komunikasi efektif ?
Kondisi internal (rasa cemas, emosi, sensitif). Kondisi eksternal (atasan, peraturan, lingkungan). Faktor psikologi yang mempengaruhi hasil komunikasi ?
R E A C H Communication…. Apa saja yang harus diperhatikan komunikator dan komunikan dalam melakukan komunikasi efektif ?
R espect … Saling menghargai E mphaty Menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain
A udible Dapat di dengarkan atau dimengerti dengan baik C larity Kejelasan pesan , tidak menimbulkan multi interpretasi H Umble Rendah hati , mau menghargai , mendengar , Menerima kritik , tidak sombong
Patient’s Safety
POKOK BAHASAN 1.Definisi 2.Tujuh Standar Keselamatan Pasien . 3.Enam Langkah Keselamatan Pasien 4.Enam Sasaran Keselamatan Pasien 5. What Are the 2024 Hospital National Patient Safety Goals? 6.Kewaspadaan standar
Apa yang dimaksud dengan Patient’s safety? Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman dalam upaya mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil ( Depkes RI,2011). ( Salawati & Serikat , 2004). Safety Patient atau keselamatan pasien adalah upaya yang dilakukan di pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya cidera dan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan pada pasien. Safety Patient menjadi unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kesehatan karena menyangkut keselamatan manusia.12 Nov 2020 Link : https://docs.google.com/presentation/d/1fxxu2CTnr1B8QHffd4ay0R9i1onrDttc/edit?slide=id.p1#slide=id.p1
Proses klinik
Dok, saya panas, menggigil, berkeringat......... Apa yang harus saya kerjakan ? Apa yang dimaksud dengan proses klinik ?
DEFINISI Serangkaian kegiatan / aktifitas dalam melakukan pemeriksaan dan penanganan masalah pasien yang terdiri dari proses diagnosis, proses terapi dan proses monitoring serta evaluasi
Keluhan Diagnosa Terapi Proses Diagnosis Proses Klinik Proses Terapi Putu Moda Arsana Monev Proses Monitoring dan Evaluasi Tahapan Proses Klinik
FLOW CHART PROSES KLINIK Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang : ( sesuai dengan fasilitas yang ada ) Lab. Radiologi Mikrobiol dll Sintesis data berdasarkan Kriteria Diagnosis/ Essential point of diagnosis Diagnosis banding Planning Diagnosis Diagnosis/ Masalah-1 S O A P : Dx Tx Mx Ex Masalah 2 Masalah n Data Dasar Diagnosis definitif Terapi definitif Catatan Kemajuan Cost-Benefit Analysis MEMENUHI KRITERIA DIAGNOSIS BELUM MEMENUHI KRITERIA DIAGNOSIS Terapi Awal/ sambil menunggu Dx definitif
PROSES KLINIK dan POMR (Problem Oriented Medical Record) Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang : Lab. Radiologi Mikrobiol dll Masalah-1 S O A P : Dx Tx Mx Ex Masalah 2 Masalah n Data Dasar Daftar Masalah Rencana / planning Diagnosis/ Diagnosis Banding Catatan Kemajuan Diagnosis definitif Tindakan definitive Rencana diagnosis Tindakan awal Essential point of Diagnosis Sintesis data berdasarkan Kriteria Diagnosis/ Essential point of diagnosis Cost-Benefit Analysis Diagnosis banding Diagnosis definitive atau Sindroma - Klinis atau Sign/ Symptom
Proses Diagnosis
ANAMNESIS Pengetahuan Klinik Dasar Kriteria diagnosis penyakit Essential Point of Diagnosis Diagnosis Banding Hubungan dokter-pasien Komunikasi berbasis REACH Etika Budaya / latar belakang Anamnesis merupakan proses awal yang sangat penting dari pengumpulan data, untuk itu diperlukan : Catatan : Kriteria Diagnosis Penyakit (KD) adalah sekelompok data yang yang spesifik untuk Penyakit tertentu sehingga apabila data ini didapatkan pada pasien maka secara ilmiah pasien tersebut mengidap penyakit yang mempunyai KD tersebut Essential point of Diagnosis adalah sekelompok data yang belum spesifik untuk satu penyakit tapi masih merujuk kepada sekelompok penyakit tertentu
Pemeriksaan fisik Proses pengumpulan data melalui inspeksi , palpasi , perkusi dan auskultasi pada pasien Harus dikerjakan secara sistematis mulai dari pemeriksaan tanda tanda vital ( kesadaran , tekanan darah , suhu , nafas ) , pemeriksaan kepala sampai dengan ekstremitas Hasil yang didapat dicatat secara sistematis Untuk bisa menghasilkan data yang akurat , maka harus menguasai tehnik tehnik dasar pemeriksaan fisik yang benar serta pengenalan gejala ( sign ) dari penyakit
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan lain yang diperlukan untuk mencari data data tambahan Terdiri dari pemeriksaan laboratorium , radiologi , imaging dll Pemeriksaan ini berdasarkan atas tersedianya alat / fasilitas dan pentingnya tambahan data yang diperlukan
DATA DASAR Data minimum yang diperlukan untuk melakukan tindakan medik Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium dll . Tergantung fasilitas yang tersedia
SINTESIS DATA Untuk menentukam Diagnosis/problem ( masalah ) pada penderita Dasar sistesis memakai Kriteria Diagnosis baku dari penyakit Problem penderita merupakan hasil sintesis termurni dari data yang ada Contoh Kriteria Diagnosis Penyakit Diabetes Mellitus : Glukosa darah Puasa > 126 mg/dl atau Gejala Klasik + GD sewaktu > 200 mg/dl Sindroma Koroner Akut : Nyeri dada yang khas disertai dg salah satu dari : abnormalitas EKG atau peningkatan ensim CK/CKMB/Troponin TB paru : - Klinis - Bacteriologis
SINTESIS DATA Kalau belum memenuhi Kriteria Diagnosis maka data dasar disintesis dengan Essential point of Diagnosis yang mengacu kepada sekelompok penyakit tertentu yang data klinis dan data penunjangnya sebagian atau sebagian besarnya sama Hasil sintesis berbasis essential point of diagnosis adalah Diagnosis Banding atau DD DD harus diberi urutan nomor dengan nomor yang pertama adalah Penyakit yang paling mungkin dari data data yang didapat DD nomor satu ditetapkan sekaligus menjadi Diagnosis Awal atau Diagnosis Kerja sebelum didapatkan Diagnosis Definitif Contoh : misal data dasar didapatkan adanya : panas selama lima hari , test rumple leed positif , pemeriksaan trombosit 70.000/dl maka DD nya : Dengue fever Chikungunya ITP Dari ketiga DD diatas sebelum adanya data tambahan maka Dengue fever ditetapkan sebagai Diagnosis kerja / awal
INTEGRASI DATA KLINIS DAN HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG anamnesa Pem. fisik Tes penunjang Data Nominal Data Ordinal Data metris Data Metris Dasar kriteria diagnosis Essential Point Of Diagnosis Diagnosis/ DD
Menentukan Diagnosis/ Masalah Merupakan bagian yang paling penting dari suatu proses klinik Kemampuan untuk menentukan masalah pada penderita tergantung dari : Tersedianya data yang akurat Penguasaan atas Kriteria Diagnosis dari penyakit Kemampuan sintesis dari Dokter
Tanpa mengetahui Kriteria Diagnosis penyakit (KD) dan atau Essential point of Diagnosis, maka kita tidak akan mampu menentukan Diagnosis / Masalah penyakit pasien
Macam macam Problem/ Masalah pada POMR Tergantung dari tersedianya data yang ada dan pemenuhan kriteria diagnosis penyakit , maka masalah penderita dapat berupa : Diagnosis ( apabila data yang ada telah memenuhi kriteria diagnosis penyakit tertentu ) Sindroma Klinis ( apabila data yang ada belum memenuhi kriteria diagnosis tertentu akan tetapi merupakan sekelompok gejala yang mengarah kepada sekelompok penyakit tertentu /Essential points of diagnosis) Tanda fisik atau gejala ( sign and symptoms) ( apabila data yang ada hanya tanda tanda atau gejala tertentu yang belum memenuhi kriteria diagnosis penyakit tertentu dan sindroma klinis tertentu )
Apabila masalah / problem penderita masih belum memenuhi kriteria diagnosis, maka diperlukan adanya diagnosis banding ( Differential diagnosis / DD ). Apabila masalah sudah merupakan diagnosis, tidak diperlukan lagi adanya DD
Pada umumnya kebanyakan penderita pada saat datang data data yang ada belum lengkap sehingga belum memenuhi Kriteria Diagnosis, sehingga hanya berupa DD, dan DD yang paling memungkinkan disebut diagnosis awal /Diagnosis kerja Untuk memastikan diagnosis, maka harus ditindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan tambahan ( planning diagnosis ) Untuk konfirmasi diagnosis dan atau untuk menyingkirkan diagnosis banding (DD)
Proses Terapi Dimulai setelah penentuan masalah Apabila masalah sudah merupakan Diagnosis ( sudah memenuhi KD penyakit tertentu , maka pengobatan definitif dapat segera diberikan ) Apabila data data yang ada belum memenuhi KD penyakit tertentu , maka harus dibuat diagnosis awal terlebih dahulu ( dahulu disebut diagnosis kerja ) sebelum melakukan terapi awal / sementara (Initial treatment)
TERAPI Planning terapi Apabila masalah sudah merupakan diagnosis definitif , maka langsung diterapi ( definitive treatment ) Apabila masalah masih merupakan Diagnosis Kerja , maka diberikan terapi awal / sementara (initial treatment) sambil menunggu kepastian diagnosis Prasyarat TERAPI Guidelines berbasis Evidence base medicine ( EBM ) Hasil study comparative, yang dikerjakan secara sistematis . (randomized control trials, meta analisis , case controls dll ) Kondisi Pasien (patient value & preference) Clinical expertise : Pengetahuan dan pengalaman pribadi Dokter
Macam macam terapi Terapi Non Medikamentosa Terapi diet / nutrisi Terapi aktifitas Terapi medikamentosa : Terapi kausatif Terapi suportif Terapi simtomatis Terapi paliatif ( suportif dan simtomatis ) Lain lain
Planning monitoring/ Evaluation Monitoring: Untuk Mengetahui respon penderita terhadap Terapi yang diberikan , maka perlu dilakukan monitoring untuk mengetahui Monitor dilakukan untuk masing masing Diagnosis/ masalah penderita Dapat berupa keluhan , tanda tanda fisik , hasil laboratorium , hasil pemeriksaan radiologi dll Evaluation: Untuk melakukan evaluasi Diagnosis dan Terapi setelah mendapatkan hasil monitoring (dan membandingkan dengan parameter yang ditetapkan sebelumnya )
ETIKA DAN PERTIMBANGAN PASIEN dalam PROSES KLINIS DOKTER PASIEN ETIKA DATA KLINIS PROGNOSA SOSIAL EKONOMI TK PDDK KEPUTUSAN KEPUTUSAN KEPUTUSAN
Setelah mengetahui dan memahami Proses Klinis , maka peserta diminta untuk mendemonstrasikan ( dalam mini workshop): Bagaimana melakukan Anamnesa , pemeriksaan fisik dan pemeriksaanm penunjang dengan benar sesuai dengan keluhan pasien Bagaimana melakukan komunikasi efektif dengan pasien dan Keluarganya Bagaimana melakukan sintesis data berdasarkan Kriteria Diagnosis Bagaimana menentukan Diagnosis dan Terapi pada pasien Bagaimana Melakukan Monitoring dan Evaluasi pada Pasien
Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Apa Unsur Unsur Menejemen yang baik ? POSDCORB
POSDCORB Menurut Gullick ( Ratupandojo , 1987) fungsi manajemen yang dikenal dengan istilah POSDCORB adalah planning ( perencanaan ), organizing ( pengorganisasian ), staffing ( penyusunan personalia), directing ( pengarahan ), coordinating ( pengkoordinasian ), reporting ( penyusunan laporan ), budgeting ( pendanaan ). Planning: Direncanakan dengan benar Organizing: Dibuat struktur organisasi , Tanggung jawab serta Job description ( pembagian tugas yang jelas ) Staffing: penempatan orang orang yang tepat dan kompeten Directing: Ada pengarahan dan pemberian tugas serta tanggung jawab yang jelas sebelum dilaksanakan Coordinating: Dilakukan koordinasi internal (internal TEAM) maupun eksternal ( lintas sectoral) terkait dengan jenis program yang akan dilaksanakan Reporting: Harus dibuat Dummy report sebelum pelaksanaan program dan Real Report/Result setelah pelaksanaan Budgetting : Harus disiapkan biaya serta sarana dan prasarana program sebelum pelaksanaan Link : https://docs.google.com/presentation/d/13-7zGGJG5wF5ba1lu5KQutr8H0o3H5PJ/edit?slide=id.p3#slide=id.p3