Kebijakan-dan-Perencanaan-DAK-Pencegahan-and-Pengendalian-Penyakit-2024.pptx

nashrullahferi 7 views 10 slides Sep 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

xxx


Slide Content

Kebijakan dan Perencanaan DAK Pencegahan & Pengendalian Penyakit 2026 Provinsi Bengkulu

Latar Belakang: Tantangan Kesehatan di Bengkulu Provinsi Bengkulu menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan, terutama terkait penyakit menular. Iklim tropis dengan curah hujan tinggi menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan vektor penyakit, seperti nyamuk pembawa Demam Berdarah Dengue (DBD) . Risiko Penyakit Menular Bengkulu memiliki risiko tinggi terhadap penyakit menular seperti DBD dan infeksi saluran pernapasan, diperparah oleh kondisi lingkungan. Dampak Iklim Curah hujan tinggi mendukung perkembangbiakan vektor penyakit, mempercepat penyebaran infeksi di masyarakat. Data Nasional Data Kemenkes 2024 mencatat 16.000 kasus DBD dan 124 kematian di Indonesia, dengan Bengkulu sebagai salah satu provinsi rawan.

Prioritas Penyakit dalam Program DAK 2026 Fokus utama alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 2026 adalah pada penyakit-penyakit yang memiliki dampak kesehatan masyarakat terbesar di Bengkulu. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit endemis dengan angka insiden yang signifikan, memerlukan intervensi agresif. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Termasuk perhatian khusus pada Human Metapneumovirus (HMPV) yang menjadi ancaman baru. Penyakit Menular Lainnya Tuberkulosis, Malaria, dan penyakit menular lainnya yang juga berdampak signifikan.

Fakta Penting: Virus HMPV dan ISPA Virus Human Metapneumovirus (HMPV) adalah patogen pernapasan yang telah lama dikenal, namun kembali menjadi perhatian nasional karena kemiripan gejalanya dengan flu biasa dan risiko komplikasi serius pada kelompok rentan. HMPV menyerang terutama anak-anak dan individu dengan sistem imun lemah. Belum ada vaksin khusus untuk virus ini, sehingga pencegahan dan kewaspadaan dini sangat krusial. Gejala yang timbul mirip dengan flu biasa, namun pada kelompok rentan seperti balita, lansia, dan penderita penyakit kronis, HMPV dapat menyebabkan komplikasi pernapasan serius, termasuk pneumonia. Kementerian Kesehatan RI telah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di pintu masuk wilayah. Bengkulu perlu mengantisipasi potensi penyebaran ini melalui program pengendalian ISPA yang komprehensif.

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 01 Penguatan Surveilans & Deteksi Dini Peningkatan kapasitas laboratorium dan sistem pelaporan kasus untuk identifikasi cepat. 02 Pemberantasan Vektor 3M Plus Menguras, menutup, mendaur ulang tempat penampungan air, ditambah dengan larvasida dan ikanisasi. 03 Edukasi & PHBS Kampanye masif peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta kesadaran akan penyakit menular. 04 Penguatan Fasilitas Kesehatan Peningkatan kapasitas Puskesmas dan integrasi pelayanan kesehatan esensial.

Rencana Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 2026 DAK 2026 akan difokuskan untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di Bengkulu secara terpadu dan berkelanjutan. Pengadaan Alat Kesehatan & Obat-obatan: Mendukung penanganan cepat penyakit prioritas. Pelatihan Tenaga Kesehatan & Kader: Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat akar rumput. Program PSN & Penyuluhan Intensif: Pemberantasan Sarang Nyamuk yang sistematis dan edukasi komunitas. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan: Untuk monitoring, evaluasi, dan pengambilan keputusan berbasis data.

Peran Pemerintah Daerah dan Stakeholder Keberhasilan implementasi DAK sangat bergantung pada sinergi dan kolaborasi aktif dari seluruh pihak terkait di Provinsi Bengkulu. Koordinasi Lintas Sektor Kerja sama erat antara Dinas Kesehatan, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat untuk program yang terintegrasi. Pengawasan Transparan Memastikan penggunaan DAK tepat sasaran, akuntabel, dan bebas dari penyalahgunaan dana. Kolaborasi dengan Mitra Melibatkan lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam program kesehatan. Dukungan Anggaran Berkelanjutan Komitmen jangka panjang pemerintah daerah dalam mendukung program pencegahan dan pengendalian penyakit.

Studi Kasus: Keberhasilan Program Pengendalian DBD Belajar dari keberhasilan daerah lain dapat menjadi panduan berharga bagi Bengkulu dalam merancang program DAK 2026. Lampung Selatan Program Community Based Research (CBR) berhasil menurunkan kasus DBD secara signifikan. Pendekatan Terpadu Integrasi fogging, edukasi masyarakat, dan pengelolaan lingkungan secara holistik terbukti efektif menekan angka penyakit. Bengkulu dapat mengadopsi model serupa dengan adaptasi sesuai kondisi geografis dan sosial budaya lokal, mengoptimalkan DAK untuk hasil terbaik.

Tantangan dan Solusi Implementasi DAK Meskipun DAK memberikan peluang besar, implementasinya tidak lepas dari tantangan. Namun, setiap tantangan selalu disertai dengan solusi inovatif. Tantangan Utama Keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur. Dampak perubahan iklim yang memengaruhi pola penyakit. Perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung gaya hidup sehat. Solusi Strategis Penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan berkelanjutan. Inovasi teknologi dalam deteksi dini dan intervensi penyakit. Kampanye kesehatan berkelanjutan dan pelibatan komunitas aktif. Monitoring ketat dan evaluasi berkala untuk adaptasi program.

Kesimpulan & Ajakan DAK Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2026 adalah kunci untuk membangun Bengkulu yang lebih sehat dan sejahtera. Sinergi Semua Pihak Kolaborasi adalah fondasi keberhasilan program ini. Tepat Sasaran Memastikan setiap dana berkontribusi pada kesehatan masyarakat. Bengkulu Sehat Mewujudkan provinsi bebas dari beban penyakit menular. “Kesehatan adalah investasi utama untuk masa depan Provinsi Bengkulu”
Tags