Kebijakan Pelayanan Kesehatan dan Gizi pad Balita dan Apras.pptx

DyahFebriyanti1 22 views 43 slides Sep 13, 2025
Slide 1
Slide 1 of 43
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43

About This Presentation

kebijakan


Slide Content

MPD. Kebijakan Pelayanan Kesehatan dan Gizi pada Balita dan Anak Prasekolah dalam Peningkatan Kualitas Hidup Kementerian Kesehatan RI Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Deskripsi Singkat Mata pelatihan dasar ini membahas tentang arah dan strategi kebijakan pelayanan kesehatan dan gizi pada balita dan anak prasekolah TENTANG MODUL INI Indikator Hasil Belajar Menjelaskan arah dan strategi kebijakan pelayanan kesehatan dan gizi pada Balita dan anak prasekolah . Tujuan Memahami arah dan strategi kebijakan pelayanan kesehatan dan gizi pada Balita dan anak prasekolah

KEGIATAN BELAJAR 3

Arah dan Strategi Kebijakan Pelayanan Kesehatan dan Gizi pada Balita dan Anak Prasekolah MATERI POKOK 1 Sub Materi Pokok: Situasi kesehatan dan gizi pada Balita dan Anak Prasekolah Kebijakan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Upaya Kesehatan Anak Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Balita dan Pencegahan Stunting Peran berbagai Sektor

5 MATERI POKOK 1 I nvesting in a child early years for growth and Productivity pada link (6) Investing in a Child’s Early Years for Growth and Productivity - YouTube . Video tersebut menggambarkan bahwa anak adalah masa depan suatu bangsa. Anak berstatus gizi baik dan sehat akan mempunyai kecerdasan yang baik sehingga dapat memperoleh kesempatan lebih baik dalam belajar, memperoleh pendidikan yang layak dan mengusahakan kehidupannya di masa mendatang. Anak yang bermasalah gizi, yang tidak mendapatkan intervensi yang tepat cenderung akan mengalami masalah pertumbuhan yang kronis. Hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas hidup serta masa depan anak, lebih lanjut mempengaruhi kualitas generasi penerus bangsa. Masalah besar tersebut dicegah dengan upaya peningkatan kualitas hidup anak salah satunya melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan

MATERI POKOK 1 6 1 . Situasi Kesehatan dan Gizi pada Balita dan Anak Pra Sekolah 2 . Kebijakan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 3 . Upaya Percepatan Penurunan Stunting 4 . Peran Berbagai Sektor Sub materi Pokok

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal di Indonesia on track mencapai target 2024, namun masih perlu mengejar target RPJMN dan SDG’s Tren AKB per 1.000 Kelahiran Hidup 46 35 34 32 24 16,85 16 9,96 12 2024 2029 2030 Target RPJMN 2025- 2029 Target SDGs 1995 1999 2003 2007 2012 2017 2020 Sumber: SDKI,SP,RPJMN AKB per 1.000 Kelahiran Hidup negara ASEAN Tahun 2023 Target RPJMN 2020 - 2024 32 30 22 20 19 19 15 9,3 10 7,2 7 2024 2029 2030 Target RPJMN 2025- 2029 Target SDGs 1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017 2020 Sumber: SDKI,SP,RPJMN Target RPJMN 2020 - 2024 22 Sumber : United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation AKN per 1.000 Kelahiran Hidup negara ASEAN Tahun 2023 Tren AKN per 1.000 Kelahiran Hidup Sumber : United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation 57

Angka Kematian Ba lita ( AKB a ) di Indonesia on track mencapai target 2024, namun masih perlu mengejar target RPJMN dan SDG’s 25 11,29 25 2024 2029 2030 Target RPJMN 2025- 2029 Target SDGs Sumber : SDKI,SP,RPJMN Target RPJMN 2020 - 2024 AK Ba per 1.000 Kelahiran Hidup negara ASEAN Tahun 2023 Tren AK Ba per 1.000 Kelahiran Hidup Sumber : United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation

Meskipun AKBa sudah on track dengan target pada RPJMN (2020-2024) namun jumlah kematian balita di Indonesia meningkat dari tahun 2022-2024 Jumlah kematian balita di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2022 ke 2024 Penyebab utama kematian balita adalah gangguan pernapasan dan kardiovaskular, BBLR dan prematuritas dan infeksi Tren Jumlah Kematian Balita di Indonesia Sumber data : MPDN (2022-2024)

TARGET PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING 2025 - 2045 14,2 3

Tren Status Gizi Balita Indonesia (2 013-2024) Status Gizi Balita Hasil Riskesdas Hasil SSGI/SKI 2013 2018 2019 2021 2022 2023 (SKI) 2024 Stunting 37,2 30,8 27,7 24,4 21,6 21,5 19,8 Wasting 12,1 10,2 7,4 7,1 7,7 8,5 7,4 Underweight 19,6 17,7 16,3 17,0 17,1 15,9 16,8 Overweight 11,8 8,0 4,5 3,8 3,5 4,2 3,4 Di tahun 2024 terjadi perbaikan status gizi balita Indonesia secara umum, namun prevalensi underweight meningkat Stunting : Z-score TB/U di bawah -2 SD Wasting : Z-score BB/TB di bawah -2 SD  Underweight : Z-score B B/U di bawah -2 SD Overweight : Z-score BB/TB di bawah +2 SD  1,7 1,1 0,9 0,8 13

Intervensi spesifik stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran Prevalensi stunting 10% pada usia <6 bulan dan meningkat 1.5x pada usia 12-23 bulan 2023 2024 2 Sebelum lahir Setelah lahir 1.7x 1 1,5x (6,8%) 14

Stunting tidak terjadi secara tiba-tiba. Balita perlu dipantau pertumbuhannya di Posyandu dan Nakes memastikan balita segera mendapat intervensi bila mengalami risiko dan masalah gizi agar terhindar dari stunting. Grafik Pertumbuhan (BBU) Grafik Pertumbuhan (TBU) Stunting harus dicegah sebelum terjadi. Mencegah stunting jauh lebih efektif untuk menyelamatkan SDM

Umur kehamilan 0-8 minggu : Semua cikal bakal organ tubuh seperti jantung , paru paru , otak , otot , hati , ginjal , dll mulai DIBENTUK Minggu 9 – akhir kehamilan : Pertumbuhan organ berlanjut . Pertumbuhan jantung , pankreas dan ginjal selesai saat dalam kandungan Umur 0 – 2 tahun : Perkembangan penting organ berlanjut sampai 2 tahun pertama kehidupan Pertumbuhan dan Perkembangan optimal diupayakan semenjak hamil

Tingkat kematian dan kesakitan anak dengan gizi buruk lebih tinggi dibandingkan anak dengan gizi baik ( > 11 kali) Status Gizi Baik Merupakan Kunci Untuk Kelangsungan dan Kualita s Hidup Balita Anak balita wasting berisiko tiga kali menjadi stunting bila dibandingkan dengan anak balita gizi baik Berdasarkan Human Capital Index 2020, kualitas SDM Indonesia masih di bawah negara Asia lainnya Human Capital Index (HCI), World Bank 2020 Gagal tumbuh (stunting) pada periode ini tidak hanya terjadi pada tampak fisik (pendek) namun juga pada perkembangan kognitif. Perkembangan awal otak memiliki dampak jangka panjang terhadap kemampuan anak untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan. Sumber: The relationship between wasting and stunting in young children: A systematic review, Matern Child Nutr. 2022 Jan; 18(1): e13246. Published online 2021 Sep 5. doi: 10.1111/mcn.13246 Olofin, McDonald et al. Associations of Suboptimal Growth with All-Cause and Cause-Specific Mortality in Children under Five Years: A Pooled Analysis of Ten Prospective Studies, PLoS One. 2013; 8(5): e64636. doi: 10.1371/journal. pone.0064636 Wasting meningkatkan risiko stunting, gangguan perkembangan kognitif dan penyakit tidak menular saat dewasa

Capaian Intervensi Nasional 2023-2024 Sumber: Sigizi Terpadu pada 06 Februari; Komdat Kesmas per 07 Februari 2025; Laporan Imunisasi Rutin Kemenkes per 30 Januari 2025; E Monev STBM Triwulan IV 2024 *sasaran skrining anemia 2023 adalah jumlah remaja putri kelas 7 dan 10 berdasarkan data Kemdikbud dan Kemenag *MP ASI beragam 2023 sumber: SKI 2023 tahun 2024 hanya 3 target yang tercapai , sebelumya di tahun 2023 ada 5 indicator yang mencapai target secara Nasional turun dari tahun sebelumnya xxx mencapai target xxx tidak mencapai target

Sumber : BPS 2020-2022 Kondisi Pemberian Makan pada Bayi dan Anak Persentase Anak Umur 6-23 Bulan yang Mengonsumsi Setidaknya Lima dari Delapan Kelompok Makanan Selama Seharian Kemarin Menurut Karakteristik, Susenas 2022 58,04%

Kondisi Pelayanan SDIDTK (Monev SDIDTK bekerjasama dengan BRIN, 2023) 55,6% Puskesmas memberikan pelayanan SDIDTK; 72,2% memberikan pelayanan di Posyandu, 55,6% memberikan pelayanan di PAUD/TK/RA Kepatuhan petugas dalam penatalaksanaan SDIDTK pada anak usia 6 bulan 53,8%, anak usia 24 bulan 53,3%, anak usia 36 bulan 50,5% 88,9% Puskesmas telah memiliki jejaring rujukan SDIDTK, namun hanya 55,6% yang memiliki catatan/register kasus rujukan 27,8% puskesmas yang memiliki SDIDTK Kit Lengkap, 33,3% Puskesmas memiliki Funduskopi atau oftalmoskopi direk Kebutuhan waktu dalam memberikan pelayanan SDIDTK berkisar antara 29 s/d 35 menit Faktor pendukung pelayanan SDIDTK: Dukungan dari Kepala Puskesmas, Kerjasama antar tenaga kesehatan baik Adanya dukungan lintas sektor dalam pelayanan SDIDTK di Sekolah Faktor penghambat/kendala pelayanan SDIDTK: Sarana dan prasarana kurang (72,2%) Beban kerja petugas karena merangkap program lain (66,7%) Tidak ada pembiayaan untuk pelayanan SDIDTK (55,6%)

MATERI POKOK 1 21 1 . Situasi Kesehatan dan Gizi pada Balita dan Anak Pra Sekolah 2 . Kebijakan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 3 . Upaya Percepatan Penurunan Stunting 4 . Peran Berbagai Sektor Sub materi Pokok

22 Kemenkes berkomitmen untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia— salah satunya berfokus pada layanan primer 6 Pilar Transformasi Outcome RPJMN bidang kesehatan Visi Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan Meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi Mempercepat perbaikan gizi masyarakat Memperbaiki pengendalian penyakit Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan Edukasi Penduduk Penguatan peran kader, kampanye, dan membangun gerakan, melalui platform digital dan tokoh masyarakat Pencegahan primer Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia Pencegahan sekunder Screening 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, screening stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu & bayi Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder & tersier Pengembangan jejaring layanan penyakit prioritas, perbaikan tata kelola RS pemerintah Memperkuat ketahanan tanggap darurat Tenaga cadangan tanggap darurat, table-top exercise kesiapsiagaan krisis Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri Transformasi SDM Kesehatan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan Transformasi Teknologi Kesehatan Meningkatkan ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan Produksi dalam negeri 14 antigen vaksin imunisasi rutin, top 10 bahan baku obat, top 10 alkes by volume & by value a b c a b a b Teknologi informasi Bioteknologi Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer Revitalisasi jejaring dan standardisasi layanan Puskesmas, Posyandu, Labkesmas & kunjungan rumah d Transformasi Layanan Primer Transformasi Layanan Rujukan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan 1 2 3 4 5 6 Fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

23 +270 juta penduduk Indonesia mendapatkan Pelayanan Kesehatan Primer berkualitas 100% wilayah dan kondisi kesehatan penduduk termonitor secara berkala +300 ribu unit penyedia pelayanan kesehatan rimer dengan fasilitas dan SDM terstandardisasi Kemenkes telah menetapkan 3 fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 1. PWS: Pemantauan Wilayah Setempat 1. Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan promosi dan pencegahan 3. Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa, serta kunjungan keluarga 2. Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun , termasuk untuk memperkuat promosi dan pencegahan serta resiliensi terhadap pandemi

Kebijakan Global Untuk meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan Anak Tujuan dari SDGs adalah untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan bagi semua anak 1,2 . Investasi dalam mewujudkan kesehatan anak akan lebih efisien memberikan dampak pada msyarakat. 80% otak manusia terbentuk pada periode janin hingga anak berusia 3 tahun. Penyediaan lingkungan dan stimulasi yang tepat pada tahapan ini sangat penting sehingga perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosi mereka memaksimalkan perkembangan otakt 1,2 . Dampaknya mempengaruhi kesehatan, kesejahteran dan produktivitas mereka serta berlangsung sepanjang kehidupan. P e m e n u h a n K e s e h a t a n A n a k P e m e n u h a n G i z i y a n g A d e k u a t P e n g a s u h a n y a n g R e s p o n s i f M n j m K e m a n d a e n K a e s e i l n a a t a a n a A n n a k B l a M e e m b j e a r r i K S e e s j e a m k p D a i t n a i n Konsep Pengasuhan Pada Anak Usia 3 Tahun dengan Pendekatan "Nurturing Care" (WHO, 2018) Components of Nurturing Care m https://nurturing-care.org/resources/Nurturing_Care_Framework_en.pdf https://data.unicef.org/resources/global-strategy-womens-childrens-adolescents-health/

STATUS KESEHATAN KB, ANC, Kesehatan Mental Ibu Persalinan, perawatan bayi Imunisasi Pemantauan Pertumbuhan Pemantauan perkembangan, tatalaksana anak dengan kebutuhan khususTatalaksana penyakit secara adekuat (MTBM dan MTBS) GIZI ADEKUAT Gizi ibu hamil dan menyusui IMD dan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun Pemberian makanan pendamping ASI yang tepat dan sesuai Suplementasi mikronutrien, fortifikasi Tatalaksana masalah gizi termasuk saat anak sakit PENGASUHAN RESPONSIF Mengenal tanda anak sakit dan merespon secara benar, membawa ke tenaga kesehataan saat yang tepat Pemberian makan responsif (responsive feeding) Mencegah anak dari bahaya, kecelakaan, kekerasan Memberikan stimulasi melalui interaksi dua arah yang menyenangkan Membangun keterikatan, rasa percaya diri dan interaksi sosial cuti melahirkan, tempat menyusui/memerah ASI, TPA PEMBELAJARAN AWAL (STIMULASI) KIE dan konseling tentang stimulasi Stimulasi sesuai tahapan usia anak dan menggunakan alat permainan lokal yang aman Stimulasi melalui komunikasi dan permainan interaktif Membaca, berdongeng dan menyanyi TPA, KB dan PAUD yang berkualitas KESELAMATAN DAN KEAMANAN Akte kelahiran Lingkungan yang aman (Trauma, penyakit), anak bisa bermain Tersedia air bersih, sanitasi, bebas asap rokok/polutan/bahan berbahaya Bebas dari kekerasan, stress Pemakaian gawai yang sesuai Bantuan langsung tunai, JKN I N T E R V E N S I E F E K T I F KELANGSUNGAN HIDUP KUALITAS HIDUP PERLINDUNGAN Intervensi Efektif

Landasan Hukum Undang-undang Nomor 4 tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari pertama Kehidupan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2024 tentang Standar Teknis Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi bagi Anak Akibat Penyakit Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/1341/2024 tentang Standar Produk Terapi Gizi bagi Balika Gizi Buruk Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/33/2025 tentang Juknis PKG Hari Ulang Tahun

Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 Upaya Kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk menjaga bayi dan anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas, dan berkualitas serta menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kedisabilitasan bayi dan anak. Upaya Kesehatan bayi dan anak dilakukan sejak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, sampai sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya Kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk skrining bayi baru lahir dan skrining kesehatan lainnya. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan Upaya Kesehatan bayi dan anak yang sesuai dengan standar, aman, bermutu, dan terjangkau. Pasal 41 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menjamin setiap anak yang dilahirkan mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan standar agar dapat hidup, tumbuh, dan berkembang secara optimal . Pasal 45 Pasal 16 Upaya Kesehatan bayr dan anak ditujukan untuk menjaga bayi dan anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas, dan berkualitas, serta menurLlnkan angka kesakitan, kematian, dan kedisabilitasan bayi dan anak . Pasal 17 Upaya Kesehatan bayi dan anak dilakukan sejak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, sampai sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun. Masa setelah dilahirkan sampai sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas kelompok sasaran: bayi baru lahir; bayi, balita, dan prasekolah; dan anak usia sekolah. Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 PP Nomor 28 Tahun 2024 Pasal 19 Upaya promotif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 meliputi promosi Kesehatan termasuk Kesehatan reproduksi, gizi, pola asuh, stimulasi perkembangan , dan penyediaan lingkungan yang sehat dan aman. Upaya preventif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 paling sedikit meliputi: a. pelayanan esensial bayi barrr lahir; b. imunisasi; c. skrining Kesehatan; d. pemantauan pertumbuhan dan perkembangan ; dan e. surveilans kelainan bawaan/kongenital.

MATERI POKOK 1 30 1 . Situasi Kesehatan dan Gizi pada Balita dan Anak Pra Sekolah 2 . Kebijakan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 3 . Upaya Percepatan Penurunan Stunting 4 . Peran Berbagai Sektor Sub materi Pokok

2 Sasaran Program Spesifik Sebelum lahir Remaja Putri 1 Skrining anemia Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar Hemoglobin pada siswi kelas 7 dan 10 2 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Pemberian TTD setiap minggu di sekolah Ibu Hamil 3 Pemeriksaan kehamilan Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) 6x, terdiri dari 2x pemeriksaan dengan dokter termasuk penggunaan USG 4 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Pemberian TTD pada ibu hamil (minimal 90 tablet selama masa kehamilan) 5 Pemberian makanan tambahan (PMT) Pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan risiko KEK Setelah lahir Balita 6 Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita Penimbangan BB, pengukuran PB/TB, dan pemantauan perkembangan Balita secara rutin di Posyandu 7 ASI Eksklusif Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan 8 Makanan Pendamping ASI (MP ASI) PMBA bergizi seimbang kaya protein hewani 9 Tata laksana Balita dengan masalah gizi Merujuk balita dengan BB tidak naik dan bermasalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi Balita bermasalah gizi, Tata laksana Gizi Buruk dengan pemberian F75, F100, dan RUTF; Merujuk Balita stunting dan masalah gizi yang tidak dapat tertangani di Puskesmas 10 Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi Pelayanan imunisasi rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV) Sensitif Sebelum dan Setelah lahir Remaja Putri, Ibu Hamil, Balita dan Masyarakat Umum 11 Edukasi remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita Sebelum hamil Saat hamil 11 program intervensi spesifik untuk menurunkan stunting

Hidup Sehat Seorang Ibu Hamil 32 Rutin periksa kehamilan, sebanyak 6 kali selama hamil dan 2 kali USG dengan dokter Konsumsi gizi seimbang sesuai rekomendasi Minum tablet tambah darah 1x sehari selama hamil, minimal 90 tablet Mengikuti kelas ibu hamil Merencanakan persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan Merencanakan pemberian ASI Eksklusif Menjadi ibu hamil sehat dan bahagia yang melahirkan anak yang sehat dan cerdas Dilakukan pada masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan Survei Kesehatan Indonesia , 2023 Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

33 Hidup Sehat Seorang Bayi dan Balita Mendapatkan ASI eksklusif Dipantau pertumbuhan dan perkembangannya secara rutin setiap bulan di Posyandu atau fasyankes lain Mengonsumsi makanan gizi seimbang sesuai isi piringku balita Mendapatkan imunisasi rutin sesuai usia Skrining kesehatan bayi dan balita Bayi dan anak tumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas, dan berkualitas

1,2% anak usia10-14 tahun merokok 16,7% anak usia 15-19 tahun merokok 76,2% peserta didik 13-17 tahun tidak aktif secara fisik minimal 60 menit per hari dalam 7 hari PROPORSI AKTIVITAS FISIK DAN PERILAKU MEROKOK 34 Hidup Sehat Seorang Remaja Melakukan aktivitas fisik Konsumsi gizi seimbang sesuai isi piringku Tidak merokok Minum tablet tambah darah 1 kali seminggu bagi remaja putri Istirahat cukup Kelola stress Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular Menjaga perkembangan psikososial positif Imunisasi Menjaga kebersihan diri (reproduksi ) dan lingkungan Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir Remaja yang siap menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, berkualitas, dan produktif

Sasaran Masalah Kesehatan Unit Pemberi Pelayanan Puskesmas (Kecamatan) Pustu (Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW) Ibu hamil, bersalin, nifas ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter) Kelas ibu hamil Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Persalinan normal Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pengobatan ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6) Kelas ibu hamil Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas) Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pengobatan sederhana Kelas ibu hamil Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Bayi dan anak pra-sekolah Pelayanan Neonatal Esensial Kelas Ibu Balita Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Pengambilan dan pengiriman sampel SHK Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Imunisasi Rutin Lengkap Pemberian Vitamin A dan obat cacing Pencegahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Skrining kasus TBC Skrining Talasemia Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pengobatan Pelayanan Neonatal Esensial Kelas Ibu Balita Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Imunisasi Rutin Lengkap Pemberian Vitamin A dan obat cacing Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rujukan balita weight faltering, underweight , gizi kurang, gizi buruk dan stunting Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Skrining kasus TBC Skrining Talasemia Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pengobatan sederhana Kelas Ibu Balita Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Imunisasi Rutin Lengkap Pemberian Vitamin A dan obat cacing Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita weight faltering, underweight , gizi kurang, gizi buruk dan stunting Skrining kasus TBC Usia sekolah dan remaja Skrining kesehatan (PTM & PM) Vaksinasi / Imunisasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Fasilitasi UKS Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pengobatan Skrining kesehatan Vaksinasi / Imunisasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Pencegahan anemia Pengobatan sederhana KIE Kesehatan Remaja Pencegahan anemia Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup Penguatan Struktur disertai Standardisasi Paket Pelayanan Kesehatan

Menjamin kesehatan ibu hamil dan menyusui (pemeriksaan kehamilan, mengatasi komplikasi kehamilan, pemenuhan gizi selama hamil dan menyusui) Pemenuhan gizi balita (standar emas PMBA) disertai stimulasi perkembangan Penyediaan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak Deteksi dini masalah gizi dan kesehatan pada balita (pemantauan mandiri, pemantauan tumbuh kembang setiap bulan, skrining rutin, kewaspadaan dini/surveilans rutin) Pelayanan Kesehatan sesuai standar, termasuk imunisasi, vitamin A, obat cacing, SDIDTK, PMBA dan tatalaksana penyakit/bermasalah gizi termasuk wasting Tatalaksana balita sakit dan bermasalah gizi melalui pendekatan MTBS dan rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan jika diperlukan Meningkatkan dukungan dan peran serta Pemerintah Daerah dan kerja sama dengan LP/LS, mitra pembangunan dan masyarakat Langkah Strategis Peningkatan Kesehatan Balita

Layanan Pemeriksaan Tahun Jenis Pemeriksaan 0 (2 hari) 1 - 6 Hipotiroid Kongenital* Thyroid Stimulating Hormone Defisiensi Enzim G6PD* G6PD Hiperplasia Adrenal Kongenital* 17-hydroxyprogesterone (OHP) Penyakit Jantung Bawaan Kritis* Saturasi Oksigen Kelainan saluran empedu Feses Pertumbuhan Berat Badan, Panjang/Tinggi Badan, Lingkar Kepala Perkembangan (motorik, sensorik, kognitif, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian) Kuesioner Perkembangan Tuberkulosis Kuesioner Gejala TB Telinga Tes Daya Dengar Mata Tes Daya Lihat Gigi Pemeriksaan Karies Talasemia* Hemoglobin, MCV, MCH, Jumlah Eritrosit Diabetes Melitus** Gula Darah Sewaktu (2 tahun) Pemeriksaan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah (2 tahun) * Sekali Seumur Hidup, bagi usia 3-6 tahun bila memiliki riwayat keluarga ** Pada Kelompok Risiko usia 3 - 6 tahun Lokasi di Puskesmas

Ringkasan Interpretasi Hasil Penilaian Status Gizi Balita 97 Indeks BB/U Indeks BB/PB atau BB/TB Indeks TB/U Interpretasi Risiko Berat Badan Lebih (> +1 SD) Berat Badan Normal (-2 SD s.d +1 SD) Berat Badan Kurang (< -2 SD) Obesitas (> +3 SD) Gizi Lebih (+1 SD sd +3 SD) Gizi Baik (-2 SD s.d +1 SD) Gizi Kurang (-3 SD s.d < -2 SD) Gizi Buruk (< -3 SD) Normal (> - 2 SD) Stunting (< -2 SD) √ √ √ Gizi Baik (Normal) √ √ √ Berat Badan Kurang √ √ √ Gizi Kurang √ √ √ Gizi Kurang √ √ √ Gizi Buruk √ √ √ Gizi Buruk √ √ √ Stunting √ √ √ Berat Badan Kurang, dengan Stunting √ √ √ Gizi Kurang, dengan Stunting √ √ √ Gizi Kurang, dengan Stunting √ √ √ Gizi Buruk dengan Stunting √ √ √ Gizi Buruk dengan Stunting √ √ √ Risiko Berat Badan Lebih √ √ √ Gizi Lebih √ √ √ Gizi Lebih √ √ √ Obesitas √ √ √ Obesitas √ √ √ Risiko Berat Badan Lebih, dengan stunting √ √ √ Gizi Lebih, dengan Stunting √ √ √ Gizi Lebih, dengan Stunting √ √ √ Obesitas, dengan Stunting √ √ √ Obesitas, dengan Stunting

MATERI POKOK 1 39 1 . Situasi Kesehatan dan Gizi pada Balita dan Anak Pra Sekolah 2 . Kebijakan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 3 . Upaya Percepatan Penurunan Stunting 4 . Peran Berbagai Sektor Sub materi Pokok

PERAN SEKTOR TERKAIT DALAM IMPLEMENTASI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEMKES DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA PUSKESMAS KADER KEPALA DESA/TOMA MASYARAKAT Menyiapkan regulasi/kebijakan teknis pelaksanaan PPP Menyiapka pedoman pelaksanaan PPP Menyiapkan standar sarana PP (antropometri kit, SDIDTK kit, media KIE, aplikasi pencatatan dan pelaporan, formulir/register bantu dll) Menyiapkan sumberdaya terlatih Tingkat nasional dan provinsi ( Fasilitator tk nasional dan provinsi) Penyiapan anggaran Monev Menyiapkan kebijakan teknis pelaksanaan PP tk Provinsi Menyediakan sarana pelaksanaan PPP (antropometri kit, SDIDTK kit, media KIE, aplikasi pencatatan dan pelaporan, formulir/register bantu dll) Menyiapkan sumberdaya terlatih Tingkat kabupaten/kota Penyiapan anggaran Monev Menyiapkan kebijakan teknis pelaksanaan PP tk Provinsi Menyediakan sarana PPP (antropometri kit, SDIDTK kit, media KIE, aplikasi captor dan jaringan, formulir/register bantu dll Menyiapkan sumberdaya terlatih Tingkat puskesmas Penyiapan anggaran monev Menyiapkan sarana (antropometri kit, SDIDTK kit, media KIE, aplikasi captor dan jaringan, formulir/register bantu dll Melaksanakan PPP di puskesmas dan posyandu Melakukan pendampingan dan supervisi fasilitatif pada pelaksanaan PPP di posyandu Penyiapan anggaran monev Melaksanakan PP di Tingkat posyandu Memfasilitasi pelaksanaan PP di desa Pengerakkan Masyarakat Penyiapan anggaran Memantau hasil kegiatan PP Tingkat desa Aktif mengikuti posyandu Pengerakkan Masyarakat Memantau balita/bumil bermasalah gizi di lingkungannya

Kemendagri Kemendes Kemendikbud PKK Menyiapkan regulasi/kebijakan terkait posyandu Menyiapkan pedoman posyandu Mendorong pemda🡪 kebijakan daerah terkait PPP Menyiapkan anggaran operasional posyandu (honor kader, register posyandu) Monev Menyiapkan kebijakan terkait Pelaksanaan PPP di posyandu Mendorong Kepala desa untuk membuat kebijakan mendukung pelaksanaan PPP Mendorong kepala Desa menyiapkan anggaran operasional posyandu (PMT lokal, refreshing kader terkait PPP) Monev Menyiapkan kebijakan terkait Pelaksanaan PPP di PAUD Mendorong Kepala sekolah untuk mendukung pelaksanaan PPP di PAUD Mendorong kepala sekolah menyiapkan anggaran operasional PPP di PAUD Monev Mendukung pelaksanaan PPP di Posyandu Memantau pelaksanaan PPP di Posyandu Monev PERAN SEKTOR TERKAIT DALAM IMPLEMENTASI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SEKARANG SAYA TAHU 42 Memahami arah dan kebijakan pelayanan kesehatan dan gizi balita dan anak prasekolah dalam kerangka pelayanan kesehatan primer merupakan strategi dalam pemenuhan kebutuhan esensial anak melalui pelayanan kesehatan termaasuk intervensi segera apabila ditemukan masalah dan mendukung tumbuh kembang anak optimal Kegiatan pemantauan pertumbuhan pada balita dan anak prasekolah merupakan intervensi spesifik yang juga termasuk dalam standar pelayanan minimal kesehatan balita yang diamanahkan dalam berbagai landasan hukum terkait kesehatan balita .

43 TERIMA KASIH
Tags