sangat kompleks dan melibatkan 4 (empat) aspek yaitu anak, keluarga, masyarakat dan negara,
untuk melindungi seluruh anak Indonesia,” ujar Erni.
Erni juga menambahkan pentingnya penguatan kapasitas bagi orang tua/pengasuh/lembaga
pengasuhan alternatif dalam menerapkan pengasuhan berbasis hak anak.
Pada 2020, Kemen PPPA telah meluncurkan Gerak Sinergi Terpadu Pengasuhan Anak (Gesit
Asuh) yang menyuarakan tagline Asuh Lindungi. Asuh Siaga sebagai bagian dari Tim Gesit Asuh
telah berkontribusi dan berperan penting dalam melakukan pendampingan dan praktik baik
terkait pengasuhan anak.
“Kami harap melalui rapat koordinasi ini, kita dapat menghasilkan referensi kebijakan terkait
pengasuhan anak di masa pandemi serta memperkuat sinergi seluruh pihak baik Pemerintah
Pusat, Pemda, Dunia Usaha, Media Massa, Lembaga Masyarakat, dan lainnya. Mari bersama kita
bersinergi dan berkomitmen untuk memberikan pengasuhan yang lebih baik bagi anak sebagai
generasi penerus bangsa demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,” pungkas Erni.
Pada kesempatan yang sama, Perwakilan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Kementerian
Sosial, Sri Harijati menyampaikan sebanyak hampir 30 ribu anak kehilangan orangtuanya karena
meninggal dunia akibat Covid-19. Hal ini memunculkan berbagai permasalahan dalam
kehidupan anak, mulai dari kehilangan pengasuhan orangtua dan keluarga, terganggunya
kondisi psikososial anak, mendapat stigmatisasi, kehilangan arah hidup dan sosok panutan, serta
masalah lainnya.
“Jika tidak cepat ditangani, persoalan ini akan menimbulkan dampak jangka pendek seperti
perubahan psikis, rentan mengalami kekerasan, hingga berisiko ditempatkan di panti asuhan,
hingga dampak jangka panjang yaitu mempengaruhi masa depan anak, berkurangnya SDM
potensial yang berkualitas di Indonesia, hingga menambah permasalahan sosial anak. Oleh
karenanya, Kemensos memberikan dukungan layanan berbasis masyarakat kepada anak
yatim/piatu/yatim piatu, termasuk orangtuanya yang terdampak Covid-19, melalui Program
Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak,” terang Sri.
Sementara itu, Ketua Asuh Siaga, Ihsan Tanjung menuturkan bahwa pihaknya berkomitmen
untuk melindungi anak khususnya yang harus terpisah dari keluarga intinya dengan memastikan
terpenuhi hak-haknya dan mendapatkan pengasuhan yang tepat di luar keluarga intinya. Hal
tersebut dilakukan melalui pelaksanaan advokasi, sinergi program dan kebijakan, serta
memastikan terlaksananya prosedur formal dan legal pengasuhan anak dalam masyarakat yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pengasuhan Anak.
Pimpinan Harum Family Center, Ruly menyampaikan pentingnya memperkuat peran masyarakat
agar terlibat aktif dalam upaya perlindungan anak, khususnya melalui pengasuhan alternatif.
Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya telah mengembangkan layanan Pengasuhan Anak
melalui Keluarga Pengganti (Foster Care) pada 2020. Foster Care juga mendukung penguatan