KEGAWATAN OBSTETRI GINEKOLOGI dalam perpektif.pptx

AhmadRosuli 0 views 45 slides Sep 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 45
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45

About This Presentation

obstetri ginekologi


Slide Content

KEGAWATAN OBSTETRI GINEKOLOGI

GAWAT DARURAT GINEKOLOGIK Perdarahan ginekologi yg mengancam nyawa , ( perdarahan pd tukak kanker yg pecah , perdarahan intraabdominal dr kista folikel atau kista korpus luteum yg pecah , perdarahan dan vena kapsularis yg pecah pd kista dan mioma Cedera didaerah genitalia ( perforasi uterus, cedera akibat seks , perkosaan , cedera akibat kecelakaan , benda asing dalam vagina) Keadaan nyeri akut ( bartolinitis , peritonitis pelviks , abses cavum douglasi , torsi pendikular pd tumor ovarium dan mioma berpendikulasi )

Awal kehamilan : abortus , mola hidatidosa ( kista vesikuler ), kehamilan ektopik Akhir kehamilan : plasenta previa , solusio plasenta , ruptura uteri, perdarahan post SC, retensi plasenta , plasenta incompletus , perdarahan post partum, hematoma atau koagulasi obstetri Syok Kejang dlm kehamilan : eklamsi , epilepsi , serangan tetani Nyeri dlm kehamilan : apendiks , kolik ginjal , kolilitiasis , kecelakaan GAWAT DARURAT OBSTETRIK

GAWAT PADA JANIN DAN BAYI Gawat darurat intrapartum (asfiksia intrauterus, prolapsus talipusat, presentasi bokong, letak lintang, distosia bahu Gawat darurat pasca persalinan

Perdarahan Antepartum Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 22 minggu Kausa: solutio plasenta, plasenta previa, vasa previa pecah Permasalahan: Prematuritas Gangguan hemodinamik ibu

Prinsip penanganan : Evaluasi A irway B reathing C irculation Pemasangan infus line ( abocath no 16 atau ukuran > besar ) Resusitasi cairan jika terjadi gangguan hemodinamik Oksigenasi Tegakkan diagnosis jika memungkinkan Rujuk ke fasilitas yang memadai ( memiliki fasilitas operasi dan perinatal )

Eklampsia Kejang yang terjadi pada wanita hamil dengan preeklampsia Permasalahan : Iskemia uteroplasenter Trauma Aspirasi cairan Spasme arterioler

Penanganan: Potong kejang dengan obat2an Evaluasi ABC Pemasangan infus line dan oksigenasi Pemasangan spatel lidah Fiksasi

Partus Lama Persalinan berlangsung lebih dari 18 jam Fase laten > 8 jam Melewati garis waspada pada fase aktif DD: False labor Prolonged latent phase Prolonged aktif phase Prolonged second stage

Masalah : Dehidrasi Fetal distress Ibu kelelahan dan stress Fistula Ruptur uteri

Pengelolaan : Evaluasi tanda vital, tanda dehidrasi Tegakkan diagnosis dan penyebab (3P) Infus line Terapi sesuai causa

Perdarahan postpartum Perdarahan setelah bayi lahir sebanyak 500 cc Kausa: 4T T onus: atonia uteri T issue: retensio plasenta, plasenta restan, selaput ketuban dll T rauma: laserasi jalan lahir T rombosit: faktor pembekuan darah

Pengelolaan : Evaluasi ABC Infus line Resusitasi cairan dan oksigenasi Tegakkan diagnosis Terapi sesuai penyebab Jika perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih memadai dalam kondisi stabil

Asfiksia neonatorum Adanya hipoksia progresif , penimbunan CO2, asidosis pada bayi baru lahir Penyebab : Asfiksia intrauterine Prematuritas Kelainan kongenital Obat2an Hipoksia intra partum

Penilaian asfiksia bayi baru lahir : Pernapasan Denyut jantung Warna kulit

Pengelolaan : Resusitasi Environment: keringkan tubuh bayi cegah kehilangan panas , pemasangan warmer Posisi bayi : telentang pada alas yang datar dan keras , kepala sedikit ekstensi , bahu bayi diganjal Airway: membersihkan jalan napas , posisi kepala miring, mulut dibersihkan dahulu , jika mekoneum kental dilakukan penghisapan mell pipa trakea (ET) Breathing, dilakukan penilaian usaha bernapas Jika ada gangguan napas  beri rangsangan taktil , oksigenasi Jika tak ada reaksi –VTP Oksigenasi 100%

Sirkulasi: menilai frekwensi denyut jantung bayi Jika frekwensi < 80 perlu dilakukan intervensi: kompresi dada, obat2an Dilakukan pemasangan infus line, oksigenasi tetap diberikan Drug, pemberian obat2an dilakukan jika denyut < 80 kali/menit atau tidak berdenyut Jenis obat2an dan cairan: efinefrin, cairan volume ekspander, Na bikarbonat, nalokson hidroklorid

cara pemberian: vena umbilikalis, vena perifer, trakea Efinefrin, dosis 0,1 – 0,3 ml/kg dalam larutan 1:10.000 dosis ditingkatkan sesuai respon Volume ekspander: WB, albumin salin 5%, NaCl fisiologis, RL  10 cc/kg IV Natrium bikarbonat: diberikan pada asfiksia yang lama, dosis 2 mEq/kg IV Nalokson, sebagai antagonis narkotika, dosis 0,1 mg/kg IV atau ET

Prolapsus Tali Pusat Keadaan dimana tali pusat berada sejajar atau dibawah bagian terbawah janin pada keadaan inpartu dan kulit ketuban sudah pecah Penyebab : Tidak tertutupnya pintu atas panggul oleh janin Polihidramnion Kelainan tali pusat

Masalah: Fetal distress atau bayi mati Infeksi intra partum Partus prematurus

Pengelolaan : Diagnosis ditegakkan dengan cepat dg PDV Persalinan segera diakhiri Pemberian tokolitik terbutalin /salbutamol 0,5 mg IV Ibu tidur tredelenberg Ibu dilarang mengedan Dicoba reposisi tali pusat

Jika pembukaan belum lengkap: reposisi/ seksio cesarea Jika pembukaan lengkap dan syarat pervaginam memenuhi: ekstraksi vakum/forceps, ekstraksi bokong/kaki, seksio cesarea

Distosia Bahu Kesulitan melahirkan bahu pada persalinan kala II Predisposisi : bayi besar , DM, deformitas panggul Penanganan : Meminta pertolongan orang lain Pengosongan vesika urinaria , episiotomi yang lebar Dilakukan manuver Mc Robert

Disimpaksi bahu anterior Rotasi bahu Melahirkan bahu posterior Komplikasi: Fetal distress Trauma bayi dan ibu

Ruptura Uteri Adanya robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat terlampauinya daya regang myometrium Penyebab : CPD, partus macet , trauma. Gejala : Perdarahan pervaginam Hilangnya kontraksi Didahului bandl ring dan nyeri perut bawah Syok Bagian janin mudah diraba Perdarahan intraabdominal

Pengelolaan : Lakukan evaluasi ABC Infus line dan resusitasi cairan isotonik Setelah stabil  laparotomi atau dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap Dilakukan histerektomi atau reparasi uterus Antibiotika adekuat , serum anti tetanus

Persalinan Macet Adanya ketidakmajuan dalam persalinan dengan his yang adekuat Masalah: Fetal distress Ruptura uteri

Penanganan: Tegakkan diagnosis penyebab Persalinan harus diakhiri Rujuk ke fasilitas yang memadai

TRAUMA SELAMA KEHAMILAN

Benturan langsung pada dinding abdomen yang menyebabkan injuri pada fetus, ruptur uterus atau menyebabkan kelahiran prematur Trauma kehamilan : Mekanisme trauma : Trauma tumpul Trauma penetrasi Keduanya berefek pada fetus

2. Fraktur atau dislokasi skeletal pada ibu dpt menyebabkan memar uterus dan isinya atau menyababkan hemoragi yang dapat mengancam kehidupan fetus 3. Trauma penetrasi yang menyebabkan perforasi uterus dan menyebabkan hemoragi dan anoxia fetus Trauma uteri sering kali terlewatkan pada kehamilan muda atau tidak diketahui adanya tanda-tanda kehamilan --- harus dikaji adanya kehamilan pada wanita usia subur

Perdarahan vagina Laserasi abdomen, kontusio , abrasio Hematom pada abdomen atau punggung Nyeri akut abdomen Syok pada ibu Hilangnya DJJ Tenderness pada uterus atau tanda-tanda melahirkan Tinggi fundus uteri bertambah Tanda dan gejala fokus yang dikaji :

Pengkajian pada wanita hamil yang mengalami trauma agak rumit karena adanya perpindahan visera abdomen: reffered pain tidak selalu benar , peregangan dinding abdomen tidak selalu menunjukkan adanya iritasi peritoneal, distres kardiorespirasi sulit digunakan sebagai indikator perubahan volume cairan , peningkatan volume sirkulasi , kenaikan diafragma,dan peningkatan sensitifitas pusat respirasi terhadap sedikit peningkatan corbondioxida . Nilai laboratorium signifikan juga : faktor pembekuan darah , protein plasma, RBC, Hct dan WBC

Perubahan fisiologis kehamilan : berhubungan dengan trauma Peningkatan vol sirkulasi Peningkatan HR Peningkatan cardiac output Penurunan vascular resistance Penurunan tekanan darah arteri Peningkatan tidal volume Peningkatan konsumsi oksigen Bukan tanda-tanda syok sampai kehilangan vol sirkulasi 30% Penurunan perfusi uteroplasental pada posisi supinasi Kompensasi kronis alkalosis

Perubahan fisiologis kehamilan : berhubungan dengan trauma Penurunan motilitas gastrik Penurunan kompetensi spingter gastroesophageal Penurunan suara bising usus Perlambatan pengosongan lambung , resiko aspirasi

Perubahan fisiologis kehamilan : berhubungan dengan trauma Dilatasi ureter/ uretra Pergeseran bladder Pergeseran visera abdominal Kongesti vena pelvis Pembesaran uterus Peningkatan vaskularitas pelvis Peningkatan statis , resiko infeksi Peningkatan resiko injuri Perubahan kemungkinan injuri , perubhn pola reffered pain Peningkatan resiko hemoragi setelah injuri Peningkatan resiko terkena injuri Potensial kehilangan darah banyak setelah injuri

M en e je men Awal Posisikan ibu hamil dengan memiringkan 30 derajat kekiri atau geser uterus ke kiri secara manual Monitor DJJ Kaji dan pantau perdarahan vagina dan rektal Palpasi adanya iritabilitas uterus, tenderness dan kontraksi Pasang NGT Pasang kateter Bila injuri penetrasi lakukan X ray

RESUSITASI Berdasar pada perubahan fisik dan psikologis ibu sesuai umur kehamilan Pasang ET dengan ukuran lebih kecil dari normal Cegah aspirasi Berikan O2 Posisikan miring Monitor DJJ Siapkan operasi

MEKANISME TRAUMA Benturan langsung pd dinding abdomen yg menyebabkan injuri pada fetus, ruptur uteri atau kelahiran prematur Fraktur atau dislokasi skeletal pd ibu dpt menyebabkan memar uterus dan isisnya atau menyebabkan perdarahan yg dapat mengancam kehidupan fetus Trauma penetrasi yg menyebabkan perforasi uterus dan menyebabkan perdarahan dan anoxia fetus

TANDA DAN GEJALA Perdarahan vagina Laserasi abdomen, kontusio dan abrasio Hematom pd abdomen atau punggung Nyeri pada abdomen Syok pada ibu Hilangnya DJJ Tanda tanda melahirkan Tinggi fundus uteri bertambah

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN DGN TRAUMA Peningkatan nadi Peningkatan cardiac output Penurunan tekanan darah arteri Peningkatan konsumsi oksigen Penurunan motilitas usus

MANAGEMEN AWAL Posisikan ibu hamil dengan memiringkan 30 derajat kekiri secara manual Manitor DJJ Kajio dan pantau perdarahan pervagina dan rektal Palpasi adanya iritabilitas uterus, tenderness dan kontraksi Pasang NGT Pasang kateter Bila injuri penetrasi lakukan X-Ray

RESUSITASI Berdasarkan pada perubahan fisik dan psikologis ibu sesuai umur kehamilan Pasang ET Cegah aspirasi Berikan oksigen Posisikan miring Monitor DJJ Siapkan operasi

INDIKASI OBSTETRI UNTUK DIRUMAH SAKIT PELVIS SEMPIT POSISI JANIN TIDAK TERATUR KEHAMILAN GANDA ANCAMAN KELAHIRAN PREMATUR POST DATE PERDARAHAN DEMAM PADA KEHAMILAN PRIMIPARA DIATAS USIA 35 TAHUN MULTIPARA DIATAS USIA 40 TAHUN KAHALMILAN KELIMA ATAU LEBIH PERSALINAN LEBIH 12 JAM

Terimakasih
Tags