Kegawatdaruratan pada Kasus Gizi Buruk Bayi dan Anak.pdf
skppkmpt
0 views
58 slides
Sep 24, 2025
Slide 1 of 58
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
About This Presentation
oooooooooooooooo
Size: 3.6 MB
Language: none
Added: Sep 24, 2025
Slides: 58 pages
Slide Content
•Pendidikan
–Dokter Umum –FK UNPAD 2004
–Spesialis Anak –FK UI 2014
–Konsultan Neonatologi – FK UI 2021
•Organisasi
–KetuaIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Banten
–Sekretaris KomiteDaerah (KOMDA) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Banten
–Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Tangerang
–Anggota Unit Kelompok Kerja (UKK) Neonatologi IDAI
Curriculum Vitae
dr. Arif Budiman, Sp.A, Subsp. Neo(K)
Ketua KSM Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Tangerang
Kegawatdaruratan pada Kasus
Gizi Buruk Bayi dan Anak
Arif Budiman
Alur penapisan balita gizi buruk/kurang dan jenis layanan yang diperlukan
Kelompok
Khusus
Balita >6
bulan dengan
berat badan <
4 kg
Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO 2006
4 Fase dan 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
TANDA BAHAYA UMUM
PENILAIAN & KLASIFIKASI
SeoranganakdengantandabahayaumummemerlukanpenangananSEGERA,selesaikan
seluruhpenilaiansecaracepatdanlakukanpenanganan kegawatdaruratan segera
VIDEO CARA MEMERIKSA BALITA SAKIT DENGAN TANDA BAHAYA UMUM
8Pembekalan Pembimbing Lapangan Pelatihan MTBS dan Gizi Buruk
MANAJEMEN TERPADU KEGAWATDARURATAN ANAK
9
13
Dehidrasi
27
No TANDA CARA MEMERIKSA
1BAB Cair Tanya ibu/pengasuh apakah balita mengalami BAB cair saat ini atau
dalam beberapa hari terakhir.
Tinja berlendir dalam jumlah sedikit sering terjadi gizi buruk, tapi tidak
menyebabkan dehidrasi.
2Mata Cekung Tanya ibu/pengasuh apakah mata cekung terjadi baru-baru ini bersamaan
dengan BAB cair atau sudah lama terjadi.
3Haus Perhatikan, apakah anak ingin meraih cangkir saat melihat atau diberi
minuman. Saat minuman itu disingkirkan atau habis, apakah tampak
masih ingin minum lagi?
4Frekuensi BAK
kurang
Kencing terakhir lebih dari 6 jam, maka curigai dehidrasi.
TANDA-TANDA DEHIDRASI
Keempat tanda ini dianggap lebih dapat diandalkan dibandingkan tanda-
tanda dehidrasi lainnya pada balita gizi buruk
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
28
No TANDA CARA MEMERIKSA
5Tidak ada air mataTidak ada air mata saat menangis.
Bukan tanda dehidrasi yang dapat diandalkan karena pada balita gizi
buruk, kelenjar lakrimalis menjadi atrofi sehingga tidak ada produksi air
mata.
6Letargi Lemas, tidak waspada, tidak tertarik terhadap kejadian sekitar.
Tidak spesifik untuk dehidrasi pada gizi buruk karena ditemukan juga
pada kondisi hipotermia, hipoglikemia dan syok septik.
7Anak gelisah dan
rewel
terutama bila disentuh/dilakukan tindakan
TANDA-TANDA DEHIDRASI
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk –MPI.1
29
No TANDA CARA MEMERIKSA
8Mulut dan lidah
kering
Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk menentukan apakah
lidah dan mulutnya kering.
Bukan tanda dehidrasi yang dapat diandalkan karena kelenjar ludah
mengalami atrofi sehingga mulut kering.
9Turgor kulit
lambat
Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan. Cubit
selama 1 detik dan lepaskan.
Jika kulit masih terlipat (belum kembali rata selama > 2 detik) maka
kulit/turgor kulit lambat.
Bukan merupakan tanda dehidrasi yang dapat diandalkan karena
turgor biasanya lambat pada gizi buruk walaupun tidak dehidrasi.
TANDA-TANDA DEHIDRASI
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk –MPI.1
Dehidrasi
Tata laksana tergantung kondisi kegawatdaruratan yang ditemukan:
•Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat dengan
syok.
•Beri ReSoMal secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat dari rehidrasi
pada anak dengan gizi baik:
•Beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama; selanjutnya, berikan
ReSoMal 5-10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75. Selanjutnya berikan
F-75 secara teratur setiap 2 jam.
•Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia < 2 tahun: 50-100 ml
setiap buang air besar, usia ≥ 2 tahun: 100-200 ml setiap buang air besar.
31
Cara Membuat ReSoMal dengan Penambahan Larutan Mineral Mix
Cara Membuat ReSoMal
bila tidak tersedia
Larutan Mineral Mix
Beri MgSO4 40% IM 1 x/hari dengan dosis 0,3 ml/kg
BB, maksimum 2 ml/hari
Beri suplemen Zn-sulfat dan Cu secara oral
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk –MPI.1
Mineral mix / larutan elektrolit
Komposisi larutan elektrolit/Mineral Mix
per 8 gram (20 ml
CARA PENGENCERAN MINERAL MIX
•Larutkan 1 saset (8 g) dalam air
matang yang sudah didinginkan
sampai 20 ml.
•Simpan larutan dalam botol steril
dan letakkandi dalam lemari es
untuk menghambat kerusakan.
Buang jika berubah seperti
berkabut. Buatlah larutan baru
setiap bulan.
Sudah tersedia dalam bentuk sachet @ 8 gram ditambah air matang
menjadi larutan elektrolit 20 ml
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
SPESIFIKASI F-75, F-100 DAN F-100 YANG DIENCERKAN
DAN SUSU FORMULA BAYI
Zat gizi
F-75
per 100 ml
F-100
per 100 ml
F-100
Diencerkan
per 100 ml
Susu formula
bayi
Per 100 ml
Energy 75 kcal 100 kcal 74 kcal 66 kcal
Protein 0.9 g 2.9 g 2.1 g 1.4 g
Lactose 1.3 g 4.2 g 3.1 g 2 g
Potassium 3.6 mmol 5.9 mmol 4.1 mmol 2,8 mmol
Sodium 0.6 mmol 1.9 mmol 1.4 mmol 0,54 mmol
Magnesium
0.43 mmol 0.73 mmol 0.54 mmol 4,6 mg
Zinc 2.0 mg 2.3 mg 1.7 mg 0,2 mg
Copper 0.25 mg 0.25 mg 0.1 mg 0
% energi dari
protein
5% 12% 12% 9 %
% energi dari
lemak
32% 53% 53% 44 %
Osmolaritas 413mOsm/L 419 mOsmol/L310 mOsmol/L
Syok
Syok atau dehidrasi berat → tapi tidak memungkinkan untuk diberi rehidrasi oral/melalui
NGT:
•Maka rehidrasi diberikan melalui infus cairan Ringer Laktat dan Dextrosa/Glukosa 10%
dengan perbandingan 1:1 (RLG 5 %).
•Jumlah cairan yang diberikan sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam, atau 5
tetes/menit/kg BB (infus tetes makro 20 ml/menit).
•Pantau respon (Nadi, miksi/produksi urin, BAB dan muntah) setiap 30 menit pada 2 jam
pertama, kemudian tiap jam dalam 10 jam berikutnya.
•Hati-hati kelebihan cairan (risiko gagal jantung).
•Tanda-tanda kelebihan cairan:
•Peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas (keduanya harus meningkat)
•Vena jugularis membengkak (denyut vena dapat terlihat di daerah leher)
•Edema meningkat
•Gagal jantung kongestifditandai dengan:
•Peningkatan denyut nadi sebanyak ≥ 25 denyut/menit, DAN
•Peningkatan frekuensi napas sebanyak ≥ 5 tarikan napas/menit
•Tanda lain: pembesaran hati, pembengkakan vena jugularis, edema pada kelopak mata,
suara jantung gallop rhythm, ronki halus pada paru.
38
Bila ada tanda kelebihan cairan,
HENTIKAN SEMUA PEMBERIAN CAIRAN SECARA ORAL DAN INTRAVENA.
Beri terapi gagal jantung dan lakukan penilaian ulang setelah 1 jam
Hal yang Perlu Diwaspadai
Demam Tinggi
DEMAM
PENILAIAN
MALARIA
CAMPAK
DENGUE
Untuk daerah
endemis, semua balita
sakit (meskipun tidak
demam) yang datang
ke Puskesmas
dilakukan Tes Malaria
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
Memberi Pengobatan Oral : PARACETAMOL
22
DEMAM - CAMPAK
PENILAIAN & KLASIFIKASI
+
DEMAM: CAMPAK
TINDAKAN. PENGOBATAN
22
23
23
22
Memberi
Pengobatan Oral :
VITAMIN A
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
23Memberi Pengobatan Infeksi Lokal → pada MATA dan MULUT
Pemeriksaan CCTVR
Pemeriksaan UJI TOURNIQUET
Colour
Capillary
refill
Temperature
pulse
Volume
pulse Rate
Pemeriksaan waktu pengisian
kapiler (capillary refill)
Pemeriksaan pulse volume
dan pulse rate
5 menit
2,8 cm
≥ 10 petekie
DEMAM: DENGUE
TINDAKAN/ PENGOBATAN
18
18
18
Memberi Cairan Intra Vena
18
MASALAH TELINGA
PENILAIAN & KLASIFIKASI
Rasa penuh di telinga yang masuk klasifikasi kuning adalahyang bukan disebabkan oleh serumen.
Jika rasa penuh ditelingadisebabkanolehserumen,masukklasifikasihijau.
Rasa penuh di telinga dapat ditandai dengan :
Anakrewel karena adarasa tidak nyaman di telinga, atau anak menarik-narik telinganya.
TINDAKAN/ PENGOBATAN
MASALAH TELINGA
23
23
23
Memberi Pengobatan Infeksi Lokal → pada TELINGA
Pneumonia
Rute Pemberian Nutrisi pada Bayi dan Anak
•Oral
•Enteral
- Neonatus: OGT (orogastric tube)
- Bayi dan Anak: NGT (nasogastric tube)
•Parenteral
Cara Pemasangan NGT
(Nasogastric Tube)
pada Bayi dan Anak
Cara Pemasangan OGT (Orogastric Tube)
pada Neonatus
Simpulan
•Bayi dan anak dengan gizi buruk memiliki risiko mengalami
kegawatdaruratan
•Tatalaksana gizi buruk pada balita meliputi tatalaksana umum gizi
buruk yang terdiri dari 4 Fase dan 10 Langkah tatalaksana
•Penilaian yang wajib dilakukan adalah adanya komplikasi medis,
antara lain dehidrasi berat, demam tinggi, dan pneumonia berat yang
harus dilakukan tatalaksana secara cepat, tepat, dan adekuat
•Pemberian nutrisi pada anak dengan gizi buruk sangat penting untuk
diperhatikan. Jika tidak memungkinkan diberikan secara oral, dapat
diberikan enteral melalui pemasangan nasogastric tube (NGT)