KELOMPOK 4.doc menjelaskan tentang ekonomi bisnis

FirmanPakaya3 14 views 12 slides Jan 11, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

kelompok 4 bisnis


Slide Content

Manajemen Keuangan 1
BAB I
PEMBAHASAN
OPERATING. FINANCIAL DAN TOTAL LEVERAGE
Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost
assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan.
Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat
ketidakpastikan (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula,
tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan
diperoleh.
A.Penggunaan laporan rugi-laba dalam pendekatan leverage
“operating dan financial leverage” dapat digambarkan secara mudah dengan
menggunakan laporan rugi-laba. Tabel 4.1 menyajikan format laporan rugi-laba yang
dipergunakan dalam menjelaskan pendekatan operating dan financial leverage.
Kelompok 4 Page 1

2Manajemen Keuangan
B.Analisa Breakeven Point
Analisa breakeven point yang seringkali juga disebut dengan istilah “cost-volume-profit
analysis” adalah sangat penting bagi perusahaan karena hal itu akan: (1) memungkinkan
perusahaan untuk menentukan tingkat opeasi yang harus dilakukan agar semmua
operating cost dapat tertutup, dan (2) untuk mengevaluasi tingkat-tingkat penjualan
tertentu dalam hubungannya dengan tingka keuntungan. Secara singkat bentuknya adalah
seperti gambar berikut di dalam tabel 4.2.
C.Sifat-sifat Biaya
Cost of goods sold dan operating expenses terdiri dari unsur-unsur biaya yang sifatnya
tetap dan variable (fixed and variable cost). Dalam hal tertentu, ada biaya-biaya yang
sifatnya merupakan kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable, yaitu biaya “semi
variable cost”.
1.Biaya tetap
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa biaya tetap berhubungan dengan waktu dan
tidak berhubungan dengn tingkat penjualan
2.Biaya varible
Biaya ini berhubungan langsung dengan tingkat produksi atau penjualan karena
besarnya ditentukan oleh berapa besar volume produksi atau penjualan yang
dilakukan.
Kelompok 4 Page 2

3Manajemen Keuangan
3.Biaya semivariable
Biaya semivariable atau semivarible cost yang kadang-kadang juga disebut dengan
“semifixed cost” mempunyai ciri-ciri gabungan antara biaya tetap dan biaya varible.
D.Penentuan tingkat breakeven point
Penentuan tingkat breakeven point dapat dilakukan baik dengan menggunakan
persamaan maupun dengan menggunakan pendekatan grafik.
Dengan menggunakan klasifikasi biaya, maka cost of goods dan operating expenses
dapat dikelompokka kedalam biaya-biaya yang bersifat tetap dan variable seperti yang
terlihat dalam tabel 4.3.
E.Pendekatan grafik dalam Analisa breakeven point
Breakeven point dapat pula dicari dengan menggunakan grafik. Dari gambar 4.2
tersebut terlihat bahwa breakeven point tercapai pada titik di mana revenue sama dengan
total operating cost.
Didalam grafik tersebut juga digambarkan fixed dan variable operating cost sesuai
dengan karakteristik dari masing-masing cost, dan perusahaan akan mempunyai EBIT
yang negatif pada tingkat penjualan dibawah 5.000 unit karena pada tingkat ini total
operating cost lebih besar daripada revenue. Semakin tinggi tingkat penjualan diatas
breakeven point akan semakin besar pula EBIT yang dicapai, demikian pula sebaliknya.

Kelompok 4 Page 3

4Manajemen Keuangan
F.Pengaruh perubahan biaya terhadap breakeven point
Breakeven point ini sangat sensitif sekali terhadap perubahan sejumlah faktor
khusunya fixed operating cost, variable operating cost per unit dan harga jual perunit hasil
produksi perusahaan. Ada beberapa perubahan biaya terhadap breakeven point yaitu:
1.Perubahan biaya operasi tetap
2.Perubahan harga jual per unit
3.Perubahan variable operating cost per unit
G.Analisa breakeven point dalam rupiah
Penggunaan analisa breakeven point dalam rupiah dari penjualan penting sekali
terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai bermacam-macam produk yang
dijual dengan harga yang berbeda-beda satu sama lain. Dengan mengasumsikan bahwa
“product mix” tetap konstant maka breakeven dalam rupiah dapat dihitung dengan
menggunakan contribution margin ratio approach.
H.Analisa kas breakeven point
Analisa ini mengenal adanya perbedaan diantara jumlah biaya (expenses) dengan
pengeluaran kas yang sesungguhnya. Perbedaan tersebut timbul karena didalam
komponen fixed cost terdapat biaya-biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas
(non cash charges). Non cash ini menyebabkan titik breakeven dicapai pada tingkat
penjualan yang lebih tinggi (overstated). Oleh karena itu, daam analisa kas BEP semua
biaya-biaya non cash tersebut harus dikeluarkan.
Kelompok 4 Page 4

5Manajemen Keuangan
I.Breakeven point untuk lebih dari satu macam produk
Untuk mencari breakeven point dari dua atau lebih produk maka perhitungannya agak
berbeda sedikit dengan cara mencari breakeven point satu jenis produk karena adanya
variable operating cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis
produk. Dismping itu tingkat breakeven point baru dapat dihitung apabila terlebih dahulu
sudah diketahui komposisi penjualan dari masing-masing produk.
J.Kelemahan dari analisa Breakeven point
Sekalipun analisa breakeven ini banyak digunakan oleh perusahaan tetapi tidak dapat
dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari
analisa breakeven point antara lain: asumsi tentang linearity, klasifikasi cost, dan
penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek.
1.Asumsi tentang linierty
Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variable operating cost per unit
tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan. Dengan perkataan lain, tingkat
penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dapat dicapai dengan jalan
menurunkan harga jual per unit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan garis revenue tidak
akan lurus melainkan melengkung.
2.Klasifikasi biaya
Kelemahan kedua dari analisa breakeven point adalah kesulitan di dalam
menklasifikasikan biaya karena adanya semivariable cost dimana biaya ini tetap sampai
dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut.
3.Jangka waktu penggunaan
Kelemahan lain dari analisa breakeven point adalah jangka waktu penerapannya yang
terbatas, biasanya hanya digunakan didalam pembuatan proyeksi operasi perusahaan
selama setahun.
K.Operating leverage
Kelompok 4 Page 5

6Manajemen Keuangan
Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost yang digunakan didalam
perusahaan untuk menghasilkan income. Menurut batasan yang diberikan di muka, fixed
operating cost tidak berubah dengan adanya perubahan volume penjualan.
L.Pengukuran tingkat operating leverage (DOL)
Tingkat operating leverage atau yang biasa dikenal dengan istilah “degree of operating
leverage” (DOL) dapat diukur dengan menggunakan fomula sebagai berikut:
Dol=
prosentase perubahan EBIT
prosentase perubahan penjualan
kasus 1=
+100%
=2
+50%
kasus 2=
-100%
=2
-50%
Oleh karena perubahan dalam kasus 1 dan 2 diatas lebih besar dari 1 maka berarti
dalam hal ini terdapat operating leverage.
M.Fixed operating cost dan operating leverage
Adanya perubahan di dalam fixed operating akan sangat mempengaruhi operating
leverage . sebagai contoh misalkan saja perusahaan yang diilustrasikan berhasil
menurunkan variable operating costnya Rp 50,00 menjadi Rp 45,00 akan tetapi untuk itu
perusahaan harus memperbesar fixed operating costnya dari Rp25.000,00 menjadi Rp.
30.000,00
N.Risiko operating (operating Risk)
“Operating risk” disini dimaksudkan dengan suatu keadaan dimana perusahaan tidak
mampu menutup operating costnya. Dengan meningkatnya fixed operating cost maka
penjualan pun harus ditingkatkan agar bisa menutup semua Operating cost. Dengan kata
lain, meningkatnya fixed operating costakan menyebabkan tingkat BEP pun bertambah
besar (faktor-faktor lain dalam keadaan tetap).
O.Financial Leverage
Kelompok 4 Page 6

7Manajemen Keuangan
“Financial leverage” timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang tetap
(fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban
financial yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan
harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan.
Tabel 4.7. menunjukkan bagian dari laporan rugi-laba yang berhubungan dengan financial
leverage:
Tabel 4.7
Financial leverage dan laporan rugi-laba
Earning before interest and taxes
Less : Interest expenses
Financial Earning before taxes
Leverage Less: Taxes
Earning after taxes
Less: Preferred stock divident
Earning avaible for common stockholders
Ilustrasi financial leverage
P.Pengukuran tingkat Financial Leverage (DFL)
Kelompok 4 Page 7

8Manajemen Keuangan
Pengukuran tingkat atau degree or financial leverage (DFL) dilakukan sebagai berikut:
DFL =
Prosentase perubahan eps
Prosentase perubahan EBIT
kasus 1 DFL=
+100%
=2,5
+40%
kasus 2 DFL=
-100%
=2,5
-40%
Semakin tinggi hasil yang diperoleh dari persamaan tersebut akan semakin besar DFL.
Q.Grafik Financing plan
Financing plan disini dimaksudkan dengan struktur dari modal jangka panjang yang
dipergunakan dalam perusahaan; pinjaman jangka panjang, saham preferen, dan saham
biasa.
Dalam contoh yang diberikan pada tabel 4.8, financing plannya terdiri dari obligasi 5%
Rp 4.000.000,00, 600 lembar saham preferen, dan saham biasa. Financing plan dapat pula
dibuat dalam bentuk grafik. Berikut grafiknya:
R.Grafik dari DFL yang berbeda
Grafik seperti dalam gambar 4.10 dapat pula dipergunakan untuk mengilustrasikan DFL
yang bereda. Berikut contoh tabelnya.
Kelompok 4 Page 8

9Manajemen Keuangan
S.Risiko Finansial (financial Risk)
Risiko financial yang dimaksudkan disini adalah suatu keadaan dimana perusahaan
tidak mampu menutup biaya-biaya financialnya. Didalam analisa financial leverage di
depan telah dikemukakan bahwa apabila beban-beban finansial meningkat maka EBIT pun
harus diperbesar untuk dapat menutup kenaikan biaya tersebut.
T.Total leverage
Pengaruh dari total leverage atau pengaruh gabungan dari perating dan financial
leverage atas risiko yang ditanggung oleh perusahaan dapat dihitung dengan
menggunankan framework yang sama dengan yang digunakan dalam mengembangkan
konsep tentang operating dan financial leverage.
Total leverage ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
menggunakan biaya tetap, baik biaya-biaya tetap operasi maupun biaya-biaya tetap
finansial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap
pendapatan per lembar saham biasa (eps).
Kelompok 4 Page 9

10Manajemen Keuangan
U.Pengukuran tingkat total leverage (DTL)
Pengukuran tingkat total leverage atau Degree of Total Leverage (DTL) dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti pengukuran tingkat operating dan financial leverage (DOL
dan DFL). Formula berikut ini merupakan salah satu cara dalam pengukuran DTL.
DTL=
Prosentase perubahan eps
Prosentase perubahan penjualan
DTL=
+300%
=6
+ 50%
Semakin tinggi hasil yang diperoleh, semakin besar pula tingkat total leverage.
V.Hubungan antara operating, financial, dan total leverage
Kelompok 4 Page 10

11Manajemen Keuangan
Total leverage sebenarnya merupakan kombinasi dari operating dan financial leverage.
Dengan demikian, tingginya operating dan financial leverage akan memperbesar pula total
leverage begitu pula sebaliknya , operating dan financial leverage yang rendah akan
memperkecil total leverage.
Hubungan antara total leverage dengan operating dan financial leverage dapat dilihat
dari persamaan berikut ini:
DTL = DOL X DFL
Apabila hasil-hasil DOL dan DFL yang telah dihitung di muka dimasukkan kedalam
persamaan diatas, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut:
DTL = 1,2 X 5 = 6
Hasil dari perhitungan ini sama dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan
kedua cara sebelumnya. Suatu hal yang perlu diperhatikan disini bahwa total leverage
adalah merupakan hasil perkalian antara DOL dan DFL, dan bukannya sebagai hasil
penambahan.
W.Total risiko
Seperti halnya hubungan antara operating leverage dengan operating risk dan financial
leverage dengan risiko finansial (financial risk) maka total leverage mencerminkan total
risiko yang dikaitkan dengan kemampuan perusahaan untuk menutup baik operating cost
maupun financial cost. Dengan meningkatnya biaya, terutama biaya-biaya tetap
operasional dan biaya tetap finansial akan menyebabkan tingginya total risiko yang
dihadapi karena perusahaan harus mampu melakukan penjualan yang lebih besar untuk
mencapai titik breakeven.
BAB II
P E N U T U P
Kelompok 4 Page 11

12Manajemen Keuangan
A.KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Analisa Breakeven
Point digunakan untuk mengukur tingkat penjualan yang dibutuhkan agar bisa menutup
semua operating cost. Breakeven point dapat diukur baik dalam rupiah maupun dalam unit
penjualan.
Operating leverage berhubungan erat dengan analisa BEP. Operating leverage
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan ”fixed operating cost”
untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap pendapatan sebelum
dikurangi dengan bunga dan pajak (EBIT).
Financial leverage didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan
”fixed financial cost” untuk memperbesar pengaruh dari perubahan EBIT terhadap
pendapatanper lembar saham biasa (eps).
Total leverage didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan
fixed cost baik operating maupun finansial cost untuk memperbesar pengaruh dari
perubahan penjualan terhadap tingkat eps.
B.SARAN
Saran kami mengenai operating, financial, dan total leverage perlu adanya
pembelajaran secara khusus karena operating, financial, dan total leverage ini memerlukan
ketelitian dalam menghitung keuangan dalam suatu perusahaan sehingga lewat
pembelajaran secara khusus itu kita bisa lebih mudah mengerti dan pada akhirnya dapat
menjadi mahasiswa yang siap bekerja dalam perusahaan bahkan siap menjadi manajer
yang mampu berorganisasi dengan baik.
Kelompok 4 Page 12
Tags