Kelompok 8_Sistem Pengukuran Kinerja SBSC (1).pdf

javierherzain1 3 views 31 slides Sep 10, 2025
Slide 1
Slide 1 of 31
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31

About This Presentation

Sistem Pengukuran Kinerja SBSC


Slide Content

Sistem Pengukuran Kinerja
Sustainability Balanced Scorecard
Kelompok 8
Dibuat oleh :
Achmed Javier H (023002404007)
M Bramantyo A (023002204067)
Rifki Nur Hakim (023002404011)
Saddam Sardan (023002404006)

Overview
Pengukuran kinerja keuangan dan
keterbatasannya
1.
Pengukuran kinerja keuangan dengan
menggunakan Balanced Scorecard
2.
KonsepSustainabiltiy Balanced Scorecard 3.
Penerapan BSC untuk perusahan dagang
dan jasa
4.
Pengertian insentif5.
Jenis-jenis insentif6.
Insentif kantor pusat7.
Insentif unit bisnis8.
Kinerja dan insentif9.

Pengertian kinerja keuangan
Secara keseluruhan, kinerja keuangan memberikan
gambaran tentang kesehatan finansial dan potensi
pertumbuhan perusahaan, serta membantu manajemen,
investor, dan pemangku kepentingan dalam membuat
keputusan bisnis yang tepat.
Kinerja keuangan adalah gambaran mengenai hasil atau pencapaian
keuangan suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu. Kinerja
ini mencerminkan seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola
sumber daya keuangannya untuk mencapai tujuan bisnisnya, seperti
meningkatkan laba, mengurangi biaya, atau mempertahankan kestabilan
finansial.

Pengertian kinerja keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan, berbagai indikator atau rasio keuangan dapat digunakan,
seperti:
Profitabilitas: Mengukur seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari operasi bisnis.
Rasio yang sering digunakan adalah margin laba, Return on Assets (ROA), dan Return on
Equity (ROE).
Likuiditas: Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio umum yang digunakan adalah Current Ratio dan Quick Ratio.
Leverage: Mengukur tingkat utang perusahaan dibandingkan dengan ekuitas atau aset.
Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) adalah contohnya.
Efisiensi: Mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk
menghasilkan pendapatan. Contoh rasio ini adalah Total Asset Turnover dan Inventory
Turnover.
Penilaian Pasar: Terkait dengan nilai perusahaan di pasar, biasanya dinilai melalui rasio
seperti Price to Earnings Ratio (P/E) dan Price to Book Value (P/BV).

Analisis varian penjualan adalah metode yang digunakan untuk
memahami perbedaan antara penjualan yang dianggarkan (atau target)
dengan penjualan aktual yang terjadi dalam suatu periode. Analisis ini
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan tersebut, sehingga manajemen dapat memahami kinerja
penjualan dan membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan
hasil di masa depan.
Varian Penjualan=Penjualan
Aktual−Penjualan Anggaran
Jika hasilnya positif, maka disebut sebagai
favorable variance (menguntungkan),
artinya penjualan aktual lebih tinggi
daripada yang dianggarkan. Sebaliknya,
jika hasilnya negatif, maka disebut
unfavorable variance (tidak
menguntungkan), yang menunjukkan
penjualan lebih rendah dari anggaran.
01
Tujuan Analisis Varian Penjualan
Menilai efektivitas strategi penjualan
dan pemasaran.
Mengidentifikasi produk atau layanan
yang kinerjanya di atas atau di bawah
ekspektasi.
Memahami dampak harga dan
volume penjualan terhadap kinerja
keuangan.
Membantu manajemen mengambil
tindakan korektif untuk mencapai
target penjualan di masa depan.
02

Analisis varian beban produksi adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengukur perbedaan antara biaya produksi yang
dianggarkan (standar) dan biaya produksi aktual dalam suatu periode
tertentu. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk membantu
perusahaan memahami penyebab perbedaan tersebut dan mengevaluasi
efisiensi serta efektivitas dalam pengelolaan biaya produksi. Hal ini
penting untuk menjaga biaya tetap terkendali dan memaksimalkan
profitabilitas.
Varian Biaya Bahan Baku
Varian biaya bahan baku
membantu manajemen
menganalisis apakah ada
perbedaan antara biaya bahan
baku aktual dan biaya yang
dianggarkan. Ini dapat terjadi
karena perbedaan dalam harga
atau kuantitas bahan yang
digunakan.
01
Varian Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Analisis ini dilakukan untuk
memahami apakah terdapat
perbedaan antara biaya tenaga
kerja aktual dengan biaya tenaga
kerja yang dianggarkan.
02
Varian Biaya Overhead Produksi
Biaya overhead produksi meliputi
semua biaya yang berhubungan
dengan produksi tetapi tidak
langsung terkait dengan bahan
baku atau tenaga kerja langsung,
seperti biaya listrik, pemeliharaan
mesin, dan sewa pabrik.
03

Analisis varian beban pemasaran adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi perbedaan antara biaya pemasaran
yang dianggarkan (atau standar) dan biaya pemasaran aktual yang
terjadi dalam periode tertentu. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
memahami penyebab dari perbedaan tersebut dan untuk mengevaluasi
efektivitas serta efisiensi aktivitas pemasaran. Hal ini membantu
manajemen dalam mengontrol biaya pemasaran dan meningkatkan hasil
pemasaran tanpa melebihi anggaran yang ditetapkan.
Varian Pengeluaran Pemasaran
Varian pengeluaran pemasaran
mengukur perbedaan antara total biaya
pemasaran aktual dan biaya
pemasaran yang dianggarkan untuk
periode tertentu. Varian ini membantu
manajemen untuk mengetahui apakah
biaya pemasaran yang dikeluarkan
lebih besar atau lebih kecil dari yang
direncanakan.
01
Varian Efisiensi Pemasaran
Varian efisiensi pemasaran mengukur
seberapa efisien perusahaan dalam
menjalankan kegiatan pemasaran. Ini
terkait dengan biaya per unit, biaya per
kampanye, atau biaya per saluran
pemasaran yang digunakan. Varian ini
membantu untuk memahami apakah
sumber daya pemasaran digunakan
dengan optimal.
02
Varian Volume Pemasaran
Varian volume pemasaran berfokus
pada pengaruh jumlah unit produk atau
layanan yang terjual terhadap biaya
pemasaran. Jika penjualan lebih tinggi
dari yang dianggarkan, biaya
pemasaran yang terkait dengan volume
tersebut mungkin juga lebih tinggi dari
perkiraan.
03

Analisis varian beban administrasi dan umum adalah metode yang
digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara biaya administrasi
dan umum yang dianggarkan dengan biaya aktual yang dikeluarkan
dalam suatu periode tertentu. Biaya administrasi dan umum mencakup
berbagai biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi atau
pemasaran, tetapi mendukung operasi sehari-hari perusahaan, seperti
gaji staf administrasi, biaya kantor, utilitas, serta biaya telekomunikasi
dan transportasi.
Varian Pengeluaran Administrasi
dan Umum
Varian pengeluaran administrasi dan
umum mengukur perbedaan antara
total biaya aktual yang dikeluarkan dan
biaya yang dianggarkan untuk
administrasi dan umum. Variasi ini
menunjukkan apakah perusahaan
mengeluarkan lebih banyak atau lebih
sedikit dari yang direncanakan.
01
Varian Efisiensi Administrasi dan
Umum
Varian efisiensi ini mengevaluasi
seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan sumber daya untuk
biaya administrasi dan umum. Efisiensi
dapat diukur dengan melihat
perbedaan antara biaya aktual per unit
kegiatan administrasi dan biaya standar
per unit yang dianggarkan.
02
Varian Volume Administrasi dan
Umum
Varian volume administrasi dan umum
mengukur dampak dari perubahan
volume atau skala kegiatan operasional
terhadap biaya administrasi dan umum.
Ketika volume aktivitas perusahaan
meningkat atau menurun, beberapa
biaya administrasi dan umum mungkin
ikut berubah.
03

Pembangunan Berkelanjutan
“Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.”
Fokus Three Bottom Line:
Lingkungan
Sosial
Ekonomi

Tujuan Sustainability

Sustainability Balance Scorecard
Sustainability Balance Scorecard (SBSC) adalah pengembangan dari Balanced
Scorecard (BSC) tradisional yang dirancang untuk mengintegrasikan aspek-aspek
keberlanjutan (sustainability) dalam strategi dan operasional perusahaan. SBSC
menambahkan dimensi lingkungan dan sosial ke dalam empat perspektif dasar
Balanced Scorecard (keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran
dan pertumbuhan) sehingga perusahaan dapat menilai kinerja mereka tidak hanya
dari sisi finansial, tetapi juga dari dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.

Perspektif SBSC
Financial Customer Internal Business Process Learning and Growth

Perspektif SBSC
Social
memperbaiki kinerja lingkungan
yang diukur dengan kinerja supplier
berkelanjutan, penciptaan lapangan
kerja, kesejahteraan masyarakat,
Kesehatan dan keselamatan
masayarakat, tersedianya air bersih,
Pendidikan yang cukup
Environment
memperbaiki kinerja lingkungan
dengan pengukuran konsumsi
sumber daya alam, emisi ke air
(polusi air), polusi udara, tingkat
penggunaan barang bekas dan daur
ulang, penghijauan lingkungan

Penerapan BSC pada Perusahaan
Dagang dan Jasa
Perspektif Keuangan
Menargetkan peningkatan penjualan atau pendapatan per pelanggan.
.Mengukur margin keuntungan untuk melihat efisiensi operasional.
Mengontrol aliran masuk dan keluar kas untuk menghindari masalah likuiditas.
Menekan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas layanan atau
produk.
Perspektif Pelanggan
Mengukur tingkat kepuasan pelanggan untuk memastikan kebutuhan
dan ekspektasi mereka terpenuhi.
Melacak tingkat retensi pelanggan atau tingkat langganan berulang.
Mengukur tingkat pertumbuhan pelanggan baru atau tingkat
konversi.
Menyediakan layanan tambahan atau peningkatan kualitas produk
untuk meningkatkan persepsi pelanggan terhadap perusahaan.

Penerapan BSC pada Perusahaan
Dagang dan Jasa
Perspektif Proses Bisnis Internal
Mengoptimalkan waktu pengiriman, pengadaan, dan distribusi barang.
Mengukur tingkat kesalahan atau pengembalian barang dan meningkatkan kontrol kualitas.
Meningkatkan kecepatan dalam penyelesaian transaksi atau pengiriman barang.
Mengembangkan metode baru yang lebih efisien untuk melayani pelanggan.
Perspektif Learning and Growth
Melakukan pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawan
untuk meningkatkan kinerja.
Menjaga kepuasan dan loyalitas karyawan untuk meminimalkan
tingkat turnover.
Menerapkan teknologi baru untuk meningkatkan layanan, seperti
sistem manajemen pelanggan atau perangkat lunak otomatisasi.
Membangun budaya yang fokus pada peningkatan kinerja, kolaborasi,
dan inovasi

Contoh BSC - Toko Perhiasan

INSENTIF
Insentif adalah bentuk imbalan atau penghargaan yang diberikan kepada
individu atau kelompok untuk mendorong mereka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Insentif berfungsi sebagai alat motivasi yang dapat
merangsang peningkatan kinerja, produktivitas, dan komitmen karyawan
terhadap tujuan organisasi

Jenis-jenis Insentif
Insentif dapat dibagi menjadi 2
kategori yaitu:
a. Berdasarkan Bentuk
b. Berdasarkan Jangka Waktu
Bentuk Insentif
Berdasarkan
Jangka Waktu
a. Insentif Jangka Pendek
Biasanya diberikan berdasarkan pencapaian tertentu dalam waktu
singkat, seperti bonus bulanan atau tahunan, atau insentif berbasis
proyek. Insentif jangka pendek lebih fokus pada hasil langsung dan
dapat digunakan untuk mendorong kinerja dalam periode tertentu
b. Insentif Jangka Panjang
Dirancang untuk membangun hubungan jangka panjang antara
karyawan dan perusahaan. Contoh insentif jangka panjang adalah
program saham perusahaan, program pensiun, atau penghargaan
karir yang berkelanjutan.
a. Insentif Finansial
Insentif finansial adalah penghargaan yang diberikan
dalam bentuk uang atau keuntungan finansial lainnya.
Jenis insentif ini sangat bergantung pada pencapaian
kinerja dan dapat mencakup berbagai bentuk
b. Insentif Non Finansial
Insentif non-finansial berfokus pada pengakuan dan
penghargaan yang tidak terkait dengan uang. Jenis
insentif ini sering kali lebih berfokus pada aspek
psikologis dan emosional

Pengaruh Insentif terhadap Kinerja
Organisasi
Insentif yang diberikan
berdasarkan pencapaian kinerja
atau target tertentu dapat
mendorong karyawan untuk
bekerja lebih produktif. Insentif
yang menarik dapat
meningkatkan efisiensi dan
kualitas pekerjaan.
Insentif yang diberikan secara adil
dan transparan dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan
mengurangi turnover karyawan.
Program insentif yang baik
membuat karyawan merasa
dihargai dan termotivasi untuk
tetap berada di perusahaan.
Retensi Karyawan
Insentif yang tepat dapat
meningkatkan kepuasan karyawan,
terutama jika insentif tersebut
mencerminkan nilai atau tujuan
pribadi mereka. Insentif non-
finansial, seperti pengakuan dan
kesempatan untuk berkembang,
sering kali memberikan dampak
positif terhadap kepuasan kerja.
Kepuasan Karyawan
Insentif yang diberikan
berdasarkan pencapaian tertentu
dapat mendorong perilaku kerja
yang lebih positif, seperti
kerjasama tim, pengambilan
inisiatif, dan kreativitas.
Peningkatan Produktivitas
Perilaku Kerja
yang Positif

Tantangan dalam Penerapan Insentif
Karyawan yang terbiasa
menerima insentif mungkin
menjadi terlalu bergantung pada
insentif eksternal dan kehilangan
motivasi intrinsik mereka
Jika insentif yang diberikan tidak
relevan dengan kebutuhan atau
harapan karyawan, maka insentif
tersebut mungkin tidak efektif
untuk meningkatkan motivasi atau
kinerja.
Insentif yang Tidak
Memotivasi
Jika insentif tidak dibagi dengan
adil atau tidak mencerminkan
kontribusi karyawan secara
proporsional, dapat timbul
ketidakpuasan atau konflik di
antara karyawan.
Ketidakseimbangan dalam
Pembagian Insentif
Insentif yang diberikan
berdasarkan pencapaian tertentu
dapat mendorong perilaku kerja
yang lebih positif, seperti
kerjasama tim, pengambilan
inisiatif, dan kreativitas.
Ketergantungan pada Insentif
Kesulitan dalam
Penilaian Kinerja

Mengukur bagaimana
karyawan merespons
insentif yang diberikan
Berdasarkan hasil evaluasi,
sistem insentif perlu
disesuaikan agar tetap
efektif dalam memotivasi
karyawan
Evaluasi Sistem Insentif
Agar sistem insentif efektif, perlu dilakukan evaluasi berkala untuk menilai apakah insentif yang diberikan memberikan dampak
yang diinginkan pada kinerja karyawan dan perusahaan
Pengukuran
Kinerja
Memastikan bahwa insentif
terkait dengan tujuan yang
terukur dan relevan.
Kepuasan
Karyawan
Penyesuaian
Sistem Insentif

Implementasi Insentif
Implementasi Insentif
dalam berbagai tipe organisasi bisa bervariasi, tergantung pada struktur, budaya,
tujuan, dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Setiap tipe organisasi memiliki cara
yang berbeda untuk merancang dan mengimplementasikan insentif, baik itu
berbasis individu, tim, atau organisasi secara keseluruhan.
Terdapat beberapa contoh implementasi insentif yang sering diterapkan di
instituut / organisasi :

BONUS
KINERJA
KOMISI
STOCK
OPTION
TUNJANGAN
DAN
BENEFIT
Organisasi bisnis1.
Pemberian bonus
berdasarkan pencapaian
target penjualan, laba, atau
pertumbuhan perusahaan
Pembayaran berdasarkan
hasil penjualan atau
transaksi yang dilakukan,
sering ditemukan di sektor
penjualan dan pemasaran
Memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk
membeli saham perusahaan
dengan harga yang lebih
rendah dari harga pasar,
yang sering digunakan di
perusahaan teknologi atau
startup
Tunjangan tambahan seperti
tunjangan kesehatan,
transportasi, atau
pendidikan.
Insentif Finansial

PENGHARGAAN
KARYAWAN
KESEMPATAN
KARIR
PROGRAM
PENGHARGAAN
Pemberian penghargaan
seperti "Karyawan Terbaik
Bulan Ini" atau "Karyawan
Teladan".
Memberikan peluang untuk
pengembangan karir melalui
promosi atau pelatihan.
Memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk
membeli saham perusahaan
dengan harga yang lebih
rendah dari harga pasar,
yang sering digunakan di
perusahaan teknologi atau
startup
Insentif Non- Finansial

2. Organisasi Nirlaba
Di organisasi nirlaba, insentif lebih difokuskan pada motivasi
untuk mencapai misi sosial atau pelayanan publik, bukan
hanya pencapaian finansial. Oleh karena itu, insentif yang
diberikan sering kali lebih bersifat non-finansial atau berbasis
penghargaan sosial.
Insentif Non-Finansial
Pengakuan dan Penghargaan: Pemberian penghargaan
kepada relawan atau karyawan yang menunjukkan dedikasi
tinggi terhadap misi organisasi, seperti sertifikat atau
pengakuan publik.
Kesempatan Pengembangan Diri: Memberikan kesempatan
untuk mengikuti pelatihan atau seminar untuk meningkatkan
keterampilan.
Fasilitas Kerja yang Mendukung: Menyediakan ruang kerja
yang nyaman, fleksibilitas dalam bekerja, atau bahkan
kesempatan untuk melakukan kerja sukarela di luar jam kerja.
.

Insentif Financial
Honorarium atau Tunjangan Kecil: Beberapa organisasi nirlaba
mungkin memberikan honorarium atau tunjangan untuk
relawan atau staf yang berkontribusi secara signifikan. Bonus
Kecil: Untuk staf tetap, bonus kecil bisa diberikan jika mereka
mencapai target atau milestones dalam proyek sosial.
3. Organisasi Pemerintah atau Sektor Publik
finansial
Tunjangan kinerja – adalah bonus yang didapat oleh pegawai karena kinerjanya yang baik
Non finansial
Penghargaan dan pengakuan – Memberikan penghargaan untuk pegawai negeri atau
aparat yang menunjukkan kinerja baik dalam pelayanan publik, seperti penghargaan
pegawai negeri terbaik.

4. Organisasi Pendidikan (Sekolah, Universitas)
Di sektor pendidikan, insentif dapat digunakan untuk
mendorong pengajaran yang lebih baik, peningkatan kualitas
penelitian, serta pencapaian akademik siswa
Insentif finansial
Bonus Pengajaran atau Penelitian: Dosen atau tenaga pengajar yang
menghasilkan penelitian berkualitas tinggi atau mencapai hasil pengajaran
yang luar biasa dapat diberikan bonus atau gaji tambahan.
Beasiswa: Beasiswa yang diberikan kepada siswa yang berprestasi baik, baik
dalam akademik maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Insentif Non Finansial
Penghargaan Akademik: Pemberian penghargaan kepada dosen atau siswa yang menunjukkan prestasi luar
biasa dalam bidang akademik.
Kesempatan Pengembangan: Pelatihan untuk pengajaran atau riset, atau kesempatan untuk mengikuti
konferensi internasional.
Peningkatan Fasilitas: Memberikan fasilitas belajar yang lebih baik atau mendukung penelitian lebih lanjut.

Insentif unit bisnis merujuk pada penghargaan atau stimulasi yang
diberikan kepada sebuah unit bisnis, baik itu departemen, tim, atau
divisi dalam sebuah perusahaan, untuk mendorong kinerja yang lebih
baik. Insentif ini bisa berupa berbagai bentuk penghargaan, seperti
bonus finansial, kenaikan gaji, tunjangan tambahan, atau fasilitas
lainnya. Tujuannya adalah untuk memotivasi unit bisnis agar mencapai
target atau tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pencapaian penjualan:
Misalnya, unit bisnis yang
bertanggung jawab atas
penjualan dapat menerima
insentif jika berhasil mencapai
atau melampaui target
penjualan..
01
Peningkatan efisiensi: Insentif
dapat diberikan jika unit bisnis
berhasil meningkatkan
produktivitas atau mengurangi
biaya.
02
Inovasi atau pengembangan
produk: Jika unit bisnis terlibat
dalam inovasi atau
pengembangan produk baru
yang sukses, mereka bisa
mendapatkan insentif sebagai
bentuk penghargaan atas
kontribusi tersebut.
03

Kinerja dan insentif adalah dua konsep penting dalam dunia kerja dan manajemen yang saling
terkait, khususnya dalam konteks perusahaan dan organisasi.
Berikut penjelasan masing-masing konsep
Kinerja (Performance)
Kinerja merujuk pada sejauh mana
individu, tim, atau organisasi
mencapai tujuan dan standar yang
telah ditetapkan. Kinerja sering kali
diukur melalui berbagai indikator
yang mencerminkan hasil kerja dan
pencapaian dalam berbagai aspek,
seperti produktivitas, efisiensi,
kualitas, atau tujuan jangka panjang
lainnya
Kinerja (Performance)
Insentif adalah suatu bentuk
penghargaan atau motivasi yang
diberikan untuk mendorong
individu atau kelompok agar bekerja
lebih keras, mencapai target
tertentu, atau meningkatkan kinerja
mereka. Insentif dapat bersifat
finansial atau non-finansial,
tergantung pada jenis organisasi
dan tujuan yang ingin dicapai
Insentif

Tujuan insentif
Meningkatkan motivasi dan produktivitas:
Agar individu atau tim lebih termotivasi
untuk bekerja lebih baik.
Mencapai tujuan organisasi: Mendorong
karyawan untuk berfokus pada pencapaian
tujuan perusahaan atau organisasi.
Mengurangi turnover karyawan: Insentif
yang baik dapat membantu perusahaan
untuk mempertahankan karyawan yang
berkinerja baik.
Meningkatkan kepuasan karyawan:
Karyawan yang merasa dihargai cenderung
memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Terima Kasih
Tags