Kelompok 9_Makalah MSDM_Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Ramah Lingkungan

Najahalkarimah 91 views 19 slides Jan 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

Kelompok 9 (Bagian 6, BAB 13)
Najah Al Karimah (2023410048)
Fairuz Shabah Fatin (2023410067)


Slide Content

MAKALAH
“Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Ramah Lingkungan”
Dosen Pengampu: Dr. Sukardi, SE. MM




Disusun Oleh Kelompok 9:
Najah Al Karimah (2023410048)
Fairuz Shabah Fatin (2023410067)


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2024

2

DAFTAR ISI


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 6
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................. 6
1.4 MANFAAT ............................................................................................................................. 6
BAB II .................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 7
2.1 Konsep Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)................................... 7
2.2 Green Human Resources Management (GHRM) ................................................................... 9
2.3 Hubungan Pelatihan dan Pengembangan SDM dengan Kesadaran Lingkungan .................. 10
2.4 Peran Pelatihan dalam Meningkatkan Inovasi dan Citra Perusahaan ................................... 11
2.5 Tantangan Implementasi Program Berbasis Keberlanjutan .................................................. 13
2.6 Dampak Pelatihan dan Pengembangan SDM dalam Mewujudkan Keberlanjutan ............... 14
BAB III ................................................................................................................................................. 18
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Ramah
Lingkungan”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok yang diberikan oleh
dosen pengampu kami, Bapak Dr. Sukardi, SE. MM. Makalah ini bertujuan untuk membahas
dan menganalisis pentingnya pelatihan dan pengembangan SDM yang ramah lingkungan.
Perubahan iklim dan degradasi lingkungan menjadi tantangan serius yang memerlukan
kolaborasi semua pihak, termasuk dunia usaha. Perusahaan berperan penting dalam pelestarian
lingkungan melalui praktik bisnis berkelanjutan. Pelatihan SDM ramah lingkungan adalah
langkah strategis untuk mendukung keberlanjutan, meski sering menghadapi tantangan seperti
kurangnya kesadaran, keterbatasan sumber daya, dan dukungan manajemen.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tentu saja masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat beberapa kekeliruan, sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat kami harga. Penyusunan makalah ini melibatkan beberapa sumber literatur
dan buku referensi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan tentang
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusa yang ramah lingkungan.

Jakarta, 23 Desember 2024


Kelompok 9

4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Dalam tahun-tahun terakhir, fokus terhadap isu-isu lingkungan semakin meningkat
akibat dampak negatif aktivitas manusia terhadap ekosistem global. Masalah seperti
perubahan iklim, polusi, dan kerusakan lingkungan kini menjadi tantangan utama yang
tidak dapat diabaikan. Sehingga adanya tuntutan dari masyarakat, pemerintah, dan
perusahaan internasional untuk menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan.
Perusahaan, sebagai salah satu peran utama dalam aktivitas ekonomi, memiliki tanggung
jawab besar untuk berkontribusi dalam menciptakan keberlanjutan (sustainability), baik
melalui produk, proses, maupun sumber daya manusia (SDM) yang mereka miliki.
Peran penting pembangunan berkelanjutan telah mendorong integrasi isu-isu
lingkungan ke dalam visi, misi, dan kebijakan perusahaan di berbagai bidang, termasuk
manajemen sumber daya manusia (SDM). Pendekatan SDM yang mengintegrasikan
kebijakan ramah lingkungan ke dalam praktiknya dikenal sebagai Green Human
Resources Management (GHRM). GHRM didefinisikan sebagai aktivitas yang
dilakukan oleh departemen SDM untuk mendorong hasil lingkungan yang positif
(Kramar, 2014 dalam Shen et al., 2016) dan telah berkembang sebagai strategi utama
untuk menghadapi tantangan ekologis (Jackson et al., 2011).
Tujuan dari penerapan GHRM di tempat kerja (Renwick et al., 2013) adalah untuk
menciptakan perilaku kerja yang ramah lingkungan secara sukarela oleh staf organisasi
(Kim et al., 2017). Praktik ini bertujuan membantu perusahaan mengurangi emisi yang
dihasilkan oleh aktivitas operasional, meningkatkan daur ulang, serta meminimalkan
dampak perubahan iklim melalui pengurangan polusi, limbah, dan penggunaan energi
yang lebih efisien (Saifulina dan Carballo-Penela, 2016).
Sejumlah penelitian telah menunjukkan pentingnya peran karyawan dalam
menciptakan sistem produksi yang lebih ramah lingkungan (Hart, 1995; Jackson et al.,
2011; Martínez-del-Río et al., 2012; Renwick et al., 2013; Russo dan Fouts, 1997).
Berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, beberapa variabel yang memengaruhi
keberlanjutan bisnis meliputi GHRM (melalui rekrutmen hijau, pelatihan hijau, penilaian

5

kinerja hijau, dan kompensasi serta penghargaan hijau), budaya organisasi, lingkungan
kerja, dan beban kerja (Nawangsari dan Sutawidjaya, 2018).
Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi salah satu cara strategis untuk
menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga memiliki
kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan. SDM yang peduli lingkungan
berperan penting dalam mendukung pelaksanaan kebijakan keberlanjutan perusahaan
sekaligus membawa perubahan untuk terciptanya budaya kerja yang lebih ramah
lingkungan.
Potensi karyawan, menurut Amos et al. (2009), adalah karakteristik unik yang
dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi. Ini mencakup kumpulan kemampuan,
keterampilan, bakat, pengetahuan, dan sifat pribadi yang membedakan satu individu dari
yang lain. Potensi karyawan bisa sangat bervariasi, mulai dari keterampilan teknis dalam
bidang tertentu hingga keterampilan interpersonal, kreativitas, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan cepat.
Program ramah lingkungan ini juga diharapkan dapat membangun cara berpikir
karyawan untuk lebih proaktif dalam menjaga lingkungan, baik di tempat kerja maupun
di kehidupan sehari-hari. Namun, meskipun semakin diakui pentingnya pelatihan yang
berorientasi pada lingkungan, pelaksanaannya masih menghadapi berbagai tantangan,
seperti minimnya sumber daya, kurangnya pengetahuan, serta penolakan terhadap
perubahan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk merancang strategi pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia yang efisien agar tujuan keberlanjutan bisa
tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas topik dengan judul:
“Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Ramah Lingkungan”.
Makalah ini bertujuan untuk menggali lebih dalam peran pelatihan dan pengembangan
SDM dalam mendukung proses keberlanjutan, baik dari segi peluang maupun tantangan
yang dihadapi. Dengan pendekatan multidisiplin, penulis berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas mengenai dampak pelatihan dan pengembangan
SDM yang ramah lingkungan.

6

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merancang program pelatihan dan pengembangan SDM yang efektif
untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, mendorong inovasi, dan pada
akhirnya meningkatkan citra perusahaan sebagai organisasi yang bertanggung
jawab secara sosial dan lingkungan?
2. Apa saja tantangan dan kendala yang mungkin timbul dalam implementasi
program pelatihan dan pengembangan yang berfokus pada keberlanjutan?
3. Bagaimana memastikan bahwa program pelatihan yang telah dirancang dapat
memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan terhadap kinerja
perusahaan dan lingkungan?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan pentingnya pelatihan SDM yang berwawasan lingkungan untuk
meningkatkan kesadaran dan peran karyawan dalam menjaga keberlanjutan.
2. Mendorong inovasi dalam praktik bisnis yang ramah lingkungan melalui
pengembangan keterampilan dan pengetahuan SDM.
3. Menganalisis dampak pelatihan SDM ramah lingkungan terhadap peningkatan
citra dan reputasi perusahaan di mata publik dan pemangku kepentingan.

1.4 MANFAAT
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya pelatihan SDM berwawasan
lingkungan.
2. Memberikan informasi tentang pendekatan inovatif dalam integrasi isu
lingkungan ke dalam manajemen SDM dan operasional bisnis.
3. Pemahaman tentang pengaruh pelatihan ramah lingkungan terhadap citra
perusahaan.
4. Mendorong pembaca untuk merancang dan menerapkan kebijakan serta praktik
SDM yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial dan ekologis di
lingkungan kerja, serta bagaimana peran individu dan perusahaan dapat saling
mendukung.

7

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pelatihan dan pengembangan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai dalam sebuah organisasi.
Pelatihan atau training adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur yang sistematis dan terstruktur, sehingga karyawan dapat mempelajari
pengetahuan teknis dan keterampilan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Hasibuan, 2008:69). Dalam konteks pelatihan ramah lingkungan, program
pelatihan SDM tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga
pada peningkatan kesadaran lingkungan karyawan. Tujuan utamanya adalah untuk
mempersiapkan tenaga kerja yang tidak hanya kompeten dalam bidangnya, tetapi juga
memiliki pemahaman dan keterampilan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
Sementara itu, konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) atau Human
Resource Development (HRD) dalam organisasi, pada hakikatnya, bertujuan untuk
meningkatkan daya saing organisasi dalam menghadapi ancaman dari lingkungan
eksternal, sekaligus mendorong peningkatan inovasi untuk menciptakan peluang baru.
Dalam kerangka pengembangan SDM yang ramah lingkungan, PSDM tidak hanya
berfokus pada pengembangan keterampilan teknis dan manajerial, tetapi juga pada
pengembangan kesadaran dan perilaku ramah lingkungan di seluruh organisasi.
Pengembangan SDM yang berwawasan lingkungan ini menjadi kunci dalam
menciptakan organisasi yang lebih bertanggung jawab terhadap keberlanjutan, baik
dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Melalui pelatihan dan pengembangan yang berfokus pada keberlanjutan, organisasi
dapat membekali karyawan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti efisiensi energi,
pengelolaan limbah, dan praktik ramah lingkungan lainnya. Dengan demikian,
pengembangan dan pelatihan SDM yang ramah lingkungan tidak hanya mendukung
tujuan organisasi untuk tetap kompetitif, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian
tujuan global terkait keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.

8

Kompensasi hijau adalah bagian penting dari manajemen sumber daya manusia yang
menghubungkan kepentingan karyawan dan organisasi dengan memberikan insentif
berbasis kinerja lingkungan, seperti bonus atas perilaku ramah lingkungan atau
kontribusi pada proyek khusus, serta manfaat tambahan seperti kredit karbon atau sepeda
gratis, meskipun tantangan dalam menilai kinerja lingkungan secara akurat tetap ada.
Konservasi energi di kantor diterapkan dengan mematikan perangkat elektronik,
menggunakan energi terbarukan, dan memanfaatkan sistem e-HR untuk pelacakan emisi
karbon serta peralatan hemat energi dalam upaya memberikan layanan yang efisien.
Perusahaan di berbagai negara telah menerapkan berbagai inisiatif konservasi energi
untuk meminimalkan dampak lingkungan. Sementara daur ulang menjadi bagian dari
tanggung jawab sosial perusahaan melalui pengolahan bahan bekas untuk menghemat
sumber daya dan mengurangi sampah, sejalan dengan prinsip "Reduce, Reuse, Recycle"
demi mendukung keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
Beberapa hal penting termasuk dalam tujuan pelatihan dan pengembangan SDM,
khususnya yang berfokus pada keberlanjutan dan kesadaran lingkungan:
a) Memperbaiki Kinerja
Pelatihan yang ramah lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan
dalam hal efisiensi operasional dan pengelolaan sumber daya yang lebih
berkelanjutan. Dengan mengembangkan keterampilan teknis dan pemahaman terkait
keberlanjutan, karyawan dapat berkontribusi lebih efektif pada tujuan organisasi
yang ramah lingkungan.

b) Memastikan Keahlian Karyawan Tetap Terhubung dengan Kemajuan Teknologi
Mengingat pentingnya teknologi ramah lingkungan dalam mendukung
keberlanjutan, pelatihan SDM yang berfokus pada lingkungan bertujuan untuk
memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan terbaru terkait teknologi hijau,
pengelolaan energi, dan praktik bisnis berkelanjutan.

c) Mengurangi Waktu Pembelajaran Bagi Karyawan Baru Agar Kompeten dalam
Pekerjaan
Program pelatihan yang ramah lingkungan dapat mempercepat proses adaptasi
karyawan baru dengan memberikan pemahaman cepat mengenai kebijakan dan

9

praktik keberlanjutan yang diterapkan di perusahaan, sehingga mereka dapat segera
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam pekerjaan mereka.

d) Membantu Memecahkan Masalah Operasional
Dengan pelatihan yang fokus pada keberlanjutan, karyawan dilatih untuk
menemukan solusi ramah lingkungan dalam menghadapi tantangan operasional,
seperti pengurangan limbah, efisiensi energi, dan pengelolaan sumber daya yang
lebih efisien. Hal ini dapat meningkatkan kelancaran operasional perusahaan dengan
tetap memperhatikan dampak lingkungan.

e) Mempersiapkan Karyawan untuk Promosi
Pelatihan berbasis lingkungan juga mempersiapkan karyawan untuk peran yang
lebih tinggi dengan meningkatkan kesadaran mereka terhadap isu-isu keberlanjutan.
Karyawan yang memiliki pemahaman mendalam mengenai keberlanjutan dan
praktek ramah lingkungan akan lebih siap untuk memimpin inisiatif terkait
keberlanjutan di perusahaan, yang akan mendukung perkembangan karir mereka di
masa depan.

2.2 Green Human Resources Management (GHRM)
Green Human Resources Management (GHRM) merupakan suatu penerapan
perusahaan yang mengacu pada pengembangan, pemeliharaan, dan pengelolaan dengan
penerapan sistem yang ramah lingkungan dalam praktik manajemen sumber daya
manusia (Hussain, 2018). Di tengah isu meningkatnya kerusakan lingkungan hidup
karena proses produksi, maka GHRM diperlukan untuk meminimalisir kondisi tersebut.
Manajemen sumber daya manusia Human Resources Management (HRM) bertujuan
untuk pendayagunaan, pengembangan, penelitian sumber daya manusia (SDM) dan
sumber daya alam (SDA) yang ada agar dapat dikelola secara efektif dan efisien. Pada
intinya, manajemen merupakan upaya untuk mengatur sumber daya agar dapat mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan. Sebagai suatu proses untuk mencapainya, diperlukan
perencanaan yang matang.
Menurut teori Green Human Resources Management (GHRM), pengelolaan hijau
sangat penting bagi organisasi untuk memastikan kinerja lingkungan yang berkelanjutan
melalui kebijakan dan praktik yang mendorong perilaku hijau (Guerci & Carollo, 2016).

10

Teori ini menyoroti kontribusi kebijakan SDM dalam mendukung tujuan lingkungan
perusahaan, yang pada gilirannya meningkatkan environmental sustainable performance
(ESP). Dengan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam manajemen SDM, perusahaan
dapat mendorong karyawan untuk berperilaku ramah lingkungan, yang berkontribusi
pada kinerja lingkungan yang lebih baik.
GHRM bertujuan untuk membentuk budaya perusahaan yang lebih peduli terhadap
keberlanjutan lingkungan dan mendorong karyawan untuk terlibat secara aktif dalam
menjaga kelestarian lingkungan, baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Pendekatan
ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan dalam mencapai tujuan keberlanjutan, tetapi
juga membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih bertanggung jawab secara
sosial dan ekologis.

2.3 Hubungan Pelatihan dan Pengembangan SDM dengan Kesadaran
Lingkungan
Pelatihan dan pengembangan SDM memiliki peran penting dalam meningkatkan
kesadaran lingkungan di kalangan karyawan. Melalui program pelatihan yang berfokus
pada keberlanjutan dan isu lingkungan, perusahaan dapat membekali karyawan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang mendukung perilaku ramah lingkungan.
Dengan pelatihan yang tepat, karyawan menjadi lebih sadar akan dampak
operasional mereka terhadap lingkungan dan belajar cara-cara untuk mengurangi
dampak negatif tersebut, seperti menghemat energi, mengelola limbah, dan
menggunakan sumber daya secara lebih efisien. Hal ini tidak hanya mendukung
pengembangan kompetensi pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan
keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang, baik dalam aspek operasional (seperti
pengurangan biaya energi dan limbah) maupun sosial (seperti peningkatan citra
perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan).
Pelatihan dan pengembangan SDM yang berbasis keberlanjutan tidak hanya
meningkatkan kesadaran lingkungan karyawan, tetapi juga membantu perusahaan
mencapai tujuan keberlanjutan yang lebih luas, baik dalam aspek operasional maupun
sosial. Karyawan yang terlatih mampu mengadopsi praktik ramah lingkungan, seperti
mengurangi penggunaan energi, meminimalkan limbah, dan memaksimalkan efisiensi

11

sumber daya. Selain itu, pengembangan SDM yang berkelanjutan mendorong inovasi
dalam menciptakan produk dan layanan yang mendukung keberlanjutan, sekaligus
membangun budaya kerja yang lebih peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan.
Perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan semacam ini juga meningkatkan reputasi
mereka di mata pemangku kepentingan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang
signifikan di pasar global yang semakin menuntut tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dengan demikian, pelatihan dan pengembangan SDM menjadi faktor utama dalam
memastikan perusahaan tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan
di masa yang akan datang.

2.4 Peran Pelatihan dalam Meningkatkan Inovasi dan Citra Perusahaan
Pelatihan yang efektif memiliki peran penting dalam mendorong inovasi dan
memperbaiki citra perusahaan. Dengan menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam
pelatihan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
ide-ide baru dan meningkatkan reputasinya sebagai organisasi yang progresif.
Membangun kualitas sumber daya manusia memiliki banyak manfaat positif, baik
bagi individu, organisasi, maupun masyarakat secara luas. Berikut ini adalah beberapa
manfaat utama dari upaya tersebut:
(1) Peningkatan Produkitivitas
SDM berkualitas yang memiliki kesadaran lingkungan mampu mengadopsi
praktik kerja efisien dan hemat sumber daya, seperti pengurangan limbah dan
penggunaan energi terbarukan, sehingga meningkatkan produktivitas dengan cara
yang berkelanjutan. SDM yang sadar lingkungan cenderung mengembangkan solusi
inovatif yang mendukung bisnis berkelanjutan, seperti produk ramah lingkungan
atau proses kerja yang rendah emisi karbon. Contoh: Toyota menerapkan lean
manufacturing dengan pelatihan ntensf berbasis Kaizen (perbaikan berkelanjutan).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi
limbah. Hasilnya, Toyota menjadi model global dalam efisiensi operasional.

(2) Inovasi dan kreativitas
Sumber daya manusia yang unggul cenderung memiliki tingkat kreativitas dan
inovasi yang tinggi. Mereka mampu merancang solusi baru, menghasilkan ide-ide

12

inovatif, dan turut serta dalam pengembangan produk maupun layanan yang lebih
berkualitas. SDM yang sadar lingkungan cenderung mengembangkan solusi inovatif
yang mendukung bisnis berkelanjutan, seperti produk ramah lingkungan atau proses
kerja yang rendah emisi karbon.

(3) Adaptasi terhadap Perubahan
Lingkungan bisnis dan masyarakat selalu berubah. Sumber daya manusia yang
berkualitas memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, baik dalam
teknologi, regulasi, atau tren pasar. Mereka mampu belajar hal baru dan
menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah.

(4) Efisiensi Biaya Pelatihan
SDM yang sudah memiliki keterampilan ramah lingkungan yang relevan dapat
mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk pelatihan lebih lanjut,
memungkinkan perusahaan untuk fokus pada pengembangan lebih lanjut.

(5) Peningkatan Reputasi Organisasi
Organisasi yang memiliki SDM yang peduli terhadap lingkungan akan dilihat
sebagai perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,
meningkatkan citra positif di mata masyarakat, calon karyawan, dan mitra bisnis.
Perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan, seperti Microsoft, dianggap sebagai
tempat kerja yang progresif, menarik talenta terbaik, dan meningkatkan loyalitas
karyawan.

(6) Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
Karyawan yang merasa dihargai karena kontribusinya terhadap keberlanjutan dan
pengembangan keterampilan ramah lingkungan lebih cenderung merasa bahagia dan
puas, yang meningkatkan retensi dan mengurangi turnover.

(7) Peningkatan Keterampilan Karyawan
Pelatihan memperbarui pengetahuan dan keterampilan karyawan, memotivasi
mereka untuk menciptakan solusi baru. Contoh: Google menggunakan program 20%
Time untuk mendorong inovasi di mana karyawan dapat menghabiskan 20% waktu

13

kerja mereka mengembangkan ide-ide kreatif. Ini melahirkan produk populer seperti
Gmail dan Google Maps.

(8) Peningkatan Citra Reputasi Perusahaan
Program pelatihan berfokus pada keberlanjutan membantu memperkuat citra
ramah lingkungan. Contoh: Unilever mengadakan pelatihan terkait keberlanjutan
untuk seluruh karyawannya, memperkuat reputasi sebagai pemimpin dalam bisnis
yang bertanggung jawab secara sosial.

2.5 Tantangan Implementasi Program Berbasis Keberlanjutan
Meskipun program berbasis keberlanjutan penting untuk mencapai tujuan jangka
panjang perusahaan, implementasinya seringkali menghadapi beberapa tantangan.
Beberapa tantangan utama dalam mengimplementasikan program keberlanjutan adalah:
a. Kurangnya Sumber Daya
Salah satu tantangan terbesar dalam mengimplementasikan program berbasis
keberlanjutan adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi waktu, anggaran,
maupun tenaga kerja. Banyak perusahaan, terutama yang lebih kecil, mungkin
merasa kesulitan untuk menyediakan dana yang cukup untuk pelatihan dan
pengembangan yang berfokus pada keberlanjutan.

b. Resistensi terhadap Perubahan
Program berbasis keberlanjutan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam
tentang isu-isu lingkungan, teknologi hijau, dan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Kurangnya keterampilan atau pengetahuan yang relevan di kalangan karyawan dapat
menjadi penghalang besar dalam menerapkan program ini secara efektif.

c. Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan
Program berbasis keberlanjutan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam
tentang isu-isu lingkungan, teknologi hijau, dan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Kurangnya keterampilan atau pengetahuan yang relevan di kalangan karyawan dapat
menjadi penghalang besar dalam menerapkan program ini secara efektif.

14

d. Resistensi terhadap Perubahan
Perubahan budaya organisasi seringkali menjadi hambatan. Karyawan dan
manajemen yang sudah terbiasa dengan cara kerja konvensional mungkin sulit untuk
menerima dan mengadopsi kebijakan baru yang menuntut perilaku lebih ramah
lingkungan. Resistensi terhadap perubahan ini dapat memperlambat implementasi
dan mempengaruhi hasil yang diharapkan.

e. Keterbatasan Infrastruktur
Banyak perusahaan mungkin kekurangan infrastruktur yang mendukung inisiatif
keberlanjutan, seperti teknologi energi terbarukan, sistem daur ulang, atau alat yang
efisien dalam penggunaan sumber daya. Tanpa dukungan infrastruktur yang tepat,
penerapan program keberlanjutan akan lebih sulit dilakukan.

f. Pengukuran dan Evaluasi yang Sulit
Mengukur dampak dari program keberlanjutan sering kali sulit dilakukan, terutama
dalam jangka pendek. Banyak dari manfaat keberlanjutan, seperti pengurangan jejak
karbon atau efisiensi energi, memerlukan waktu untuk terlihat dan sulit untuk diukur
secara langsung.
Banyak perusahaan, terutama yang lebih kecil, mungkin merasa kesulitan untuk
menyediakan dana yang cukup untuk pelatihan dan pengembangan yang berfokus pada
keberlanjutan. Menghadapi tantangan-tantangan ini membutuhkan pendekatan yang
terencana, sumber daya yang cukup, serta komitmen kuat dari semua tingkat dalam
organisasi, baik dari manajemen maupun karyawan, untuk menciptakan perubahan yang
berkelanjutan dan efektif.

2.6 Dampak Pelatihan dan Pengembangan SDM dalam Mewujudkan
Keberlanjutan
Pelatihan dan pengembangan dapat membekali karyawan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang mendukung praktik bisnis berkelanjutan. Pelatihan yang berfokus
pada pengelolaan sumber daya yang efisien, penggunaan teknologi ramah lingkungan,
dan tanggung jawab sosial perusahaan meningkatkan kompetensi serta kesadaran akan
pentingnya keberlanjutan. Selain itu, pengembangan SDM mendorong inovasi,

15

memperkuat budaya kerja yang peduli lingkungan, dan meningkatkan motivasi serta
retensi karyawan. Dengan investasi yang tepat dalam pelatihan, perusahaan dapat
menciptakan nilai jangka panjang yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.
Kasus pengembangan Kelurahan Ramah Lingkungan di Kelurahan Krapyak, Kota
Semarang, memiliki kaitan erat dengan efektivitas dan dampak pengembangan serta
pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ramah lingkungan dalam konteks
perusahaan atau organisasi lainnya:
1. Efektivitas Pengembangan dan Pelatihan SDM
a) Peningkatan Kapasitas Masyarakat melalui KWT
Kelurahan Krapyak berhasil membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT)
yang menggerakkan masyarakat untuk menanam tanaman, mengolah sampah
menjadi kompos, dan membuat kerajinan dari bahan daur ulang. Ini
menunjukkan bahwa pelatihan yang efektif mampu meningkatkan partisipasi
dan keterampilan masyarakat.

b) Pengelolaan Air dan Sampah
Pelatihan dalam penggunaan teknologi sederhana seperti lubang biopori dan
rainwater harvesting hanya berhasil di satu wilayah (RW 6), memperlihatkan
bahwa pelatihan yang konsisten dan menyeluruh diperlukan untuk
meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sumber daya.

c) Kampanye Ramah Lingkungan dan Kesadaran Publik
Keberhasilan kampanye seperti penggunaan konsep 3R (reduce, reuse,
recycle) di sebagian rumah tangga mencerminkan efektivitas edukasi yang
terstruktur. Namun, konsistensi pelatihan di semua tingkat diperlukan untuk
hasil yang lebih merata.

2. Dampak Pengembangan SDM Ramah Lingkungan
a) Lingkungan yang Lebih Hijau dan Asri
Penyediaan ruang terbuka hijau oleh masyarakat tidak hanya memperindah
lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dengan memberikan
udara yang lebih bersih, mengurangi polusi, dan menciptakan tempat yang
nyaman untuk aktivitas sosial. Inisiatif hijau serupa di perusahaan, seperti

16

penanaman pohon, taman kantor, atau pengelolaan limbah yang baik,
berkontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan keberlanjutan global,
sekaligus memperkuat komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab
lingkungan.

b) Efisiensi Sumber Daya
Ketidakseimbangan pengelolaan sanitasi dengan penggunaan septictank
individu menunjukkan pentingnya pengelolaan kolektif yang lebih efisien
paralel dengan kebutuhan perusahaan akan sistem manajemen sumber daya
bersama untuk efisiensi operasional.

c) Model bagi Kelurahan Lain
Keberhasilan Kelurahan Krapyak dalam memenangkan lomba ramah
lingkungan membuktikan bahwa pelatihan SDM dan partisipasi aktif
masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata. Hal ini memberikan
inspirasi bagi komunitas lain untuk mengadopsi langkah serupa. Dalam
konteks bisnis, perusahaan yang berhasil menerapkan praktik berkelanjutan
dapat menjadi panutan industri, menciptakan standar baru yang lebih
bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta mempengaruhi rantai
pasok mereka untuk mengadopsi praktik yang lebih hijau.

3. Rekomendasi
a) Program Pelatihan Berkelanjutan
Perusahaan perlu memastikan bahwa pelatihan sumber daya manusia yang
berfokus pada praktik ramah lingkungan diadakan secara berkelanjutan.
Program ini seharusnya mencakup berbagai aspek operasi yang relevan,
mulai dari pengelolaan limbah hingga efisiensi energi dan penerapan
teknologi hijau. Selain itu, evaluasi rutin dan pembaruan materi pelatihan
sangat penting untuk menjaga agar program tetap relevan dengan
perkembangan terbaru dalam bidang keberlanjutan.

17

b) Sistem Pengelolaan Sumber Daya Terpadu
Seperti pengelolaan komunal air bersih dan sanitasi di Krapyak,
perusahaan dapat mengadopsi sistem pengelolaan yang terpusat untuk
meningkatkan efisiensi dan dampak lingkungan positif.
Keterlibatan dan pelatihan SDM yang strategis dan berkelanjutan terbukti
memberikan hasil signifikan, baik di tingkat komunitas seperti Kelurahan Krapyak
maupun di lingkungan bisnis dan perusahaan. Di tingkat komunitas, pelatihan yang
terstruktur dan berkesinambungan meningkatkan kesadaran serta keterampilan
masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara ramah lingkungan. Ini
diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti pengelolaan sampah yang lebih efisien,
penanaman tanaman hijau untuk meningkatkan kualitas udara, serta pengelolaan air yang
berkelanjutan guna menjaga ketersediaan dan kebersihannya. Semua upaya tersebut
berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
menciptakan lingkungan yang lebih hijau, sehat, dan asri, sekaligus mendukung
tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.
Di dunia bisnis, penerapan pelatihan SDM yang berfokus pada keberlanjutan tidak
hanya berkontribusi pada peningkatan efisiensi operasional tetapi juga membantu
perusahaan memperkuat citra dan reputasi mereka di mata konsumen dan pemangku
kepentingan. Dengan melibatkan karyawan dalam program pelatihan yang relevan,
perusahaan dapat mendorong inovasi, efisiensi sumber daya, dan praktik ramah
lingkungan yang menjadi daya tarik di pasar global yang semakin menuntut
keberlanjutan. Selain itu, keberhasilan di tingkat komunitas, seperti yang dicontohkan
oleh Kelurahan Krapyak, dapat menjadi model bagi perusahaan atau organisasi lain untuk
mengadopsi praktik serupa, menciptakan dampak positif yang lebih luas dan
berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

18

BAB III
KESIMPULAN

Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berfokus pada
keberlanjutan memainkan peran penting dalam meningkatkan kompetensi karyawan dalam
menghadapi tantangan lingkungan. Melalui program pelatihan yang terstruktur, karyawan
tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga kesadaran lingkungan yang
mendalam. Hal ini mendukung terciptanya karyawan yang lebih produktif, inovatif, dan adaptif
terhadap perubahan, serta mampu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Pengembangan SDM yang ramah lingkungan, baik melalui pelatihan teknis maupun
kesadaran terhadap isu keberlanjutan, berkontribusi pada pencapaian tujuan perusahaan yang
berkelanjutan. Dengan demikian, organisasi yang mengimplementasikan Green Human
Resources Management (GHRM) dapat meningkatkan reputasi sosial dan ekologisnya, serta
memastikan kelangsungan kompetitif jangka panjang.
Namun, implementasi program berbasis keberlanjutan menghadapi beberapa tantangan,
seperti keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, kurangnya keterampilan
relevan, dan keterbatasan infrastruktur. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan perencanaan
yang matang, sumber daya yang memadai, serta komitmen kuat dari seluruh elemen organisasi.
Dengan pendekatan yang tepat, pelatihan dan pengembangan SDM yang ramah lingkungan
dapat mendorong perubahan positif yang berkelanjutan.
Pelatihan dan pengembangan SDM yang efektif berkontribusi signifikan dalam
mewujudkan keberlanjutan, seperti yang ditunjukkan dalam kasus Kelurahan Krapyak,
Semarang. Pelatihan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan,
seperti pembentukan Kelompok Wanita Tani, pengelolaan sampah, dan kampanye 3R.
Dampaknya mencakup lingkungan yang lebih hijau, peningkatan kualitas hidup, serta efisiensi
sumber daya. Keberhasilan ini menjadi model inspiratif bagi komunitas lain, mirip dengan
perusahaan yang menerapkan praktik keberlanjutan sebagai standar industri. Untuk dampak
yang lebih besar, diperlukan pelatihan berkelanjutan dan sistem pengelolaan sumber daya
terpadu.

19

DAFTAR PUSTAKA

Thuaifila, Roida. (2022). Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Pelatihan
Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Dokumen No. 44256244). Diakses dari
https://www.studocu.id/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-
jawa-timur/lingkungan-bisnis-dan-manajemen/pelatihan-dan-pengembangan-sumber-
daya-manusia/44256244
Mukrodi, Paeno, dkk. (2023). PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA: Peran
Sumber Daya Manusia dalam Transformasi Bisnis. PT Dewangga Energi Internasional
Anggota IKAPI (403/JBA/2021)
Syafari, Muhammad. (2022). Manajemen Sumber Daya Manusia Ramah Lingkungan. Equator
Journal of Management and Entrepreneurship, Vol.10, No.03 (Juli 2022): 145-158.
https://www.researchgate.net/publication/363300026_Manajemen_Sumber_Daya_Ma
nusia_Ramah_Lingkungan
Septiani, Dwi. Anggieta., & Yuliastuti, Nany. (2015). PERWUJUDAN KE LURAHAN
RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS: KELURAHAN KRAPYAK, KOTA
SEMARANG). Jurnal Pengembangan Kota. Vol. 3, No. 2 (2015): 120-127.
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk
Sukardi, Sukardi. (2024). MANAJEMEN PENGETAHUAN MEMEDIASI TATA KELOLA,
BUDAYA MUTU, GREEN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT. SELAT
MEDIA PATNERS, SELAT MEDIA PATNERS. ISBN 978 -602-8749-38-1
Tags