SYSTRUST AND
COBIT
FRAMEWORK
Saddam Sardan 023002404006
M Fauzan Widiatmoko 023002404019
Indah Ayu Ningsih 023002404015
Radita Qonita 023002304010
KELOMPOK VIRTUAL
OVERVIEW:
LINK VIDEO
https://youtu.be/5U5f17vO1Y0?
si=IrzGaZ6qta0bmtye
RANGKUMAN VIDEO
(OVERVIEW)
IT governance adalah pendekatan formal untuk menyelaraskan strategi TI dengan strategi bisnis, memastikan investasi TI
mendukung tujuan bisnis.
Siapa yang Membutuhkan IT Governance?
Organisasi yang perlu mematuhi regulasi terkait akuntabilitas finansial dan teknologi harus mempertimbangkan penerapan
program IT governance. Bisnis kecil mungkin hanya membutuhkan metode dasar, sementara organisasi besar dan lebih teratur
harus mengadopsi program yang komprehensif.
Cara Mengimplementasikan IT Governance
Implementasi dapat dimulai dengan menggunakan framework yang sudah ada dan diakui oleh industri. Framework yang paling
umum digunakan antara lain:
COBIT dan COSO lebih fokus pada manajemen risiko.
ITIL digunakan untuk menyederhanakan layanan dan operasi TI.
CMMI dimulai untuk rekayasa perangkat lunak dan sekarang mencakup pengembangan perangkat keras dan pengiriman
layanan.
FAIR digunakan untuk menilai risiko operasional dan keamanan siber.
SYSTRUST
SERVICE
Peran penting sistem informasi dalam operasional bisnis yang semakin meningkat membuat keandalan
sistem sangat krusial.
Keandalan sistem informasi harus dijamin agar data yang diproses dan disimpan aman, akurat, lengkap, dan
dapat diakses kapan saja.
SysTrust Service dikembangkan oleh AICPA dan Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) untuk
memberikan jaminan terkait keamanan, integritas data, ketersediaan, dan reliabilitas sistem informasi.
Layanan ini bertujuan memberikan keyakinan kepada manajemen, pelanggan, mitra bisnis, dan pihak terkait
bahwa sistem informasi yang digunakan dapat dipercaya untuk menghasilkan informasi yang akurat dan
tepat waktu.
SysTrust memberikan jaminan melalui audit independen oleh seorang Certified Public Accountant (CPA)
yang menilai sistem berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Dengan adanya SysTrust, organisasi dapat lebih percaya diri dalam mengelola data dan sistem mereka
serta memenuhi harapan dan kepercayaan dari pihak eksternal.
SYSTRUST
FRAMEWORK
SysTrust Framework adalah sebuah standar yang dikembangkan untuk menilai dan menguji keandalan sistem
informasi berdasarkan lima aspek utama:
Keamanan (Security)1.
Kerahasiaan (Confidentiality)2.
Privasi (Privacy)3.
Integritas Pemrosesan (Processing Integrity), dan4.
Ketersediaan (Availability). 5.
Framework ini bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa sistem informasi yang digunakan oleh organisasi
dapat dipercaya dalam mengelola dan memproses data dengan cara yang aman, efisien, dan sesuai dengan
standar yang berlaku.
SYSTRUST FRAMEWORK
Keamanan sistem mencakup perlindungan
dari akses fisik maupun logis yang tidak sah,
baik dari pihak internal maupun eksternal.
Hal ini untuk mencegah potensi ancaman
seperti pencurian, kerusakan, atau
pengungkapan informasi yang sensitif.
Tujuan: Menjamin bahwa hanya pihak yang
berwenang yang dapat mengakses dan
menggunakan sistem. Keamanan ini meliputi
penggunaan enkripsi, kontrol akses, dan
proteksi dari serangan eksternal.
Keamanan
Kerahasiaan berfokus pada perlindungan
informasi yang sangat penting, seperti data
pribadi pelanggan atau informasi bisnis yang
bersifat sensitif (misalnya, strategi
pemasaran atau teknik perdagangan), agar
tidak bocor kepada pihak yang tidak
berwenang.
Tujuan: Menjamin bahwa hanya pihak yang
berwenang yang dapat mengakses informasi
sensitif dan bahwa informasi tersebut tetap
terjaga dari pengungkapan yang tidak sah.
Kerahasiaan
SYSTRUST FRAMEWORK
Privasi berkaitan dengan pengelolaan dan
perlindungan informasi pribadi konsumen.
Hal ini meliputi pengumpulan, penggunaan,
penyimpanan, dan pengungkapan data
pribadi sesuai dengan kebijakan yang
berlaku, baik internal maupun eksternal.
Tujuan: Menjamin bahwa data pribadi
konsumen hanya digunakan untuk tujuan
yang sah dan tidak dibagikan tanpa
persetujuan yang tepat.
Privasi
Integritas pemrosesan memastikan bahwa
sistem dapat memproses data secara
lengkap, akurat, tepat waktu, dan sesuai
dengan otorisasi yang diberikan. Ini juga
mencakup pengendalian terhadap
kemungkinan terjadinya kesalahan atau
manipulasi data.
Tujuan: Menjamin bahwa semua data yang
diproses oleh sistem adalah valid dan tidak
dimanipulasi secara tidak sah, baik
disengaja maupun tidak disengaja.
Integritas Pemrosesan
SYSTRUST FRAMEWORK
Ketersediaan memastikan bahwa sistem
selalu tersedia untuk digunakan sesuai
kebutuhan. Ini mencakup waktu operasional
yang tinggi dan jaminan bahwa sistem dapat
diakses tanpa gangguan yang signifikan.
Tujuan: Menjamin bahwa layanan yang
diberikan oleh sistem tidak terganggu dan
dapat diakses kapan saja dibutuhkan oleh
pengguna atau sistem lainnya.
Ketersediaan
MANFAAT
SYSTRUST
Dengan bantuan prinsip-prinsip dan kriteria tersebut, Auditor (CPA) yang ditunjuk dapat:
Mengevaluasi apakah perusahaan memenuhi standar yang diperlukan, serta mengidentifikasi kelemahan
yang ada.
Menggunakan prinsip dan kriteria tersebut untuk membangun kontrol yang tepat dari awal.
Memberikan jaminan independen yang dapat membantu pelanggan mengetahui perusahaan mana yang
layak dan aman untuk melakukan transaksi.
SysTrust memberikan jaminan mengenai reliabilitas sistem yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan
dinyatakan layak untuk menjalankan operasionalnya dengan aman.
COBIT
adalah singkatan dari Control Objectives
for Information and Related
Technologies. Cobit dalam artian
sederhana adalah kerangka pendukung
dalam memenuhi kebutuhan suatu
organisasi karena dianggap sebagai
kerangka konrol paling sesuai untuk
membantu sebuah organisasi antara
penggunaan teknologi informasi dan
tujuan bisnis.
Kerangka kerja COBIT dibuat
oleh ISACA (The Information
Systems Audit and Control
Association) untuk
menjembatani gap yang krusial
antara masalah teknis, risiko
bisnis, dan juga control
requirements. Oleh karenanya,
COBIT memberikan pedoman
dan langkah-langkah untuk
memanfaatkan sumber daya dan
proses teknologi informasi.
BAGAIMANA SEJARAH COBIT ?
COBIT VERSI PERTAMA DITERBITKAN PADA TAHUN
1996 UNTUK AUDITOR KEUANGAN GUNA
MENDUKUNG PERTUMBUHAN LINGKUNGAN TI
YANG TERUS BERKEMBANG. KEMUDIAN, ISACA
MERILIS VERSI KEDUA YANG LEBIH KOMPREHENSIF
PADA TAHUN 1998 YANG MULAI MENCAKUP AREA
DI LUAR KENDALI AUDIT KEUANGAN. VERSI 3 DAN
4, DIRILIS PADA TAHUN 2000-AN, DENGAN
MENYERTAKAN PEDOMAN MANAJEMEN LEBIH
LANJUT SEPUTAR CYBER SECURITY. KEMUDIAN,
SECARA BERTAHAP ISACA MERILIS COBIT 4.1,
COBIT 5, DAN YANG TERBARU VERSI COBIT 2019.
WHY IS COBIT
CRUCIAL ?
krusialnya COBIT karena sebagai alat
yang digunakan untuk menyediakan
bahasa yang sama atau common
language bagi profesional TI, eksekutif
bisnis, dan auditor kepatuhan untuk
berkomunikasi satu sama lain tentang
kontrol, sasaran, dan tujuan TI.
Tanpa bahasa yang sama,
organisasi yang diaudit berisiko
harus menginstruksikan setiap
auditor tentang kapan, di mana,
bagaimana, dan mengapa mereka
membuat kontrol TI tertentu di
dalam organisasi.
BEBERAPA
KOMPONEN COBIT
Kerangka kerja utama
atau kunci didasarkan
pada fakta bahwa TI
sangat penting untuk
mengatur motif tata
kelola TI dan
menghadirkan praktik
terbaik industri dalam
operasi TI yang sedang
berlangsung. Selain itu,
domain TI harus
dipertimbangkan saat
memahami kebutuhan
bisnis.
Deskripsi Proses, yakni
bertindak sebagai bahasa
umum bagi para profesional,
model referensi ini
membantu. Karena itu,
setiap orang dalam suatu
organisasi/perusahaan dapat
memperoleh pemahaman
yang wajar tentang tata
kelola TI. Konsep-konsep
utama yang perlu
diperhatikan yang
disebutkan dalam deskripsi
proses adalah membangun,
merencanakan, memantau
proses TI, dan
menjalankannya
Tujuan Pengendalian –
komponen ini menawarkan
daftar poin-poin yang
lengkap yang dapat
dibagikan oleh tim
manajemen TI dengan para
profesionalnya sebagai
referensi. Sangat penting
untuk memperoleh
pemahaman yang lebih
baik tentang kontrol bisnis
TI
Kematangan Bisnis –
model bisnis yang lebih
matang membuat bisnis
lebih menguntungkan,
produktif, dan efisien.
Penekanan model
kematangan COBIT adalah
pada perolehan akses yang
lebih baik terhadap
kemampuan proses untuk
memperkuat strategi tata
kelola dan kematangan
bisnis dalam hal keamanan
siber.
Pedoman Management–
Memiliki instruksi khusus
dari perusahaan penting
untuk alokasi tugas dan
manajemen kinerja yang
lebih baik. Selain itu,
dijelaskan pula bahwa
penting untuk memiliki
tujuan yang disepakati
bersama di seluruh usaha
bisnis
COBIT FRAMEWORK FOR (SMALL AND MEDIUM-SIZED
ENTERPRISES)
andil COBIT terkait hal ini sama seperti pada penjelasan diawal
bahwa ia menyediakan kerangka teknologi informasi terkait tata
kelola dan manajemen secara komprehensif.
Beberapa literasi menyebutkan implementasi COBIT lebih dapat
diterima bila diterapkan di perusahan besar, tetapi Mutiso seorang
auditor ternama mengatakan bahwa hal ini bisa diterapkan tetapi ada
challenge and opportunity.
CHALLENGE
Resource Constraint :
SMEs sering dalam
operasionalnya
mengunakan sumber daya
yang terbatas baik itu
keuangan, sumber daya
manusia, dan teknologi.
Keterbatasan ini pada
akhirnya menimbulkan
ruang gerak yang semit,
sedangkan COBIT
memerlukan inestasi
dalam training,
infrastruktur teknologi, dll.
Deskripsi Proses, yakni
bertindak sebagai bahasa
umum bagi para profesional,
model referensi ini
membantu. Karena itu,
setiap orang dalam suatu
organisasi/perusahaan dapat
memperoleh pemahaman
yang wajar tentang tata
kelola TI. Konsep-konsep
utama yang perlu
diperhatikan yang
disebutkan dalam deskripsi
proses adalah membangun,
merencanakan, memantau
proses TI, dan
menjalankannya
Tujuan Pengendalian –
komponen ini menawarkan
daftar poin-poin yang
lengkap yang dapat
dibagikan oleh tim
manajemen TI dengan para
profesionalnya sebagai
referensi. Sangat penting
untuk memperoleh
pemahaman yang lebih
baik tentang kontrol bisnis
TI
Kematangan Bisnis –
model bisnis yang lebih
matang membuat bisnis
lebih menguntungkan,
produktif, dan efisien.
Penekanan model
kematangan COBIT adalah
pada perolehan akses yang
lebih baik terhadap
kemampuan proses untuk
memperkuat strategi tata
kelola dan kematangan
bisnis dalam hal keamanan
siber.
Pedoman Management–
Memiliki instruksi khusus
dari perusahaan penting
untuk alokasi tugas dan
manajemen kinerja yang
lebih baik. Selain itu,
dijelaskan pula bahwa
penting untuk memiliki
tujuan yang disepakati
bersama di seluruh usaha
bisnis
IT GOVERNANCE
Istilah tatakelola (governance) merupakan suatu proses yang
dilakukan suatu organisasi atau masyarakat untuk mengatasi
masalah yang terjadi.
Jogiyanto H.M dan Willy A, 2011
IT Governance (Tata kelola teknologi informasi) merupakan bagian
terintegrasi untuk pengelolaan perusahaan yang mencakup
kepemimpinan, struktur, serta proses organisasi yang memastikan
bahwa teknologi informasi perusahaan dapat digunakan untuk
mendukung strategi dan tujuan organisasi
Jogiyanto H.M dan Willy A, 2011
PENTINGNYA
TATA
KELOLA IT
Di lingkungan yang sudah
memanfaatkan Teknologi Informasi
(TI), tata kelola TI menjadi hal
penting yang harus diperhatikan.
Adanya perubahan peran TI, dalam peran efisiensi
ke peran stategik yang harus ditangani di level
organisasi
01
02
Banyak proyek TI strategik yang penting namun
gagal dalam pelaksanaannya karena hanya
ditangani oleh teknisi TI
Keputusan TI di dewan direksi sering bersifat ad
hock atau tidak terencana dengan baik
03
PENTINGNYA
TATA
KELOLA IT
Di lingkungan yang sudah
memanfaatkan Teknologi Informasi
(TI), tata kelola TI menjadi hal
penting yang harus diperhatikan.
TI merupakan pendorong utama proses transformasi
bisnis yang memberi imbas penting bagi organisasi
dalam pencapaian misi, visi, dan tujuan stategik
04
05
Kesuksesan pelaksanaan TI harus dapat terukur
melalui metrik tata kelola TI
Tata kelola TI dapat membantu organisasi dalam
mengelola risiko yang terkait dengan keamanan
informasi, kepatuhan, dan privasi data.
06
adalah untuk mengatur penggunaan
TI, dan memastikan kinerja TI sesuai
dengan tujuan/fokus utama area tata
kelola TI
MANFAAT TATA
KELOLA IT
Memastikan adanya hubungan
perencanaan organisasi dan TI
dengan cara menetapkan,
memelihara, serta menyesuaikan
operasional TI dengan operasional
organisasi.
STRATEGIC ALIGMENT AREA FOKUS TATA
KELOLA IT
Fokus dengan melaksanakan proses TI
supaya proses tersebut sesuai dengan
siklusnya, memastikan TI dapat
memberikan manfaat yang diharapkan,
mengoptimalkan penggunaan biaya
sehingga pada akhirnya TI dapat
mencapai hasil yang diinginkan
VALUE DELIVERY
Fokus pada kegiatan yang dapat
mengoptimal kan dan mengelola
sumber daya TI, yang terdiri dari
aplikasi, informasi, infrastruktur,
dan sumber daya manusia
RESOUECE MANAGEMENT AREA FOKUS TATA
KELOLA IT
Mengikuti dan mengawasi jalannya
pelaksanaanrencana, pelaksanaan
proyek, pemanfaaatan sumber daya,
kinerja poses, penyampaian layanan
sampai dengan pencapaian hasil TI
PEFORMANCE MEASUREMENT
Untuk melaksanakan pengelolaan
terhadap risiko, dibutuhkan
kesadaran anggota organisasi
dalam memahami adanya risiko,
kebutuhan organisasi, dan risiko –
risiko signifikan yang dapat terjadi,
serta menanamkan tanggung
jawab dalam mengelola risiko
yang ada di organisasi.
RISK MANAGEMENT
AREA FOKUS TATA
KELOLA IT
Tata kelola TI yang dilakukan secara tidak efektif akan
menjadi awal terjadinya pengalaman buruk yang
dihadapi perusahaan, yang memicu munculnya
fenomena investasi TI yang tidak diharapkan, seperti:
1. Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi, dan
melemahnya posisi kompetisi.
2. Tenggang waktu yang terlampaui, biaya lebih tinggi
dari yang di perkirakan, dan kualitas lebih rendah dari
yang telah diantisipasi.
3. Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh
secara negatif oleh rendahnya kualitas penggunaan TI.
PENGABAIAN TATA KELOLA IT
KERANGKA
KERJA TATA
KELOLA IT
Berikut contoh framework IT yang bisa
dimanfaatkan, termasuk di antaranya
adalah
01
03
ITIL dikembangkan oleh The Office of
Government Commerce (OGC) suatu
badan dibawah pemerintah Inggris,
dengan bekerja sama dengan The IT
Service Management Forum (itSMF) dan
British. Standar ITIL berfokus kepada
pelayanan customer, dan sama sekali tidak
menyertakan proses penyelarasan strategi
perusahaan terhadap strategi TI yang
dikembangkan.
The IT Infrastructure
Library (ITIL)
KERANGKA
KERJA TATA
KELOLA IT
Berikut contoh framework IT yang bisa
dimanfaatkan, termasuk di antaranya
adalah
02
03
The International Electrotechnical Commission (IEC)
ISO/IEC 17799 bertujuan memperkuat 3 (tiga)
element dasar keamanan informasi, yaitu:
1. Confidentiality – memastikan bahwa informasi
hanya dapat diakses oleh yang berhak.
2. Integrity – menjaga akurasi dan selesainya
informasi dan metode pemrosesan.
3. Availability – memastikan bahwa user yang
terotorisasi mendapatkan akses kepada informasi
dan aset yang terhubung dengannya ketika
memerlukannya
ISO/IEC 17799
KERANGKA
KERJA TATA
KELOLA IT
Berikut contoh framework IT yang bisa
dimanfaatkan, termasuk di antaranya
adalah
03
03
COSO merupakan kependekan dari
Committee of Sponsoring Organization of the
Treadway Commission, sebuah organisasi di
Amerika yang berdedikasi dalam
meningkatkan kualitas pelaporan finansial
mencakup etika bisnis, kontrol internal dan
corporate governance. Kerangka kerja COSO
memiliki beberapa komponen, yaitu:
Lingkungan pengendalian, Penilaian risiko,
Aktivitas pengendalian, Informasi dan
komunikasi, Aktivitas pemantauan.
COSO
KERANGKA
KERJA TATA
KELOLA IT
Berikut contoh framework IT yang bisa
dimanfaatkan, termasuk di antaranya
adalah
04
COBIT
03
Merupakan singkatan dari Control
Objectives for Information and related
Technology. Kerangka kerja COBIT dibuat
oleh ISACA (The Information Systems
Audit and Control Association) untuk
menjembatani gap yang krusial antara
masalah teknis, risiko bisnis, dan juga
control requirements.
IT MANAGEMENT
Berbeda dengan tata kelola, IT management atau manajemen IT
berfokus pada orang-orang atau sumber daya manusia. Manajemen
layanan IT mencakup seluruh aktivitas yang berhubungan dengan
perencanaan, perancangan, transisi, pengelolaan hingga peningkatan
secara berkelanjutan terhadap layanan IT.
Salah satu komponen kunci dalam manajemen IT adalah
menentukan persyaratan operasional perusahaan serta sumber
perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai. Prosesnya juga
melibatkan sejumlah aktivitas seperti instalasi update pada
komputer perusahaan, pengembangan protokol keamanan dana
dan koordinasi dukungan teknis.
TATA-KELOLA TI > MANAJEMEN TI
(IT GOVERNANCE) (IT MANAGEMENT)
Manajemen TI (IT
Management) lebih
fokus pada bagaimana
menyediakan layanan
& produk TI bagi
internal perusahaan
saat ini.
Tata-kelola TI lebih luas, fokus pada
bagaimana merencanakan dan
mengimplementasikan TI untuk
memenuhi kebutuhan bisnis saat ini
dan masa datang (fokus internal)
dan kebutuhan pelanggan (fokus
eksternal)
PERBEDAAN
Perbedaan Tata Kelola TI (IT
Governance) > Manajemen TI (IT
Management) dapat dilihat dengan
beberapa parameter ruang lingkup,
mekanisme, keputusan TI, fokus,
orientasi, objek keputusan, proses
implementasi, dan personil
penanggung-jawab sebagai berikut :
IT MANAGEMENT ADALAH BAGIAN DARI
IT GOVERNANCE
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
Dengan penerapan COBIT 5, Bank BRI berhasil:
Meningkatkan keamanan data nasabah dengan kontrol yang lebih
ketat dan prosedur manajemen risiko yang terstruktur.
Mematuhi regulasi dari OJK dan BI secara lebih efektif, mengurangi
risiko penalti dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Mengurangi downtime sistem dan meningkatkan keandalan layanan
digital, yang berdampak positif terhadap kepuasan nasabah.
Meningkatkan efisiensi operasional IT, yang membantu bank dalam
mengurangi biaya operasional terkait IT dan meningkatkan
produktivitas.
Memastikan inisiatif IT selaras dengan tujuan bisnis, sehingga bank
dapat menjalankan strategi digital yang benar-benar memberikan
nilai tambah.
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
Langkah-Langkah Implementasi:
1. Penilaian Awal (Assessment)
Bank BRI mengidentifikasi area yang memiliki risiko tinggi dan
memerlukan perbaikan. Langkah ini mencakup pemetaan antara
kebutuhan bisnis dan tujuan IT.
2. Peningkatan Tata Kelola dan Manajemen Risiko
Bank BRI mengimplementasikan kontrol pada proses-proses yang
memiliki risiko tinggi, seperti manajemen akses, enkripsi data, dan
pelatihan keamanan siber untuk karyawan.
3. Peningkatan Kepatuhan terhadap Regulasi
Bank BRI memanfaatkan COBIT 5 untuk memastikan kepatuhan dengan
peraturan dari OJK dan BI, seperti ketentuan terkait data pribadi,
manajemen risiko teknologi, dan pelaporan transaksi mencurigakan.
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
4. Pengelolaan Kinerja IT
Bank BRI menggunakan indikator kinerja utama (KPI) yang disarankan
oleh COBIT 5 untuk memantau efektivitas berbagai proses IT, seperti
pemulihan sistem, downtime, dan ketersediaan layanan digital.
5. Peningkatan Komunikasi dan Kolaborasi Antardepartemen
Bank BRI meningkatkan komunikasi antara tim IT dan bisnis untuk
memastikan bahwa semua inisiatif digital mendukung tujuan bisnis
utama.
6. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Bank BRI menerapkan pengukuran secara berkala untuk mengevaluasi
keberhasilan implementasi dan memperbaiki proses jika diperlukan.
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
Contoh Analisis Penggunaan COBIT Pada BRI Cabang Tanah Grogot
Aplikasi Sistem informasi debitur (SID BRI) adalah sebuah aplikasi yang
digunakan pekerja BRI khususnya pada devisi kredit sebagai salah satu
poin penentu dalam pemberian keputusan kredit terhadap calon
debitur. COBIT 5 khususnya pada domain DSS adalah sebuah metode
yang digunakan untuk mengklasifikasikan permasalahan, klasifikasinya
dibagi enam kategori yaitu:
1. DSS01 – Manage Operations,
2. DSS02 – Manage Service Request and Incidents,
3. DSS03 – Manage Problems,
4. DSS04 – Manage Continuity,
5. DSS05 – Manage Security Services,
6. DSS06 – Manage Business Process Controls
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
STUDI
KASUS:
COBIT 5.0
DI BANK
BRI
Pada jurnal tersebut, metode COBIT 5 domain DSS dinilai sudah
efektif dilakukan oleh salah satu cabang BRI tersebut karena
melihat dari hasil analisa dari ke 6 domain dalam COBIT domain
DSS menunjukan bahwa seluruh domain cobit 5 mulai dari
DSS01,DSS02,DSS03,DSS04,DSS05,DSS06 masuk dalam kategori
tinggi dengan nilai skor 3.62 sehingga bisa dikatakan bahwa
aplikasi SID BRI dikatakan efektif. Meskipun demikian masih
terdapat ruang untuk meningkatkan kembali layanan BRI tersebut
karena masih ada beberapa pengguna yang merasakan ada
kekurangan dalam sistem tersebut.