KERACUNAN FARMAKOLOGI KEPERAWATAN_pptx.pptx

evitaputri13 8 views 65 slides Sep 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 65
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65

About This Presentation

Materi Kuliah Farmakologi


Slide Content

INTOKSIKASI ATAU KERACUNAN Intoksikasi / Keracunan : Masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya . Ada beberapa terminologi untuk menggambarkan reaksi yang merugikan dari suatu obat , seperti reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD), efek samping obat (ESO), dan toksisitas obat .

ROTD ( reaksi obat yang tidak diinginkan ) ROTD   digunakan untuk menggambarkan reaksi yang muncul pada penggunaan obat dalam rentang dosis terapi yang direkomendasikan Sedangkan   toksisitas obat   digunakan untuk menggambarkan penggunaan obat yang melewati rentang dosis terapi . Risiko toksisitas obat juga dapat terjadi pada penggunaan dosis normal, seperti pada kasus interaksi obat yang menyebabkan peningkatan kadar obat .

Efek Samping Obat Efek samping obat sering digunakan sebagai istilah alternatif untuk ROTD, meskipun seharusnya lebih mengacu pada efek yang tidak diinginkan dan tidak berkaitan dengan mekanisme kerja obat .

Toksisitas Obat Toksisitas obat   diartikan sebagai tingkat kerusakan yang dapat disebabkan oleh suatu obat terhadap organisme . Efek toksik suatu obat bergantung pada dosis dan dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh .

Faktor yang mempengaruhi toksisitas obat Usia Pasien bayi , anak-anak dan usia lanjut (>65 tahun ) memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami toksisitas obat karena perbedaan profil farmakokinetik atau enzim pemetabolisme obat . Selain itu , fungsi organ pada pasien bayi atau anak-anak masih belum sempurna , sedangkan pada pasien usia lanjut sudah terjadi penurunan fungsi organ tubuh . Kondisi atau Penyakit Penyerta R isiko toksisitas obat akan meningkat pada pasien dengan disfungsi liver atau ginjal, penurunan sistem imun atau kehamilan

Faktor yang mempengaruhi toksisitas obat Dosis Obat yang diberikan Pemberian dosis melewati rentang dosis terapi yang direkomendasikan dapat menyebabkan toksisitas obat . Contoh : konsentrasi Gentamicin di dalam darah >12 mcg/ml dapat menyebabkan gangguan pada pendengaran ( ototoksisitas ) dan ginjal ( nefrotoksisitas ) Obat lain yang sedang digunakan Penggunaan obat lain atau obat herbal secara bersamaan dapat menyebabkan interaksi obat melalui interaksi farmakokinetik maupun farmakodinamik . Interaksi dapat memengaruhi kadar obat dan berpotensi menimbulkan toksisitas obat

Gambaran Klinik Yang paling menonjol adalah kelainan visus , hiperaktifitas kelenjar ludah , keringat dan gangguann saluran pencernaan , serta kesukaran bernafas .

Gejala Keracunan Ringan meliputi : Anoreksia , Nyeri kepala , Rasa lemah , Rasa takut , Tremor pada lidah , Pupil miosis.

Gejala Keracunan Sedang meliputi : nausea, Muntah-muntah , Kejang atau kram perut , Hipersaliva , Hiperhidrosis Fasikulasi otot Bradikardi

Gejala Keracunan Berat meliputi : Diare , Pupil pi- poin , Reaksi cahaya negatif , Sesak nafas , Sianosis , Edema paru Inkontenesia urine dan feces, Koma , Blokade jantung , akhirnya meningal

Pemeriksaan Fisik Toksidroma : sekelompok tanda dan gejala yang terkait dengan overdosisatau keracunan

Manajemen toksisitas obat Penanganan bertujuan untuk mengurangi toksisitas obat yang dapat dilakukan dengan cara berikut :

Meminimalkan absorpsi obat Kumbah lambung , tidak disarankan untuk obat yang bersifat korosif ( contoh : asam sulfat ) atau distilat Petroleum. Penggunaan larutan activated charcoal atau arang aktif dapat mengikat dan mengurangi absorpsi beberapa racun pada saluran cerna .

Pengulangan dosis diyakini berguna pada keracunan yang berpotensi mengancam jiwa dari obat Carbamazepine, Dapsone, Phenobarbital, Quinine, Theophylline, Amitriptyline, Digoxin, Amiodarone, Valproic acid, Duloxetine, dan Verapamil. Pasien dengan keluhan muntah harus diterapi dengan antiemetik karena dapat menurunkan efikasi dari charcoal.

Memaksimalkan eliminasi obat Activated Charcoal Obat yang sudah terjerap pada activated charcoal, selanjutnya akan dibawa melewati dinding usus dan diserap ke dalam usus melalui perbedaan konsentrasi , sehingga eliminasi obat akan meningkat .

Memaksimalkan eliminasi obat Eliminasi renal Perubahan pH urin berguna untuk meningkatkan eliminasi obat yang bersifat elektrolit lemah . Modifikasi pH urin bertujuan untuk meningkatkan ionisasi obat , sehingga akan menurunkan reabsorpsi di ginjal , contoh : Salisilat ( asam lemah ) akan lebih cepat terekskresi pada urin yang bersifat alkali. Peningkatan pH urin dapat dilakukan dengan pemberian Sodium Bicarbonate secara intravena .

Memaksimalkan eliminasi obat Hemodialisis Hemodialisis berguna untuk obat yang banyak berada di dalam plasma. Hemodialisis bergantung pada difusi obat dari darah , melintasi membran semipermeabel ke cairan dialisis . Hemodialisis biasanya digunakan untuk pasien dengan toksisitas obat akibat Ethylene glycol, Lithium, Methanol, Phenobarbital, Salicylates dan Sodium Valproate.

Pemberian antidot spesifik Antidot hanya tersedia untuk beberapa obat saja . Berdasarkan mekanisme kerjanya , antidot dapat dibagi menjadi 4 jenis , yaitu : Competitive receptor antagonists Bekerja dengan berkompetisi untuk menduduki reseptor obat , contoh : Atropine yang bekerja pada reseptor muskarinik diberikan untuk menghentikan efek parasimpatik dari Acetylcholine yang berlebihan akibat keracunan insektisida organofosfat .

Pemberian antidot spesifik Agen khelat Bekerja dengan membentuk kompleks dengan obat , sehingga akan menurunkan konsentrasi obat bebas , contoh : Sodium calcium edetate (EDTA) pada keracunan timbal. Bahan yang memengaruhi metabolisme obat Bekerja dengan memengaruhi metabolisme obat , contoh : Fomepizole merupakan inhibitor kompetitif alkohol dehidrogenase pada kasus keracunan Methanol atau Ethylene glycol dengan menghambat pembentukan metabolit toksik .

Pemberian antidot spesifik Antibodi Antibodi bekerja dengan membentuk ikatan dengan antigen spesifik dari toksisitas obat . Contoh : penggunaan fragmen antibodi spesifik yang berasal dari domba untuk toksisitas Digoxin ( Digibind ®), namun belum tersedia di Indonesia.

Selain penanganan toksisitas obat dengan penggunaan antidot, pengukuran tanda-tanda vital dan perbaikan gejala toksisitas juga diperlukan untuk mencapai tujuan terapi .

Resuscitation/Emergency Management

Resuscitation/Emergency Management

Resuscitation/Emergency Management

MACAM-MACAM KERACUNAN Keracunan Cara masuk melalui pencernaan / Menelan racun Keracunan Korosif Keracunan Inhalasi Keracunan Karbon monoksida Keracunan Kontaminasi Kulit ( Luka Bakar Kimiawi ) Keracunan makanan Keracunan Penyalahgunaan Zat

Tujuan tindakan Kegawat daruratan : Menghilangkan / Meng Inaktifkan racun sebelum diabsorbsi U/ memberikan perawatan mendukung U/ memelihara sistem organ Vital Menggunakan antidot spesifik untuk menetralkan racun Memberikan tindakan u/ mempercepat eliminasi racun yang terabsorsi

PENATALAKSANAAN : Keracunan Cara masuk melalui pencernaan / Menelan racun 1. Kontrol Jalan nafas ( Pernafasan ) dan sistem sirkulasi : Kaji Ventilasi (AGD) Tanda Vital Kardiovaskuler Siapkan Ventilasi Mekanik Oksigenasi Cegah aspirasi isi lambung dengan atur posisi

Stabilkan Kardivaskuler dengan pantau EKG Kateter sementara Periksa spesimen darah tes konsentrasi obat / racun Pantau neurologi Lakukan pemeriksaan fisik cepat

Menentukan zat racun , jumlah , kapan tertelan , gejala , usia , BB, riwayat kesehatan u/ mengidentifikasi anti dot Tangani syok dengan tepat sampai meningkatnya permeabilitas kapiler Kurangi absorbsi racun ; Prosedur pengosongan lambung ; Sirup ipekak Karbon di aktivasi diberikan jika racun adalah salah satu yang dapat diabsorbsi oleh karbon Bilas lambung

5. Berikan terapi spesifik u/ menurunkan efek toksik 6. Dukung pasien yang mengalami kejang 7. Mendukung penghilang zat yang tertelan / ditelan jk hal2 diatas tdk efektif : Diuresis Dialisis Hemoperfusi Karbon dosis ganda

8. Pantau tekanan vena sentral 9. Pantau keseimbangan cairan elektrolit 10. Turunkan suhu tubuh 11. Beri analgesik  kolaps vasomotor  menghambat reflek fungsi fisiologik normal 12. Dapatkan spesimen darah , muntah , urine, isi lambung 13. Perhatian pad pasien koma  g3 fx sel otak metabolisme 14. Atasi komplikasi hipotensi , disritmia jantung , & Kejang 15. u/ pasien pulang : konsulkan dokter jiwa pd percobaan bunuh diri

KERACUNAN KOROSIF Keracunan zat korosif meliputi alkalin & agens asam yag dpt menyebabkan kerusakan jaringan setelah kontak dengan membran mukosa

Contoh produk alkalin Pembersih kering Pembersih toilet Deterjen non fosfat Pembersih Oven Baterai Tablet clinitest

Contoh produk asam : Pembersih toilet Pembersih kolam renang Pembersih logam Penghilang karat Asam baterai

Pengkajian Catat tipe & Kuantitas dari agen yg tertelan Kaji nyeri & sensasi terbakar dlm mulut , tenggorokan , nyeri menelan , ≠ mampu menelan , muntah , pengeluaran air liur Hematuria

PENATALAKSANAAN Berikan air ( susu ) u/ pengenceran ≠ dilakukan bila px mengalami edema jln nafs akut / obstruksi & jk terdpt bukti klinis perforasi esofagus , lambung / usus Jgn rangsang muntah jk px telah mengkonsumsi asam , basa kuat / zat korosif 2. Lakukan endoskopi 3. Consul psikiatrik

KERACUNAN INHALASI PENATALAKSANAAN : Bawa px k udara segar : buka pintu & jendela Longgarkan semua pakaian Resusitasi kardiopulmunal jk diperlukan Cegah mengigil ( selimut ) Px tenang

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA Biasa terjadi karena kecelakaan industri / usaha bunuh diri Merupakan toksik karena efeknya yg mengikat sirkulasi Hb . Hb mengabsorbsi karbon monoksida lebih dari 200 kali dari pada oksigen ( Karboksihemoglobin )

Manifestasi klinis Saraf pusat Krisis thd Oksigen ( hipoksia serebral ) maka : Sakit kepala Kelemahan otot palpitasi Pusing Koma dgn cepat Warna kulit berubah dari merah muda  sianosis / pucat

PENATALAKSANAAN : Mempercepat eliminasi karbon monoksida Beri Oksigen 100% Ambil darah kadar karboksihemoglobin shg O2 terus diberikan < 5% Obsv px scr konstan : g3 psikosis , paralisis , ataksia , g3 visual, ditemukan gejala kerusakan sistem saraf pusat

KERACUNAN KONTAMINASI KULIT (LUKA BAKAR KIMIAWI) Cedera karena pemajanan pada bahan kimia PENATALAKSANAAN : Basahi kulit dgn air mengalir Teruskan u/ mengalirkanair ke kulit ketika melepaskan pakaian dari kulit , petugas kesehatan harus dilindungi dengan tepat Berikan bilas lebih lama dengan air hangat Berikan tindakan luka bakar standar

KERACUNAN MAKANAN Penyakit yang tiba-tiba & mengejutkan yg terjadi setelah menelan makana / minuman yg terkontaminasi Botulisme : Keracunan makanan yg serius yg membutuhkan surveilance terus-menerus

PENATALAKSANAAN Menentukan sumber & tipe keracunan makanan Lakukan pemeriksaan makanan , isi lambung , feces, muntah & serum Obsv . TTV Obsv . Sistem pernafasan Kematian  paralisis pernafasan  Botulisme ( keracunan ikan )

5. Pertahankan keseimbangan cairan & elektrolit Obsv . Syok hipovolemik Evaluasi : letargi , TTV, demam , oliguria , anuria , hipotensi & delirium 6. Kontrol hipoglikemia 7. Kontrol Mual

KERACUNAN PENYALAHGUNAAN ZAT Kesalahgunaan zat tertentu untuk mengubah alam perasaan / perilaku Contoh : Alkohol & Penyalahgunaan obat

Penyalahgunaan obat Penggunaan obat untuk tujuan diluar tuntutan medis . Gejalanya bervariasi ( sesuai tabel yg sdh dibagikan ) Penggunaan obat IV berisiko tinggi terhadap HIV, AIDS, Hepatitis B & tetanus

1. Kaji keadekuatan pernafasan , kontrol jalan nafas , Ventilasi , & Oksigenasi : Beri bantuan vebtilasi dgn selang endotrakeal ≠ batuk AGD Beri oksigen 2. Stabilkan sistem kardiovaskuler 3. Beri oabt khusus sesuai ketentuan jika obat diketahui Nalokson hidroklorida ( Narcan ) sering digunakan Dextrose 50% dlm air juga digunakan (u/ hipoglikemia )

4. Singkirkan obat dari lambung 5. Perawatan pendukung 6. Lakukan pemeriksaan fisik 7. Riwayat penggunaan obat 8. Masukan ke ruang intensif bila ≠ sadar 9. Rehabilitasi

Penyalahgunaan Alkohol ( etanol ) Obat Psikotropik yg mempengaruhi alam perasaan (mood), penilaian , tingkah laku , konsentrasi dan kesadaran

Pengkajian Toksin multisistem langsung & depresan sistem saraf pusat yg menyebabkan : Mengantuk ≠ terkoordinasi Bicara ≠ jelas Perubahan alam perasaan tiba-tiba Agresi Menyerang Waham Tingkah laku dpt menyebabkan stupor Koma Kematian

PENATALAKSANAAN : Lakukan pendekatan ≠ mengahkimi Sampel tes alkohol darah Biarkan px tidur dlm keadan intoksikasi alkoholik  obsv Kurangi kebisingan Intoksikasi alkoholik  trauma - obsv . Neurologik Rehabilitasi
Tags