Kerangka Acuan Kerja Updating Peta Jaringan Sungai.pdf

Heru231230 0 views 31 slides Oct 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 31
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31

About This Presentation

-


Slide Content

Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyepakatan Updating Peta Jaringan Sungai
SUBDIREKTORAT KETERPADUAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT SISTEM DAN STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Tangerang, 30 Agustus 2024

Table of Content
•Pendahuluan
•Maksud & Tujuan
•Lingkup Kegiatan & Persiapan
•Penyepakatan Subtansi Perbaikan
Peta Jaringan Sungai
•Pengumpulan data primer dan Data
Sekunder terkait Jaringan Sungai
•Pelaksanaan rapat klasifikasi &
Sinkronisasi Peta Jaringan Sungai
•Penutup
2

Pendahuluan
•Penetapan Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2024
tentang Pengelolaan Sumber Daya Air menyebabkan seluruh turunan Peraturan dan Keputusan terkait sektor sumber daya air
perlu dilakukan evaluasi dan ditinjau ulang.
•AmanatUndang-UndangNomor17Tahun2019tentangSumberDayaAirbahwa penetapanwilayahsungaiditetapkan
denganKeputusanPresiden.
•Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000.
•Perubahan batas Wilayah Sungai yang mengacu pada batas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan telah terintegrasi dengan Informasi Geospasial Dasar (IGD) serta
beberapa peta lainnya seperti jaringan sungai, batas administrasi yang terpublikasi pada Rupa Bumi Indonesia (RBI)
pada portal kebijakan satu peta (KSP).
•Penetapan Wilayah Sungai yang terdapat pada Permen PUPR Nomor 04 Tahun 2015 perlu dilakukan evaluasi menggunakan
data yang update.
3

Maksud dan Tujuan
❑Maksud dari kegiatan sinkronisasi peta jaringan sungai
adalah untuk melakukan updating peta jaringan sungai
yang termuat dalam Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang
disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan
berdasarkan orde sungai 1, 2 dan 3.
❑Tujuan dari kegiatan ini berupa perbaikan topologi error,
penyeseuaian nama jaringan sungai (koordinasi dengan
Tata Pemerintahan) yang selanjutnya akan digunakan
dalam layout peta wilayah sungai.
Sasaran
Sasaran dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah pemangku
kebijakan (Kementerian PUPR dan Badan Informasi
Geospasial), instansi pemerintah pengelola SDA (BBWS, BWS,
Dinas PUPR/Pengairan/PSDA Provinsi, Kab/Kota).
4

Lingkup Kegiatan
•Persiapan.
•Penyepakatan subtansi perbaikan peta jaringan Sungai.
•Pengumpulan data primer dan sekunder terkait peta
jaringan sungai oleh BBWS, BWS, Dinas.
PUPR/Pengairan/PSDA Provinsi, Kab/Kota
•Pelaksanaan Rapat Klarifikasi dan Sinkronisasi Peta
Jaringan Sungai dengan BBWS, BWS, Dinas
PUPR/Pengairan/PSDA Provinsi, Kab/Kota.
•Validasi data peta jaringan sungai hasil klarifikasi dan
sinkronisasi.
•Kompilasi data peta jaringan hasil klarifikasi dan
sinkronisasi.
•Penyampaian data updating peta jaringan sungai kepada
Badan Informasi Geospasial.
•Deliniasi jaringan sungai menggunakan Citra SPOT
sebagai basemap.
Persiapan
1.Direktorat Sistem dan Strategi Pengelolaan SDA
melakukan rapat pembahasan jaringan sungai
dengan Direktorat Pemetaan Rupa Bumi
Wilayah Darat (Badan Informasi Geospasial)
dan melibatkan BBWS/BWS yang memiliki
permasalahan jaringan sungai sesuai dengan
masukan dalam pembahasan wilayah sungai.
2.Melakukan diskusi rencana pelaksanaan
klarifikasi dan sinkronisasi peta jaringan sungai
dengan BIG.
3.Melakukan pilot project dalam rangka
penyepakatan perbaikan peta jaringan sungai
dengan lokasi terpilih pada wilayah sungai
Cidanau-Ciujung-Cidurian.
4.Mengusulkan mekanisme permohonan
persetujuan pembuatan Informasi Geospasial
Dasar (IGD) untuk unsur jaringan sungai kepada
BIG.
5

Penyepakatan Subtansi Perbaikan Peta Jaringan Sungai
•Pengecekan jaringan sungai didasarkan pada orde 1, 2 dan 3 pada
suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam lingkup wilayah sungai.
Penentuan metode orde sungai berdasarkan Metode Hack.
•Penambahan Field orde sungai pada atribut shapefile jaringan
sungai, yang kemudian dilakukan pengisian orde sungai.
•Pengecekan kembali layer jaringan sungai merupakan sungai alami,
jika terdapat jaringan/line yang bukan merupakan sungai alami
(saluran irigasi, drainase, sudetan, kanal banjir, saluran buatan
lainnya) agar dikeluarkan dari attribute shapefile.
•Nama rupa bumi unsur sungai perlu dilakukan pengecekan pada
aplikasi sinar.big.go.id. apabila terdapat perbedaan nama dapat
diusulkan kepada wali data rupabumi derah di Bagian Tata
Pemerintahan Prov/Kab/Kota sesuai dengan kewenangan.
Didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
6

Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai
Perbaikan yang dilakukan serta saran yang diberikan sudh melaui persetujuan oleh BIG melalui Rapat Klarifikasi dan
Sinkronisasi Peta Jaringan Sungai WS Cidanau-Ciujung-Cidurian pada 9 Agustus 2024, dengan contoh sebagai berikut :
Gambar 5.2. Jaringan sungai terdigitasi lebih dari satu line
(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
1.Jaringan sungai yang terdigitasi lebih dari satu line pada sungai yang sama.
7
Padakasusdiatas,halinidapatberpotensimembuatrancudalampengambilankeputusandan
penentuanordesungai.DisarankanuntukmenggunakangarisasSungaisebagaipenentuanlinesungai
padadataRBI,dantidakperlumenggunakangarisbataskiridankanan.

Secara teknis hal ini dapat diatasi dengan menggunakan software ArcGIS atau QGIS agar mendapatkan as sungai sebagai
line yang digunakan dalam berbagai kepentingan, berikut langkah yang perlu dilakukan:
•Aktifkan layer Jaringan Sungai, agar dapat melakukan
editing pada layer Jaringan Sugai gunakan Toogle
Editing yang dapat ditemukan pada Toolbar.
•Gunakan tools Select Futures agar dapat memilih line
sungai yang ingin diperbaiki.

8
•Setelah line sungai ter select, tampilan akan
seperti berikut:
Contoh di atas merupakan jaringan Sungai
Semitan pada WS Kepulauan Riau.

•Pada Toolbar, gunakan tools Delete Selected agar dapat
menghapus line sungai yang bukan bagian dari as
Sungai.

Masalah digitasi ganda pada shapefile jaringan sungai
seringkali terjadi. Solusi yang diajukan oleh BIG yaitu
menghapus garis badan sungai yang berlebih dan
menggantinya dengan garis sungai utama (as sungai).
Namun, untuk hasil yang lebih akurat dan efisien,
perlu dilakukan verifikasi lapangan secara langsung.
Selain itu, penggunaan teknologi penginderaan jauh
seperti citra satelit resolusi tinggi dapat membantu
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan
9
digitasi, BIG memberikan bantuan basemap CSRT
yang dapat diakses melalui
https://geoservices.big.go.id/raster/rest/services.
Dengan demikian, data jaringan sungai yang
dihasilkan akan lebih reliabel dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengelolaan sumber daya air
yang berkelanjutan.

Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai
(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
2.Jaringan Sungai tidak terdigitasi dengan tepat saat di overlay dengan basemap (spot).Sungai Serayu
(WS Serayu Bogowonto)

Kali Tinalah
(WS Progo-Opak-Serang)

Kali Tenjolaut
(WS Cidanau-Ciujung-Cidurian)

Kali Mandiri
(WS Cisadea-Cibareno)


10
Secara teknis hal ini dapat diatasi dengan menggunakan
software ArcGIS atau QGIS agar mendapatkan geometry
line sungai sesuai dengan basemap yang digunakan,
berikut langkah yang perlu dilakukan:
•Aktifkan layer Jaringan Sungai, agar dapat melakukan
editing pada layer Jaringan Sugai gunakan Toogle
Editing yang dapat ditemukan pada Toolbar.


•Gunakan tools Select Futures agar dapat memilih line
sungai yang ingin diperbaiki.

•Setelah line sungai ter select, tampilan akan seperti
berikut.
•Gunakan Vertex Tool yang bisa ditemui pada toolbar.

•Tampilan line sungai akan seperti berikut saat Vertex
Tool telah aktif. Setelah itu, adjust geometri jaringan
sungai mengikuti bentuk basemap yang digunakan.
11
•Agar editing tersimpan gunakan tool Save Editing pada
toolbar.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan
pendekatan multi-skala yang menggabungkan
peninjauan lapangan dengan analisis citra satelit
resolusi tinggi (CSRT) terbaru. Untuk mengurangi
kemungkinan perbedaan skala dan kualitas CSRT, BIG
memberikan data CSRT yang akurat sebagai acuan
penentuan jaringan sungai sehingga akurasi yang
dihasilkan juga baik. CSRT dapat di akses melalui
https://geoservices.big.go.id/raster/rest/services.

(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
3.Penamaan Jaringan Sungai yang tidak sesuai dengan topinimi, basemap, atau penyebutannya
oleh masyarakat.Perbedaan penamaan Sungai pada
DAS Arau

Gambar 5.4. Sungai Batang Arau
Menjadi Sungai Banjir Kanal
Perbedaan penamaan Sungai pada
DAS Kuranji

Gambar 5.5. Sungai Batang Sapih
menjadi Sungai Batang Balimbing

12
Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai
Perbedaan Penamaan Sungai pada DAS ArauPerbedaan Penamaan Sungai pada DAS Kuranji
Gambar Sungai Batang Arau
menjadi Sungai Banjir Kanal
Gambar Sungai Batang Sapih menjadi
Sungai Banjir BalimbingPerbedaan penamaan Sungai pada
DAS Arau

Gambar 5.4. Sungai Batang Arau
Menjadi Sungai Banjir Kanal
Perbedaan penamaan Sungai pada
DAS Kuranji

Gambar 5.5. Sungai Batang Sapih
menjadi Sungai Batang Balimbing

Pada hal diatas, terdapat potensi masalah yang dapat ditimbulkan saat perbedaan toponimi sungai terjadi. Hal ini dapat
terjadi saat dilakukan survey lapangan atau koordinasi antara pemerintah dan masyarakat adat dalam menagmbil sebuah
kebijakan. Selain itu dapat menghambat perencanaan dan pengelolaan SDA karena pentingnya mengetahui topnimi sungai
sesuai rencana dan pola yang berlaku sesuai dengan kebijakan.
Namun dalam kenyataanya, perubahan toponimi sungai tidak bisa dilakukan sepihak, harus dilakukan oleh banyak instansi
dalam mempertimbangankan hal teknis lainnya seperti Inventaris Nama Sungai dari Masyarakat dan Pemerintah,
Pengumpulan Data Historis Nama Sungai, Penyusunan Database Terpadu. Mengingat Kebijakan Satu Peta (KSP) melalui
Rencana Aksi Peraturan Presiden No.23 Tahun 2021 bahwa perlu adanya kesepakatan berbagai pihak dalam penyusunan
Indikatif Tumpang Tindih (IGT) dalam mencapai tujuan bersama. Maka dari itu perubahan nama jaringan sungai tidak bisa
dilakukan tanpa prosedur yang jelas.
Pada Kerangka Acuan Kerja ini, akan dilakukan demo dari segi teknis Sistem Inforomasi Geografi (SIG), setelah prosedur
lainnya dilakukan, berikut langkahnya:
•Aktifkan layer Jaringan Sungai, agar dapat melakukan
editing pada layer Jaringan Sugai gunakan Toogle
Editing yang dapat ditemukan pada Toolbar.
13
•Gunakan tools Select Futures agar dapat memilih line
sungai yang ingin diperbaiki.

•Setelah line sungai ter select, tampilan akan seperti
berikut.
•Untuk memudahkan dalam mengetahui nama sungai,
gunakan tools Open Attribute Table pada Toolbar..

Perubahan toponimi sungai bisa dilakukan pada kolom
“NAMOBJ” atau “Nama Objek” sesuai dengan
kesepakatan yang telah dilakukan melalui prosedur.
14
•Agar editing tersimpan gunakan tool Save Editing pada
toolbar.

•SAMPAI SINIII

(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
4.Jaringan Sungai Terputus dan Tidak Sampai pada Outlet Sungai dan Danau/Waduk.DAS Bagong
(WS Baru Bajulmati)

DAS Blega
(WS Madura-Bawean)

DAS Balak
(WS Lombok)

Gambar 5.6. Jaringan sungai tidak terdigitasi hingga ke laut
Danau Maninjau

Waduk Gajah Mungkur

Waduk Jatiluhur


15
Subtansi Updating Peta Jaringan SungaiDAS Bagong
(WS Baru Bajulmati)

DAS Blega
(WS Madura-Bawean)

DAS Balak
(WS Lombok)

Gambar 5.6. Jaringan sungai tidak terdigitasi hingga ke laut
Danau Maninjau

Waduk Gajah Mungkur

Waduk Jatiluhur


Danau Maninjau Waduk Gajah Mungkur Waduk Jatiluhur
DAS Bagong
(WS Baru Bajulmati)
DAS Blega
(WS Madura-Bawean)
DAS Balak
(WS Lombok)

Secara teknis hal ini dapat diatasi dengan menggunakan software ArcGIS atau QGIS agar mendapatkan geometry line sungai
sesuai dengan basemap yang digunakan, berikut langkah yang perlu dilakukan:
•Aktifkan layer Jaringan Sungai, agar dapat melakukan
editing pada layer Jaringan Sugai gunakan Toogle
Editing yang dapat ditemukan pada Toolbar.
•Gunakan tools Select Futures agar dapat memilih line
sungai yang ingin diperbaiki.

16
•Setelah line sungai ter select, tampilan akan
seperti berikut:
Pastikan digitasi benar-benar mengikuti alur
sungai sesuai kenampakan basemap yang
digunakan.

•Gunakan Vertex Tool yang bisa ditemui pada toolbar.

•Tampilan line sungai akan seperti berikut saat Vertex
Tool telah aktif. Setelah itu, adjust geometri jaringan
sungai mengikuti bentuk basemap yang digunakan
17
•Agar editing tersimpan gunakan tool Save Editing pada
toolbar.

(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
5.Jaringan Sungai yang masih dalam satu line, namun berbeda feature (Tidak Multipart) Sungai Sei Gambus
DAS Bolon (WS Bah Bolon)

Sungai Batang Tabuyung
DAS Tabuyung (WS Batang Angkola-Batang Gadis)


Sungai Sei Gambus
DAS Bolon (WS Bah Bolon)
Sungai Batang Tabuyung
DAS Tabuyung (WS Batang Angkola-BatangGadis)
18
Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai

Secara teknis hal ini dapat diatasi dengan menggunakan software ArcGIS atau QGIS agar mendapatkan geometry line sungai
sesuai dengan basemap yang digunakan, berikut langkah yang perlu dilakukan:
•Aktifkan layer Jaringan Sungai, agar
dapat melakukan editing pada layer
Jaringan Sugai gunakan Toogle Editing
yang dapat ditemukan pada Toolbar.
•Gunakan tools Select Futures agar dapat
memilih line sungai yang ingin
diperbaiki.

19
•Pilih garis yang tidak multipart
dengan menggunakan ”shift + klik”
pada line yang ingin dimerge.

•Lihat pada Menu bagian atas
lalu Edit > Edit Geometri >
Merge Selected Feature

•Klik ok
•Maka, line sudah menjadi satu features

•Agar editing tersimpan gunakan tools Save Editing pada
toolbar
Solusi yang efektif adalah dengan melakukan
penggabungan (merge) atribut pada segmen sungai yang
bersangkutan. Proses penggabungan harus dilakukan
dengan cermat, memperhatikan alur sungai yang
sebenarnya dan nama-nama tempat (toponimi) yang
terkait, untuk memastikan akurasi data.

(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
6. Penamaan Sungai orde 1 yang tidak sama antara bagian hulu dan hilir.
21
Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai
Perlu dilakukan pengecekan pada aplikasi
sinar.big.go.id. Apabila terdapat perbedaan nama
dapat diusulkan kepada wali data rupabumi derah
di Bagian Tata Pemerintahan Prov/Kab/Kota sesuai
dengan kewenangan.

(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
7. Jaringan sungai yang tidak terdapat di lapangan.
22
Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai
▪Terdapat beberapa jaringan Sungai yang
dilapangan tidak teridentifikasi, terutama
untuk orde sungai 1.
▪Diperlukan pengecekan lapangan untuk
mengetahui ketidaksesuaian apakah
merupakan sungai, alur-alur atau tidak
terdapat sama sekali sungai pada lapangan.
▪Pengecekan dapat dilakukan dengan
menggunakan GPS dan pengambilan
dokumentasi lokasi pada titik koordinat
yang disurvey.

(Sumber: World Topo Map, ESRI Basemap Online)
23
Subtansi Updating Peta Jaringan Sungai
8. Perbedaan kenampakan geografi antara data jaringan sungai dan basemap.WS CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
Jaringan sungai overlapping dengan area
persawahan

Jaringan sungai overlapping dengan lahan terbuka

Jaringan sungai overlapping dengan area pemukiman

WS CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
Jaringan sungai overlapping dengan area
persawahan

Jaringan sungai overlapping dengan lahan terbuka

Jaringan sungai overlapping dengan area pemukiman

WS CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
Jaringan sungai overlapping dengan area
persawahan

Jaringan sungai overlapping dengan lahan terbuka

Jaringan sungai overlapping dengan area pemukiman


Jaringan Sungai overlapping
dgn lahan terbuka
Jaringan Sungai overlapping
dgn area permukaan
Jaringan Sungai overlapping dgn
area persawahan
Dapat dilakukan penghapusan line jaringan Sungai apabila tidak
terdapat jaringan sungai pada Lokasi tersebut.

Pengumpulan Data Primer Dan Sekunder Terkait Peta Jaringan Sungai
1.Hasil pengecekan awal kesesuaian peta jaringan sungai (orde sungai 1, 2 dan 3) pada Rupa Bumi
Indonesia (RBI) dengan kondisi lapangan (topologi, penamaan sungai, keberadaan sungai ((ada/tidak,
alami/buatan), segmentasi sungai, kesesuaian alur).
2.Dokumentasi/bukti dukung lainnya yang menyatakan ada ketidaksesuaian peta jaringan sungai.
3.Peta jaringan sungai (.shp) berdasarkan hasil studi/kajian yang pernah dilakukan oleh UPT.
4.Peta jaringan irigasi, drainase, sodetan, atau saluran buatan lainnya yang terdapat dalam wilayah sungai.
Berupa shapefile atau informasi koordinat.
24

25
Pelaksanaan Rapat Klasifikasi dan
Sinkronisasi Peta Jaringan Sungai
Tanggal Kota Region
29 Agst 2024 Tangerang
Pembukaan Rapat
Persiapan Sinkronisasi
jaringan Sungai
10 – 11 Sept 2024 Lombok Bali - Nustra
18 – 19 Sept 2024 Solo Jawa
25 – 26 Sept 2024 Sorong Kep. Maluku - Papua
8 – 10 Okt 2024 Medan Sumatera
16 – 17 Okt 2024Balikpapan Kalimantan
23 – 24 Okt 2024 Manado Sulawesi Utara

Lombok
10-11 September
2024
26
Solo
18-19 September
2024
1
2

Sorong
25-26 September
2024
27
3

Medan
8-10 Oktober
2024
28
4

Balikpapan
16-17 Oktober
2024
29
5
Manado
23-24 Oktober
2024
6

Data-Data yang telah disiapkan
1.Batas Daerah Aliran Sungai (DAS) hasil updating Tahun 2024.
2.Batas Wilayah Sungai
3.Jaringan Sungai RBI termutakhir Tahun 2022 dan 2023
4.Citra Spot Tahun 2018-2022 (diupload secara bertahap).
30
https://bit.ly/SpasialWSDASJaringanSungai

Terima Kasih
Gedung Sumber Daya Air
Jalan Pattimura No. 20. Jakarta Selatan.
sda.pu.go.id
31
Tags