Kertas Kerja Modul 4 KP3.docxugas Modul 1.Konsep Pola Pikir Bertumbuh

mariahidaf45 4 views 5 slides Oct 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

Kertas Kerja Modul 4 KP3.docxugas Modul 1.Konsep Pola Pikir Bertumbuh


Slide Content

Kertas Kerja Modul Asesmen
Kegiatan Pelatihan 3
Kelompok : 2 (Dua)
Anggota Kelompok:
1.Lambertin Marlis Du’a
2.Ferdinandus Payong Geli
3.Patrisia Deran Duli
4.Maria Ester Tuto Hidaf
5.Alfonsius Doni Sili
6.Kristina Elis Wijayanti
7.Irman Poy
1.Perhatikan cerita di bawah ini,
Bu Sari adalah seorang guru kelas 5 di SD Harapan Bangsa. Minggu ini, Bu Sari mengajar materi tentang
Pecahan. Bu Sari menggunakan metode ceramah dan latihan soal di papan tulis. Untuk mengukur
pemahaman murid setelah selesai menjelaskan konsep dasar pecahan, Bu Sari kemudian melakukan
penilaian formatif dengan kuis individu yaitu 5 soal pilihan ganda tentang pecahan. Berdasarkan
penilaian formatif tersebut, diketahui dari sejumlah 30 murid, hanya 6 murid yang menjawab dengan
benar, sedangkan murid lainnya belum mampu menyederhanakan pecahan dan menemukan pecahan
yang setara. Melihat hasil tersebut, Bu Sari menyadari bahwa metode ceramah dan latihan soal saja

Kertas Kerja Modul Asesmen
Kegiatan Pelatihan 3
tidak cukup efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pemahaman mendalam pada murid, selain
itu sebagian besar murid di kelasnya juga memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. Berdasarkan hasil
refleksi tersebut, Bu Sari memutuskan untuk mencoba menggunakan Media Pembelajaran dan model
Problem Based Learning pada pertemuan berikutnya.
Bu Sari membawa kue ulang tahun mainan yang dapat dipotong menjadi beberapa bagian serta
potongan karton berbentuk lingkaran dan persegi yang dibagi dalam berbagai bagian. murid diminta
bekerja dalam kelompok kecil untuk menyusun potongan-potongan tersebut dan menemukan pecahan
senilai secara langsung melalui aktivitas manipulatif. Ia juga menggunakan permainan edukatif
"Pasangan Pecahan Senilai" di mana murid mencocokkan dua potongan yang memiliki nilai yang sama.
Selanjutnya murid menganalisis studi kasus penerapan konsep pecahan dalam kehidupan sehari-hari
melalui video pembelajaran, murid memecahkan masalah pada video secara berkelompok.
Bu Sari kembali melakukan penilaian formatif dengan tes unjuk kerja, yaitu murid mendemonstrasikan
pecahan senilai menggunakan kertas karton dan menjelaskannya secara lisan. Berdasarkan penilaian
formatif ini, diketahui hasil penilaian meningkat signifikan dibandingkan dengan hasil penilaian formatif
sebelumnya. Sejumlah 25 dari 30 murid mampu menunjukan pecahan senilai dengan tepat menggunakan
media pembelajaran. Bahkan, murid yang sebelumnya kesulitan menjadi lebih aktif dan kritis saat
menggunakan media pembelajaran pecahan.
Bu Sari menyadari bahwa penilaian formatif bersifat berkelanjutan penting dilakukan untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran.
Setelah membaca cerita tersebut, bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap fungsi dari penilaian formatif
dalam pembelajaran?

Kertas Kerja Modul Asesmen
Kegiatan Pelatihan 3
Jawaban: Kasus Bu Sari menunjukkan bahwa asesmen formatif
1.Memberikan informasi diagnostik tentang sejauh mana pemahaman murid terhadap materi (hasil kuis menunjukkan
kesulitan murid dalam memahami konsep pecahan).
2.Membantu guru memperbaiki strategi pembelajaran — setelah melihat hasil asesmen, Bu Sari mengganti metode
ceramah dengan pendekatan Problem Based Learning dan media konkret.
3.Mendorong pembelajaran yang lebih bermakna dan mendalam — karena guru menyesuaikan metode dengan gaya
belajar murid.
4.Meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar murid — asesmen formatif yang berbasis aktivitas dan media
manipulatif membuat murid aktif, senang, dan kritis.
Dengan demikian, fungsi utama asesmen formatif adalah membantu guru dan murid memperbaiki proses belajar untuk
mencapai pemahaman mendalam, bukan sekadar menilai benar atau salah.
Dari cerita di atas Asessmen formatif yang dilaksanakan Bu Sari berfungsi sebagai saranauntuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan murid, kesiapan belajar murid, gaya belajar murid, serta mampu menjadi dasar dalam melakukan evaluasi proses
pembelajaran untuk perencanaan proses pembelajaran yang lebih baik bagi guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
2.Silahkan dapat mencermati ilustrasi gambar di bawah ini
Berdasarkan ilustrasi tersebut mengapa Bapak/Ibu perlu menguatkan penilaian formatif (Assessment as
Learning dan Assessment for Learning) dalam pembelajaran mendalam?
Jawaban: Mengapa perlu diperkuat?

Kertas Kerja Modul Asesmen
Kegiatan Pelatihan 3
Agar guru dapat menyesuaikan metode dan media sesuai kebutuhan belajar siswa.
Agar siswa menyadari proses berpikirnya sendiri (metakognisi).
Agar pembelajaran menjadi bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan.
Guru perlu menguatkan penilaian ilustrasi (Assessment as learning dan Assessmenat for learning) dalam
pembelajaran. Karena baik guru atau siswa perlu untuk refleksi diri murid dan refleksi proses pembelajaran
mendalam. Juga untuk perbaikan proses pembelajaran. Sehingga dalam mengukur kemampuan siswa melalui
asssesement of learning atau assessment sumatif tingkat capaian pembelajaran murid pada akhir
pembelajaran akan tercapai sesuai tujuan pembelajaran.
3.Apa saja teknik asesmen dan teknik umpan balik yang akan Bapak/Ibu gunakan dalam melakukan penilaian
formatif? 
Jawaban:
Assessment for Learning: Kuis awal membantu Bu Sari mengetahui kesulitan murid dan menyesuaikan
metode. Peta konsep, umpan balik formatif, observasi
Assessment as Learning: Tes unjuk kerja dan diskusi kelompok membuat murid belajar melalui proses
asesmen itu sendiri — mereka membangun konsep sambil mempraktikkan. Contohnya : Jurnal reflektif,
self-assessment

Kertas Kerja Modul Asesmen
Kegiatan Pelatihan 3
Teknik asesmen dan teknik umpan balik yang akan kami gunakan dalam melakukan penilaian formatif di SMK
negeri Ile Boleng :
Teknik Asesmen khas SMK
Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Uji Kompetensi Kejuruan
Tags