Kesesatan berpikir menurut islam. logika

imamsaputramuh 0 views 17 slides Sep 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 17
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17

About This Presentation

Berpikir dalam Islam adalah proses menggunakan akal dan hati secara benar untuk memahami ciptaan Allah, mengambil pelajaran dari pengalaman, serta mengenali kebenaran berdasarkan wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah).


Slide Content

Kesesatan berpikir perspektif islam

Definisi Berpikir dalam Perspektif Islam Berpikir dalam Islam adalah proses menggunakan akal dan hati secara benar untuk memahami ciptaan Allah, mengambil pelajaran dari pengalaman , serta mengenali kebenaran berdasarkan wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah).

Karakteristik Berpikir dalam Islam Karakteristik Penjelasan Terpandu oleh wahyu Akal tidak bebas mutlak; ia harus tunduk pada Al-Qur’an dan Sunnah Berdasarkan ilmu Tidak spekulatif atau hanya prasangka Berorientasi kepada hikmah Bertujuan mencari makna dan kebenaran, bukan sekadar pengetahuan teknis Disertai tadabbur Merenung dan mengambil pelajaran dari ciptaan dan kejadian Berlandaskan akhlak Berpikir yang tidak membawa kesombongan atau kebatilan Karakteristik Berpikir dalam Islam

Tujuan dan Fungsi Berpikir dalam Islam Mengenal keagungan Allah melalui ciptaan -Nya Menguatkan keimanan dan akidah Menghindari kesesatan dan kebodohan Mengambil hikmah dari sejarah dan pengalaman Menemukan solusi yang benar dan adil dalam kehidupan

Kesesatan Berpikir Menurut Al-Qur’an Kesesatan berpikir menurut Al-Qur’an adalah penyimpangan cara berpikir manusia dari kebenaran yang ditetapkan oleh Allah , yang menyebabkan seseorang menolak kebenaran , memelintir makna wahyu , atau mengikuti prasangka dan hawa nafsu , bukan petunjuk yang benar . Dalam istilah kontemporer , ini bisa disebut sebagai logical fallacy , tapi dalam Islam, bukan hanya salah logika , tapi juga salah secara akidah dan syariat . Artinya : " Pikiran yang tidak mengikuti petunjuk wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah), melainkan mengikuti syahwat , prasangka , atau pemikiran batil ."

Penyebab Kesesatan Berpikir dalam Islam A. Lemahnya ilmu agama dan logika B. Fanatisme kelompok C. Kurangnya tadabbur terhadap Al-Qur’an D. Pengaruh ideologi asing atau filsafat sesat

Bentuk-Bentuk Kesesatan Berpikir dalam Perspektif Islam 1. Berpikir Spekulatif (Zhan) Tanpa Ilmu Penjelasan : Mengandalkan dugaan atau prasangka dalam urusan yang menuntut ilmu dan kepastian . Al-Qur’an: (QS. Al- Hujurat : 12) " Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan , padahal sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran ." (QS. An- Najm : 28)

2. Menolak Kebenaran Karena Fanatisme dan Hawa Nafsu Penjelasan : Kebenaran ditolak karena tidak sesuai dengan tradisi , kelompok , atau hawa nafsu . Al-Qur’an: "Dan apabila dikatakan kepada mereka : ' Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah', mereka menjawab : ' Tidak , kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari ( perbuatan ) nenek moyang kami'." (QS. Al-Baqarah: 170)

3. Menuntut Bukti di Luar Batas Kewajaran ( Permintaan Mukjizat Berlebih ) Penjelasan : Permintaan bukti sebagai alasan untuk terus menolak kebenaran , bukan untuk mencari kebenaran . Al-Qur’an: "Dan mereka berkata : 'Kami sekali -kali tidak akan percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami...'" (QS. Al- Isra ’: 90–93)

4. Mengikuti Kebanyakan Orang (Argumentum ad Populum) Penjelasan : Menganggap benar hanya karena mayoritas meyakininya . Al-Qur’an: "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." (QS. Al- An'am : 116)

5. Menyerang Pribadi Bukan Argumen (Ad Hominem) Penjelasan : Menolak kebenaran hanya karena pembawanya , bukan isinya . Al-Qur’an: "Lalu mereka berkata : ' Apakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul ?'" (QS. Al- Isra ’: 94)

6. Mengabaikan Akal dan Tidak Menggunakan Penalaran Penjelasan : Menolak untuk berpikir dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Al-Qur’an: " Apakah kamu tidak memikirkan ?" (QS. Al-Baqarah: 44) "Dan Kami jadikan untuk ( isi neraka ) itu kebanyakan dari jin dan manusia yang memiliki hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ..." (QS. Al- A'raf : 179 )

7. Menyimpangkan Makna Ayat ( Ta’wil Batil ) Penjelasan : Menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat untuk membenarkan hawa nafsu . Al-Qur’an: Artinya : " Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al-Qur’an) kepadamu . Di antara ( isinya ) ada ayat-ayat yang muhkamat , itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain ( ayat-ayat ) mutasyabihat . Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan , maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya , padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : 'Kami beriman kepada ayat-ayat itu , semuanya dari sisi Tuhan kami.' Dan tidak dapat mengambil pelajaran ( daripadanya ) melainkan orang-orang yang berakal ." (QS. Ali 'Imran: 7)

8. Qiyas Bāṭil ( Analogi yang Rusak ) Pengertian Qiyās dalam Islam Qiyās ( analogi ) adalah metode istinbāṭ hukum ( penggalian hukum ) dengan cara menyamakan suatu kasus baru yang belum ada hukumnya secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan Sunnah dengan kasus lain yang sudah jelas hukumnya , karena adanya ‘ illah ( alasan hukum ) yang sama . Contoh Qiyas bathil : "Aku lebih baik daripadanya : Engkau ciptakan aku dari api , sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah ." (QS. Al- A'raf : 12) Contoh Qiyas Batil dalam Al-Qur’an Contoh dari Iblis: "Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A'raf: 12) Contoh dari Iblis: "Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A'raf: 12)

9. Istidlāl Bāṭil ( Penarikan Kesimpulan yang Salah dari Dalil ) 1. Pengertian Istidlāl Istidlāl secara bahasa berarti “ mengambil dalil ” atau “ menunjukkan kepada sesuatu .” Secara istilah , dalam ilmu ushul fiqh , istidlāl adalah proses pengambilan hukum dari dalil (Al-Qur’an, Sunnah, ijma’, qiyas, dll ). Istidlāl bāṭil adalah penggunaan dalil dengan cara yang salah sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan maksud sebenarnya dari dalil tersebut .

❌ Ini termasuk kesalahan berpikir serius dalam Islam, karena : Mengaburkan ajaran agama Bisa menyebabkan penyimpangan aqidah dan syariat Membuka peluang penyesatan Contoh Istidlāl Batil dalam Al-Qur’an dan Kenyataan : Menggunakan ayat : " Tidak ada paksaan dalam agama..." (QS. Al-Baqarah: 256) ❌ untuk membenarkan pluralisme agama , padahal ayat tersebut berbicara dalam konteks tidak boleh memaksa orang non-Muslim masuk Islam , bukan menyamakan semua agama.

Cara Menghindari Kesesatan Berpikir Menuntut ilmu syar’i dari ulama terpercaya Menggabungkan dalil naqli ( wahyu ) dengan akal sehat Berpikir dengan niat mencari kebenaran , bukan pembenaran Menjauhi hawa nafsu dan fanatisme Memahami dalil sesuai dengan kaidah tafsir dan ushul fiqh