KLASTER 4
PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Disampaikan Pada Orientasi Fasilitator ILP Jakarta, 10 April 2023
1.Tujuan
Pembelajaran2.Kelompok Penyakit
Menular3.Alur Pelayanan Klaster
Penanggulangan Penularan Penyakit
4.Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
Penyakit Potensial KLB
5.Kegiatan pengendalian penyakit
menular dan KLB
OUTLINE
1.Tujuan
Pembelajaran2.Kelompok Penyakit
Menular3.Alur Pelayanan Klaster
Penanggulangan Penularan Penyakit
4.Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
Penyakit Potensial KLB
5.Kegiatan pengendalian penyakit
menular dan KLB
OUTLINE
TUJUAN
PEMBELAJARAN
3
Tujuan Pembelajaran Umum
a.Tujuan Pembelajaran Umum bagi orientasi tenaga
kesehatan: Setelah mengikuti orientasi ini, peserta
dapat memahami dan menjelaskan
terkaitKlasterPenanggulangan Penyakit
Menular
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat memahami
dan menjelaskan:
a.Penanggulangan Penyakit Menular
Penanggulangan Penyakit Menular
Tujuan:
Melindungi
penyakit
Menurunkan angka kesakitan , kecacatan
dan kematian akibat penyakit menular;
dan
Mengurangi dampak sosial, budaya, dan
ekonomi akibat penyakit menular pada
individu, keluarga, dan masyarakat.
Strategi :
Strategi penanggulangan penyakit menular
dilakukan melalui kegiatan:
1.promosi kesehatan;
2.surveilans kesehatan;
3.pengendalian faktor risiko;
4.penemuan kasus;
5.penanganan kasus;
6.pemberian kekebalan (imunisasi)
7.pemberian obat pencegahan
secara
massal.
Upaya:
Ketiga upaya tersebut dalam pelaksanaannya
diintegrasikan dengan kegiatan klaster siklus
hidup (klaster 2 dan 3)
Pencegahan, untuk memutus mata rantai
penularan, perlindungan spesifik, pengendalian
faktor risiko, perbaikan gizi masyarakat dan
upaya lain sesuai dengan ancaman penyakit
menula
Kewaspadaan Dini, merupakan kewaspadaan
terhadap penyakit menular serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
Respon, dilakukan melalui kegiatan
penyelidikan epidemiologi, tatalaksana kasus,
menerapkan status karantina, mengambil dan
mengirim sampel, mencari informasi, laporan
masyarakatdaripenularan
Penyakit menular Potensial KLB tidak mengenal batas
administrasi; Mobilisasi manusia, hewan, barang, sangat
cepat menyebabkan transmisi penyakit antar wilayah
semakin cepat.
#1
KERENTANAN
INDONESIA
35 BANDARA dengan akses
langsung
ke LN (Asia, Australia, Eropa)
135 PELABUHAN LAUT dengan
akses
langsung ke LN (Asia, Australia,
Eropa,
Afrika dan Amerika)
10 Perlintasan Lintas Darat
Batas
Negara (PLBDN) dengan Papua
Nugini,
Timor Leste, Malaysia.
PERAIRAN TERBUKA – JALUR
LINTAS NEGARA
PINTU MASUK NEGARA
#3#2
Perubahan Iklim dapat
berdampak
meningkatnya
penyakit infeksi dan
menimbulkan dampak
terhadap kesehatan
manusia
# 3
Interaksi/ kontak antara
manusia dan hewan
yang semakin dekat dan
intens berpotensi
menimbulkan penyakit
zoonosis semakin besar
POTENSI PENULARAN PENYAKIT POTENSIAL KLB/WABAH
Trend KLB di Indonesia, Tahun 2018-2022
334
304
285
110
41
2018 2019 2020
2021 2022
Kasus
Peta KLB Tahun 2022
Grafik Distribusi KLB, 2018-2022
PENYAKIT POTENSIAL KLB (PMK
1501/2010)
1. Kholera
2.Pes
3.DBD
4.Campak
5.Polio
6.Difteri
7.Pertusis
8.Rabies
9.Malaria
10. Avian Influenza
H5N111.Antraks
12.Leptospirosis
13.Hepatitis
14.Influenza A (H1N1)
15.Meningitis
16.Yellow Fever
17.Chikungunya
Dan ditambah penyakit lainnya
yang ditetapkan oleh Menteri
Neglected Tropical Diseases
(NTD’s)
1.Chikungunya
2.Kusta
3.Rabies
4.Schitosimiasis
5.Filariasis
6.Frambusia
7.Leptospirosis
Penyakit Berpotensi KLB/Wabah (SKDR)
1.Diare Akut
2.Malaria Konfirmasi
3.Tersangka Demam Dengue
4.Pneumonia
5.Diare Berdarah atau Disentri
6.Tersangka Demam Tifoid
7.Sindrom Jaundice Akut
8.Tersangka Chikungunya
9.Tersangka Flu Burung
10.Tersangka Campak
11.Tersangka Difteri
12.Tersangka Pertusis
13.AFP
14.Kasus Gigitam Hewan Penular
Rabies
15.Tersangka Antraks
16.Tersangka Leptospirosis
17.Tersangka Kolera
18.Klaster Penyakit Yang Tidak
Lazim
19.Tersangka Meningitis/Ensefalitis
20. Tersangka Tetanus
Neonatorum
21.Tersangka Tetanus
22.ILI
23.Tersangka Hand Foot Mouth
Disease (HFMD)
24.Tersangka COVID-19
NEW-EMERGING DISEASES
1.Hanta Virus
2.Ebola Virus
3.Lassa
4.Marburg Virus
5.Monkeypox
6.Nipah Virus
7.West Nile Fever
8.Yellow Fever
9.MERS CoV
10.Legionella
11.SARS
12.Crimean Kongo Virus
13.SARS
Penyakit Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I)
1.Difteri
2.Pertusis
3.Tetanus/Tetanus
Neonatorum
4.Polio
5.Campak Rubela
6.Demam Tifoid
7.Kolera
8.Yellow Fever
9.Influensa
10.Meningitis
11.Tuberculosis (TBC)
12.Hepatitis A dan E
13.Penyakit akibat
Pneumokokus
14.Penyakit akibat Rotavirus
15.Penyakit akibat HPV
PENYAKIT KARANTINA
1.Pes
2.Kolera
3.Demam Kuning
4.Cacar
5.Typhus Bercak Wabahi
6.Louse Borne Relapsing
Fever
Public Health Emergency of
International Concern
(PHEIC);KKM
1. H1N1
Pandemi (1990) 2.
Polio (2014)
Ebola (2014)3.
4.
5.
Zika (2016)
(2002),
duMae(r2s0C2o0v
)-covid-19
6(p.otensi)
□
satu
Yell
ow Fever
PENGELOMPOKAN PENYAKIT
MENULAR
1.Tujuan
Pembelajaran2.Kelompok Penyakit
Menular3.Alur Pelayanan Klaster
Penanggulangan Penyakit Menular
4.Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
Penyakit Potensial KLB
5.Kegiatan pengendalian penyakit
menular dan KLB
OUTLINE
ALUR KERJA KLASTER
4
Keterangan:
*) Investigasi/pelacakan kontak
serumah dan kontak erat oleh kader didampingi
oleh nakes
**) Penemuan kasus aktif,
Investigasi/pelacakan kontak, pengawasan minum obat,
pelacakan kasusmangkir/putusberobat,
pemantauan faktor risiko, edukasi penyakit,
Klaster 4
Penanggulangan Penularan Penyakit
PWS:
Analisa Beban Penyakit meliputi morbiditas dan
cakupan pelayanan
Tindak Lanjut Puskesmas Bersama Posyandu
Prima
-Investigasi/Pelacakan Kontak*)
-Penemuan kasus aktif
-Pemantauan minum obat (obat rutin maupun
terapi pencegahan)
-Pengambilan dan pengiriman sampel untuk
penegakan diagnosis dan pemantauan kemajuan
pengobatan
Kegiatan Kunjungan Rumah
(Nakes/Kader) **)
Perlu Pemantauan
Lanjutan
Sinyal KLB
Respon KLB (pengendalian
faktor risiko/lingkungan/
vektor)
Koordinasi
Lintas Sektor
Puskesmas*)
(rujukan dan
pelaporan)
Tidak
Ya
Verifikasi/ Penyelidikan
Epidemiologi
(< 24 jam)
Penyakit Menular (Penyakit
dengan target Eliminasi/ Eradikasi atau
penyakit menular
lainnya)
Penyakit Berpotensi KLB
Ya
Tidak
Laporan
Berjenjang
Surveilans
rutin
Ya
Tidak
Target Eradikasi:
2016: Tetanus Neonatorum (Indonesia sudah
eliminasi tahun 2016)
2026 (global) : Polio (Indonesia sudah bebas
polio/tidak ada virus polio liar endemik tahun
2014) 2030: Frambusia
Target Eliminasi:
Campak, Rubella (eliminasi 2023) 2024: Kusta
(global : 2030)
2025: Schistosomiasis
2030: TBC, HIV, Sifilis, Malaria, Hepatitis B, Rabies,
Filariasis
2040: Hepatitis C
Pelayanan Klaster 4 untuk Penanggulangan Penularan
Penyakit
Sasaran Masalah
Kesehatan Layanan Kesehatan
Delivery Unit
Puskesmas
(Kecamatan)
Puskesmas Pembantu
(Desa / Kelurahan)
Posyandu
(Dusun / RT/RW)
Kunjungan Rumah
(Rumah / Masyarakat)
Penularan
penyakit
Penemuan kasus Penemuan kasus aktif dan pasif Penemuan kasus aktif dan pasif Penemuan kasus aktif
MENULAR
- Manusia ke
Survey kontak
(investigasi/pelacakan
kontak)
Survey kontak (investigasi/pelacakan
kontak)
Survey kontak
(investigasi/pelacakan kontak)
Survey kontak (pelacakan
kontak)
manusia
-Melalui vektor
(nyamuk)
-Melalui hewan
Verifikasi/Penyelidikan
epidemiologi
Verifikasi/Penyelidikan epidemiologi Verifikasi/Penyelidikan
epidemiologi
Respon KLB:
•Pengendalian faktor
Respon KLB:
•Pengendalian faktor risiko/
lingkungan/ vektor dan binatang
pembawa penyakit
•Pengambilan specimen untuk
pemeriksaan laboratorium untuk respon
KLB dan surveilans
•Pengiriman specimen ke lab
rujukan
Respon KLB:
•Pengendalian faktor
risiko/ lingkungan/ vektor dan
binatang pembawa penyakit
•Pengambilan specimen untuk
pemeriksaan laboratorium
untuk dikirim ke puskesmas
Respon KLB:
•Pemantauan dan
pengendalian faktor
risiko/ lingkungan/
vektor dan binatang
pembawa penyakit
Respon KLB:
•Pemantauan dan
pengendalian faktor
risiko/ lingkungan/ vektor
dan binatang pembawa
penyakit
risiko/ lingkungan/
vektor dan
binatang pembawa
penyakit
•Pemeriksaan
laboratorium
untuk
respon KLB dan
surveilans
Pemberian Pengobatan
masal/Profilaksis
Pemberian Pengobatan massal/Profilaksis Pembagian obat, pengawasan
minum obat,
Pengawasan minum obat,
pemantauan efek
pemantauan samping pengobatan
kemajuan/efek samping dan pelacakan kasus
pengobatan mangkir/putus berobat
Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit
menular
Edukasi penyakit menular
•TBC bisa menyerang semua orang tanpa terkecuali, baik dewasa
ataupun anak-anak, laki-laki ataupun perempuan.
•TBC dapat disembuhkan apabila pasien patuh mengonsumsi obat
sesuai dengan ketentuan
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis
TUBERKULOSIS
(TBC)
•Strategi penemuan kasus TBC yaitu secara aktif-masif dan
pasif- intensif
•Penegakkan diagnosis TBC diutamakan dengan pemeriksaan
bakteriologis yaitu menggunakan Alat TCM (Tes Cepat
Molekular) sesuai dengan SE Dirjen P2P No. 936 Tahun 2021
•Gejala utama TBC paru adalah batuk.
•Gejala tambahan TBC dapat berupa
•BB turun tanpa penyebab/BB tidak naik/nafsu makan
turun
•demam yang tidak diketahui penyebabnya
•badan lemas/lesu
•berkeringat malam hari tanpa kegiatan
•sesak napas tanpa nyeri dada
•ada pembesaran getah bening di leher atau di ketiak
Penularan TBC terjadi melalui udara. Sumber penularan adalah
percikan dahak pasien yang dahaknya mengandung kuman TBC .
PENULARA
N
GEJALA PENEMUAN KASUS & PENEGAKKAN DIAGNOSIS
•Penyuluhan dan edukasi mengenai TBC
•Pelaksanaan KIE untuk berperilaku hidup bersih dan sehat untuk
intervnensi perubahan perilaku masyarakat
•Etika batuk
•Vaksinasi BCG bagi bayi baru lahir
•PemberianTerapi Pencegahan Tuberkulosis
(TPT)pada kontak serumah semua usia, ODHIV, dan
faktor risiko lain
•Peningkatan kualitas rumah pasien, perumahan, dan permukiman
•Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI)TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan ruang publik
PENCEGAHAN
•Pengobatan TBC dilaksanakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
•Prinsip pengobatan TBC adalah tepat waktu, tepat dosis,
tepat
cara
PENGOBATA
N
MALARI
A
•Malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh parasit malaria
(Plasmodium sp )
•Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina yang mengandung
plasmodium malaria
•Plasmodium hidup dan berkembang biak
dalam sel darah manusia
•Lima jenis plasmodium penyebab malaria
pada manusia :
1.P. vivax
2.P. falciparum
3.P. malariae
4.P. ovale
5.P. knowlesi
•Parasit yang hidup dalam darah manusia sesuai
jenisnya dapat bertahan di dalam hati
tubuh
melalu
i
•Keberadaanparasitmalariadi
dalam manusiahanyadapat diketahui
pemeriksaan darah malaria
•Malaria harus segera diketahui dan di obati untuk
mencegah penularan infeksi
•Obat yang diberikan dapat membunuh parasit
dan
menghambat perkembangbiakannya
•Penyakit malaria dapat menyerang semua orang
baik laki-laki ataupun perempuan, pada semua
golongan umur, dari bayi, anak-anak sampai
orang dewasa apapun jenis pekerjaannya
Alur Pelayanan
Malaria
Alur Pelayanan Malaria sesuai
standar
Melakukan
anamnesis
Melakukan pemeriksaan Fisik seperti ukur TTV (Suhu, TD, Nadi,
Pernafasan), Konjungtiva anemi, kaku kuduk (pada malaria cerebral),
bibir sianosis
Mempersiapkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang
(mengambil apusan darah tebal dan tipis)
Pemeriksaan penunjang (pemeriksaan slide darah dengan
menggunakan mikroskop)
Menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan Fisik,
pemeriksaan penunjang
Memberikan terapi penatalaksanaan dan memantau pengobatan
pasien
Memberikan konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga
pasien
Alur Penemuan Kasus
Malaria
Pasien datang dengan gejala klinis demam dalam 7 hari
terakhir.
(dapat disertai nyeri kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot
dan pegal-pegal)
Hasil Positif
Malaria
Hasil Negatif
Ulang pemeriksaan
darah Malaria setiap
24 jam selama 72
jam
Hasil Positif
Malaria
Cari Etiologi Demam
yang lain
Terapi sesuai
Etiologi
Periksa Darah
Malaria dengan
mikroskop dan/atau
RDT
HIV
virus
kekebalan
penyebab
tubuh
HIV adalah
menurunnya
seseorang
•Virus HIV di dalam darah akan
menghancurkan CD4 (yang berfungsi
kekebalan tubuh) dengan cara virus
bereplikasi.
•Untuk mengetahui seseorang telah terinfeksi
HIV dengan pemeriksaan darah HIV dengan
Rapid Test Diagnostik (R1-R2-R3)
•Infeksi HIV sampai sekarang belum ada obatnya, sehingga harus minum obat seumur hidup.
•Jika telah terdiagnosa HIV harus segera minum ARV, walau tanpa gejala dan masih stadium
awal
HIV ditularkan melalui:
darah dan cairan tubuh
aktivitas berisiko (Hubungan seks
berisiko
penggunaan narkoba suntik yang
menggunakan suntik berbagi, dan
dari ibu hamil HIV positif kepada
bayinya)
Alur Pelayanan HIV sesuai standar
Pasien dirawat jalan dan rawat inap di
fasyankes
Kelompok orang/pasien yang dites HIV:
LSI, waria, WPS/PPS dan pelanggan, pensun,
WBP
Ibu hamil
Pasien TBC
Pasien IMS atau dengan keluhan IMS
Pasien hepatitis B dan C
Pasien dengan gejala penurunan kekebalan
tubuh (gejala IO)
Pasangan ODHIV
Anak dari Ibu HIV positif
Di daerah epidemi meluas; semua orang yang
daang ke fasyankes
Individu lain yang membutuhkan
Menerima verbal consent
Menerima tes Menolak tes
Ke laboratorium Tanda tangan surat penolakan, beri informasi manfaat tes
Semua hasil lab dikembalikan ke nakes pengirim
Positif Inkonklusif Negatif
Jelaskan makna hasil tes, jelaskan secara garis besar, apa langkah
yang akan dilakukan di layanan ARV beserta semua paket
perawatan
1.Tujuan
Pembelajaran2.Kelompok penyakit
menular3.Alur pelayanan klaster pengendalian
penyakit menular
4.Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon PenyakitPotensial KLB
5.Kegiatan pengendalian penyakit
menular danKLB
OUTLINE
Surveilans Berbasis Indikator
❖Pelaporan penyakitpotensialwabah
dengansumber laporan dari Puskesmas dan Rumah Sakit
sebagai unit pelapor
❖Periode pelaporanmingguansesuai
minggu epidemiologi (Minggu – Sabtu)
❖Data yang dilaporkan : agregate sesuai jumlah kasus
per minggu per penyakit
YANG DILAPORKAN ADALAH “KASUS BARU”
Pasien datang berobat dengan diagnosis
penyakit yang tidak sama dengan diagnosa
penyakit pada kunjungan sebelumnya
ATAU
Pasiendatang
penyakityang
berobat
dengan sama
dengan
diagnosis
kunjungan
sebelumnya tetapi sudah pernah sembuh
Surveilans Berbasis Kejadian
❖Pelaporanpenyakit
sumber laporan
dari hasil
laboratorium, dll
potensialwabahdengan
media,rumormasyarakat,
❖Periode pelaporan:setiapsaatjika
terjadievent/kejadianpenyakitberpotensiKLB
(penyakit terlampir)
❖Data yang dilaporkan : per kejadian
Surveilans Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
Penyakit yang dipantau SKDR
Dasar Hukum: Permenkes nomor 1501 Tahun 2010 tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbukan
Wabah dan Upaya Penanggulangan.
1. Diare 13. Antraks
2. Malaria 14. Leptospirosis
3. Demam Dengue 15. Kolera
4. Diare Akut Berdarah 16. Meningistis/Encephalitis
5. Demam Tifoid 17. Influenza Like Illness
6. Sindrom Jaundice Akut 18. Hepatitis
7. Flu burung 19. Pneumonia
8. Chikungunya 20. Tetanus Neonatorum
9. Campak 21. Gigitan Hewan Penular Rabies
10. Difteri 22. HFMD
11. Pertussis 23. Klaster penyakit tidak lazim
12. AFP/polio 24. COVID-19
Daftar Penyakit yang harus dilaporkan
segera (< 24 jam)
1.Kolera
2.Tersangka Flu Burung (Pada Unggas/
Manusia)
3.AFP
4.DBD
5.Meningitis/Encephalitis
6.Tetanus Neonatorum
7.Tersangka Antraks
8.Gigitan Hewan Penular Rabies
9.Klaster penyakit tidak lazim
10.Tersangka Difteri
11.Tersangka Campak
12.Tersangka Pes
13.Tersangka Leptospirosis
14.Malaria (bagi wilayah non endemis)
15.Hepatitis A
16.COVID-19
17.Keracunan Pangan
HMMMM… APA ITU KLB???
30
KLB Keracunan Pangan
Suatu kejadian dimana terdapat dua
orang atau lebih yang menderita sakit
dengan gejala-gejala yang sama atau
hampir sama setelah mengkonsumsi
sesuatu dan berdasarkan analisis
epidemiologi, makanan tersebut
terbukti sebagai sumber keracunan
KLB Penyakit Menular
Timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu
tertentu
Penyelidikan Epidemiologi
suatu tindakan atau kegiatan
penyelidikan atau survey yang
bertujuan untuk mendapatkan
gambaran terhadap masalah
kesehatan atau penyakit secara lebih
menyeluruh.
Wabah
Pengertian
kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
Kriteria & Penetapan KLB dan Wabah
Timbulnya suatu penyakit
menular tertentu yang
sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal pada suatu
daerah
Peningkatan kejadian
kesakitan terus-menerus
selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut jenis
penyakitnya.
Peningkatan kejadian
kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun
waktu jam, hari, atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
Jumlah penderita baru dalam
periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikkan dua
kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata
jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya.
KRITERIA
KLB
Rata-rata jumlah kejadian
kesakitan perbulan selama 1
(satu) tahun menunjukkan
kenaikkan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian kesakitan
perbulan pada tahun
berkutnya.
Angka kematian kasus suatu
penyakit (Case Fatality Rate)
dalam 1 (satu ) kurun waktu
tertentu menunjukkan
kenaikkan 50 % atau lebih
dibandingkan dengan angka
kematian kasus suatu penyakit
periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Angka proporsi penyakit
(Propotional Rate)
penderita baru pada satu
periode menunjukkan
kenaikkan dua kali atau
lebih disbanding satu
periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Terdapat dua orang atau lebih
yang menderita sakit dengan
gejala-gejala yang sama atau
hampir sama setelah
mengkonsumsi sesuatu dan
berdasarkan analisis
epidemiologi, makanan tersebut
terbukti sebagai sumber
keracunan.
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi
atau Menteri dapat
menetapkan daerah dalam
keadaan KLB, apabila suatu
daerah memenuhi salah satu
kriteria KLB.
Langkah-Langkah PE
Penemuan kasus06
07
Analisis epidemiologi deskriptif
Menentukan sumber & cara penularan
08
Rekomendasi penanggulangan09
10
Penerimaan informasi indikasi KLB01
02
03
04
Penetapan KLB
Persiapan turun lapangan
Verifikasi diagnosis
Penetapan kasus05
Pembuatan Laporan
11
Diseminasi Laporan
1.Tujuan
Pembelajaran2.
Pendahuluan3.Kelompok penyakit menular
4.Alur pelayanan klaster pengendalian
penyakitmenular
5.Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
PenyakitPotensial KLB
6.Kegiatan pengendalian penyakit menular
danKLB
OUTLINE
CONTOH KASUS 2 :
STRATEGI PENGENDALIAN TUBERKULOSIS
INVESTIGASI
KONTAK
Investigasi Kontak (IK): kegiatan untuk meningkatkan penemuan kasus
TBC dengan cara mendeteksi secara dini dan sistematis terhadap orang
yang kontak dengan sumber infeksi TBC.
Tujuan IK:
•Menemukan kasus TBC secara dini
•Menemukan
TBC
TCB LatenAnak <5
LatenKontak Serumah
Thn dan
•Mencegah penularan TBC
•Memutus rantai penularan TBC di masyarakat.
Sasaran IK: seluruh kontak dari semua pasien TBC baru/kambuh baik TBC
Sensitif Obat maupun TBC Resistan Obat dan TBC anak di
lingkungan rumah tangga atau tempat-tempat lain
ALUR INVESTIGASI
KONTAK (klaster
4)
Pengendalian penularan
penyakitTUBEKULOSIS
berobat, pemantauan
FR lainnya
Edukasi penyakit
menu
32
lar
Sasaran
R
Masalah
Kesehata n
Layanan Kesehatan
Delivery Unit
Puskesmas
(Kecamatan)
Posyandu Prima
(Desa / Kelurahan)
Kegiatan Posyandu
(Dusun / RT/RW)
Kunjungan Rumah
(Rumah / Masyarakat)
Penularan
Penemuan kasus aktif Penemuan Indek Kasus Penemuan Indek Kasus
penyakit
MENULA R
Kontak Investigasi Kontak Investigasi Kontak Investigasi
- Manusia ke
manusia
Diagnosis Penemuan suspek Penemuan suspek
Pengambilan sampel Pengambilan dan
untuk penegakan pengiriman sampel untuk
diagnosis dan penegakan diagnosis dan
pemantauan kemajuan pemantauan kemajuan
pengobatan pengobatan
Pemantauan minum obat
(OAT dan TPT) Pelacakan
kasus mangkir Pemantauan
FR lainnya
Pengobatan Pemberian OAT
Pemberian TPT
Pemantauan minum obat
(OAT maupun TPT)
Pemberian OAT
Pemberian TPT
Pemantauan minum obat
(OAT dan TPT)
Pengawasan minum obat,
pelacakan kasus
mangkir/putus
Pelacakan kasus mangkir
Edukasi penyakit menular Edukasi penyakit Edukasi penyakit menular Edukasi Penyakit Menular
menular