Koagulopatiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

JayantiPradnyandari 2 views 29 slides Sep 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

a


Slide Content

Koagulopati pada Infeksi HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) Lanjut Usia Tinjauan Kepustakaan Progam Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP IGNG Prof Ngoerah 2024

Status Lansia PENDAHULUAN Peningkatan Prevalensi Koagulopati Pertambahan Usia Perubahan Fisiologis Sistem Pembekuan Darah Peningkatan Komorbiditas ( e.g penyakit kardiovaskular & serebrovaskular ) Prevalensi koagulopati pada pasien lansia dengan infeksi HIV belum terdokumentasikan secara luas dalam studi epidemiologi berskala besar Rasmussen, et al . (2014) Infeksi HIV terkait dengan insiden perdarahan spontan & kelainan pembekuan darah atau thrombosis Heit , et al. (2016) kondisi tromboemboli vena meningkat seiring dengan bertambahnya usia

PENDAHULUAN Dampak koagulopati pada pasien lansia dengan infeksi HIV PENUAAN LANSIA INFEKSI HIV KOAGULOPATI KOMPLIKASI ( e.g Kardiovaskular ) PERCEPATAN PROSES PENUAAN RISIKO KEMATIAAN ↑

PENDAHULUAN Proporsi Lansia dengan AIDS (2013) 6,5% Populasi Lansia dengn HIV ↑ Prevalensi koagulopati pada lansia dengan infeksi HIV ↑ Angka Kematian Pasien AIDS di Indonesia Tahun 2020 0,59% Januari - Desember 2022 0,87%

Beban Terapi ↑ Penegakan Diagnosis Gejala tumpang tindih Efek samping ART Patofisiologi koagulopati -HIV  pemeriksaan fisiologi koagulasi standar tidak akurat Stigma HIV PENDAULUAN Tantangan Pengelolaan Koagulopati pada Lansia dengan Infeksi HIV Tujuan Kepenulisan : menjelaskan tentang koagulopati pada pasien lansia terinfeksi HIV Fokus Penulisan : Patofisiologi , Manifestasi klinis , Pemeriksaan penunjang , & terapi khusus untuk koagulopati dan HIV pada lansia Stigma  lansia enggan mengungkapkan status HIV kepada kluarga & teman Mempengaruhi upaya pengobatan & Kualitas hidup Kebutuhan menyeimbangkan terapi koagulasi VS risiko perdarahan Mencegah potensi interaksi dengan ARV 1 2 3

Pasien dengan usia lebih dari atau sama dengan 50 tahun dikatakan sebagai kelompok lansia Demografi dari populasi pasien HIV, terutama lansia , terus berubah dalam beberapa tahun terakhir Pengertian Lansia Demografi Pasien HIV INFEKSI HIV PADA LANSIA Sebanyak 10% penderita HIV di dunia kini berusia > 50 tahun Amerika Serikat 50% dari total pasien HIV-AIDS berusia >50 tahun Perkiraan Tahun 2030 : ↑ 70% Faktor Peningkatan Angka Kelangsungaan Hidup Pasien HIV/AIDS Efektifitas Pengobatan ART Diagnosis Dini

HALLMARK’S OF AGING Dasar Mekanisme Penuaan Kehilagan Fungsi Fisiologis Tubuh Risiko Kematian ↑

PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV Mekanisme Penuaan – Altered Intercellular Communication Perubahan Komunikasi Interselular Proses Inflamasi Kronis Regulasi Kekebalan Tubuh ↓ Proses Inflammaging Terlibat dalam proses penyakit penuaan ( e.g DMT2, obesitas , aterosklerosis ) Mempengaruhi sistem organ ( e.g sel punca ) Dampak kerusakan Sel Punca : Penurunan regenerasi & perbaikan jaringan Meningkatkan sitokin proinflammasi

Alur Patogenesis pada Gangguan Koagulasi Pasien HIV Hilangnya fungsi regulasi sel T Gangguan pada proses sintesis dan regulasi faktor koagulasi oleh hati Faktor Vaskular Faktor Imun Faktor Sintesis Hati Thrombosis & Finrinolisis padaa mikro dan makro-vaskuler PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV Faktor Percepatan Penuaan Pasien HIV

Trombogenesi 1 Disfungsi Endotel 2 Pelepasan molekul adhesi , IL-6, TNF- α Aktifasi Respon Inflammasi 3 Pelepasan Produk Pembekuan Darah 4 Faktor VIIa & Xa Mekanisme Koagulopati Mencetuskan Inflammasi Kronis PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV

PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV Interaksi Faktor Pro- Inflamasi dengan Resptor Sel Imun 5 a TLRs PARs Sistem Imun Terangsang 6 a Produksi Mediator Inflamamsi Lanjutan 7 a Kerja Faktor XII 5 b Aktivasi Enzim Inflamasi 6 b Serin Protease Kallikerin Pelepasan Peptida Mediator Inflammasi 7 b Bradykinin

PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV Alur Patogenesis Koagulopati Yang Mengakibatkan Inflamasi

Temuan D-dimer (marker koagulopati ) pada pasien HIV sejalan dengan kejadian tromboemboli vena & penyakit kardiovaskular Biomarker D-dimer DAMPAK PROSES PENUAAN TERHADAP ORGAN Organ Kondisi Terkait dengan Penuaan Jantung Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke Tulang Osteoporosis dan risiko patah tulang Ginjal Penyakit ginjal kronis Sistem Saraf HIV- associated neurocognitive disorder (HAND) Hati Kerusakan hati, sirosis, dan hepatoma Kulit Penuaan kulit akibat disfungsi sel induk epidermis Metabolisme Sindrom metabolik ( resistensi insulin, hipertensi , dislipidemia )

PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV Terapi ARV Replikasi Virus ↓ Biomarker Koagulasi ↓ ( menurun , namun tidak kembali normal) Aktivasi Imun ↓ Viral Load (VL) ↓ Penghambatan Inflammasi Perbaikan Fungsi Endotel Mekanisme Kerja ARV pada Lansia-HIV

Protease Inhibitors (PI) Proses Replikasi  Rantai panjang polyprotein  Pemotongan polyprotein  protein fungsional  pematangan partikel virus PENUAAN & KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV Mekanisme Kerja Obat Golongan ARV Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTIs) RNA virus  DNA provirus  Integrasi genom Inang PI PI Enzim Reverse Transcriptase NRTI

Sitokin proinflamasi mengaktivasi sel endotel & monosit untuk melepaskan TF Replikasi virus HIV memicu produksi sitokin proinflamasi Pelepasan TF menginisiasi Jalur koagulasi ekstrinsik Sitokin proinflamasi yang diproduksi meliputi : IL-6 & TNF- α MEKANISME KERJA TAMBAHAN ARV 1 2 3 4 Penurunan Sitokin Proinflamasi

MEKANISME KERJA TAMBAHAN ARV Menekan Kerusakan Dinding Endotel Infeksi HIV pada jaringan 1 2 Kerusakan Endotel Pelepasan molekul adhesi oleh enotel (ICAM & VCAM) dan penanda kerusakan endotel ( vWf ) 3 4 Pelepasan mediator inflamasi = Keadaan pro- koagulan ARV

MEKANISME KERJA TAMBAHAN ARV ART dapat membantu memperbaiki integritas mukosa usus & translokasi microbial ↓ Perbaikan Integritas Mukosa Usus 1 Infeksi HIV  kerusakan lapisan usus Partikel LPS mikroba masuk ke sirkulasi darah Respon inflamasi terinduksi Aktivasi jalur koagulasi 2 3 4 ARV Menurunkan inflamasi & risiko koagulasi ↓

MANIFESTASI KLINIS KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV LANSIA

DVT & Emboli Paru Nyeri & pembengkakan tungkai Nyeri dada Batuk darah Sesak napas Tanda-tanda gagal napas Stroke Iskemik Kelemahan tiba-tiba atau mati rasa pada satu sisi tubuh Kebingungan Kesulitan berbicara Gangguan pengelihatan Infark Miokardiak Nyeri dada Sesak nafas Keringat dingin Sinkop MANIFESTASI KLINIS KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV LANSIA Manifestasi Koagulopati Gejala Yang Dapat Dialami

Pasien HIV Lansia (> 50 thn) Infeksi Pneumocystis jirovecii pneumonia (PCP) Infeksi Mycobacterium tuberculosis Pasien HIV < 50 thn Gangguan dermatologis Gangguan neurologis Gangguan gastroenterologis Infeksi menular Seksual (IMS) [ e.g sifilis laten & infeksi virus herpes simpleks ] MANIFESTASI KLINIS KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV LANSIA Kecenderungan Gejala Klinis HIV (berdasarkan kelompok usia) Penanda AIDS

MANIFESTASI KLINIS KOAGULOPATI PADA INFEKSI HIV LANSIA

PENDEKATAN TATALAKSANA KOAGULOPATI PADA PASIEN LANSIA DENGAN INFEKSI HIV Peneliti Modalitas Potensi Temuan Fuderburg , et al (2014) Rosuvastatin 10-20 mg/ hari Menurunkan penanda aktivasi monosit . Penanda aktivasi mosit berkaitan dengan peradangan & risiko penyakit kardiovaskular Penanda aktivasi monosit ( soluble Tumor Necrosis Factor Receptor II ( sTNFR -II)) ↓ Fungsi endotel ↑ Risiko penyakit kardiovaskular & peradangan ↓ Strategi Pengurangan Proses Peradangan

PENDEKATAN TATALAKSANA KOAGULOPATI PADA PASIEN LANSIA DENGAN INFEKSI HIV Peneliti Modalitas Potensi Temuan O’Brien, et al (2013) Aspirin dosis rendah : 360 mg  80 mg/ hari Aspirin sebagai antiplatelet & antiinflamasi pada infeksi HIV Aspirin dosis rendah pada infeksi HIV yang telah mendapatkan ART dengan supresi virologis menyebabkan : Aktivitas platelet ↓ Tingkat aktivasi sel T & Monosit ↓ Respons leukosit terhadap stimulasi agonis TLR tertentu ↑ Strategi Penanganan Proses Koagulopati

Tatalaksana koagulopati spesifik terhadap populasi lansia HIV tidak berbeda dengan populasi lain Penyesuaian Tatalaksana Tatalaksana koagulopati disesuaikan dengan keadaan klinis dan penunjang aktual setiap pasien Tatalaksana Koagulopati PENDEKATAN TATALAKSANA KOAGULOPATI PADA PASIEN LANSIA DENGAN INFEKSI HIV Pemberian antikoagulan pada pasien dengan kecenderungan trombosis Pemberian transfusi faktor koagulasi pada pasien dengan kecenderungan pendarahan Contoh Penyesuaian

TERAPI LAIN Penatalaksanaan penyakit komorbid harus diprioritaskan terutama penyakit kardiovaskular , hati , ginjal , tulang , dan sistem saraf Pengobatan penyakit komorbid menjadi penting Penyakit komorbid pada lansia menjadi faktor yang berperan besar menyebabkan kematian dibandingkan dengan infeksi HIV itu sendiri

TANTANGAN Tantangan Edukasi Lansia Tantangan Kepatuhan Konsumsi ART Tantangan Respon CD4 + Rendahnya tingkat edukasi mengenai infeksi HIV pada lansia , menyebabkan : Kemungkinan penularan HIV ↑ Kepatuhan terhadap ART ↓ Retensi dalam perawatan . Tahun pertama pengobatan ART dikaitkan dengan risiko ketidakpatuhan pengobatan dan putus obat yang lebih tinggi Respon limfosit T CD4+ terhadap kombinasi ART yang cenderung menurun pada lansia

Koagulopati Kronik pada Lansia -HIV Manifestasi berupa komplikasi serius seperti tromboemboli vena, penyakit kardiovaskular , dan strok iskemik Kompleksitas Penanganan Penanganan Koagulopati Lansia dengan HIV menjadi kompleks akibat interaksi dengan ART dan risiko perdarahan / trombosis Strategi Penatalkasanaan SIMPULAN 1 2 3 Pengobatan kondisi komorbid Antiinflamasi dan antikoagulan yang disesuaikan dengan kondisi masing - masing pasien

TERIMA KASIH
Tags