KOMUNIKASI PADA PERAWATAN PALIATIF Maria A. Witjaksono KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PERAWATAN PALIATIF Maria A. Witjaksono dan Siti Annisa Nuhonni
Bahasan Latar Belakang Komunikasi Efektif Komunikasi Terapeutik Breaking the Bad News Family meeting
LATAR BELAKANG Komunikasi adalah tugas pertama dan utama dalam perawatan paliatif Setiap pasien adalah individu yang unik , setiap keluarga memiliki kultur dalam komunikasi . Komunikasi efektif membantu pasien / keluarga untuk mengerti , menerima , mengambil keputusan , beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi Komunikasi therapeutik memberi semangat , harapan , ketenangan , kekuatan , kenyamanan,acceptance Breaking the bad news adalah komunikasi yang tidak mudah Family meeting dibutuhkan untuk memahami kondisi penyakit , kondisi pasien , membuat keputusan , merencanakan dan melakukan perawatan paliatif Komunikasi dalam dan antar tim diperlukan untuk mencapai tujuan perawatan paliatif
a. Jarak secara Hierarchical b. Non verbal politeness Concealing the truth Informasi melalui jaringan sosial POLA KOMUNIKASI di masyarakat Indonesia
6 Komunikasi bukan hal yang sederhana Pasien adalah individu yang unik dengan latar belakang, pengalaman (loss) dan coping mechanism
K endala K omunikasi dalam perawatan paliatif Realitas tidak sesuai harapan Gejala yang tidak terkontrol Persepsi yang salah terhadap diagnosis, treatment and prognosis Aspek Budaya: NOT TELLING THE TRUTH, collusion Status emotional Gangguan Cognitive Breaking bad news / sensitive topics UNCERTAINTY, do not know the answer Perbedaan pendapat yang mendasar Lain2: waktu, bahasa
POLA KOMUNIKASI NAKES MENURUT PERSPEKTIF PASIEN MEMERINTAH MELARANG MENYALAHKAN , memojokkan MENGANCAM/MENAKUT NAKUTI MEMBUAT ASUMSI YANG SALAH MEMBUAT BINGUNG DENGAN BAHASA KEDOKTERAN MENGINTERUPSI PASIEN , mengalihkan pembicaraan MEMBANDINGKAN MEMBOHONGI, MEMBERI HARAPAN PALSU Tidak peduli , memaksakan kehendak , terburu buru
KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi : proses menyampaikan berbagi informasi , pikiran , dan perasaan melalui lisan , tulisan , atau bahasa tubuh . Efekti f : berarti “ ada efeknya ” ( akibatnya , pengaruhnya , kesan ) atau “ dapat membawa hasil ” efektif sering diartikan “ mencapai sasaran yang diinginkan ”. PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN EFEKTIF 10 Untuk terapi / meringan beban pasien KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikator/pengirim pesan Isi pesan yang dikirimkan Bagaimana pesan dikirimkan/media yang digunakan Komunikan/penerima pesan Umpan balik/feedback yang merupakan respon terhadap pesan KOMPONEN ATAU UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
PERUBAHAN SIKAP ( ATTITUDE CHANGE) PERUBAHAN PENDAPAT ( OPINION CHANGE) PERUBAHAN PERILAKU ( BEHAVIOR CHANGE PERUBAHAN SOSIAL ( SOCIAL CHANGE ) TUJUAN UTAMA KOMUNIKASI
Komunikasi efektif sangat esensial:
Seluruh tim perawatan dalam onkologi dan perawatan paliatif mendapat tantangan untuk membantu proses adaptasi pasien dan keluarga Kerangka pesan harus disesuaikan baik isi maupun cara menyampaikannya dengan berpusat pada pasien
5 HUKUM KOMUNIKASI EFEKTIF “REACH” R ESPECT ( Menghormati ) E MPATHY ( Berempati ) A UDIBLE ( Dapat didengar ) C LARITY ( Kejelasan /keterbukaan ) H UMBLE ( Rendah hati )
Informasi yang tepat Dengan siapa berkomunikasi ? Apa yang diinformasikan ? Seberapa dalam informasi yang diperlukan ? Kapan ? Dimana ? Bagaimana caranya ?
Percakapan dapat menjadi cukup sulit karena sering melibatkan topik yang emosional. Faktor – faktor yang berkontribusi terhadap kesulitan dalam melakukan komunikasi meliputi: Keterampilan yang kurang memadai karena kurangnya pelatihan Ketakutan akanmenyebabkan tekanan secara emosional Tidak tahu cara menangani ledakan emosi Kekhawatiran tentang menangani emosi seseorang. Takut disalahkan oleh pasien dan keluarga apabila gagal. Perlu diingat bahwa kesembuhan bisa berupa berbagai bentuk. Percakapan itu sendiri bisa saja menjadi kesembuhan, dikenal sebagai komunikasi terapeutik Penyulit pada proses komunikasi efektif
“ Apa yang anda harapkan ?” “ Dalam kondisi seperti ini , kami sering menemukan bahwa layanan yang berpusat pada gejala dan QOL, dan memberikan dukungan bagi anda dan keluarga anda adalah hal yang paling bermanfaat ” BAGAIMANA MEMPERKENALKAN PERAWATAN PALIATIF?
TIM LAIN RS TIM RS LAIN/LAYANAN PRIMER Psychologist Kunci sukses perawatan paliatif dimulai dengan komunikasi yang efektif
NURSE N ame the emotion U nderstand R espect S upport E xplore WHY? WHY? WHY?
page 21 D o good no harm O bjective C reative T alk less, listen more O penness R espectful
CONNECTION TRUST
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Peran Komunikasi dalam P erawatan P aliatif
Diagnostic Apa? Dimana? Kapan? Berapa lama? Kenapa? Therapeutic Apa artinya untuk anda? Bagaimana nyeri ini memepengaruhi hidup anda Bagaimana perasaan anda ? Bagaimana hal ini mempengaruhi orang sekitar anda ? Tujuan , harapan Apa yang akan anda lakukan
Prinsip- prinsip komunikasi Pasien berhak untuk mendapatkan informasi/ menolak informasi dan berhak dilibatkan/tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan Pasien memiliki hak bukan kwajiban untuk mendengan berita buruk Client centered approach : pasien menentukan topik pembicaraan Jangan berasumsi. Hormatilah pendapat pasien, tulus dan berempati dan jujur Active listening : listen unspoken word and titrating Jangan menghilangkan harapan Berperan sebagai advokat ( memperjuangkan apa yang mereka inginkan )
Listening skills Talking skills Verbal 7% B ody language 38% Mood 55%
PENUNJANG KOMUNIKASI Komunikasi dengan MATA SIKAP / GERAK / ‘BODY LANGUAGE’ ISYARAT / EKSPRESI WAJAH PENAMPILAN SUARA / VARIASI VOKAL BERBAHASA ( BUKAN K ATA ) KETERLIBATAN / REAKSI KOMUNIKASI HUMOR ALAMI, JADILAH DIRI SENDIRI BERLATIH
Use a positive tone of voic e Speak with confidence Choose your words wisely Avoid negative and offensive words .
MERAHASIAKAN versus MEMBUKA Bruera , 2000; Costello, 2000, Fallowfield et al, 2002 DIRAHASIAKAN Manfaat sebentar Menimbulkan kesulitan bagi dokter, keluarga, pasien Menimbulkan kecemasan, ketakutan, kebingungan, merasa terisolasi Memperpanjang proses adaptasi Tidak bisa membuat perencanaan Memberikan harapan palsu TERBUKA Memahami kenyataan Beradaptasi Menentukan tujuan yang dapat dicapai Memiliki harapan yang realistic , X harapan palsu Memberi aspirasi untuk menggunakan waktu yang tersisa Memiliki kualitas hidup Mempertahankan kepercayaan Mengurangi ketidak pastian Menentukan terapi yang tepat
Breaking the bad news
1. Me nyampaikan Berita Buruk Dokter sering dihadapkan pada tugas untuk menyampaikan berita buruk. Penting untuk diingat bahwa berita buruk harus diartikan secara luas. Berita yang dokter mungkin anggap biasa-biasa saja dapat dianggap 'buruk' oleh beberapa pasien. Oleh karena itu, percakapan harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kepekaan pada setiap pertemuan terutama ketika ada informasi baru dan penting yang perlu disampaikan kepada pasien.
Breaking the bad news Komunikasi tentang : metastasis unresponsive treatment relapse/ recurrence treatment discontinuation, no more cancer treatment focus on care, terminal care place of care Jangan dilakukan pada saat pasien dalam tahap denial , anger . Berikan waktu kepada pasien untuk memahami tentang the bad news
Ketakutan tenaga kesehatan dalam menyampaikan berita buruk : Takut disalahkan Takut pada hal-hal yang tidak diketahui dan tidak pernah dipelajari Takut mengekspresikan emosi Takut tidak mengetahui semua jawaban Takut akan resiko dan kematian
S = Setup (Persiapan) P = Perception (Persepsi) I = Invitation (Undangan) K = Knowledge (Pengetahuan) E = Empathize (Empati) S = Summarize and strategize (Rangkuman dan strategi) Menyampaikan berita buruk dengan SPIKES
SETTING Komunikasi langsung Ruangan nyaman Privacy terjaga . Tilp ? Waktu cukup Pasien ditemani oleh keluarga Kontak fisik Privacy Duduk Posisi dan jarak dengan pasien Bahasa tubuh Kontak mata Sentuhan Memperkenalkan diri
Listening skills Pertanyaan terbuka Beri pasien kesempatan untuk berbicara dan berhenti sebentar Tunjukkan anda mengerti Tunjukkan anda tertarik untuk mendegarkan lebih lanjut dan mengerti Tanyakan bila tidak jelas
PERCEPTION Tanyakan apa dan sejauh mana pasien telah mengetahui tentang penyakit / kondisinya Tanyakan dampak penyakit terhadap masa depan Terima apa yang dikatakan pasien (denial, test)
INVITATION Tanyakan sejauh mana pasien ingin tahu Terima bila pasien tidak ingin tahu Tanyakan siapa yang harus diberitahu
KNOWLEDGE Sampaikan informasi dengan cara yang simpati , bertahap JANGAN MEMAKAI ISTILAHKEDOKTERAN Keterangan jangan membingungkan Jangan ragu ragu Jangan mengancam Jangan memberi kesan meninggalkan Berikan dukungan , rasa aman Pakai kata kata yang membangkitkan semangat dan kekuatan Beri kesempatan bertanya Yakinkan bahwa pasien mengerti apa yang disampaikan
EMPATHIZE Katakan anda mengerti perasaannya Tanyakan jika ada kekhawatiran Respon terhadap reaksi dengan tenang
4. Menanggapi Respon Emosi Menanggapi emosi adalah salah satu aspek yang paling sulit dalam berkomunikasi dengan pasien dan keluarga. Kesulitan yang umum bagi dokter adalah kecenderungan untuk tetap berada dalam aspek kognitif pada seluruh pertemuan. Hanya menyajikan informasi faktual dan menanyakan “apakah ada pertanyaan lain ?” kemudian memberikan serangkaian "langkah selanjutnya" bukanlah strategi komunikasi yang efektif.
Jika faktor emosi di abaikan , kekhawatiran pasien dan keluarga cenderung tetap tidak terpecahkan. Dari sisi dokter, mungkin menjadi pertemuan yang cepat dan mudah di mana segala sesuatu sudah diklarifikasi, tetapi mungkin sebenarnya masih meninggalkan pertanyaan-pertanyaan bagi pasien dan keluarga. Untuk menghindari hal-hal tersebut, langkah pertama bagi dokter perawatan paliatif adalah mengamati emosi pasien . Memperhatikan dan menentukan emosi adalah solusi awal sehingga dokter bisa menanggapi emosi yang ada baik dengan menggunakan respons nonverbal (Contoh : sentuhan, diam, posisi, kontak mata, dll), tanggapan verbal maupun kombinasi keduanya. 4. Menanggapi Respon Emosi …
STRATEGY AND SUMMARY Tanyakan apakah harapan pasien sudah tercapai Sampaikan rencana anda selanjutnya Sekali lagi tanyakan apakah masih ada pertanyaan dan usul Kesimpulan
2. Mendiskusikan Tujuan Perawatan D okter dan tim perawatan paliatif seringkali diminta untuk menjelaskan tujuan perawatan pasien. Oleh sebab itu keterampilan komunikasi dalam mendiskusikan tujuan perawatan pasien sangat diperlukan bagi pasien dan keluarga.
3. Memfasilitasi Pertemuan Keluarga Kebanyakan pasien tidak membuat keputusan secara individual. Keluarga seringkali berpengaruh dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Untuk pasien yang tidak mampu dalam mengambil keputusan , keluarga akan sering dipanggil untuk membuat keputusan atas nama pasien. Pertemuan keluarga adalah forum kunci untuk pengambilan keputusan yang sulit.
Percakapan tentang kondisi pasien adalah masalah s ulit bagi p asien dan k eluarga Bagi pasien dan keluarga, dapat sangat emosional dan dapat menunjukkan respon emosi yang berlebihan. Penting bagi dokter/ caregiver untuk mengenali kapan pasien atau keluarga telah mencapai titik jenuh mereka. Dokter harus memberikan waktu bagi pasien dan keluarga untuk menerima informasi tersebut dan pembicaraan mungkin harus ditunda.
Families bring multiple and different perspective about things. Families may have conflicts. Families have styles of negotiating, coping, and reaching consensus . Family Meeting
PENUTUP Menguasai keterampilan komunikasi adalah kunci yang akan membantu para tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas perawatan pasien paliatif. C ara untuk meningkatkan keterampilan komunikasi adalah dengan melakukan praktik nyata.
MEMBUKA DIRI Kadang kita merasa sulit atau takut untuk memulai komunikasi Cemas Takut salah bicara Ragu memulai Bingung berkata apa Takut dianggap ikut campur Tidak ingin “mengorek luka”
PENUGASAN Kasus 1 Ny. R, 64 tahun , pension PNS, tidak menikah , tinggal bersama caregiver Dx: Ca Mammmae sinestra , meta liver, brain, VTh dan VL dan Ca Cervix metastasis colon dengan obstruksi total gastrointestinal Rencana terapi : operasi membuka obstruksi dengan resiko 50% Rujukan ke Perawatan paliatif : Pendampingan dalam pembuatan keputusan dan tatalaksana selanjutnya
MEMBUKA DIRI (2) Mulai dengan pertanyaan Berikan waktu bagi pasien untuk menjawab Tetap berikan kesempatan memilih Ada yang mau diceritakan? Ada yang mau disampaikan? Pasien yang sedih mungkin sulit menceritakan langsung
Bagaimana komunikasi terapeutik dilakukan pada kasus tsb ? Saya ingin sembuh ….. Saya ingin dapat berjalan dan bisa drive lagi Saya tidak ingin merepotkan orang lain Saya tidak bisa tidur
Referensi Fallowfield L. Communication with the patient and family in palliative medicine. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford University Press. New York;2009:335. Baile WF, Buckman R, et al. SPIKES – a six step protocol for delivering bad news : application to the patient with cancer. Oncologist. 2000;5(4):302-311. Back A, Arnold R, Tulsky J. Mastering communication with Seriously Ill Patients : Balancing Honesty with Empathy and Hope . New York, NY: Cambridge University Press;2009:26-27. Fischer G, Tulsky J, Arnold R. Communicating a poor prognosis. In: R. Portenoy and E. Bruera, eds. Topics in Palliative Care. New York : Oxford University Press; 2000. Ericsson KA, Prietula MJ, Cokely ET. The Making of an Expert. Harvard Business Review. July-August 2007:115-121.