FUTURE OF EDUCATION
Oleh :
MTs AL-MAHRUSIYAH
Kediri 2022
Critical Pedagogy
2
Merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu murid
mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-praktek
yang mendominasi (wikipedia)
Pedagogi kritis (critical pedagogy) dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis yaitu
pendidikan yang selalu mempertanyakan mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam
hal-hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori, sistem,
kebijakan maupun implementasi implementasi
Pertanyaannya; apa metode yang tepat jika konsep critical pedagogy ini jika di
terapkan pada anak usia dini? yang masih membutuhkan rules/etik/norm atc.
critical education in the term of democrasi (norma ditentukan oleh banyak tidaknya
pendukung) maka bagimana jika digunakan dalam masyarakat yangmengalami
anomali sosial (misalnya norma/etika di lingkungan lokalisasi ?
Students as an actor
3
Students As A Banking
Loss Learning
Self Interaction
Learning Management System
Asinkronus
Sinkronus
A. TANTANGAN-TANTANGAN
ABAD 21
JACQUES DELORS selaku ketua
Komisi Internasional tentang
Pendidikan Abad 21 PBB
menyatakan bahwa ada 7 macam
ketegangan yang terjadi pada abad
21 dan menjadi ciri dan tantangan
pendidikan abad 21.
4
7 MACAM KETAGANGAN
PADA ABAD 21
1.Ketegangan antara GLOBAL dan LOKAL.
2.Ketegangan antara UNIVERSAL dan INDIVIDUAL.
3.Ketegangan antara TRADISI dan KEMODERNAN.
4.Ketegangan antara pertumbuhan2 JANGKA PANJANG
dengan JANGKA PENDEK.
5.Ketegangan antara perlunya KOMPETISI dengan
KESAMAAN KESEMPATAN .
6.Ketegangan antara PERLUASAN PENGETAHUAN
dengan KEMAMPUAN MENCERNAKANNYA.
7.Ketegangan antara SPIRITUAL dan MATERIAL.
5
B. TRENDS OF THE
FUTURE
Rapid increase in the growth of information and
communication. Information revolution
New products and services are invented every minute.
Global market place. Global language is spoken.
Computers and internet will be widely used.
New knowledge and competencies needed.
Technology literacy and fluency is a basic skill.
More stressful life. Emotional intelligence and
spiritual intelligence are needed. Spirituality and new
values and norm standard applied
6
C. VISI DALAM MENGHADAPI
ABAD 21
Dalam menghadapi tantangan Abad 21 UNESCO
mengembangkan visi sebagai berikut :
1. Dari masyarakat lokal menuju pada
masyarakat dunia.
2.Dari kohesi sosial menuju partisipasi
demokrasi
3.Dari pertumbuhan ekonomi menuju
perkembangan manusia.
09/25/25 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri 7
E. EMPAT PILAR
PENDIDIKAN
1. Belajar untuk mengetahui ;
2.Belajar untuk berbuat;)
3.Belajar untuk hidup
bersama;
4.Belajar untuk menjadi diri
sendiri;
09/25/25 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri 8
E. CIRI PENDIDIKAN MASA
DEPAN
1.Berfokus pada pemupukan potensi
unggul setiap peserta didik.
2.Keseimbangan beragam kecerdasan
(intelektual, emosional, sosial, spritual,
kinestetis, dst.)
3.Mengajarkan life skills.
4.Sistem penilaiannya berbasis
portofolio dari hasil karya siswa.
9
CIRI PENDIDIKAN MASA DEPAN
(lanjutan)
5.Pembelajaran berbasis kehidupan nyata
dan praktik di lapangan.
6.Guru lebih berperan sebagai motivator dan
fasilitator agar peserta didik
mengembangkan minatnya masing-masing.
7.Pembelajaran didasarkan pada
kemampuan, cara/gaya belajar, dan
perkembangan psikologis anak masing-
masing
10
PERGESERAN PARADIGMA
PENDIDIKAN
Perkembangan ilmu dan teknologi
informasi menuntut hadirnya perubahan
paradigma pendidikan yang berorientasi
pada pasar dan kebutuhan hidup
masyarakat. Sayling Wen dalam
bukunya “future of education”
menyebutkan beberapa pergeseran
paradigma pendidikan, antara lain:
11
PERGESERAN PARADIGMA
PENDIDIKAN
1.Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan
bergeser menjadi pengembangan ke segala potensi
yang seimbang.
2.Dari keseragaman pembelajaran bersama yang
sentralistik menjadi keberagaman yang
terdesentralisasi dan terindividulisasikan. Hal ini
seiring dengan berkembangnya teknologi informasi
dimana informasi dapat diakses secara mudah melalui
brbagai macam media pembelajaran secara mandiri,
misalnya; internet, multimedia pembelajaran, dsb.
12
3.Pembelajaran dengan model
penjenjangan yang terbatas menjadi
pembelajaran seumur hidup. Belajar tidak
hanya terbatas pada jenjang pendidikan
dasar, menengah dan tinggi, namun
belajar dapat dilakukan sepanjang hayat,
yang tidak terbatas pada tempat, usia,
waktu, dan fasilitas.
4.Dari pengakuan gelar kearah pengakuan
kekuatan-kekuatan nyata
(profesionalisme)
13
5.Pembelajaran yang berbasis pada pencapaian
target kurikulum bergeser menjadi pembelajaran
yang berbasis pada kompetensi dan produksi.
Pencapaian target kurikulum bukan satu-satunya
indikator keberhasilan proses pendidikan, keberhasil
pendidikan hendaknya di lihat dari konteks, input,
proses, output dan outcomes, sehingga
keberhasilan pendidikan dapat dimaknai secara
komprehensif.
6.Pendidikan sebagai investasi manusia dengan hight
cost, yang dapat dinikmati oleh kelompok
masyarakat menengah ke atas, khususnya
pendidikan tinggi.
14
STRATEGI PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL
Untuk membekali terjadinya pergeseran
orientasi pendidikan di era global dalam
mewujudkan kualitas sumber daya
manusia yang unggul, diperlukan strategi
pengembangan pendidikan, antara lain:
15
1. Mengedepankan model perencanaan
pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan
pada need assessment dan karakteristik
masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pendidikan merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi.
2. Peran pemerintah bukan sebagai
penggerak, penentu dan penguasa dalam
pendidikan, namun pemerintah hendaknya
berperan sebagai katalisator, fasilitator dan
pemberdaya masyarakat.
16
3.Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat,
kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan
teman saing.
4.Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan
berbagai potensi sumber daya (belajar) yang ada,
lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata
kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain
yang sangat peduli pada pendidikan.
5.Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan
berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah mapun non
pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri
maupun dari luar negeri.
17
6.Menciptakan soft image pada masyarakat
sebagai masyarakat yang gemar belajar,
sebagai masyarakat belajar seumur hidup.
7.Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu:
lembaga-lembaga pendidikan baik jalur
pendidikan formal, informal maupun jalur non
formal dapat memanfaatkan teknologi informasi
dalam mengakses informasi dalam
mengembangkan potensi diri dan lingkungannya
(misal; penggunaan internet, multi media
pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb)
18
MODEL PENDIDIKAN
ABAD XXI
19
1. LIFE SKILLS
a. Kepemimpinan
b. Etika
c. Akuntabilitas (dpt dimintai
pertanggung jawaban)
d. Kemampuan beradaptasi
e. Produktifitas individu
f. Tanggungjawab individu
g. Keterampilan personal
h. Arah/tujuan hidup pribadi
i. Tanggungjawab sosia
20
2. MATERI PENDIDIKAN
ABAD 21
a.Global Awareness (kesadaran
global)
b.Keterampilan dalam keuangan,
ekonomi, bisnis dan kewirausahaan
c.Pemikiran untuk kepentingan umum
d.Kesadaran akan kesehatan dan
kesejahteraan
21
3. KETERAMPILAN
BERPIKIR DAN BELAJAR
a.Berpikir kritis dan keterampilan mencari
solusi.
b.Kreatifitas dan keterampilan inovasi.
c.Keterampilan komunikasi dan informasi.
d.Keterampilan untuk berkolaborasi.
e.Pendidikan kontektual.
f.Keterampilan informasi dan media.
22
4. PEMAHAMAN INFORMASI
DAN TEKNOLOGI
a.Berpikir kritis dan keterampilan
mencari solusi
b.Kreatifitas dan keterampilan inovasi
c.Keterampilan komunikasi dan
informasi
d.Keterampilan untuk berkolaborasi
e.Pendidikan kontekstual
f.Keterampilan informasi dan media
23
F. PERUBAHAN DALAM
PENDIDIKAN
PERAN GURU
Guru tidak lagi memberikan informasi
dalam bentuk ceramah dan buku teks.
Guru akan berperan sebagai fasilitator,
tutor dan sekaligus pembelajar.
Teachers will be engaged in digital
learning environment. How to ensure
learners acquire basic technological
skills to learn.
24
PERAN SISWA
Siswa tidak perlu lagi menjadi
pengingat fakta dan prinsip tapi
akan berperan sebagai periset,
problem-solver, dan pembuat
strategi. Learners will engage in
problems that are context-
dependent, complicated, messy,
and reappear in diverse guises.
25
PERAN MATERI PENDIDIKAN
Materi tidak lagi berbentuk informasi
dalam bidang studi terlepas tapi
siswa akan mempelajari hubungan
antar informasi. Dibutuhkan
multidisciplinary thinking dan
kemampuan melihat dari beragam
perspektif .
26
7 Hal yang Harus Guru Ketahui Sebelum Pakai
Kurikulum Merdeka
1.Kurikulum Merdeka, bukan kewajiban
tetapi opsional
2.Pengaturan jam belajar
3.Pendekatan Pembelajaran
4.Struktur Kurikulum
5.Mata Pelajaran IPAS
6.Mata Pelajaran TIK
7.Kurikulum berbasis kompetensi