LAPORAN FIX AKHIR MUHAMMAD ADITYA PRATAMA.pdf

DindaHeleniaGemayel 10 views 119 slides May 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 119
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119

About This Presentation

-


Slide Content

IMPLEMENTASI SENSOR SUHU DHT -22 PADA ALAT PEMANAS
RUANGAN UNTUK USAHA PAPAN BUNGA AAGALLERYFLORIST
BERBASIS IoT


LAPORAN AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Teknik Elektronika


Oleh :
MUHAMMAD ADITYA PRATAMA
0620 3032 1042




POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023

ii

HALAMAN PENGESAHAN
IMPLEMENTASI SENSOR SUHU DHT -22 PADA ALAT PEMANAS
RUANGAN UNTUK USAHA PAPAN BUNGA AAGALLERYFLORIST
BERBASIS IoT

LAPORAN AKHIR
Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Akhir
Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektronika
Oleh :
MUHAMMAD ADITYA PRATAMA
062030321042
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II




Yeni Irdayanti, S.T., M.Kom. Johansyah Al Rasyid,S.T.,M.Kom.
NIP. 197612212002122001 NIP. 197803192006041001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Koordinator Program Studi
Teknik Elektronika Teknik Elektronika




Ir. Iskandar Luthfi, M.T. Dewi Permata Sari. S.T., M.Kom
NIP. 1965012919911031002 NIP. 196809071993031003

iii

PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Muhammad Aditya Pratama
NIM : 062030321042
Program Studi : Teknik Elektronika
Jurusan : Teknik Elektro

Menyatakan bahwa dengan sesungguhnya bahwa Laporan Akhir yang telah saya
buat ini dengan judul “Implementasi Sensor Suhu Dht-22 Pada Alat Pemanas
Ruangan untuk Usaha Papan Bunga AAGalleryFlorist Berbasis IoT” adalah
benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan duplikasi, serta tidak
mengutip sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan sumbernya.

Palembang, Agustus 2023
Penulis,




Muhammad Aditya Pratama
(062030321042)

iv

MOTTO
“Allah Swt tidak akan membebani hambanya melainkan sesuai dengan
kemampuannya”
(Q.S. Al-Baqarah : 286)

“I am reminded once again that dreams, when broken down into concrete
goals, become achievable plans. And that hard work and commitment to a
vision, will reap results.”
–Maudy Ayunda

“Bukan karena hari ini indah maka kita bahagia, tapi karena kita bahagia
maka hari-hari kita menjadi indah, bukan karena tidak ada rintangan maka
kita optimis, tapi karena kita optimis maka rintangan itu tidak berasa,
bukan karena hal itu mudah maka kita yakin kita bisa, tapi karena kita yakin
kita bisa maka hal itu pun menjadi mudah.”
– Merry Riana




Ku persembahkan untuk :

• Kedua orang tua saya yang selalu
memberikan semangat dan dukungan
terhadap segala sesuatu yang saya
kerjakan.
• Adik-Adik ku yang selalu menemani,
memerikan semangat dan mendoakan
• Keluarga besar yang selalu membantu
mendoakan.
• Dosen pembimbing saya yaitu Ibu Yeni
Irdayanti, S.T.,M.Kom dan Bapak
Johansyah Al Rasyid, S.T., M.Kom
Terimakasih atas bimbingan dan
dukungannya.
• Seluruh teman-teman yanng telah
membatu dan menyemangati saya
• Last but not least, I wanna thank me for
believing in me, for doing all this
hardwork, for having no days off, for
never quittin, for just being me at all
times.

v

ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengembangan dan penerapan mesin pemanas ruangan untuk
usaha papan bunga. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat pemanas ruangan yang
paling efisien untuk pengeringan papan bunga, mengoptimalkan pengaturan suhu yang
ada untuk proses pengeringan papan bunga pada ruangan penyimpanan papan bunga di
tempat usaha bernama AAGalleryFlorist. Metode penelitian meliputi studi pustaka
tentang berbagai jenis mesin pemanas yang ada, serta analisis kebutuhan suhu yang
dibutuhkan untuk mengeringkan objek yaitu papan bunga yang pengaturan suhunya
diatur melalui IoT aplikasi Telegram. Penelitian juga mencakup pengujian empiris
terhadap beberapa jenis mesin pemanas yang berbeda untuk menilai efisiensi energi,
kemampuan menjaga suhu yang konsisten, dan dampaknya terhadap kualitas objek. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mesin pemanas ruangan dengan fitur pengaturan suhu
otomatis memberikan hasil yang optimal dalam menjaga suhu ruangan yang tepat untuk
pengeringan papan bunga. Penggunaan sensor suhu DHT-22 berkontribusi pada
pengaturan suhu yang lebih presisi. Solusi ini tidak hanya menghasilkan kualitas
pengeringan yang lebih cepat, tetapi juga mengurangi biaya operasional usaha papan
bunga melalui efisiensi energi. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan
teknologi pemanas ruangan yang dapat diadaptasi untuk usaha papan bunga dan industri
terkait lainnya.
Kata kunci : Pemanas Ruangan, IoT, sensor DHT-22

vi

ABSTRACT
This research discusses the development and application of space heating machines for
flower board businesses. This research aims to design the most efficient space heating
device for drying flower boards, optimizing existing temperature settings for the flower
board drying process in the flower board storage room at a business place called
AAGalleryFlorist. The research method includes a literature study of various types of
existing heating machines, as well as an analysis of the temperature requirements needed
to dry objects, namely flower boards whose temperature settings are regulated via the IoT
Telegram application. The research also included empirical testing of several different
types of heating machines to assess energy efficiency, ability to maintain consistent
temperatures, and impact on object quality. The research results show that a room heating
machine with an automatic temperature setting feature provides optimal results in
maintaining the right room temperature for drying flower boards. The use of the DHT-22
temperature sensor contributes to more precise temperature regulation. This solution not
only produces faster drying quality, but also reduces operational costs for flower board
businesses through energy efficiency. This research contributes to the development of
space heating technology that can be adapted for flower board businesses and other
related industries.
Keywords: Room heater, IoT, DHT-22 sensor

vii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya-lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini dengan judul
“Implementasi Sensor Suhu DHT-22 Pada Alat Pemanas Ruangan Untuk
Usaha Papan Bunga AAGalleryFlorist Berbasis IoT”.
Penyusunan Laporan Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat
menyelesaikan program pendidikan Diploma III (D3) pada jurusan Teknik
Eleketro Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya. Dalam
Menyelesaikan Laporan Akhir ini, penulis mengucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan member masukan
sehingga dalam penyelesaian Laporan Akhir ini dapat berjalan dengan baik, yaitu
kepada :
1. Ibu Yeni Irdayanti, S.T., M.Kom. selaku dosen pembimbing I.
2. Bapak Johansyah Al Rasyid,S.T.,M.Kom. selaku dosen pembimbing
II.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini.
1. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Bapak Ir. Iskandar Lutfi., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Destra Andika Pratama, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Ibu Dewi Permata Sari, S.T., M. Kom selaku Ketua Program Studi
Diploma III Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Jurusan Teknik Elektro
6. Seluruh Staf Teknisi laboratorium dan bengkel Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
7. Kepada Orang tua, da n Keluarga yang telah memberikan doa,
dorongan dan dukungan kepada saya selama pembuatan alat dan penulisan

viii



Laporan Akhir.
8. Kepada Saudari Rahmi Wulandari S.H yang telah membantu
menyelesaikan tugas akhir ini , memberikan waktu serta pikiran untuk
membantu menyelesaikan tugas akhir ini semangat melanjutkan kuliah s2
nya
9. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu sehingga laporan Akhir ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi kita semua. Aamiin.


Palembang, Agustus 2023



Penulis

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................................iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
ABSTRACT......................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.4. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................ 3
1.5. Metode Penelitian ............................................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
2.1 Sistem Kontrol .................................................................................................... 5
2.2 Papan Karangan Bunga ....................................................................................... 5
2.2.1 Persyaratan Gudang Papan Bunga ................................................................. 6
2.3 Mikrokontroller................................................................................................... 7
2.3.1 NodeMCU ESP8266 ...................................................................................... 7
2.3.2 Spesifikasi NodeMCU ESP8266 .................................................................... 8
2.3.3 Skematik Posisi Pin NodeMCU ..................................................................... 9
2.4 Sensor ............................................................................................................... 10
2.4.1 Jenis-Jenis Sensor Suhu ............................................................................... 10
2.4.2 Sensor DHT22 ............................................................................................. 12
2.5 Power Supply DC (Catu Daya) ......................................................................... 13
2.6 Relay 4 Channel ................................................................................................ 15
2.7 UBEC 5V 5A .................................................................................................... 17
2.8 Telegram ........................................................................................................... 19

x

2.9 Internet of Things (IoT) .................................................................................... 20
2.10 Blower .............................................................................................................. 20
2.11 Heater ............................................................................................................... 22
2.12 Perhitungan Persentase Kesalahan Pengukuran (Error) .................................... 25
2.13 Perhitungan Daya Listrik .................................................................................. 25
BAB III RANCANG BANGUN ...................................................................................... 26
3.1. Perancangan ...................................................................................................... 26
3.2. Perancangan Perangkat Keras ........................................................................... 27
3.3. Flowcharts ........................................................................................................ 29
3.4. Perancangan Alat .............................................................................................. 30
3.4.1. Perancangan Elektronik ............................................................................... 30
3.4.2. Perancangan Mekanik .................................................................................. 35
3.5. Prinsip Alat Secara Keseluruhan ....................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................ 39
Tujuan Pengukuran Alat ................................................................................... 39
Alat Pendukung Pengukuran ............................................................................. 39
Langkah Pengukuran Alat ................................................................................. 39
Hasil rancangan mesin pemanas ruangan .......................................................... 40
4.4.1 Hasil Rancangan Elektronik......................................................................... 40
4.4.2 Hasil Rancangan Mekanik ........................................................................... 41
4.5.1 Tegangan Input dan Output pada komponen Elektronik .............................. 42
4.5.2 Tegangan Serta Arus Kipas Ac dan Heater ................................................. 43
4.5.3 Pengujian Sensor DHT 22 ........................................................................... 43
4.5.4 Hasil Pengujian Suhu Pada Sensor DHT 22 Pada Kondisi
Sistem Pemanas ( Heater) dan Kipas Hidup ........................................................... 45
4.6 Hasil uji alat pada Ruangan AAGalleryFlorist.Plg............................................ 47
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 53
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 54
LAMPIRAN 1 .................................................................................................................. 55
LAMPIRAN 2 .................................................................................................................. 66
LAMPIRAN 3 .................................................................................................................. 70

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Spesifikasi NodeMCU ....................................................................................... 8
Table 2.2 . Fungsi PIN DHT22 ........................................................................................ 12
Tabel 2.3 Spesifikasi Sensor DHT22 ............................................................................... 13
TABEL 3.1 KETERANGAN DIAGRAM BLOK BAGIAN INPUT .............................. 27
TABEL 3.2 KETERANGAN DIAGRAM BLOK BAGIAN P ROSES............................ 28
TABEL 3.3 KETERANGAN DIAGRAM BLOK BAGIAN OUTPUT .......................... 28
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil pengukuran tegangan Input dan Output
pada spesifikasi dan pengukuran ...................................................................................... 42
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil pengukuran tegangan daan arus pada
spesifikasi dan pengukuran .............................................................................................. 43
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Pada Sensor DHT 22 terhadap
Hygrometer dan hasil ERROR ......................................................................................... 44
Tabel 4.4 Pembacaan Sensor DHT 22 Pada Keadaan Hidup........................................... 45
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran kenaikan suhu sistem pemanas (Heater)
dan durasi dalam setiap perubahan suhu. ......................................................................... 46
Tabel 4.6 Hasil uji alat pada ruangan AAGalleryFlorist.Plg ........................................... 47
Tabel 4.7 pengukuran Tegangan dan Arus pada komponen Elektronik ........................... 47
Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Efisiensi Penggunaan Alat ................................................ 50

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Papan Bunga .................................................................................................. 6
Gambar 2.2 NodeMCU ESP8266 ...................................................................................... 8
Gambar 2.3 Skematik Posisi Pin NodeMCU ...................................................................... 9
Gambar 2.4 Sensor DHT22 .............................................................................................. 12
Gambar. 2.5 Diagram Blok Power Supply ....................................................................... 14
Gambar. 2.6 Skema Rangkaian Power Supply ................................................................. 14
Gambar 2.7. Relay 4 Channel .......................................................................................... 17
Gambar 2.8 UBEC 5V 5A ............................................................................................... 19
Gambar 2.9 Telegram ...................................................................................................... 19
Gambar 2.10 Internet of Things ....................................................................................... 20
Gambar 2.11 Blower ........................................................................................................ 22
Gambar 2.12 Heater ......................................................................................................... 24
Gambar 3. 1 Blok Diagram Perangkat Keras ................................................................... 27
Gambar 3.2 Flowchart ...................................................................................................... 29
Gambar 3.3 Konfigurasi Node MCU dengan Sensor DHT-22 ......................................... 31
Gambar 3.4 Konfigurasi Node MCU dengan Relay 5V ................................................... 32
Gambar 3.5 Konfigurasi Node MCU dengan seluruh Komponen
dan Alat Elektronik .......................................................................................................... 34
Gambar 3.6 Perencanaan Program Node MCU ................................................................ 35
Gambar 3.7 Rancangan Alat Tampak Depan ................................................................... 36
Gambar 3.8 Rancangan Alat Tampak Belakang ............................................................... 36
Gambar 3.9 Rancangan Alat Tampak Samping ............................................................... 37
Gambar 4.1 Hasil Rancangan Elektronik ......................................................................... 40
Gambar 4.2 Tampak depan alat pemanas ruangan ........................................................... 41
Gambar 4.3 Tampak Belakang mesin pemanas ruangan .................................................. 42
Gambar 4.5 Hasil Grafik pada Perbedaan Pembacaan Sensor
DHT 22 dan Hygrometer ................................................................................................. 45

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Kesepakatan Bimbingan Laporan Akhir
Lampiran II Lembar Konsultasi Laporan Akhir
Lampiran III Lembar Rekomendasi Ujian Laporan Akhir
Lampiran IV Lembar Nilai Bimbingan Laporan Akhir
Lampiran V Lembar Nilai Ujian Laporan Akhir
Lampiran VI Lembar Rekapitulasi Nilai Ujian Laporan Akhir
Lampiran VII Lembar Revisi Laporan Akhir
Lampiran VIII Pelaksanaan Revisi Laporan Akhir

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alat pemanas sudah banyak digunakan baik untuk keperluan sehari hari
ataupun untuk usaha papan bunga. Kebanyakan usaha papan bunga memanfaatkan
kipas angin untuk proses pengeringan media papan bunga, namun hal tersebut
terbukti tidak efektif dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk
pengeringannya dan akan membuat kayu objek akan lebih cepat lapuk. Terdapat
beberapa usaha papan bunga yang memiliki alat pemanas untuk pengeringan
papan, namun alat pemanas tersebut hanya dapat dipasang di satu tempat dan
tidak dapat mengatur suhu yang optimal.
Salah satu usaha papan bunga yang sedang berkembang saat ini adalah
AAGalleryFlorist di Kota Palembang, yang dalam satu hari dapat menerima
pesanan pembuatan papan bunga hingga 20 unit. Adapun ruangan penyimpanan
papan bunga pada AAGalleryFlorist adalah seluas 70 m
2
, sehingga kapasitas papan
bunga yang dapat diletakkan di ruangan hanya 60 unit. Pemonitoran bertujuan
untuk pengecekan terhadap suhu yang dihasilkan dari pemanas. Apabila suhu
yang dihasilkan melebihi dari yang diharapkan maka pemanas akan rusak dan
atau obyek yang dipanaskan juga mengalami kerusakan. Daya terpasang pada
tempat usaha AAGalleryFlorist sebesar 340,77 kWh, dengan beban total sebesar
1,352 kWh terdiri atas lampu, kipas angin, speaker, dan pemanas ruangan. Jika
pemanas dinyalakan, maka perlatan listrik lain seperti lampu, kipas angin, dan
speaker harus dimatikan. Untuk itulah, penulis berinisiatif merancang alat
pemanas otomatis yang lebih efektif dan efisien, sekaligus dapat dimonitor dari
jarak jauh menggunakan smartphone.
Pada Tugas Akhir ini, alat tersebut dibangun menggunakan arduino. Alat
ini menggunakan relay sebagai pemutus dan penyambung aliran listrik, yang akan
dihubungkan dan dikendalikan dengan Arduino Uno ATMEGA328. Arduino juga
berfungsi untuk mengolah data dari sensor DHT 22 dan penyaluran atau transmisi

2



data dari arduino akan dilakukan secara wireless menuju smartphone android
melalui aplikasi telegram.
Pada penelitian ini digunakan sensor DHT 22 sebagai sensor yang akan
mendeteksi suhu dan kelembaban tanpa harus menyentuh obyek. DHT22 adalah
sensor seri DHT dari Aosong Electronics yang dapat melakukan pengukuran suhu
dan kelembaban secara serempak dengan keluaran digital. Sensor ini memiliki
keakurasi dengan galat (error) relatif 4% untuk suhu dan 18% untuk kelembaban.
Saptadi (2014). Sensor DHT 22 melakukan penyensoran dan setelah itu data akan
ditransfer jika sudah membuka web Internet of Things dengan tampilan berupa
Data suhu yang kemudian akan menampilkan plot (alur), data yang ditampilkan
adalah data real time.
Untuk mengimplementasikan Sensor suhu DHT 22 Pada alat pemanas
ruangan berbasis IoT, penulis merancang dan merealisasikan tugas akhir untuk
memenuhi persyaratan kelulusan di Politeknik Negeri Sriwijaya pada Jurusan
Teknik Elektro Progam Studi DIII Teknik Elektronika dengan judul
”IMPLEMENTASI SENSOR SUHU DHT -22 PADA ALAT PEMANAS
RUANGAN UNTUK USAHA PAPAN BUNGA AAGALLERYFLORIST
BERBASIS IoT ”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana merancang alat pemanas ruangan berbasis IoT
2. Bagaimana implementasi dan uji coba sensor suhu pada alat pemanas
ruangan
3. Bagaimana efisiensi dari alat yang telah dibangun
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah dalam proposal laporan akhir ini, penulis
membatasi masalahnya hanya membahas mengenai sensor suhu DHT-22 pada alat
pemanas ruangan berbasis IoT

3



1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulis proposal:
1. Membangun dan menginmplementasikan sensor Suhu DHT 22 Pada Alat
Pemanas Ruangan Berbasis IoT.
2. Mempelajari prinsip kerja dari sensor Suhu DHT 22 sebagai pembaca dari
suhu yang terukur.
1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang diapatkan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara kerja dan implementasi dari sensor Suhu DHT 22 Pada
Alat Pemanas Ruangan Berbasis IoT.
2. Mengetahui perancangan Sensor Suhu DHT 22 Pada Alat Pemanas
Ruangan berbasis IoT.
1.5. Metode Penelitian
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam proposal ini, penulis
menggunakan metode penulisan sebagai berikut :
a. Metode Literatur
Metode ini adalah mengambil dan mengumpulkan teori-teori dasar serta
teori pendukung dari berbagai sumber, terutama mengambil data dari buku-buku
referensi atau jurnal referensi dan situs-situs internet tentang apa saja yang
menunjang dalam analisa ini guna untuk pembuatan proposal Laporan Akhir.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu dengan melakukan tukar pikiran tentang alat yang
dibuat bersama dosen pembimbing, partner, dan teman-teman di Jurusan Teknik
Elektro Progam Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya.
c. Metode Observasi
Metode observasi dilakukan dengan mengamati berbagai peralatan, cara
kerja, serta proses kerja yang dilakukan.
1.6. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan laporan akhir ini akan dibagi menjadi
beberapa bab diantaranya sebagai berikut :

4



BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini berisi uraian singkat yang meliputi latar belakang,
Implementasi Sensor Suhu DHT 22 pada Alat Pemanas Ruangan untuk Usaha
Papan Bunga AAGalleryFlorist Berbasis IoT untuk pengambilan judul, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penelitian,
serta sistematika penulisan laporan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang teori dasar dari komponen – komponen
Implementasi Sensor Suhu DHT 22 pada Alat Pemanas Ruangan untuk Usaha
Papan Bunga AAGalleryFlorist Berbasis IoT yang menunjang dan berhubungan
dengan penulisan tugas akhir ini.
BAB III Rancang Bangun
Bab ini merupakan perangkat awal dari Implementasi Sensor Suhu DHT
22 pada Alat Pemanas Ruangan untuk Usaha Papan Bunga AAGalleryFlorist
Berbasis IoT. Pada bab ini memaparkan tahap perancangan Alat, dimulai tujuan
perancangan, perancangan diagram blok dan flowchart, perancangan tiap
komponen ke mikrokontroler dan perancangan keseluruhan alat.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini berisi pengujian fungsi tiap komponen & memaparkan
hasilnya, sampai didapatkan hasil yang di inginkan sesuai dengan hasil asli.
BAB V Kesimpulan Dan Saran
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil kerja sistem secara
keseluruhan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah alat (kumpulan alat) yang digunakan untuk
mengontrol, mengendalikan dan mengatur keadaan sistem. Suatu sistem atau
sistem kendali adalah gabungan dari beberapa komponen yang saling
berhubungan sehingga dapat membentuk suatu tujuan tertentu yaitu pengendalian
atau pengelolaan dari sistem tersebut. Dasar analisis dan perancangan sistem
kendali adalah penerapan teori yaitu teori sistem linier.
2.2 Papan Karangan Bunga
Karangan papan bunga dimaknai sebagai suatu symbol bentuk apresiasi
dari si pengirim kepada penerima papan bunga tersebut. Papan bunga tidak hanya
digunakan dalam acara pesta namun digunakan juga pada saat berduka cita
sebagai ucapan belasungkawa dari si pengirim kepada penerima. Namun tak
hanya sebagai bentuk apresiasi dan belasungkawa, papan bunga dapat dijadikan
pula sebagai salah satu bentuk promosi diri sendiri maupun usaha yang dimiliki
kepada orang lain melalui papan bunga tersebut. Makna karangan papan bunga
sendiri sebenarnya merupakan suatu lambang atau simbol dari si pengirim
karangan bunga kepada penerima sebagai sebuah apresiasi. Dahulu karangan
bunga juga dipamerkan pada saat festival, upacara, dan selama kegiatan
keagamaan Seiring waktu berlalu dan juga perkembangan jaman karangan bunga
papan sudah mengalami banyak perubahan secara fungsional.
Pada saat ini papan bunga banyak ditemukan dalam berbagai acara
pernikahan, duka cita, sampai dengan kiriman karangan papan bunga untuk
berbagai peresmian kantor atau pun tempat usaha baru. Semakin banyak
masyarakat yang mulai menggunakan jasa karangan bunga ini untuk dijadikan
sebagai ucapan kepada kerabat dan rekan kerja. Usaha ini menguntungkan
karena selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Selain itu target
pasar yang dituju juga beragam mulai dari remaja, dewasa dan orangtua. Apalagi
perkembangan Kota Palembang juga semakin pesat, semakin banyak

6



perkembangan hotel, perkantoran dan sektor bisnis lainnya. Hal ini dapat
membantu minat masyarakat untuk menggunakan jasa karangan bunga sebagai
rasa kepedulian atau apresiasi kepada rekan kerja atau kerabat
2.2.1 Persyaratan Gudang Papan Bunga
Penyimpanan papan bunga baik disimpan ditempat minim pencahayaan
dari matahari karena mengindari pemudaran bunga dan media ambalnya.
Hindarkan dari lantai yang lembab dan tergenang air dikarenakan akan
menyebabkan kelapukan pada media kayu nya. Simpan dalam suhu dikisaran
20°C – 25°C

Gambar 2.1. Papan Bunga
2.2.1.1 Suhu
Menurut Sumarni dan Roliadi [4] menyatakan keawetan kayu tergantung
pada tempat di mana kayu tersebut digunakan. Keawetan suatu jenis kayu yang
dipakai di bangunan bawah atap berbeda dengan penggunaan di luar ruangan dan
di laut. Suhu penyimpanan yang baik untuk kayu sangat penting untuk menjaga
kualitas dan keawetan kayu. Suhu dan kelembaban adalah faktor kritis dalam
mencegah kerusakan kayu akibat pembusukan, perubahan dimensi, serta serangan
hama dan jamur. Idealnya, suhu penyimpanan untuk kayu sekitar 20-25 derajat
Celsius (68-77 derajat Fahrenheit) dan kelembaban relatif antara 45% hingga
55%.

7




2.3 Mikrokontroller
Mikrokontroller atau kadang dinamakan pengontorol tertanam (embedded
controller) adalah suatu sistem yang mengandung masukan atau keluaran,
memori, dan prosesor yang digunakan pada produk seperti mesin cuci, pemutar
video, telepon. Pada prinsipnya, mikrokontroller adalah sebuah komputer
berukuran kecil yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan, melakukan
hal – hal yang bersifat berulang dan dapat berinteraksi dengan piranti – piranti
eksternall, seperti sensor ultrasonic untuk mengukur jarak terhadap objek.
Mikrokontroller juga merupakan suatu perangkat digital yang mempunyai
typo dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroller sebenarnya membaca dan menulis
data. Mikrokontroller ialah komputer di dalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
2.3.1 NodeMCU ESP8266
ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai perangkat
tambahan mikrokontroller seperti Arduino agar dapat terhubung langsung dengan
wifi dan membuat koneksi TCP/IP. Modul wifi serbaguna ini sudah bersifat SoC
(System on Chip), sehingga kita bisa melakukan programming langsung ke
ESP8266 tanpa memerlukan mikrokontroller tambahan. Kelebihan lainnya,
ESP8266 ini dapat menjalankan peran sebagai ad hoc akses poin maupun klien
sekaligus.
Modul ini membutuhkan daya sekitar 3,3 V dengan memiliki tiga mode
wifi yaitu station, access point dan both. Modul ini juga dilengkapi dengan
prosesor, memori dan GPIO dimana jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266
yang kita gunakan. Sehingga modul ini bisa berdiri sendiri tanpa menggunakan
mikrokontroller apapun karena sudah memiliki perlengkapan layaknya
mikrokontroller.[1]
Untuk pemrogramannya sendiri menggunakan ESPlorer untuk finnware
berbasis NodeMCU dan menggunakan pulty sebagai terminal control untuk AT
Command. Selain itu kita bisa memprogram perangkat ini menggunakan Arduino.

8



Dengan menambahkan library ESP8266 pada board manager kita dapat dengan
mudah memprogram dengan basis program Arduino. Maka dari itu banyak orang
yang menggunakan modul ini untuk membuat projek Internet of Things (IoT).

Gambar 2.2 NodeMCU ESP8266
2.3.2 Spesifikasi NodeMCU ESP8266
Tabel 2. 1 Spesifikasi NodeMCU
SPESIFIKASI NODEMCU
Mikrokontroller Esp8266
Ukuran Board 57 mm x 30 mm
Tegangan Input 3.3 - 5 V
GPIO 13 PIN
Kanal PWM 10 KANAL
10 bit ADC Pin 1 PIN
Flash Memory 4 MB
Clock Speed 40/26/24 MHz
WiFi IEEE 802.11 b/g/n
Frekuensi 2.4 GHz – 22.5 GHz
USB Port Micro USB
Card Reader Tidak Ada
USB to Serial Converter CH340G

9



2.3.3 Skematik Posisi Pin NodeMCU


Gambar 2.3 Skematik Posisi Pin NodeMCU
Keterangan :
• Micro-USB : Pasti semuanya sudah tau bagian ini ya. Fungsinya sebagai
power yang dapat terhubung dengan USB port. Selain itu, biasanya juga
digunakan untuk melakukan pengiriman sketch atau memantau data serial
dengan serial monitor di aplikasi Arduino IDE.
• 3.3V : Digunakan sebagai tegangan untuk device lainnya. Ada 3 tempat
untuk 3.3v. Biasanya juga dituliskan hanya 3V (Sebenarnya tetap 3,3V).
• GND : Ground. Sebagai tegangan 0 atau nilai negatif untuk mengalirkan
arus.
• Vin : Sebagai External Power yang akan mempengaruhi Output dari
seluruh pin. Cara menggunakannya yaitu dengan menghubungkannya
dengan tegangan 7 hingga 12volt.
• EN, RST : Pin yang digunakan untuk reset program di mikrokontroler.
• A0 : Analog pin, digunakan untuk membaca input secara analog.

10



• GPIO 1 – GPIO 16 : Pin yang dapat digunakan sebagai input dan output.
Pin ini dapat melakukan pembacaan dan pengiriman data secara analog
juga.
• SD1, CMD, SD0, CLK : SPI Pin untuk komunikasi SPI (Serial Peripheral
Interface) dimana kita akan menggunakan clock untuk sinkronisasi deteksi
bit pada receiver.
• TXD0, RXD0, TXD2, RXD2 : Sebagai interface UART, Pasangannya
adalah TXD0 dengan RXD0 dan TXD2 dengan RXD2. TXD1 digunakan
untuk upload firmware /program.
• SDA, SCL (I2C Pins) : Digunakan untuk device yang membutuhkan I2C.
2.4 Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan
besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban,
suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati
terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi
Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu
sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk
ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara
lin sensor cahaya, sensor suhu, sensor keseimbangan, sensor tekanan, sensor
jarak, sensor kamera dan lain sebagainya. Berdasarkan sistem monitoring yang
akan dibuat maka sensor yang dibutuhkan adalah sensor DHT22.
2.4.1 Jenis-Jenis Sensor Suhu
Beberapa jenis sensor suhu beserta kelebihan dan kelemahannya:
1. Thermocouple:
• Kelebihan: Tahan dalam rentang suhu yang luas, respons cepat, cocok
untuk lingkungan ekstrem.
• Kelemahan: Akurasi tergantung pada jenis dan material termokopel,
membutuhkan kalibrasi teratur.
2. RTD (Resistance Temperature Detector):

11



• Kelebihan: Akurasi tinggi, stabil dan tahan lama, cocok untuk rentang
suhu yang luas.
• Kelemahan: Respons lambat dibandingkan dengan beberapa jenis sensor
lainnya.
3. Thermistor:
• Kelebihan: Respons cepat, tersedia dalam berbagai rentang suhu, cocok
untuk aplikasi yang membutuhkan deteksi suhu yang akurat.
• Kelemahan: Rentang suhu yang lebih terbatas dibandingkan dengan
beberapa sensor lainnya.
4. Infrared (IR) Sensor:
• Kelebihan: Bisa mengukur suhu non-kontak, cocok untuk permukaan yang
sulit dijangkau.
• Kelemahan: Rentang suhu terbatas pada beberapa model, akurasi
tergantung pada faktor lingkungan.
5. Bimetallic Strip:
• Kelebihan: Sederhana, murah, cocok untuk penggunaan umum.
• Kelemahan: Akurasi terbatas, respons lambat.
6. Semiconductor Temperature Sensor (e.g., IC LM35):
• Kelebihan: Akurasi yang baik, linier, respons cepat.
• Kelemahan: Rentang suhu terbatas, rentan terhadap gangguan listrik.
7. Fiber Optic Temperature Sensor:
• Kelebihan: Bisa digunakan dalam lingkungan yang berbahaya, tahan
terhadap medan elektromagnetik.
• Kelemahan: Biaya tinggi, instalasi kompleks.
8. Quartz Thermometer:
• Kelebihan: Sangat akurat, stabil, cocok untuk aplikasi ilmiah dan
laboratorium.
• Kelemahan: Biaya tinggi, sensitif terhadap guncangan fisik.

12



2.4.2 Sensor DHT22
Sensor DHT merupakan sensor suhu dan kelembaban dari Aosong
Electronic yang terdiri dari dua bagian yaitu sensor kelembaban kapasitif dan
thermistor [6]. Sensor DHT 22 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu –
40°C – 125°C dan kelembaban udara 0% -100% di sekitarnya. Sensor ini sangat
mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang
sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat[7] Sensor DHT22 adalah salah
satu sensor suhu dan kelembaban yang populer dan terjangkau, dan banyak
digunakan dalam berbagai proyek elektronik, kendali lingkungan, sistem
pengendalian iklim, pertanian pintar, dan aplikasi IoT lainnya.

Gambar 2.4 Sensor DHT22
(Sumber: //sensor-suhu-kelembaban-dht22-dan-arduino)

Penjelasan dari PIN pada sensor DHT22 dapat dilihat pada Tabel 2.2
Table 2.2 . Fungsi PIN DHT22

13



Tabel 2.3 Spesifikasi Sensor DHT22


2.5 Power Supply DC (Catu Daya)
Catu Daya adalah bagian dari setiap perangkat elektronika yang berfungsi
sebagai sumber tenaga. Catudaya sebagai sumber tenaga dapat berasal dari ;
baterai , accu , solar cell dan adaptor. Komponen ini akan mencatu tegangan
sesuai dengan tegangan yang diperlukan oleh rangkaian elektronika. Prinsip
Kerja DC Power Supply (Adaptor) adalah :Arus Listrik yang kita gunakan di
rumah, kantor dan pabrik pada umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan
didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau
arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan
pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan cara
yang paling ekonomis dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC
(Direct Current). Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang
ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah
untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika
memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus listrik
dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai
dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC
menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering
dikenal dengan nama “Adaptor”.
Catu daya Adaptor adalah perangkat elektronika yang berfungsi
menurunkan dan mengubah tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan

14



DC (Dirrect Current) yang dapat di gunakan sebagai sumber tenaga peralatan
elektronika. Sebuah catu daya adaptor yang baik memiliki bagian-bagian atau
blok rangkaian. Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki
4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian
utama tersebut diantaranya adalah Transformer Penurun Tegangan, Rectifier,
Filter dan Voltage Regulator. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai
Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar
yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini
adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.

Gambar. 2.5 Diagram Blok Power Supply

Gambar. 2.6 Skema Rangkaian Power Supply
Keterangan :
a) Stepdown (Penurun Tegangan)
Bagian ini berfungsi menurunkan tegangan AC 110/220V menjadi tegangan AC
yang lebih rendah yang diperlukan( 5V, 9V,12V, dll).Bagian ini terdiri dari
sebuah transformer (trafo)

15



b) Rectifier (Penyearah)
Bagian ini merupakan bagian penyearah arus dari arus AC (bolak-balik) menjadi
arus DC (searah). Bagian ini terdiri dari sebuah dioda silikon , germanium ,
selenium yang disusun secara bridge dioda sebagai penyearah gelombang penuh
(full wave).
c) Filter (Penyaring)
Bagian ini berfungsi untuk menyaring arus DC yang masih berdenyut sehingga
menjadi rata. Komponen yang digunakan yaitu gabungan dari kapasitor elektrolit
dengan resistor atau induktor.
d) Stabilizer (Penstabil)
Bagian ini berfungsi menstabilkan tegangan DC agar tidak terpengaruh oleh
tegangan beban.Komponen ini berupa Dioda Zener atau IC yang didalamnya
berisi rangkaian penstabil.
e) Regulator (Pengatur)
Bagian ini mengatur kestabilan arus yang mengalir ke rangkaian elektronika.
Komponen yang di gunakan merupakan gabungan dari transistor, resistor dan
kapasitor. Ada juga yang di paket berupa sebuah IC seperti regulator LM7805 dan
LM7812. Pada gambar 2.10 regulator bekerja dengan cara mengendalikan arus
basis pada transistor melalui dioda zener 5V tipe 1N4736 dan resistor 680 ohm
sehingga penguatan tegangan pada output transistor mengalami penurunan sesuai
dengan pengaturan tegangan kemudi pada arus basis yaitu sebesar 5V.
2.6 Relay 4 Channel
Relay adalah sebuah komponen elektromagnetik yang berfungsi sebagai
saklar elektronik yang dikendalikan oleh arus listrik. Ini memungkinkan arus yang
lebih besar untuk dikendalikan oleh arus yang lebih kecil, tanpa harus langsung
terhubung. Relay umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi di mana kita ingin
mengontrol perangkat elektronik atau listrik yang memiliki konsumsi daya yang
lebih besar.
Sebuah relay biasanya terdiri dari dua bagian utama:

16



1. Coil (Kumparan): Ini adalah bagian yang mendapatkan arus listrik dan
menghasilkan medan elektromagnetik. Ketika kumparan teraliri, medan ini
mengaktifkan pergerakan bagian lain dari relay.
2. Kontak (Contact): Kontak adalah bagian yang bergerak ketika kumparan
diaktifkan. Ada dua jenis kontak pada relay:
• Kontak Normally Open (NO): Kontak ini biasanya terbuka ketika
kumparan tidak diaktifkan. Ketika kumparan diaktifkan, kontak ini akan
menutup dan mengizinkan aliran arus.
• Kontak Normally Closed (NC): Kontak ini biasanya tertutup ketika
kumparan tidak diaktifkan. Ketika kumparan diaktifkan, kontak ini akan
membuka dan memutuskan aliran arus.
Rangkaian Elektronika Relay:
Berikut adalah rangkaian dasar untuk mengontrol menggunakan relay:
1. Sumber Daya: Anda memerlukan sumber daya seperti baterai atau adaptor
untuk memberikan daya ke rangkaian.
2. Relay: Hubungkan kumparan relay ke sumber daya (biasanya 5V atau 12V
tergantung pada spesifikasi relay). Terminal kumparan biasanya diberi label
sebagai "COIL" atau memiliki tanda + dan -.
3. Transistor (Opsional): Dalam beberapa kasus, transistor digunakan untuk
menguatkan arus dari mikrokontroler ke kumparan relay, terutama jika arus
mikrokontroler tidak cukup kuat untuk mengaktifkan kumparan.
4. Mikrokontroler: Hubungkan pin keluaran mikrokontroler ke basis transistor
(jika digunakan) atau langsung ke terminal kumparan relay untuk
mengontrolnya.
5. Kontak Relay: Hubungkan terminal kontak relay (NO atau NC) ke sumber
daya dan perangkat yang ingin Anda kendalikan (misalnya, lampu). Pastikan
untuk memahami jenis kontak yang Anda gunakan.
6. GND (Ground): Pastikan semua komponen dalam rangkaian memiliki
ground yang sama (misalnya, ground mikrokontroler dan relay).

17




Gambar 2.7. Relay 4 Channel
2.7 UBEC 5V 5A
UBEC 5V 5A adalah sebuah komponen elektronik yang dirancang untuk
mengubah tegangan dari sumber daya utama menjadi tegangan keluaran 5V
dengan kapasitas arus hingga 5 ampere (5A).
• UBEC (Universal Battery Elimination Circuit): Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa UBEC adalah komponen yang digunakan untuk mengubah
tegangan dari sumber daya utama menjadi tegangan yang diperlukan oleh
perangkat elektronik dengan tegangan yang lebih rendah. Dalam kasus UBEC
5V 5A, ini berarti UBEC akan mengambil tegangan dari sumber daya utama
(seperti baterai) dan mengubahnya menjadi tegangan keluaran 5V.
• Tegangan Keluaran 5V: Tegangan keluaran 5V adalah tegangan yang
dihasilkan oleh UBEC setelah mengubah tegangan dari sumber daya utama.
Ini berarti UBEC akan menjaga tegangan keluarannya tetap pada 5V, yang
merupakan tegangan yang umum digunakan dalam banyak perangkat
elektronik, seperti mikrokontroler, sensor, dan perangkat lainnya.
• Kapasitas Arus 5A: Kapasitas arus 5A berarti UBEC dapat memberikan arus
hingga 5 ampere kepada perangkat yang terhubung. Kapasitas arus yang
tinggi seperti ini memungkinkan UBEC untuk memberikan daya kepada

18



beberapa perangkat elektronik sekaligus atau perangkat yang memiliki
kebutuhan daya yang lebih tinggi.
• Aplikasi dan Penggunaan: UBEC 5V 5A umumnya digunakan dalam
model-model RC, UAV, dan berbagai proyek elektronik yang memerlukan
pasokan daya stabil dan cukup besar. Beberapa contoh penggunaannya
meliputi:
o Memberikan daya kepada penerima dalam model pesawat atau mobil
RC.
o Mengisi daya perangkat seperti lampu LED, mikrokontroler, dan
sensor dalam proyek elektronik.
o Memberikan pasokan daya stabil untuk flight controller dalam drone
(UAV).
o Menyediakan daya ke berbagai komponen dalam sistem otomatisasi
atau proyek IoT.
• Kelebihan dan Pertimbangan:
Stabilitas Tegangan: UBEC 5V 5A akan memberikan tegangan keluaran
yang stabil meskipun tegangan inputnya bervariasi.
Kapasitas Arus: Dengan kapasitas arus 5A, UBEC ini cocok untuk memberi
daya kepada perangkat dengan kebutuhan daya yang lumayan besar.
Pemanasan: UBEC yang mampu memberikan daya yang tinggi seperti ini
dapat menghasilkan panas. Pastikan untuk memberikan ventilasi yang cukup
dan memasang UBEC di tempat yang tidak menimbulkan risiko kebakaran
atau kerusakan.

19




Gambar 2.8 UBEC 5V 5A

2.8 Telegram
Telegram adalah aplikasi berbagi pesan berbasis cloud yang focus pada
kecepatan dan keamanan. Telegram dirancang untuk memudahkan pengguna
saling berkirim pesan teks, audio, video, gambar, dan sticker dengan aman. Tak
hanya aman, telegram juga merupakan aplikasi berbagi pesan yang instan atau
cepat. Telegram sendiri adalah aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan
Telegram FZ LLC dan Telegram Messenger Inc asal rusia. Aplikasi ini rilis pada
tahun 2013 lalu. Telegram juga merupakan istilah untuk surat atau berita
pengirimannya disalurkan melalui pesawat morse, teleks, atau telepprinter. Pada
saat sebelum adanya smartphone, telegram cukup popular di kalangan
masyarakat.


Gambar 2.9 Telegram
(Sumber : https://www.textstudio.com/logo/telegram-logo-883)

20



2.9 Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) adalah sebuah istilah yang muncul dengan
pengertian sebuah akses perangkat elektronik melalui media internet. Akses
perangkat tersebut terjadi akibat hubungan manusia dengan perangkat atau
memanfaatkan jaringan internet. Akses perangkat tersebut terjadi karena
keinginan untuk berbagi data, berbagi akses, dan juga mempertimbangkan
keamanan dalam aksesnya.
Internet of Things (IoT) dimanfaatkan sebagai media pengembangan
kecerdasan akses perangkat di dunia industri, di rumah tangga, dan beberapa
sektor yang sangat luas dan beragam salah satu contohnya sektor keamanan.
Internet of Things (IoT) dapat dikembangkan dengan media perangkat elektronika
seperti NodeMCU untuk keperluan yang khusus. Internet of Things (IoT) juga
dapat dikembangkan aplikasi terpadu dengan sistem operasi web server.[8]

Gambar 2.10 Internet of Things
2.10 Blower
Menurut Rudi Handoko [3] sebuah blower adalah perangkat mekanis yang
digunakan untuk menghasilkan aliran udara atau gas dalam jumlah yang cukup
besar. Biasanya digunakan untuk tujuan ventilasi, pendinginan, pengeringan, atau
transportasi bahan-bahan tertentu. Berikut adalah penjelasan tentang blower:
1. Prinsip Kerja Blower: Blower bekerja dengan memanipulasi aliran udara
atau gas melalui rotor yang berputar. Ketika rotor berputar, bilah-bilahnya
akan menciptakan perbedaan tekanan antara bagian depan dan belakang
blower. Ini mengakibatkan aliran udara atau gas masuk ke bagian yang
memiliki tekanan lebih rendah dan dikeluarkan melalui bagian yang memiliki
tekanan lebih tinggi.

21



2. Jenis-jenis Blower: Ada beberapa jenis blower yang berbeda, dan mereka
dapat diklasifikasikan berdasarkan desain dan prinsip operasinya. Beberapa
jenis blower yang umum termasuk:
Centrifugal Blower: Blower ini menggunakan impeller yang berputar di dalam
casing. Udara masuk melalui tengah impeller dan dikeluarkan melalui bagian
tepinya karena efek sentrifugal.
Axial Flow Blower: Pada jenis ini, udara bergerak sepanjang sumbu rotor, mirip
dengan kipas pada umumnya. Ini lebih cocok untuk aliran udara yang lebih besar
dengan tekanan yang lebih rendah.
Roots Blower: Juga dikenal sebagai blower lobus atau blower putar, ini
menggunakan dua lobus yang berputar dalam casing untuk menghasilkan aliran
udara.
Screw Blower: Jenis blower ini menggunakan sekrup berputar untuk
menghasilkan aliran udara. Ini lebih efisien dan memiliki kebisingan yang lebih
rendah dibandingkan dengan beberapa jenis lainnya.
3. Aplikasi Blower: Blower digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan
komersial, termasuk:
• Ventilasi Industri: Blower digunakan untuk membuang asap, gas, uap, dan
partikel berbahaya dari lingkungan industri.
• Pendinginan: Blower digunakan untuk mendinginkan peralatan atau mesin
yang menghasilkan panas berlebih.
• Pengeringan: Dalam Florist, blower digunakan untuk pengeringan objek
papan bunga
• Pembuatan: Dalam proses produksi, blower dapat digunakan untuk
memindahkan bahan mentah atau produk jadi dari satu lokasi ke lokasi lain.
• Sistem Pemanas: Dalam sistem pemanas, blower dapat membantu
mengedistribusikan udara panas ke seluruh ruangan.
• Industri Makanan dan Minuman: Dalam produksi makanan dan minuman,
blower digunakan untuk mengeringkan atau membersihkan produk.

22



• Peralatan Elektronik: Dalam beberapa kasus, blower digunakan untuk
menjaga suhu peralatan elektronik agar tetap stabil.
4. Kelebihan dan Pertimbangan:
• Aliran Udara yang Kuat: Blower dapat menghasilkan aliran udara yang
lebih kuat dibandingkan dengan kipas konvensional, menjadikannya ideal
untuk aplikasi yang memerlukan pergerakan udara yang lebih besar.
• Kebisingan: Beberapa jenis blower dapat menghasilkan kebisingan yang
cukup tinggi, terutama jika bekerja pada kecepatan tinggi. Ini perlu
dipertimbangkan terutama jika digunakan di lingkungan yang membutuhkan
keheningan.
• Penggunaan Energi: Blower biasanya membutuhkan lebih banyak energi
dibandingkan dengan kipas, tergantung pada jenisnya.


Gambar 2.11 Blower
2.11 Heater
Heater, atau pemanas, adalah perangkat yang dirancang untuk
menghasilkan panas dengan tujuan meningkatkan suhu lingkungan atau objek

23



tertentu. Pemanas digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pemanasan
ruangan, industri, makanan, hingga ilmu penelitian. Berikut adalah penjelasan
lebih lengkap tentang heater:
Prinsip Kerja Heater: Prinsip kerja heater bervariasi tergantung pada jenisnya,
tetapi pada dasarnya, pemanas mengubah energi listrik menjadi panas. Pada
pemanas listrik, aliran listrik mengalir melalui elemen pemanas yang memiliki
resistansi tinggi. Akibatnya, elemen ini memanas dan menghasilkan panas yang
kemudian dihantarkan ke lingkungan atau objek yang perlu dipanaskan.
Jenis-jenis Heater: Ada beberapa jenis heater yang digunakan dalam berbagai
aplikasi:
1. Pemanas Listrik: Ini adalah pemanas yang menggunakan resistansi listrik
untuk menghasilkan panas. Beberapa contoh termasuk pemanas konveksi,
pemanas inframerah, dan pemanas karbon.
2. Pemanas Gas: Pemanas ini menggunakan bahan bakar gas seperti gas alam
atau propane untuk menghasilkan panas melalui proses pembakaran.
3. Pemanas Radiator: Pemanas ini menggunakan elemen berbentuk radiator
yang memancarkan panas secara langsung ke lingkungan.
4. Pemanas Induksi: Pemanas ini menggunakan medan elektromagnetik untuk
menghasilkan panas dalam objek yang peka terhadap induksi.
5. Pemanas Matahari: Pemanas ini memanfaatkan energi matahari untuk
menghasilkan panas, seperti pada kolektor surya.
Aplikasi Heater: Heater digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk:
• Pemanasan Ruangan: Heater digunakan untuk menjaga suhu ruangan tetap
nyaman, terutama dalam cuaca dingin.
• Industri: Pemanas industri digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk
pemanasan material, proses kimia, dan produksi.
• Pemanasan Air dan Air Panas: Heater digunakan dalam sistem pemanas air
untuk menyediakan air panas untuk mandi, cuci, atau pemanas ruangan.
• Pemanasan Makanan: Dalam industri makanan, pemanas digunakan untuk
memasak, menghangatkan, atau merendam makanan.

24



• Peralatan Elektronik: Heater juga digunakan dalam peralatan elektronik
untuk mengontrol suhu dan mencegah kerusakan akibat panas berlebih.
Kelebihan dan Pertimbangan:
• Kontrol Suhu: Heater umumnya memungkinkan kontrol yang lebih baik
terhadap suhu dibandingkan dengan sumber panas alami.
• Efisiensi Energi: Beberapa jenis heater memiliki efisiensi energi yang tinggi,
menghasilkan panas dengan pemborosan energi yang minimal.
• Keamanan: Penggunaan heater harus dilakukan dengan hati-hati, terutama
yang melibatkan listrik atau bahan bakar gas. Pastikan untuk mengikuti
panduan keselamatan dan peraturan.
• Perawatan: Beberapa jenis heater memerlukan perawatan tertentu untuk
menjaga kinerja dan umur panjang.


Gambar 2.12 Heater

25



2.12 Perhitungan Persentase Kesalahan Pengukuran (Error)
Persentase kesalahan meruapakan perbedaan antara nilai terukur atau
eksperimendan nilai yang di terima atau diktahui dan dibagi dengan nilai yang
diketahui dan dikali 100%.
RUMUS PENGUKURAN ER ROR PADA SENSOR SUHU :
Nilai Pada Sensor DHT 22- Nilai Pada hygrometer
ERROR (%) = X 100 %
Nilai Pada Sensor DHT 22

2.13 Perhitungan Daya Listrik
Daya listrik merupakan jumlah energi yang digunakan dalam sebuah
rangkaian, Sumber energi seperti tegangan akan menghasilkan daya listrik
sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik. Rumus
yang digunakan untuk menghitung daya listrik pada rangkaian listrik
RUMUS : P = V . I
Keterangan:
P = Daya listrik ( watt )
V = tegangan listrik ( volt )
I = Arus Listrik ( Ampere )

26

BAB III
RANCANG BANGUN
3.1. Perancangan
Tahap yang penting dalam perancangan adalah membuat diagram blok
rangkaian, kemudian memilih komponen dengan karakteristik yang sesuai dengan
kebutuhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan suatu alat
meliputi cara kerja rangkaian. Spesifikasi komponen-komponen yang terdapat
pada rangkaian tersebut sehingga tidak terjadi kerusakan pada saat pemasangan.
Perancangan alat ini bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir yang baik
seperti yang diharapkan. Selain itum dengan adanya perancangan tersebut akan
mempermudah kita mencari dan memperbaiki kerusakan peralatan atau rangkaian
tersebut. Dengan adanya perancangan yang baik maka didapatkan suatu alat yang
sesuai dengan keinginan dari perancang alat itu sendiri.
Tujuan perancangan pembuatan suatu alat adalah untuk memudahkan
dalam pembuatan suatu alat, mendapatkan suatu perangkat yang baik seperti yang
diharapkan, dengan memperhatikan penggunaan komponen yang harganya
ekonomis serta mudah didapat di pasaran. Untuk itulah kita harus memilih lebih
dahulu dengan petunjuk dari data sheet atau buku petunjuk lain, guna
mendapatkan data-data komponen yang dibutuhkan. Selain hal tersebut,
perancangan juga bertujuan untuk membuat sebuah solusi dari suatu masalah
yang ada dengan penggabungan prinsip-prinsip elektronika dengan mekanik,
sumber-sumber literatur dengan produk-produk yang ada perancangan yang
dilaksanakan secara sistematis dan saling berkaitan maka akan diperoleh peralatan
dengan spesifik yang baik.
Perancangan ini terdiri dari beberapa langkah yaitu pembuatan bahan
elektronik dan mekanik. Setiap langkah dikerjakan tahap demi tahap, namun setiap
tahap harus berhubungan satu dengan yang lain. Selain itu, dengan adanya
perancangan tersebut akan mempermudah mencari dan memperbaiki kerusakan
peralatan atau rangkaian tersebut. Dengan adanya perancangan yang baik maka di
dapatkan suatu alat yang sesuai keinginan dari perancangan alat itu sendiri.

27




3.2. Perancangan Perangkat Keras
Blok diagram yang merupakan salah satu bagian penting dalam
perangcangan suatu sistem Mesin Pemanas Ruangan berbasis Internet of Things.
Cara kerja keseluruhan sistem yang dapat difungsikan atau dapat bekerja.

Gambar 3. 1 Blok Diagram Perangkat Keras

Diagram blok berfungsi untuk mengetahui sistematis dari sebuah sistem
yang akan dirancang secara sederhana. Dalam pengaplikasianya terdapat tiga
bagian sistem yang akan bekerja berdasarkan gambar 3.1 di atas yaitu input,
proses dan output.

TABEL 3.1 KETERANGAN DIAGRAM BLOK BAGIAN INPUT
NO BAGIAN KETERANGAN
1 220V AC Sebagai Sumber listrik awal dari PLN
2 Power Supply Sebagai sumber awal daya listrik untuk
komponen elektronik
3 Sensor DHT-22 Sebagai Pembacaan awal untuk mengontrol
sistem lain

28



TABEL 3.2 KETERANGAN DIAGRAM BLOK BAGIAN PROSES
NO BAGIAN KETERANGAN
1 NODE MCU Sebagai Sistem Pengontrol Seluruh
Komponen Elektronik
2 Relay 1 Sebagai Saklar yang menjalankan sistem
logic dari node mcu untuk on/of heater dan
Kipas AC
3 UBEC mengatur tegangan dari sumber tegangan
yang lebih tinggi (seperti baterai atau catu
daya) menjadi tegangan 5 volt yang stabil.

TABEL 3.3 KETERANGAN DIAGRAM BLOK BAGIAN OUTPUT
NO BAGIAN KETERANGAN
1 HEATER Sebagai Penghangat atau penghantar panas
ruangan
2 KIPAS AC
(blower)
Sebagai Penyebar panas ruangan dari heater

Cara kerja sistem mesin pemanas ruangan ini memiliki tiga pembagian
blok sistem, yaitu input, proses, dan output . Input sebagai masukan yang akan
memberikan tegangan dan pembacaan sensor yang akan diproses oleh
mikrokontroler sebagai pengontrol seluruh komponen elektronik, hasil dari
pemrosesan data diakhiri dengan output sebagai tempat hasil pemrosesan data.
Pembacaan hasil dari sensor dht-22 yang akan memberikan perintah pada
Node MCU . Hasil dari pemrosesan data akan menggerakkan relay untuk
memberikan nilai 1 atau 0 yang terkontrol oleh node mcu Penentuan waktu
hidupnya kipas AC dan Heater berdasarkan dari perubahan suhu yang terbaca
oleh sensor DHT-22 pada ruangan.

29



3.3. Flowcharts

Gambar 3.2 Flowchart

30



3.4. Perancangan Alat
Perancangan alat merupakan tahapan yang penting meliputi perancangan
alat elektronik dan mekanik. Peracangan merupakan tahap awal yang sangat
penting untuk mendaptkan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan awal. Selain itu,
dapat mempermudah dalam mengevaluasi dan melakukan perbaikan saat terjadi
kerusakaan. Berikut tahap perancangannya :

3.4.1. Perancangan Elektronik

Perancangan elektronik merupakan proses pembuatan pengkabelan untuk
menunjukan bagimana rangkaian elektronik terhubung pada komponen lain yang
digunakan, meliputi konfigurasi node MCU terhadap sensor DHT-22, dan Relay.

31



3.4.1.1. Konfigurasi Node MCU Dengan Sensor DHT-22

Gambar 3.3 Konfigurasi Node MCU dengan Sensor DHT-22
Sensor DHT 22 digunakan untuk membaca suhu dan kelembapan pada
ruangan papan bunga. Dimana, pada sensor DHT-22 memiliki 3 pin yang
terhubung ke node MCU. Pin VCC pada sensor dihubungkan ke 5V node c
Ground pada sensor di hubugjan pada ground Node MCU dan pin In pada sensor
dihubungkan ke digital input di node mcu sebagai proses data.
Alasan memilih sensor DHT-22
1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban: DHT22 adalah sensor yang mampu
mengukur baik suhu maupun kelembaban sekaligus. Ini sangat
menguntungkan jika Anda memerlukan informasi tentang kedua parameter
ini dalam satu paket sensor.
2. Akurasi yang Baik: DHT22 memiliki akurasi yang lumayan baik
dibandingkan dengan beberapa sensor suhu dan kelembaban lainnya dalam
kisaran harga yang serupa. Ini membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi
yang memerlukan pengukuran yang akurat.
3. Keluaran Digital: DHT22 menghasilkan keluaran digital yang mudah
dihubungkan dengan mikrokontroler atau perangkat lain yang mendukung
komunikasi digital. Ini membuat proses membaca data dari sensor menjadi
lebih sederhana.
4. Rentang Suhu yang Luas: DHT22 memiliki rentang suhu yang cukup
luas, biasanya antara -40°C hingga 80°C. Ini membuatnya cocok untuk

32



aplikasi dalam berbagai kondisi lingkungan.
5. Rentang Kelembaban yang Baik: DHT22 juga memiliki rentang
kelembaban yang layak, biasanya antara 0% hingga 100%. Ini
memungkinkan Anda untuk melakukan pengukuran kelembaban dalam
berbagai situasi.
6. Respons Cepat: DHT22 memiliki respons yang cukup cepat dalam
mengukur perubahan suhu dan kelembaban, yang berarti Anda dapat
memperoleh data aktual dengan cepat.
7. Dukungan Pemrograman: Sensor DHT22 memiliki banyak dukungan
pemrograman dan perpustakaan yang tersedia untuk berbagai platform
mikrokontroler dan bahasa pemrograman. Ini membuat integrasinya
menjadi lebih mudah.
3.4.1.2. Konfigurasi Node MCU Dengan Relay 5V



Gambar 3.4 Konfigurasi Node MCU dengan Relay 5V
Relay 5v digunakan untuk switch penggerak kipas, mist maker dan lampu
dengan memprogram Node MCU sebagai pemroses data. Relay 5V memiliki 3
pin input untuk Node MCU dan 3 pin output untuk menggerakan komponen
elektronik lainnya.
Alasan memilih Relay 5V 5A
1. Kontrol Daya yang Lebih Tinggi: Modul relay 5V memungkinkan Anda
untuk mengontrol perangkat atau beban yang memiliki kebutuhan daya

33



yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang bisa diakomodasi oleh sinyal
langsung dari mikrokontroler atau perangkat kecil lainnya.
2. Kompatibilitas dengan Mikrokontroler: Modul relay 5V umumnya
dirancang untuk bekerja dengan sinyal 5V yang umumnya dihasilkan oleh
banyak mikrokontroler. Ini membuatnya mudah diintegrasikan dengan
berbagai platform mikrokontroler.
3. Isolasi Galvanis: Beberapa modul relay 5V dilengkapi dengan isolasi
galvanis antara input kontrol dan output relay. Ini membantu mencegah
gangguan arus balik atau tegangan yang tidak diinginkan yang bisa
merusak perangkat kontrol atau mikrokontroler Anda.
4. Fleksibilitas: Modul relay 5V sering dilengkapi dengan beberapa saluran
relay yang dapat dikendalikan secara terpisah. Ini memberikan fleksibilitas
dalam mengontrol beberapa perangkat atau beban menggunakan satu
modul.
5. Keamanan: Relay memberikan lapisan perlindungan antara perangkat
elektronik sensitif dan perangkat dengan daya tinggi. Ini memungkinkan
Anda mengendalikan perangkat berdaya besar tanpa memengaruhi
perangkat lain yang lebih sensitif.
6. Aplikasi Otomatisasi: Modul relay 5V sering digunakan dalam proyek-
proyek otomatisasi, seperti sistem kontrol rumah pintar, pengendalian
perangkat industri, dan banyak lagi.
7. Kemudahan Penggunaan: Modul relay 5V umumnya memiliki koneksi
input kontrol yang mudah dihubungkan dengan mikrokontroler atau
sumber sinyal lainnya.

3.4.1.3. Konfigurasi Node MCU Dengan UBEC
Step Down UBEC digunakan untuk penurun tegangan power switching
12V ke 5V untuk Supply tegangan pada Node MCU dengan arus DC to DC. Step
down UBEC memiliki 4 Pin yaitu, 2 pin input dan 2 pin output yang dihubungkan
ke Node MCU. Pin output vcc pada UBEC dihubungkan ke Vin Node MCU dan
pin ground pada UBEC dihubungkan ke ground Node MCU.

34




3.4.1.4. Konfigurasi Relay 5V dengan Kipas AC dan Heater
Konfigurasi Relay 5V dengan Kipas AC dan Heater digunakan untuk
mengaliri arus listrik yang akan menggerakan kipas AC. Relay memiliki 3 pin ke
node MCU dan 3 Output untuk ke komponen yang akan digerakan yaitu kipas AC
dan Heater.

3.4.1.5. Konfigurasi Node MCU dengan Telegram
Konfigurasi NodeMCU dengan Telegram melibatkan menghubungkan
NodeMCU ke jaringan Wi-Fi dan mengintegrasikannya dengan layanan Telegram
untuk menerima dan mengirim pesan. Dengan cara ini, Kita dapat mengontrol
NodeMCU dari jarak jauh melalui pesan Telegram.

3.4.1.6 Konfigurasi Node MCU dengan seluruh Komponen dan alat
Elektronik

Gambar 3.5 Konfigurasi Node MCU dengan seluruh Komponen dan Alat
Elektronik

35



Konfigurasi seluruh sistem dan komponen elektronik meliputi, sensor,
DHT-22, Relay5V, UBEC, Node MCU, Kipas AC dan Heater.

3.4.1.8 Perencanaan Program Node MCU
Aplikasi Arduino merupakan Software yang membantu pemrograman
Node MCU sebagai Mikrikontroler yang akan mengontrol semua komponen
elektronik menggunakan Bahasa computer untuk mengetahui kerja aat dan
pengendali suhu dan kelembapan pada ruang fermentasi tempe.


Gambar 3.6 Perencanaan Program Node MCU
3.4.2. Perancangan Mekanik
Perancangan Mekanik atau perancangan perangkat keras yang mendukung
keseluruhan perancangan dalam pembuatan alat. Perancangan mekanik yang di
bahas secara keseluruhan meliputi, ukuran lat, penempatan alat dan komponen
pengontrol, perencangan sistem pemanas (Heater) dan penempatan sensor yang
akan membaca hasil keadaan suhu pada alat.

36




Gambar 3.7 Rancangan Alat Tampak Depan

Pada gambar 3.7 Di atas merupakan sisi depan alat yang menampilkan
secara keseluruhan. Ukuran alat 40cm x 35cm x 55cm menampilkan tempat
peletakan alat di bawah heater dan kipas yang berwarna biru, di bagian depan
terdapat jarring-jaring persegi untuk keluarnya uap panas yang dihasilkan oleh
heater dan disebar oleh kipas AC.

Gambar 3.8 Rancangan Alat Tampak Belakang

Pada gambar 3.8 Tampak belakang alat terdapat kipas Ac yang berfungsi
sebagai penyebar udara panas yang dihasilkan oleh heater yang berukuran 37cm x
37cm .

37




Gambar 3.9 Rancangan Alat Tampak Samping

Pada gambar 3.9 Tampak samping alat pemanas ruangan dan terlihat letak
kipas AC dan Heater pemanas di depannya , terdapat 2 heater pada alat pemanas
ruangan ini dan ukuran heater 8cm x 12 cm.

3.5. Prinsip Alat Secara Keseluruhan
Pada penelitian ini, sistem ini dibangun untuk mengendalikan suhu pada
mesin pemanas ruangan secara otomatis. Pada sistem ini terdapat dua bagian
sistem utama yaitu, Heater (pemanas) dan Kipas AC ( penyebar udara ). Sistem
dapat bekerja dengan dialiri sumber tegangan 220V dari PLN yang terhubung ke
power supply dan dihubungkan ke node MCU sebagai pengontrol elektronik
lainnya. Running tiap sistem berdasarkan dari pembacaan suhu pada sensor DHT-
22 yang diletakan pada bagian depan heater agar mendapatkan hasil pembacaan
yang lebih optimal. Sensor ini dapat bekerja langsung jika diberi power pada
tegangan 5V dan Input pada node MCU dikonversikan dalam bentuk celcius, baik
dalam keadaan ruangan tertutup maupun ruangan terbuka.
Pada penelitian ini menggunakan 1 parameter data. 1 parameter data untuk
mengukur suhu. Pada parameter suhu, jika suhu terbaca oleh sensor yang kita
setting sebesar <=40
0
C maka NODE MCU membaca keadaan alat dingin,
sehingga node menggerakan relay yang awalnya kondisi NC (Normaly Open)
menjadi NO (Noemally Close) dialiri arus listrik untuk mengaktifkan heater

38



(pemanas) yang disertai kipas AC sebagai penyebar panas ke seluruh ruangan.
Jika suhu terbaca oleh sensor yaitu yang kita seting maksimal >40
o
C maka Node
MCU akan menggerakan relay yang awalnya kondisi NC ( Normally Close )
menjadi NO ( Normally Open ) memutuskan arus listrik sehingga kipas dan
heater dalam keadaan mati sampai suhu yang kita setting sebesaar < 25
o
C untuk
hidup kembali.
Semua proses yang terjadi berdasarkan hasil dari pembacaan suhuu dan
yang tertampil pada telegram. Lama hidupnya dua sistem utama tersebut
berdasarkan keadaan yang terbaca oleh sensor pada alat pemanas ruangan ini.

39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan Pengukuran Alat
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan setelah melakukan proses
perancangan dan proses pembuatan alat maka selanjutnya dilakukan pengujian
dan pengukuran alat. Dalam pengukuran dan pengujian alat di butuhkan alat- alat
yang membantu dalam proses pengujian. Tujuan ini dilakukan untuk menganalisa
dan mengetahui alat berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan awal.
Sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan alat yang sudah di rancang,
baik dalam komponen elektronik maupun dalam bentuk alat yang telah dirancang.
Sehingga hasil dari pengukuran dan pengujian alat menjadi acuan parameter data
yang akan memberikan kesimpulan pada alat yang di buat
Alat Pendukung Pengukuran
Alat yang digunakan sebagai pendukung pengukuran yang perlu di
persiapkan sebelum melakukan uji coba:
1. Multimeter
Multimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan yang di
uji pada sebuah komponen yang akan di lakukan pengujian.
2. Probe (Kabel Pengukur)
Probe adalah kabel yang digunakan untuk mengubungkan titik- titik yang
akan dilakukan uji coba dari multimeter ke komponen elektronik.
Langkah Pengukuran Alat
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menguji alat yang telah
dirancang, Sebagai berikut :
1. Memastikan semua alat terhubung dengan baik antar sesama komponen.
2. Mempersiapkan semua kebutuhan alat yang digunakan untuk melakukan
uji coba
3. Kalibrasi alat ukur yang digunakan.
4. Hubungkan mikrokontroler Node MCU ke catu daya agar mendapatkan
Supply tegangan.

40



5. Posisikan multimeter pada range volt dan posisikan probe dari multimeter
ke sensor DHT- 22
6. Hidupkan Heater (pemanas) dan Kipas AC untuk mengukur saat alat
hidup
7. Catat semua hasil pada tampilan atau notifikasi pada telegram , lalu catat
hasil dari pengukuran tegangan pada multimeter
8. Lakukan pengukuran saat terjadinya perubahan suhu.
9. Setelah selesai melakukan uji coba pengukuran alat putuskan semua
tegangan.
Hasil rancangan mesin pemanas ruangan
Pada perancangan perangkat elektronik dan perancangan perangkat keras
telah di jelaskan bagaimana rancangan tersebut ingin di capai, berikut hasil
rancangan tersebut.
4.4.1 Hasil Rancangan Elektronik

Gambar 4.1 Hasil Rancangan Elektronik

41



Pada gambar 4.1 diatas menunjukan semua tampilan rangkaian elektronik
yang digunakan sebagai pengontrol sistem pengendali suhu pada mesin pemanas
ruangan meliputi , 1 buah power supply 12V 5A beserta step down Dc to dc (
UBEC) dan terminal blok pembagi tegangan , Node MCU sebagai pengontrol
yang di hubungkan ke sensor DHT-22 , Relay sebagai switch pengontrol
komponen heater ( pemanas) dan kipas AC

4.4.2 Hasil Rancangan Mekanik


Gambar 4.2 Tampak depan alat pemanas ruangan

Pada gambar 4.2 diatas menunjukan hasil dari rancangan tersebut. Terlihat
pada keseluruhan bagian fisik pada alat yang meliputi bentuk alat pemanas
ruangan. Pada gambar tersebut terlihat lobang yang di lindungi dengan kawat besi
untuk keluarnya udara pada mesin pemanas ini.

42




Gambar 4.3 Tampak Belakang mesin pemanas ruangan

Pada gambar 4.3 diatas telihat tampak bagian sisi belakang mesin pemanas
ruangan, terdapat 1 buah kipas AC dan 2 buah heater yang memiliki fungsi
masing- masing sebagai penyebar panas dan penghasil panas.

4.5 Hasil Pengujian
4.5.1 Tegangan Input dan Output pada komponen Elektronik
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil pengukuran tegangan Input dan Output pada
spesifikasi dan pengukuran
NO Komponen
Input Output
Spesifikasi
Hasil
pengukuran
Spesifikasi
Hasil
Pengukuran
1. Power Supply 220V 225V 12V 12,43 V

43



2. UBEC 1,25 – 35
V
12,35 V 1,25 – 35 V 5,32 V
3. Node MCU 7 – 12 V 5,30 V 5 V 5,30 V
4. Sensor DHT-22 5 V 5,30 V 5 V 4,70 V

4.5.2 Tegangan Serta Arus Kipas Ac dan Heater
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil pengukuran tegangan daan arus pada
spesifikasi dan pengukuran
NO Alat
Tegangan Arus
Spesifikasi
Hasil
pengukuran
Spesifikasi
Hasil
Pengukuran
1. Kipas AC 220 V 219 V 0,36 A 0,34 A
2. Heater 220 V 218 V 2,27 A 2,23 A

4.5.3 Pengujian Sensor DHT 22
Setelah melakukan pengujian menggunakan sensor DHT 22 secara
otomatisndan hygrometer secara manual maka di dapatkan perbedaan hasil pada
setiap pengukuran, tetapi selisih yang terjadi masih termasuk dalam nilai yang
dapat ditoleransi.
RUMUS :
Nilai Pada Sensor DHT 22- Nilai Pada hygrometer
Error (%) = X 100 %
Nilai Pada Sensor DHT 22
Perhitungan :

Error pada suhu dht 22 terdapat Hygrometer, diketahui suhu yang tertampil 29
0
C
dan yang terbaca hygrometer adalah 28,1
0
C

Error (%) = 29
0
– 28,1
0

29
0

44



= 0,9
0
C X 100 %


29
0

= 3,1 %

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Pada Sensor DHT 22 terhadap
Hygrometer dan hasil Error

NO
Sensor DHT 22
Suhu (
0
C)
Hygrometer
Suhu (
0
C)
Error
Suhu (%)
1 29
0
C 28,1
0
C

3,1 %
2 30
0
C 29,9
0
C

0,3%
3 31
0
C

31,2
0
C

O,6%
4 32
0
C

32,9
0
C

2,7%
5 33
0
C

33,7
0
C

2,1 %
6 34
0
C

34,9
0
C

2.6%
7 35
0
C 35,1
0
C

0,28%
8 36
0
C 36,1
0
C

0.28%
9 37
0
C 37,9
0
C

0,9%
10 38
0
C 38,1
0
C

0.28%
11 39
0
C 38,2
0
C

3.8 %
12 40
0
C 39,1
0
C

2.25%
TOTAL 1.9 %

45





Keterangan : SENSOR DHT 22

HYGROMETER

Gambar 4.5 Hasil Grafik pada Perbedaan Pembacaan Sensor DHT 22 dan
Hygrometer

4.5.4 Hasil Pengujian Suhu Pada Sensor DHT 22 Pada Kondisi Sistem
Pemanas ( Heater) dan Kipas Hidup
Tabel 4.4 Pembacaan Sensor DHT 22 Pada Keadaan Hidup
NO Posisi Keadaan Heater Kipas
1 1 <=40
0
C hidup hidup
2 0 >=40
0
C mati mati
3 1 <=50
0
C hidup hidup
4 0 >=50
0
C mati mati
5 1 <=60
0
C hidup mati
6 0 >=60
0
C mati mati


0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Pengukuran Suhu Pada Sensor DHT 22 terhadap
Hygrometer
SUHU HYGROMETER

46



Tabel 4.5 Hasil Pengukuran kenaikan suhu sistem pemanas (Heater) dan
durasi dalam setiap perubahan suhu.

NO Suhu
(
0
C)
Durasi
(Menit)
Kondisi
Heater
Kondisi
Kipas
1 30 01.00 AKTIF AKTIF
2 35 02.00 AKTIF AKTIF
3 40 06.00 AKTIF AKTIF
4 45 05.00 AKTIF AKTIF
5 50 07.00 AKTIF AKTIF
6 55 09.00 AKTIF AKTIF
7 60 05.00 AKTIF AKTIF





Keterangan : MENIT

SUHU


0
10
20
30
40
50
60
70
Hasil Pengukuran kenaikan suhu sistem pemanas
(Heater) dan durasi dalam setiap perubahan suhu.

47



4.6 Hasil uji alat pada Ruangan AAGalleryFlorist.Plg
Pengujian alat ini ditujukan untuk mengetahui efektifitas berapa
lama alat ini bisa mengeringkat objek pada usaha AAGalleryFlorist.Plg
Tabel 4.6 Hasil uji alat pada ruangan AAGalleryFlorist.Plg
NO Setting Suhu Durasi
(Menit)
Keterangan
1 30-40
0
C 480 AKTIF
2 40-50
0
C 300 AKTIF
3 50-60
0
C 180 AKTIF

4.7 Perhitungan Daya Listrik yang Digunakan Pada Alat
Pada alat sistem pemanas ruangan untuk usaha papan bu nga
AAGalleryFlorist.Plg membutuhkan daya listrik yang digunakan saat menjalankan
alat, berikut perhitunganya :

Tabel 4.7 pengukuran Tegangan dan Arus pada komponen Elektronik
NO ALAT

TEGANGAN ARUS
1 KIPAS 220V 0.27 A
2 HEATER 220V 2.27A
3 RELAY 5V 12V 0.4 A
4 UBEC 5V 3A
5 POWER SUPLLY 12V 5A
6 NODE MCU 5V 0.4A
7 SENSOR DHT 22 5V 0.025

Berdsarkan table diatas maka daya yang digunakan adalah sebagai berikut :

RUMUS :


P = V. I

48



a. Daya Pada kipas
P = V . I
= 220V . 0.27A
= 60 Watt
b. Daya Pada Heater
P = V . I
= 220V . 2.27A
= 500 Watt
c. Daya Pada Relay 5V
P = V . I
= 12V . 0.4A
= 2 Watt
d. Daya Pada Ubec
P = V . I
= 5V . 3A
= 15 Watt
e. Daya Pada Power Supply
P = V . I
= 12V . 5A
= 60 Watt
f. Daya Pada Node MCU
P = V . I
= 5V . 0.4A
AAAAAAA = 2 Watt
g. Daya Pada Sensor DHT 22
P = V . I
= 5V . 0.025A
= 0,125 Watt
PTotal = 60 Watt + 500 Watt + 2 Watt + 15 Watt + 60 Watt + 2 Watt + 0,125
Watt
= 639,125 Watt

49



Berdasarkan hasil Perhitungan dari semua beban daya komponen dalam
penggunaan yaitu 639,125 watt , maka beban biaya listrik yang digunakan dalam
satu kali fermentasi adalah, Sebagai berikut :

Daya listrik pada sebuah rumah industry adalah 900 Watt dengan harga
per Kwh berdasarkan ketentuan dari peraturan Menteri ESDM No 31 Tahun 2014
dan No.9 Tahun 2015, ada 12 golongan besaran tarif listrik yang disesuaikan
setiap bulanya. Yaitu Rp. 1.352/kwh.

Rumus :

W = P x t
= 639,125 Watt x 10 Jam
= 6.391,25
W1 hari = 6.391,25
W 1 bulan = W1 hari x 30 hari
= 6.391,25 x 30 hari
= 191.737,5

Jika 1 kWh = Rp. 1.352/ kWh
Maka, biaya yang harus dibayar dalam 1 bulan penggunaan :
= W1bulan x harga 1 kWh
= 191.737,5 kWh x Rp. 1.352/kWh
= Rp. 259.229

4.8 Efisiensi Penggunaan Alat
Pembuatan alat pemanas ruangan ini yang mengacu pada kebutuhan
masyarakat khusunya pada pengusaha Florist . Alat yang berukuran 40cm x 35cm
x 55cm memiliki keuntungan. Berikut penjelasannya.


W = P x t

50



Tabel 4.8 Hasil Perbandingan Efisiensi Penggunaan Alat
NO KETERANGAN PENGERINGAN
MENGGUNAKAN
ALAT
PENGERINGAN TIDAK
MENGGUNAKAN ALAT
1 Waktu Pengeringan 3 jam 2 hari
2 Keadaan Kayu Tidak mudah lapuk Lapuk dan mudah patah
3 Keadaan busa Tidak berjamur Berjamur karena waktu
pengeringan yang lama
4 Berat objek Ringan Berat

Berdasarkan hasil pengamatan dalam kurun waktu 24 Jam, dapat dilihat
beberapa perbedaan dalam pengeringan objek papan bunga tersebut. Pengamatann
ini menggunakan 1 parameter yaitu, pada rungan tertutup. Terlihat jelas dalam
kurun waktu 3 jam objek papan bunga tersebut sudah mengering sehingga tidak
membutuhkan waktu lama untuk kering dan kondisi ruangan tidak tergenang air.
Pengeringan menggunakan alat sangat efektif untuk menhindari kelapukan pada
kayu karena Kelembaban. Kelembaban adalah faktor utama yang menyebabkan
pembusukan kayu. Kayu yang terus-menerus terkena atau terendam oleh air akan
menyediakan kondisi yang ideal bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang biak, menyebabkan pembusukan. Dan menjadi efek sangat sanat
beresiko untuk busa pada usaha florist Ketika selalu tergenang dalam keadaan
yang lama akan membuat pertumbuhan jamur di busa, maka dari itu Pastikan busa
tetap kering. Hindari membiarkan busa terkena air atau kelembapan berlebih. Jika
busa basah, segera keringkan dengan cara mengangin-anginkan atau
menggunakan mesin pemanas ruangan. Dan Ketika objek kering akan
mempermudah kita untuk memindahkan objek karena tidak terlalu berat karena
tergenang oleh air.
4.9 Analisa
Perancangan sistem mesin pemanas ruangan pada proses pengeringan
papan bunga di usaha AAGalleryFlorist.Plg menggunakan sistem pengontrol Node
MCU. Dimana mikrokontroler ini digunakan untuk memproses data dari proses
pembacaan pada sensor DHT 22 yaitu, Suhu. Hasil dari pembacaan pada sensor

51



diproses untuk mengontrol 2 sistem utama yaitu pemanas (heater) dan Kipas AC.
Selain itu ada beberapa komponen pendukung yaitu Relay 5V sebagai saklar/
Switch untuk mengaliri arus listrik jika suhu memenuhi kriteria untuk 3 sistem,
Power supply switching 12V digunakan untuk mensuplai tegangan ke komponen
elektronik, UBEC digunakan untuk menurunkan tegangan yang masuk ke Node
MCU.
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
table. Pada table 4.1 dilakukan pengukuran perbandingan hasil tegangan input dan
output pada komponen elektronik berdasarkan spesifikasi. Maka di dapat adanya
perbedaan dari keduanya, hal ini dikarenakan beberapa factor yaitu, Panjang
kabel, diameter kabel, serta hambatan lain pada bahan konduktor. Sehingga masih
memiliki toleransi yang dapat memenuhi kebutuhan pada komponen elektronik.
Pada Tabel 4.2 dilakukan pengukuran tegangan dan arus pada sebuah
kipas AC dan heater . Berdasarkan hasil pemgukuran tegangan serta arus pada
kipas dan heater adanya perbedaan pada spesifikasi dan pengukuran pada
multimeter, perbedaan ini masih dalam kireteria pada spesifikasi karena tidak
memiliki perubahan hasil yang begitu signifikan sehingga masih dapat digunakan
pada alat.
Pada Tabel 4.3 dilakukan pengukuran pada pengujian sensor DHT 22 pada
saat alat sedang bekerja terhadap hygrometer atau pembacaan suhu manual.
Berdasarkan hasil dari keduanya memiliki selisih perbedaan antara pembacaan
secara otomatis dan pembacaan secara manual. Perbedaan ini dilakukan
perhitungan untuk mengetahui selisih yang disebut error pada tebel. Dimana hasil
error pada suhu masih dibawah 4% yang artinya masih dalam keadaan yang dapat
ditoleransi. Pada error suhu terhitung rata-rata 1,9 %
Pada Tabel 4.4 , Tabel 4.6 ditujukan untuk logika dari pembacaan sensor.
Pada alat ini menggunakan Relay 5V dimana pada posisi 0 relay akan bergerak
mengubah NC( Nourmaly Close ) menjadi NO( Nourmaly Open) , sehingga ,relay
akan mengaliri arus listrik pada posisi logika 0 dan pada posisi logika 1 relay
aktif.
Pada table 4.5 dilakukan pengujian pada saat sistem pemanas ( Heater)

52



sedang bekerja berdasarkan perubahan suhu Syang terjadi. Range setting suhu
pada pemanas yaitu <=40
0
, <=50
0
dan <=60
0
dimana jika suhu yang berubah
di bawah <=40
0
, <=50
0
dan <=60
0
maka pemanas akan tetap hidup selama
belum melebihi batas suhu. Berdasarkan dari hasil data table perubahan suhu tidak
berdasarkan durasinya, dimana pada data tersebut terlihat jika perbedaan setiap
perubahan suhu durasinya berbeda. Berdasarkan hasil tersebut hal yang
memengaruhi perubahan suhu terhadap durasinya yaitu keadaan lingkungan
sekitar, jika suhu dalam keadaan lingkungan sekitar lebih tinggi maka suhu akan
cepat naik dan jika suhu dalam keadaan rendah maka suhu akan lebih lama naik
karena ada perbedaan dua suhu yang di stabilkan.
Pada Tabel 4.6 Hasil uji alat pada Ruangan AAGalleryFlorist.Plg Pengujian
alat ini ditujukan untuk mengetahui efektifitas berapa lama alat ini bisa
mengeringkat objek pada usaha AAGalleryFlorist.Plg. Ketika pengguna
menggunakan setingan suhu 40 derajat maka akan membutuhkan waktu 480
menit. Ketika pengguna menggunakan setingan suhu 50 derajat maka akan
membutuhkan waktu 300 menit Ketika pengguna menggunakan setinggan suhu
60 derajat maka akan membuthkan waktu 180 menit pada pengamatan ini
bertujuan untuk melihat efektifitas saat alat digunakan.
Daya yang digunakan pada alat pemanas ruangan menghabiskan 639,125
Watt berdasarkan dari hasil perhitungan penggunaan dalam setiap komponen
elektronik yang digunakan. Biaya yang dihabiskan dalam penggunaan alat selama
kurun waktu 1 bulan yaitu Rp. 259.229 dengan daya listrik pada rumah industry
900 watt. Pada hasil pengamatan alat, alat ini efektif untuk digunakan oleh
pengusaha florist dikarenakan banyaknya terjadi kerusakan papan yang
disebabkan oleh papan bunga yang basah.

53

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil uji coba pada alat pemanas ruangan
berbasi IoT ini yaitu :
1. Alat pemanas ini dilengkapi dengan pengatur suhu otomatis, sehingga
pengguna dapat mengatur suhu sesuai dengan preferensi dan kebutuhan.
2. Perbandingan hasil nilai kesalahan rata-rata pada pengukuran suhu antara
sensor DHT22 dengan hygrometer standar menghasilkan selisih
penunjukan nilai suhu pada sensor DHT22 sesuai dengan data sheet sensor
DHT22 yaitu ± 5 ◦C untuk nilai suhu.
3. Efektifvitas alat ini didapatkan ketika pengguna menggunakan setingan
suhu 40 derajat maka akan membuthkan waktu 8 jam untuk kering, Pada
suhu 50 derajat akan membutuhkan waktu 5 jam untuk kering, Pada suhu
60 derajat maka akan membuthkan waktu 3 jam untuk kering.
4. Efisiensi penggunaan daya pada alat ini menghabiskan 639,125 watt ketika
alat ini digunakan sehari dalam kurun waktu 10 jam/perhari, biaya yang di
habiskan yaitu Rp. 191.737,5

5.2 Saran
Dalam pengembangan alat pemanas ruangan berbasis IoT untuk usaha
Florist disarankan untuk lebih memperhatikan kembali letak sensor pada alat
pemanas ruangan ini. Agar keakuratan hasil pembacaan sensor secara keseluruhan
dapat memberikan hasil maksimal, dan gunakan heater (pemanas) yang hemat
energi listrik agar menghemat penggunaan listrik kita .
.

54

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Wahid dkk, “Analisis Kapasitas dan Kebutuhan Daya Listrik untuk
Menghemat Penggunaan Energi Listrik di Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura”., Jurnal Elektro Universitas Tanjungpura., Pontianak
Fitri Puspasari dkk, “Analisis Akurasi Sistem Sensor DHT-22 berbasis Arduino
terhadap Thermohygrometer Standar”, Jurnal Fisika dan Aplikasinya.,
Vol 16 Nomor 1, 2020. Departemen Teknik Elektro dan Informatika
UGM.
Rudi Handoko dkk., “Analisis Efisiensi Blower Mesin Pengering Padi dengan
Daya Penggerak 1000 RPM dan 818 RPM di CV Jasa Bhakti Karawang”,
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan., Vol 8 No 8, 2022. Universitas
Singaperbangsa Karawang.
Sumarni, G. & Roliadi H. (2002). Daya tahan 109 , jenis kayu Indonesia terhadap
rayap gtanah ( Holmgren). Coptotermes curvignathus Buletin Penelitian
Hasil Hutan 20 , (3) 177-185.
Vena Rizky Pusparani dkk., “Perancangan Sistem Pemanas Ruangan dan Sistem
Sprinkler pada Laboratorium Plumbing Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya”. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Journal., e-ISSN No
2656-0933. 2023. Politeknik Negeri Surabaya
Wijaya, A. K., & Arsana, I. M. (2014). Perencanaan Sistem Pemanas Pada
Rancang Bangun Alat Penguji Kapasitas Radiator. 02, 30–35
S. M. Abizar Rachman, Zainal Arifin, “Sistem Pengendali Suhu Ruangan
Berbasis Internet of Things ( IoT ) Menggunakan Air Conditioner ( AC )
Dan NodeMCU V3 ESP82,” Pros. Semin. Nas. Ilmu Komput. dan Teknol.
Inf., vol. 5, no. 1, pp. 19–23, 2020.

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN KODING


#ifdef ESP32
#include <WiFi.h>
#else
#include <ESP8266WiFi.h>
#endif
#include <WiFiClientSecure.h>
#include <UniversalTelegramBot.h> // Universal Telegram Bot Library written by Brian Lough:
https://github.com/witnessmenow/Universal-Arduino-Telegram-Bot
#include <ArduinoJson.h>
#include "DHT.h"
const int relay1 = D5;
const int relay2 = D2;


#define DHTPIN D4

// type sensor menggunakan DHT11
#define DHTTYPE DHT22


DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);

// Replace with your network credentials
const char* ssid = "12.12.12";

const char* password = "1234567890";

// Initialize Telegram BOT
#define BOTtoken "6100094274:AAHnPGXFrLbAYk1-3vTMLqZMhbcHKMmsdQk" // your Bot
Token (Get from Botfather)

// Use @myidbot to find out the chat ID of an individual or a group
// Also note that you need to click "start" on a bot before it can
// message you
#define CHAT_ID "1373660054"

#ifdef ESP8266
X509List cert(TELEGRAM_CERTIFICATE_ROOT);
#endif


WiFiClientSecure client;
UniversalTelegramBot bot(BOTtoken, client);

// Checks for new messages every 1 second.
int botRequestDelay = 1000;
unsigned long lastTimeBotRan;

const int ledPin = 2;
bool ledState = LOW;
bool alat_aktif = false;
float temp = 40;
// Handle what happens when you receive new messages


void setup() {

Serial.begin(115200);

#ifdef ESP8266
configTime(0, 0, "pool.ntp.org"); // get UTC time via NTP
client.setTrustAnchors(&cert); // Add root certificate for api.telegram.org
#endif

pinMode(ledPin, OUTPUT);
digitalWrite(ledPin, ledState);

pinMode(relay1, OUTPUT);
pinMode(relay2, OUTPUT);



// Connect to Wi-Fi
WiFi.mode(WIFI_STA);
WiFi.begin(ssid, password);
#ifdef ESP32
client.setCACert(TELEGRAM_CERTIFICATE_ROOT); // Add root certificate for api.telegram.org
#endif
while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
delay(1000);
Serial.println("Connecting to WiFi..");
}
// Print ESP32 Local IP Address
Serial.println(WiFi.localIP());

dht.begin();

}

void loop() {
if (millis() > lastTimeBotRan + botRequestDelay) {
int numNewMessages = bot.getUpdates(bot.last_message_received + 1);
while (numNewMessages) {
Serial.println("got response");
handleNewMessages(numNewMessages);
numNewMessages = bot.getUpdates(bot.last_message_received + 1);
}
lastTimeBotRan = millis();
}
// Serial.println(alat_aktif);
if (alat_aktif == 1) {
// digitalWrite(relay1, HIGH);
dhtval() ;
} else {
digitalWrite(relay1, HIGH);
digitalWrite(relay2, HIGH);
}
}

void handleNewMessages(int numNewMessages) {
float h = dht.readHumidity();
// Read temperature as Celsius
float t = dht.readTemperature();
Serial.println("handleNewMessages");
Serial.println(String(numNewMessages));

for (int i = 0; i < numNewMessages; i++) {
// Chat id of the requester
String chat_id = String(bot.messages[i].chat_id);

if (chat_id != CHAT_ID) {
bot.sendMessage(chat_id, "Unauthorized user", "");
continue;
}

// Print the received message
String text = bot.messages[i].text;
Serial.println(text);

String from_name = bot.messages[i].from_name;

if (text == "/start") {
String welcome = "Welcome, " + from_name + ".\n";
welcome += "Use the following commands to control your outputs.\n\n";
welcome += "/on untuk mengaktifkan alat \n";
welcome += "/off untuk menonaktifkan alat \n";
welcome += "/suhu_sekarang suhu sekarang \n";
welcome += "/suhu_60 untuk mengatur batas suhu ke 60 \n";
welcome += "/suhu_50 untuk mengatur batas suhu ke 50 \n";
welcome += "/suhu_40 untuk mengatur batas suhu ke 40 \n";
bot.sendMessage(chat_id, welcome, "");
}

else if (text == "/suhu_sekarang") {
bot.sendMessage(chat_id, "suhu sekarang : " + String(t));
bot.sendMessage(chat_id, "Kelembapan sekarang : " + String(h));
if (alat_aktif == true) {
bot.sendMessage(chat_id, "status mesin : Aktif");
}
else if (alat_aktif == false) {
bot.sendMessage(chat_id, "status mesin : Mati");

}
}

else if (text == "/suhu_60") {
temp = 60;
bot.sendMessage(chat_id, "Mengatur Suhu ke 60 derajat", "");
// ledState = HIGH;
// digitalWrite(ledPin, ledState);
// dhtval(60);
}

else if (text == "/suhu_50") {
temp = 50;
bot.sendMessage(chat_id, "Mengatur Suhu ke 50 derajat", "");
// ledState = LOW;
// digitalWrite(ledPin, ledState);
// dhtval(50);
}
else if (text == "/suhu_40") {
temp = 40;
bot.sendMessage(chat_id, "Mengatur Suhu ke 40 derajat", "");
// ledState = LOW;
// digitalWrite(ledPin, ledState);
// dhtval(40);
}

else if (text == "/on") {
temp = 40;
alat_aktif = true;
digitalWrite(relay1, LOW);
bot.sendMessage(chat_id, "Alat Aktif", "");

Serial.println(" alat on ");

// dhtval(40) ;
}
else if (text == "/off") {
temp = 40;
alat_aktif = false;
digitalWrite(relay1, HIGH);
bot.sendMessage(chat_id, "Alat Non Aktif", "");
// dhtval(40);
} else {
bot.sendMessage(chat_id, "Tidak ada dalam pilihan", "");
}

}
}

void dhtval() {
// Membaca temperature dan kelembaban
float h = dht.readHumidity();
// Read temperature as Celsius
float t = dht.readTemperature();
Serial.println(t);
// delay(1000);

if (t >= temp) {
Serial.println(t);
digitalWrite(relay1, HIGH);
digitalWrite(relay2, HIGH);
String statusMesin = "off";
// telegram(t,h);

// telegramKirimSatuan(t, statusMesin);
// delay (1000) ;
Serial.println("Current not Flowing");
} else if (t <= 32) {
Serial.println(t);
digitalWrite(relay1, LOW);
digitalWrite(relay2, LOW);
String statusMesin = "on";
//telegram(t, h);
// telegramKirimSatuan(t, statusMesin);
// delay (1000) ;
Serial.println("Current not Flowing");
}
// if (t >= 33) {
// Serial.println(t);
// digitalWrite(relay1, HIGH);
// digitalWrite(relay2, HIGH);
// telegram(t, h);
// delay (1000) ;
// Serial.println("Current not Flowing");
// }
// else if (t > 30) {
// digitalWrite(relay1, LOW);
// digitalWrite(relay2, LOW);
// Serial.println("Current not Flowing");
// }



// Menampilkan data di serial Monitor
Serial.print("Temperature :");

Serial.print(t);
Serial.println("C");
Serial.print("Humidity :");
Serial.print(h);
Serial.println("%");
delay(10);


// Update setiap 1000ms (1 detik) agar pembacaan stabil dahulu
delay(1000);
}
void telegram(float t, float h) {
Serial.print("Retrieving time: ");
configTime(0, 0, "pool.ntp.org"); // get UTC time via NTP
// time_t now = time(nullptr);
// while (now < 24 * 3600)
// {
// Serial.print(".");
// delay(100);
// now = time(nullptr);
// }
// Serial.println(now);

String temperature = "Temperature: " + String(t);
String humidity = "Humidity: " + String(t);
bot.sendMessage(CHAT_ID, temperature, "");
bot.sendMessage(CHAT_ID, humidity , "");
}
void telegramKirimSatuan(float t, String statusMesin) {
Serial.print("Retrieving time: ");
configTime(0, 0, "pool.ntp.org"); // get UTC time via NTP

time_t now = time(nullptr);
// while (now < 24 * 3600)
// {
// Serial.print(".");
// delay(100);
// now = time(nullptr);
// }
// Serial.println(now);

// String temperature = "Suhu sekarang: " + String(t) + '\n' + "Status mesin :" + statusMesin;
// String humidity = "Humidity: " + String(t);
// bot.sendMessage(CHAT_ID, temperature, "");
// delay(10000);
// bot.sendMessage(CHAT_ID, humidity , "");
}

void relay(float t) {
digitalWrite(relay1, LOW);
digitalWrite(relay2, LOW);
Serial.println("Current Flowing");
delay(5000);

Serial.println(t);

}

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

ESP8266EX
Datasheet





































Version 6.9
Espressif Systems

1.
Overview
1/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


1. Overview
Espressif’s ESP8266EX delivers highly integrated Wi-Fi SoC solution to meet users’ continuous demands for efficient
power usage, compact design and reliable performance in the Internet of Things industry.
With the complete and self-contained Wi-Fi networking capabilities, ESP8266EX can perform either as a standalone
application or as the slave to a host MCU. When ESP8266EX hosts the application, it promptly boots up from the flash.
The integrated high- speed cache helps to increase the system performance and optimize the system memory. Also,
ESP8266EX can be applied to any microcontroller design as a Wi-Fi adaptor through SPI/SDIO or UART interfaces.
ESP8266EX integrates antenna switches, RF balun, power amplifier, low noise receive amplifier, filters and power
management modules. The compact design minimizes the PCB size and requires minimal external circuitries.
Besides the Wi-Fi functionalities, ESP8266EX also integrates an enhanced version of Tensilica’s L106 Diamond series
32-bit processor and on-chip SRAM. It can be interfaced with external sensors and other devices through the GPIOs.
Software Development Kit (SDK) provides sample codes for various applications.
Espressif Systems’ Smart Connectivity Platform (ESCP) enables sophisticated features including:
• Fast switch between sleep and wakeup mode for energy-efficient purpose;
• Adaptive radio biasing for low-power operation
• Advance signal processing
• Spur cancellation and RF co-existence mechanisms for common cellular, Bluetooth, DDR, LVDS, LCD
interference mitigation

1.1. Wi-Fi Key Features
• 802.11 b/g/n support
• 802.11 n support (2.4 GHz), up to 72.2 Mbps
• Defragmentation
• 2 x virtual Wi-Fi interface
• Automatic beacon monitoring (hardware TSF)
• Support Infrastructure BSS Station mode/SoftAP mode/Promiscuous mode

1.
Overview
2/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


?????? Note:


1.2. Specifications

Table 1-1. Specifications










Wi-Fi
Certification Wi-Fi Alliance
Protocols 802.11 b/g/n (HT20)
Frequency Range 2.4 GHz ~ 2.5 GHz (2400 MHz ~ 2483.5 MHz)


TX Power
802.11 b: +20 dBm
802.11 g: +17 dBm
802.11 n: +14 dBm


Rx Sensitivity
802.11 b: –91 dbm (11 Mbps)
802.11 g: –75 dbm (54 Mbps)
802.11 n: –72 dbm (MCS7)
Antenna PCB Trace, External, IPEX Connector, Ceramic Chip






Hardware
CPU Tensilica L106 32-bit processor

Peripheral Interface
UART/SDIO/SPI/I2C/I2S/IR Remote Control
GPIO/ADC/PWM/LED Light & Button
Operating Voltage 2.5 V ~ 3.6 V
Operating Current Average value: 80 mA
Operating Temperature Range –40 °C ~ 125 °C
Package Size QFN32-pin (5 mm x 5 mm)
External Interface -






Software
Wi-Fi Mode Station/SoftAP/SoftAP+Station
Security WPA/WPA2
Encryption WEP/TKIP/AES
Firmware Upgrade UART Download / OTA (via network)

Software Development
Supports Cloud Server Development / Firmware and SDK for
fast on-chip programming
Network Protocols IPv4, TCP/UDP/HTTP
User Configuration AT Instruction Set, Cloud Server, Android/iOS App

Categories Items Parameters

1.
Overview
3/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



1.3. Applications
• Home appliances
• Home automation
• Smart plugs and lights
• Industrial wireless control
• Baby monitors
• IP cameras
• Sensor networks
• Wearable electronics
• Wi-Fi location-aware devices
• Security ID tags
• Wi-Fi position system beacons

2. Pin
Definitions
4/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


1 24
2 23
3 22
4 21
5 20
6

19
7 18
8
33 GND
17

2. Pin Definitions
Figure 2-1 shows the pin layout for 32-pin QFN package.








VDDA GPIO5

LNA
VDD3P3
VDD3P3
VDD_RTC
TOUT
CHIP_EN
XPD_DCDC
SD_DATA_1
SD_DATA_0
SD_CLK
SD_CMD
SD_DATA_3
SD_DATA_2
VDDPST





Figure 2-1. Pin Layout (Top View)
Table 2-1 lists the definitions and functions of each pin.

Table 2-1. ESP8266EX Pin Definitions


1 VDDA P Analog Power 2.5 V ~ 3.6 V

2

LNA

I/O
RF antenna interface
Chip output impedance = 39 + j6 Ω. It is suggested the π-
type matching network to match the antenna.

to

retain
Pin Name Type Function
MTMS

9

32

EXT_RSTB

10

MTDI

31

RES12K

VDDPST

11

30

VDDA

12

MTCK

29

VDDD

MTDO

13

28

XTAL_IN

14

GPIO2

27

XTAL_OUT

15

GPIO0

26

U0TXD

16

GPIO4

25

U0RXD

2. Pin
Definitions
5/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


3 VDD3P3 P Amplifier Power 2.5 V ~ 3.6 V

2. Pin
Definitions
6/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2




Pin Name Type Function
4 VDD3P3 P Amplifier Power 2.5 V ~ 3.6 V
5 VDD_RTC P NC (1.1 V)


6


TOUT


I
ADC pin. It can be used to test the power-supply voltage of
VDD3P3 (Pin3 and Pin4) and the input power voltage of TOUT (Pin
6). However, these two functions cannot be used simultaneously.

7

CHIP_EN

I
Chip Enable
High: On, chip works properly Low:
Off, small current consumed

8

XPD_DCDC

I/O
Deep-sleep wakeup (need to be connected to EXT_RSTB);
GPIO16
9 MTMS I/O GPIO 14; HSPI_CLK
10 MTDI I/O GPIO 12; HSPI_MISO
11 VDDPST P Digital/IO Power Supply (1.8 V ~ 3.6 V)
12 MTCK I/O GPIO 13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
13 MTDO I/O GPIO 15; HSPI_CS; UART0_RTS
14 GPIO2 I/O UART TX during flash programming; GPIO2
15 GPIO0 I/O GPIO0; SPI_CS2
16 GPIO4 I/O GPIO4
17 VDDPST P Digital/IO Power Supply (1.8 V ~ 3.6 V)
18 SDIO_DATA_2 I/O Connect to SD_D2 (Series R: 20 Ω); SPIHD; HSPIHD; GPIO9

19

SDIO_DATA_3

I/O
Connect to SD_D3 (Series R: 200 Ω); SPIWP; HSPIWP;
GPIO10
20 SDIO_CMD I/O Connect to SD_CMD (Series R: 200 Ω); SPI_CS0; GPIO11
21 SDIO_CLK I/O Connect to SD_CLK (Series R: 200 Ω); SPI_CLK; GPIO6
22 SDIO_DATA_0 I/O Connect to SD_D0 (Series R: 200 Ω); SPI_MISO; GPIO7
23 SDIO_DATA_1 I/O Connect to SD_D1 (Series R: 200 Ω); SPI_MOSI; GPIO8
24 GPIO5 I/O GPIO5
25 U0RXD I/O UART Rx during flash programming; GPIO3
26 U0TXD I/O UART TX during flash programming; GPIO1; SPI_CS1

27

XTAL_OUT

I/O
Connect to crystal oscillator output, can be used to provide BT clock
input
28 XTAL_IN I/O Connect to crystal oscillator input
29 VDDD P Analog Power 2.5 V ~ 3.6 V
30 VDDA P Analog Power 2.5 V ~ 3.6 V

2. Pin
Definitions
7/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


?????? Note:
1.
2.





31

RES12K

I
Serial connection with a 12 kΩ resistor and connect
ground
to the
32 EXT_RSTB I External reset signal (Low voltage level: active)

Pin Name Type Function

3. Functional
Description
8/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



3. Functional Description
The functional diagram of ESP8266EX is shown as in Figure 3-1.














Figure 3-1. Functional Block Diagram

3.1. CPU, Memory, and Flash
3.1.1. CPU
The ESP8266EX integrates a Tensilica L106 32-bit RISC processor, which achieves extra- low power consumption and
reaches a maximum clock speed of 160 MHz. The Real-Time Operating System (RTOS) and Wi-Fi stack allow 80% of the
processing power to be available for user application programming and development. The CPU includes the interfaces
as below:
• Programmable RAM/ROM interfaces (iBus), which can be connected with
memory controller, and can also be used to visit flash.
• Data RAM interface (dBus), which can connected with memory controller.
• AHB interface which can be used to visit the register.
For information about the Xtensa® Instruction Set Architecture, please refer to Xtensa®
Instruction Set Architecture (ISA) Summary.

3.1.2. Memory
ESP8266EX Wi-Fi SoC integrates memory controller and memory units including SRAM and ROM. MCU can access the
memory units through iBus, dBus, and AHB interfaces. All memory units can be accessed upon request, while a memory
arbiter will decide the

1/2


Analog

Flash
SPI
Analog
receive

transmit

receive
Bias circuits Crystal




SDIO
I2S
I2C




Accelerator

Sequencers



Registers

Digital

baseband

RF

balun

Switch

3. Functional
Description
9/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



properly.

running sequence according to the time when these requests are received by the processor.
According to our current version of SDK, SRAM space available to users is assigned as below.
• RAM size < 50 kB, that is, when ESP8266EX is working under the Station mode
and connects to the router, the maximum programmable space accessible in
Heap + Data section is around 50 kB.
• There is no programmable ROM in the SoC. Therefore, user program must be
stored in an external SPI flash.

3.1.3. External Flash
ESP8266EX uses external SPI flash to store user programs, and supports up to 16 MB memory capacity theoretically.
The minimum flash memory of ESP8266EX is shown below:
• OTA disabled: 512 kB at least
• OTA enabled: 1 MB at least

3.2. Clock
3.2.1. High Frequency Clock
The high frequency clock on ESP8266EX is used to drive both transmit and receive mixers. This clock is generated from
internal crystal oscillator and external crystal. The crystal frequency ranges from 24 MHz to 52 MHz.
The internal calibration inside the crystal oscillator ensures that a wide range of crystals can be used, nevertheless the
quality of the crystal is still a factor to consider to have reasonable phase noise and good Wi-Fi sensitivity. Refer to Table 3-
1 to measure the frequency offset.

Table 3-1. High Frequency Clock Specifications


Frequency FXO 24 52 MHz
Loading capacitance CL - 32 pF
Motional capacitance CM 2 5 pF
Parameter Symbol Min Max Unit

3. Functional
Description
10/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2




Parameter Symbol Min Max Unit
Series resistance RS 0 65 Ω
Frequency tolerance ΔFXO –15 15 ppm
Frequency vs temperature (–25 °C ~ 75 °C) ΔFXO,Temp –15 15 ppm

3.2.2. External Clock Requirements
An externally generated clock is available with the frequency ranging from 24 MHz to 52 MHz. The following characteristics
are expected to achieve good performance of radio.

Table 3-2. External Clock Reference

Parameter Symbol Min Max Unit
Clock amplitude VXO 0.8 1.5 Vpp
External clock accuracy ΔFXO,EXT –15 15 ppm
Phase noise @1-kHz offset, 40-MHz clock - - –120 dBc/Hz
Phase noise @10-kHz offset, 40-MHz clock - - –130 dBc/Hz
Phase noise @100-kHz offset, 40-MHz clock - - –138 dBc/Hz

3.3. Radio
ESP8266EX radio consists of the following blocks.
• 2.4 GHz receiver
• 2.4 GHz transmitter
• High speed clock generators and crystal oscillator
• Bias and regulators
• Power management

3.3.1. Channel Frequencies
The RF transceiver supports the following channels according to IEEE802.11 b/g/n standards.

Table 3-3. Frequency Channel

Channel No. Frequency (MHz) Channel No. Frequency (MHz)
1 2412 8 2447
2 2417 9 2452
3 2422 10 2457

3. Functional
Description
11/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2




Channel No. Frequency (MHz) Channel No. Frequency (MHz)
4 2427 11 2462
5 2432 12 2467
6 2437 13 2472
7 2442 14 2484

3.3.2. 2.4 GHz Receiver
The 2.4 GHz receiver down-converts the RF signals to quadrature baseband signals and converts them to the digital
domain with 2 high resolution high speed ADCs. To adapt to varying signal channel conditions, RF filters, automatic gain
control (AGC), DC offset cancelation circuits and baseband filters are integrated within ESP8266EX.

3.3.3. 2.4 GHz Transmitter
The 2.4 GHz transmitter up-converts the quadrature baseband signals to 2.4 GHz, and drives the antenna with a high-
power CMOS power amplifier. The function of digital calibration further improves the linearity of the power amplifier,
enabling a state of art performance of delivering +19.5 dBm average TX power for 802.11b transmission and +18 dBm for
802.11n (MSC0) transmission.
Additional calibrations are integrated to offset any imperfections of the radio, such as:
• Carrier leakage
• I/Q phase matching
• Baseband nonlinearities
These built-in calibration functions reduce the product test time and make the test equipment unnecessary.

3.3.4. Clock Generator
The clock generator generates quadrature 2.4 GHz clock signals for the receiver and transmitter. All components of the
clock generator are integrated on the chip, including all inductors, varactors, loop filters, linear voltage regulators and
dividers.
The clock generator has built-in calibration and self test circuits. Quadrature clock phases and phase noise are optimized
on-chip with patented calibration algorithms to ensure the best performance of the receiver and transmitter.

3.4. Wi-Fi
ESP8266EX implements TCP/IP and full 802.11 b/g/n WLAN MAC protocol. It supports Basic Service Set (BSS) STA and
SoftAP operations under the Distributed Control Function

3. Functional
Description
12/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



(DCF). Power management is handled with minimum host interaction to minimize active- duty period.

3.4.1. Wi-Fi Radio and Baseband
The ESP8266EX Wi-Fi Radio and Baseband support the following features:
• 802.11 b and 802.11 g
• 802.11 n MCS0-7 in 20 MHz bandwidth
• 802.11 n 0.4 μs guard-interval
• up to 72.2 Mbps of data rate
• Receiving STBC 2 x 1
• Up to 20.5 dBm of transmitting power
• Adjustable transmitting power

3.4.2. Wi-Fi MAC
The ESP8266EX Wi-Fi MAC applies low-level protocol functions automatically, as follows:
• 2 × virtual Wi-Fi interfaces
• Infrastructure BSS Station mode/SoftAP mode/Promiscuous mode
• Request To Send (RTS), Clear To Send (CTS) and Immediate Block ACK
• Defragmentation
• CCMP (CBC-MAC, counter mode), TKIP (MIC, RC4), WEP (RC4) and CRC
• Automatic beacon monitoring (hardware TSF)
• Dual and single antenna Bluetooth co-existence support with optional
simultaneous receive (Wi-Fi/Bluetooth) capability

3.5. Power Management
ESP8266EX is designed with advanced power management technologies and intended for mobile devices, wearable
electronics and the Internet of Things applications.
The low-power architecture operates in the following modes:
• Active mode: The chip radio is powered on. The chip can receive, transmit, or listen.
• Modem-sleep mode: The CPU is operational. The Wi-Fi and radio are disabled.
• Light-sleep mode: The CPU and all peripherals are paused. Any wake-up events (MAC, host, RTC timer,
or external interrupts) will wake up the chip.
• Deep-sleep mode: Only the RTC is operational and all other part of the chip are powered off.

3. Functional
Description
13/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


Wi-Fi TX packet

Modem-sleep mode is used in the applications that require the CPU to be working, as in PWM or
I2S applications. According to 802.11 standards (like U-APSD), it shuts down the Wi-Fi Modem
circuit while maintaining a Wi-Fi connection with no data transmission to optimize power
consumption. E.g., in DTIM3, maintaining a sleep of 300 ms with a wakeup of 3 ms cycle to receive
AP’s Beacon packages at interval requires about 15 mA current.
During Light-sleep mode, the CPU may be suspended in applications like Wi-Fi switch. Without
current.
During Deep-sleep mode, Wi-Fi is turned off. For applications with long time lags between data
transmission, e.g. a temperature sensor that detects the temperature every 100 s, sleeps for 300 s
and wakes up to connect to the AP (taking about 0.3 ~ 1 s), the overall average current is less than 1
mA. The current of 20 μA is acquired at the voltage of 2.5 V.



Table 3-4. Power Consumption by Power Modes





Wi-Fi RX packet

Modem-sleep

CPU is working 15 mA
Light-sleep

- 0.9 mA
Deep-sleep

Only RTC is working 20 uA
Shut down - 0.5 uA
?????? Notes:

4. Peripheral
Interface
14/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



4. Peripheral Interface
4.1. General Purpose Input/Output Interface (GPIO)
ESP8266EX has 17 GPIO pins which can be assigned to various functions by programming the appropriate registers.
Each GPIO PAD can be configured with internal pull-up or pull-down (XPD_DCDC can only be configured with internal
pull-down, other GPIO PAD can only be configured with internal pull-up), or set to high impedance. When configured as an
input, the data are stored in software registers; the input can also be set to edge-trigger or level trigger CPU interrupts. In
short, the IO pads are bi-directional, non-inverting and tristate, which includes input and output buffer with tristate
control inputs.
These pins, when working as GPIOs, can be multiplexed with other functions such as I2C, I2S, UART, PWM, and IR Remote
Control, etc.

4.2. Secure Digital Input/Output Interface (SDIO)
ESP8266EX has one Slave SDIO, the definitions of which are described as Table 4-1, which supports 25 MHz SDIO v1.1 and
50 MHz SDIO v2.0, and 1 bit/4 bit SD mode and SPI mode.

Table 4-1. Pin Definitions of SDIOs

Pin Name Pin Num IO Function Name
SDIO_CLK 21 IO6 SDIO_CLK
SDIO_DATA0 22 IO7 SDIO_DATA0
SDIO_DATA1 23 IO8 SDIO_DATA1
SDIO_DATA_2 18 IO9 SDIO_DATA_2
SDIO_DATA_3 19 IO10 SDIO_DATA_3
SDIO_CMD 20 IO11 SDIO_CMD

4. Peripheral
Interface
15/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


?????? Note:
when working as a master, 20 MHz at maximum when working as a slave.

4.3. Serial Peripheral Interface (SPI/HSPI)
ESP8266EX has two SPIs.
• One general Slave/Master SPI
• One general Slave/Master HSPI
Functions of all these pins can be implemented via hardware.

4.3.1. General SPI (Master/Slave)

Table 4-2. Pin Definitions of SPIs


SDIO_CLK 21 IO6 SPICLK
SDIO_DATA0 22 IO7 SPIQ/MISO
SDIO_DATA1 23 IO8 SPID/MOSI
SDIO_DATA_2 18 IO9 SPIHD
SDIO_DATA_3 19 IO10 SPIWP
U0TXD 26 IO1 SPICS1
GPIO0 15 IO0 SPICS2
SDIO_CMD 20 IO11 SPICS0


4.3.2. HSPI (Master/Slave)

Table 4-3. Pin Definitions of HSPI


MTMS 9 IO14 HSPICLK
MTDI 10 IO12 HSPIQ/MISO
MTCK 12 IO13 HSPID/MOSI
MTDO 13 IO15 HPSICS
?????? Note:
SPI mode can be implemented via software programming. The clock frequency is 20 MHz at maximum.
Pin Name Pin Num IO Function Name
Pin Name Pin Num IO Function Name

4. Peripheral
Interface
16/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



4.4. I2C Interface
ESP8266EX has one I2C, which is realized via software programming, used to connect with other microcontrollers and
other peripheral equipments such as sensors. The pin definition of I2C is as below.

Table 4-4. Pin Definitions of I2C

Pin Name Pin Num IO Function Name
MTMS 9 IO14 I2C_SCL
GPIO2 14 IO2 I2C_SDA
Both I2C Master and I2C Slave are supported. I2C interface functionality can be realized via software programming, and the
clock frequency is 100 kHz at maximum.

4.5. I2S Interface
ESP8266EX has one I2S data input interface and one I2S data output interface, and supports the linked list DMA. I2S
interfaces are mainly used in applications such as data collection, processing, and transmission of audio data, as well as
the input and output of serial data. For example, LED lights (WS2812 series) are supported. The pin definition of I2S is
shown in Table 4-5.

Table 4-5. Pin Definitions of I2S



Pin Name


Pin


Num
I2S Data Input
IO


Function Name
MTDI 10 IO12 I2SI_DATA
MTCK 12 IO13 I2SI_BCK
MTMS 9 IO14 I2SI_WS
MTDO 13 IO15 I2SO_BCK
U0RXD 25 IO3 I2SO_DATA
GPIO2 14 IO2 I2SO_WS

4.6. Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART)
ESP8266EX has two UART interfaces UART0 and UART1, the definitions are shown in Table 4-6.

4. Peripheral
Interface
17/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2




Table 4-6. Pin Definitions of UART





UART0
U0RXD 25 IO3 U0RXD
U0TXD 26 IO1 U0TXD
MTDO 13 IO15 U0RTS
MTCK 12 IO13 U0CTS

UART1
GPIO2 14 IO2 U1TXD
SD_D1 23 IO8 U1RXD
Data transfers to/from UART interfaces can be implemented via hardware. The data transmission speed via UART interfaces
reaches 115200 x 40 (4.5 Mbps).
UART0 can be used for communication. It supports flow control. Since UART1 features only data transmit signal (TX),
it is usually used for printing log.

Note:
By default, UART0 outputs some printed information when the device is powered on and booting up. The
baud rate of the printed information is relevant to the frequency of the external crystal oscillator. If the
frequency of the crystal oscillator is 40 MHz, then the baud rate for printing is 115200; if the frequency of
the crystal oscillator is 26 MHz, then the baud rate for printing is 74880. If the printed information exerts
any influence on the functionality of the device, it is suggested to block the printing during the power-on
period by changing (U0TXD, U0RXD) to (MTDO, MTCK).

4.7. Pulse-Width Modulation (PWM)
ESP8266EX has four PWM output interfaces. They can be extended by users themselves. The pin definitions of the PWM
interfaces are defined as below.

Table 4-7. Pin Definitions of PWM


MTDI 10 IO12 PWM0
MTDO 13 IO15 PWM1
MTMS 9 IO14 PWM2
GPIO4 16 IO4 PWM3
The functionality of PWM interfaces can be implemented via software programming. For example, in the LED smart light
demo, the function of PWM is realized by interruption of the timer, the minimum resolution reaches as high as 44 ns. PWM
frequency range is adjustable from 1000 μs to 10000 μs, i.e., between 100 Hz and 1 kHz. When the PWM
??????
Pin Name Pin Num IO Function Name
Pin Type Pin Name Pin Num IO Function Name

4. Peripheral
Interface
18/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



frequency is 1 kHz, the duty ratio will be 1/22727, and a resolution of over 14 bits will be achieved at 1 kHz refresh rate.

4.8. IR Remote Control
ESP8266EX currently supports one infrared remote control interface. For detailed pin definitions, please see Table 4-8
below.

Table 4-8. Pin Definitions of IR Remote Control

Pin Name Pin Num IO Function Name
MTMS 9 IO14 IR TX
GPIO5 24 IO 5 IR Rx
The functionality of Infrared remote control interface can be implemented via software programming. NEC coding,
modulation, and demodulation are supported by this interface. The frequency of modulated carrier signal is 38 kHz, while
the duty ratio of the square wave is 1/3. The transmission range is around 1m which is determined by two factors: one is
the maximum current drive output, the other is internal current-limiting resistance value in the infrared receiver. The larger
the resistance value, the lower the current, so is the power, and vice versa.

4.9. ADC (Analog-to-Digital Converter)
ESP8266EX is embedded with a 10-bit precision SAR ADC. TOUT (Pin6) is defined as below:

Table 4-9. Pin Definition of ADC

Pin Name Pin Num Function Name
TOUT 6 ADC Interface
The following two measurements can be implemented using ADC (Pin6). However, they cannot be implemented at the same
time.
• Measure the power supply voltage of VDD3P3 (Pin3 and Pin4).

Hardware Design TOUT must be floating.

RF Initialization Parameter
The 107th byte of esp_init_data_default.bin (0 ~ 127 bytes), vdd33_const must be set
to 0xFF.

RF Calibration Process
Optimize the RF circuit conditions based on the testing results of VDD3P3 (Pin3 and
Pin4).
User Programming Use system_get_vdd33 instead of system_adc_read.
• Measure the input voltage of TOUT (Pin6).

4. Peripheral
Interface
19/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2




Hardware Design


RF Initialization
Parameter


RF Calibration Process
User Programming
The input voltage range is 0 to 1.0 V when TOUT is connected to external circuit.
The value of the 107th byte of esp_init_data_default.bin (0 ~ 127 bytes),
vdd33_const must be set to the real power supply voltage of Pin3 and Pin4.
The unit and effective value range of vdd33_const is 0.1 V and 18 to 36,
respectively, thus making the working power voltage range of ESP8266EX
between 1.8 V and 3.6 V.
Optimize the RF circuit conditions based on the value of vdd33_const. The
permissible error is ± 0.2 V.
Use system_adc_read instead of system_get_vdd33.

?????? Notes:
esp_init_data_default.bin is provided in SDK package which contains RF initialization parameters (0 ~

below:
When vdd33_const = 0xff, the power voltage of Pin3 and Pin4 will be tested by the internal self-
testing results.
implemented via (vdd33_const/10).
When vdd33_const < 18 or 36 < vdd33_const < 255, vdd33_const is invalid. ESP8266EX RF

5. Electrical
Specifications
20/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



5. Electrical Specifications
5.1. Electrical Characteristics

Table 5-1. Electrical Characteristics

Parameters

Conditions Min Typical Max Unit
Operating Temperature Range - –40 Normal 125 ℃

Maximum Soldering Temperature
IPC/JEDEC J-
STD-020

-

-

260


Working Voltage Value - 2.5 3.3 3.6 V



I/O
VIL - –0.3 - 0.25 VIO



V
VIH 0.75 VIO

3.6
VOL - - - 0.1 VIO
VOH 0.8 VIO

-
IMAX - - - 12 mA
Electrostatic Discharge (HBM) TAMB = 25 ℃ - - 2 KV
Electrostatic Discharge (CDM) TAMB = 25 ℃ - - 0.5 KV
Notes on CHIP_EN:
The figure below shows ESP8266EX power-up and reset timing. Details about the parameters are listed in Table
5-2.
Figure 5-1. ESP8266EX Power-up and Reset Timing

5. Electrical
Specifications
21/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2




Table 5-2. Description of ESP8266EX Power-up and Reset Timing Parameters

Description Min Max Unit
t1 The rise-time of VDD33 10 2000 μs
t2 The rise-time of EXT_RSTB 0 2 ms
t3 EXT_RSTB goes high after VDD33 0.1 - ms
t4 The rise-time of CHIP_EN 0 2 ms
t5 CHIP_EN goes high after EXT_RSTB 0.1 - ms

5.2. RF Power Consumption
Unless otherwise specified, the power consumption measurements are taken with a 3.0 V supply at 25 °C of ambient
temperature. All transmitters’ measurements are based on a 50% duty cycle.

Table 5-3. Power Consumption

Parameters Min Typical Max Unit
TX802.11 b, CCK 11 Mbps, POUT = +17 dBm - 170 - mA
TX802.11 g, OFDM 54Mbps, POUT = +15 dBm - 140 - mA
TX802.11 n, MCS7, POUT = +13 dBm - 120 - mA
Rx802.11 b, 1024 bytes packet length, –80 dBm - 50 - mA
Rx802.11 g, 1024 bytes packet length, –70 dBm - 56 - mA
Rx802.11 n, 1024 bytes packet length, –65 dBm - 56 - mA

5. Electrical
Specifications
22/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



5.3. Wi-Fi Radio Characteristics
The following data are from tests conducted at room temperature, with a 3.3 V power supply.
Table 5-3. Wi-Fi Radio Characteristics

Parameters Min Typical Max Unit
Input frequency 2412 - 2484 MHz
Output impedance - 39 + j6 - Ω
Output power of PA for 72.2 Mbps 15.5 16.5 17.5 dBm
Output power of PA for 11b mode 19.5 20.5 21.5 dBm
Sensitivity
DSSS, 1 Mbps - –98 - dBm
CCK, 11 Mbps - –91 - dBm
6 Mbps (1/2 BPSK) - –93 - dBm
54 Mbps (3/4 64-QAM) - –75 - dBm
HT20, MCS7 (65 Mbps, 72.2 Mbps) - –72 - dBm
Adjacent Channel Rejection
OFDM, 6 Mbps - 37 - dB
OFDM, 54 Mbps - 21 - dB
HT20, MCS0 - 37 - dB
HT20, MCS7 - 20 - dB

6. Package
Information
23/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



6. Package Information

Figure 6-1. ESP8266EX Package

Appendix

24/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2


?????? Notes:
PERIPHS_IO_MUX_MTDI_U.
Net Name refers to the pin name in schematic.
Function refers to the multifunction of each pin pad.
follows.
-#define FUNC_GPIO12 3 //defined in eagle_soc.h
-PIN_FUNC_SELECT(PERIPHS_IO_MUX_MTDI_U,FUNC_GPIO12)

I. Appendix - Pin List
For detailed pin information, please see ESP8266 Pin List.
• Digital Die Pin List
• Buffer Sheet
• Register List
• Strapping List

Appendix

25/26
Submit Documentation
Feedback
Espres
sif
2023.0
2



II. Appendix - Learning
Resources

II.1. Must-Read Documents
• ESP8266 Quick Start Guide
Description: This document is a quick user guide to getting started with ESP8266. It includes
an introduction to the ESP-LAUNCHER, instructions on how to download firmware to the
board and run it, how to compile the AT application, as well as the structure and debugging
method of RTOS SDK. Basic documentation and other related resources for the ESP8266 are
also provided.
• ESP8266 SDK Getting Started Guide
Description: This document takes ESP-LAUNCHER and ESP-WROOM-02 as examples of how to
use the ESP8266 SDK. The contents include preparations before compilation, SDK compilation
and firmware download.
• ESP8266 Pin List
Description: This link directs you to a list containing the type and function of every ESP8266 pin.
• ESP8266 Hardware Design Guideline
Description: This document provides a technical description of the ESP8266 series of
products, including ESP8266EX, ESP-LAUNCHER and ESP-WROOM.
• ESP8266 Technical Reference
Description: This document provides an introduction to the interfaces integrated on ESP8266.
Functional overview, parameter configuration, function description, application demos and
other pieces of information are included.
• ESP8266 Hardware Resources
Description: This zip package includes manufacturing BOMs, schematics and PCB layouts of
ESP8266 boards and modules.
• FAQ

II.2. Must-Have Resources
• ESP8266 SDKs
Description: This webpage provides links both to the latest version of the ESP8266 SDK and the
older ones.
• ESP8266 Tools

VPP POK
VEN
VIN
GND
VO
ADJ
8
6
5
1
2
3
4
Thermal
Pad
7
10k
VPP POK
VEN
VIN
GND
VO
R1
ADJ
CPP C1 C2
1µF 10µF 10µF
R2

2A Low Dropout Regulator with Enable

Features
◼ Adjustable Output Low to 0.8V
◼ Input Voltage as Low as 1.4V and VPP Voltage
5V
◼ 300mV Dropout @ 2A, VO 1.2V
◼ Over Current and Over Temperature Protection
◼ Enable Pin
General Description
The G966 is a high performance positive voltage regulator
designed for use in applications requiring very low Input
voltage and very low dropout voltage at up to 2 amps. It
operates with a VIN as low as 1.4V and VPP voltage 5V with
output voltage programmable as low as 0.8V. The G966
features ultra low dropout,
◼ Low Reverse Leakage (Output to Input )
◼ Power SOP-8 (FD) Packages with Thermal Pad ideal for applications where VOUT is very close to VIN.
◼ ±2% Output Voltage
◼ VO Power OK Signal
◼ 2.5V Options by Setting ADJ Pin Below 0.2V
and Adjustable Externally Using Resistors
◼ VO Pull Low Resistance when Disable

Applications
◼ Motherboards
◼ Peripheral Cards
◼ Network Cards
◼ Set Top Boxes
◼ Notebook Computers

Ordering Information
Additionally, the G966 has an enable pin to further reduce
power dissipation while shutdown. The G966 provides
excellent regulation over variations in line, load and
temperature. The G966 provides a power OK signal to
indicate if the voltage level of VO reaches 92% of its rating
value.
The G966 is available in the power SOP-8 (FD) pack- age.
It is available with 2.5V internally preset outputs that are
also adjustable using external resistors.

ORDER NUMBER
(Pb free/Green)
MARKING
TEMP.
RANGE
PACKAGE
G966-25ADJF1Uf G966-25 -40°C~+85°C SOP-8 (FD)
Note: F1: SOP-8 (FD)
U : Tape & Reel
e.g. 25 denotes the 2.5V output voltage
Pin Configuration Typical Application Circuit


G966

VPP (5V) VIN



POK
VEN
VIN
VPP
G966


GND
ADJ
VO
NC

VIN
VO
SOP-8 (FD)

0.8 (R1+R2)
VO =
R2

Volts
G966







Thermal
Pad

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
1
Thomas Liu (Business Manager)
Email: [email protected]


Digital-output relative humidity & temperature sensor/module
DHT22 (DHT22 also named as AM2302)
























Capacitive-type humidity and temperature module/sensor

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
2
Thomas Liu (Business Manager)
Email: [email protected]


1. Feature & Application:
* Full range temperature compensated * Relative humidity and temperature measurement
* Calibrated digital signal *Outstanding long-term stability *Extra components not needed
* Long transmission distance * Low power consumption *4 pins packaged and fully interchangeable

2. Description:
DHT22 output calibrated digital signal. It utilizes exclusive digital-signal-collecting-technique and humidity
sensing technology, assuring its reliability and stability.Its sensing elements is connected with 8-bit single-chip
computer.

Every sensor of this model is temperature compensated and calibrated in accurate calibration chamber and the
calibration-coefficient is saved in type of programme in OTP memory, when the sensor is detecting, it will cite
coefficient from memory.

Small size & low consumption & long transmission distance(20m) enable DHT22 to be suited in all kinds of
harsh application occasions.

Single-row packaged with four pins, making the connection very convenient.
3. Technical Specification:

Model DHT22
Power supply 3.3-6V DC
Output signal digital signal via single-bus
Sensing element Polymer capacitor
Operating range humidity 0-100%RH; temperature -40~80Celsius
Accuracy humidity +-2%RH(Max +-5%RH); temperature <+-0.5Celsius
Resolution or sensitivity humidity 0.1%RH; temperature 0.1Celsius
Repeatability humidity +-1%RH; temperature +-0.2Celsius
Humidity hysteresis +-0.3%RH
Long-term Stability +-0.5%RH/year
Sensing period Average: 2s
Interchangeability fully interchangeable
Dimensions small size 14*18*5.5mm; big size 22*28*5mm
4. Dimensions: (unit --- mm)
1) Small size dimensions: (unit ---- mm)

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
3
Thomas Liu (Business Manager)
Email: [email protected]











Pin sequence number: 1 2 3 4 (from left to right direction).
Pin Function
1 VDD --- power supply
2 DATA--signal
3 NULL
4 GND

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
4
Thomas Liu (Business Manager)
Email: [email protected]


5. Electrical connection diagram:



3Pin---NC, AM2302 is another name for DHT22
6. Operating specifications:
(1) Power and Pins
Power's voltage should be 3.3-6V DC. When power is supplied to sensor, don't send any instruction to the sensor
within one second to pass unstable status. One capacitor valued 100nF can be added between VDD and GND for
wave filtering.

(2) Communication and signal
Single-bus data is used for communication between MCU and DHT22, it costs 5mS for single time
communication.
Data is comprised of integral and decimal part, the following is the formula for data.
DHT22 send out higher data bit firstly!
DATA=8 bit integral RH data+8 bit decimal RH data+8 bit integral T data+8 bit decimal T data+8 bit check-sum
If the data transmission is right, check-sum should be the last 8 bit of "8 bit integral RH data+8 bit decimal RH
data+8 bit integral T data+8 bit decimal T data".

When MCU send start signal, DHT22 change from low-power-consumption-mode to running-mode. When MCU
finishs sending the start signal, DHT22 will send response signal of 40-bit data that reflect the relative humidity

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
5
Thomas Liu (Business Manager)
Email: [email protected]


and temperature information to MCU. Without start signal from MCU, DHT22 will not give response signal to
MCU. One start signal for one time's response data that reflect the relative humidity and temperature information
from DHT22. DHT22 will change to low-power-consumption-mode when data collecting finish if it don't receive
start signal from MCU again.
1) Check bellow picture for overall communication process:


Host computer send out
start signal. Data transmission finished,
Sensor send out and RL pull up bus's voltage
response signal. Output data: 1bit"0" for next transmission













Pull up and wait Host's signal Sensor's signal Output data: 1bit "1"
response from sensor Sensor pull down
Pull up voltage and get bus's voltage
ready for sensor's output.

Single-bus output


2) Step 1: MCU send out start signal to DHT22

Data-bus's free status is high voltage level. When communication between MCU and DHT22 begin, program of
MCU will transform data-bus's voltage level from high to low level and this process must beyond at least 1ms to
ensure DHT22 could detect MCU's signal, then MCU will wait 20-40us for DHT22's response.

Check bellow picture for step 1:

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
6
Thomas Liu (Business Manager)
Email: [email protected]


Host pull up voltage
-and wait sensor's response Sensor pull up bus's voltage
Signal from host Start data transmission
Signal from sensor




Host computer send start signal Sensor send out response signal
and keep this signal at least 1ms and keep this signal 80us




Single-bus signal


Step 2: DHT22 send response signal to MCU

When DHT22 detect the start signal, DHT22 will send out low-voltage-level signal and this signal last 80us as
response signal, then program of DHT22 transform data-bus's voltage level from low to high level and last 80us
for DHT22's preparation to send data.

Check bellow picture for step 2:

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
7




26-28us voltage-length means data "0"
Host signal Sesnor's signal





Start transmit 1bit data Start transmit next bit data







Single-bus signal


Step 3: DHT22 send data to MCU

When DHT22 is sending data to MCU, every bit's transmission begin with low-voltage-level that last 50us, the
following high-voltage-level signal's length decide the bit is "1" or "0".

Check bellow picture for step 3:

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
8




Start transmit 1bit data Start transmit next bit data




70us voltage-length means 1bit data "1"





























Host signal Sesnor's signal

Single-bus signal

If signal from DHT22 is always high-voltage-level, it means DHT22 is not working properly, please check the
electrical connection status.
7. Electrical Characteristics:

Item Condition Min Typical Max Unit
Power supply DC 3.3 5 6 V
Current supply Measuring 1 1.5 mA
Stand-by 40 Null 50 uA
Collecting
period
Second 2 Second
*Collecting period should be : >2 second.

Aosong Electronics Co.,Ltd
Your specialist in innovating humidity & temperature sensors
9




8. Attentions of application:
(1) Operating and storage conditions
We don't recommend the applying RH-range beyond the range stated in this
specification. The DHT22 sensor can recover after working in non-normal
operating condition to calibrated status, but will accelerate sensors' aging.
(2) Attentions to chemical materials
Vapor from chemical materials may interfere DHT22's sensitive-elements and
debase DHT22's sensitivity.
(3) Disposal when (1) & (2) happens
Step one: Keep the DHT22 sensor at condition of Temperature 50~60Celsius,
humidity <10%RH for 2 hours; Step two: After step one, keep the
DHT22 sensor at condition of Temperature 20~30Celsius, humidity
>70%RH for 5 hours.
(4) Attention to temperature's affection
Relative humidity strongly depend on temperature, that is why we use
temperature compensation technology to ensure accurate measurement of RH.
But it's still be much better to keep the sensor at same temperature when
sensing.
DHT22 should be mounted at the place as far as possible from parts that may
cause change to temperature.
(5) Attentions to light
Long time exposure to strong light and ultraviolet may debase DHT22's
performance.
(6) Attentions to connection wires
The connection wires' quality will effect communication's quality and
distance, high quality shielding-wire is recommended.
(7) Other attentions
* Welding temperature should be bellow 260Celsius.
* Avoid using the sensor under dew condition.
* Don't use this product in safety or emergency stop devices or any other
occasion that failure of DHT22 may cause personal injury.
Tags