LAPORAN KASUS TuaN D 60 tahun bla bla bla

intanmanao1 0 views 49 slides Sep 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 49
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49

About This Presentation

LAPORAN KASUS TN D.pptx


Slide Content

PRESENTASI KASUS Tn D / 60 TAHUN

IDENTITAS PASIEN NAMA NO MRN TANGGAL LAHIR UMUR JENIS KELAMIN AGAMA TANGGAL MASUK : Tn. D : 11402XXXXX : 22 JULI 1954 : 71 TAHUN : LAKI-LAKI : ISLAM : 19/09/2025

ANAMNESIS AWAL MASUK (IGD) Pasien datang ke igd tgl 19/09/2025 -RPD: DM, hiperkolestrolemia --> tidak rutin kontrol dan minum obat sejak 1 th lalu Riw CVD SI ( sudah 3x serangan , terakhir 08/2024) - RPO: pasien berhenti minum obat rutin sejak sekitar 1 th lalu Pasien datang dengan keluhan mual muntah sekitar 10x sejak kemarin pagi , tiap makan pasien muntah , muntah sedikit-sedikit berupa makanan dan air. Pasien juga mengeluhkan pusing sedikit dan badan lemas , batuk sesekali , nafsu makan berkurang . Keluhan pandangan kabur , demam , pilek , sesak , nyeri dada, dada berdebar disangkal , BAB BAK normal. Pasien riwayat stroke +, kelemahan pada sisi kanan , afasia +, sehari-hari berkomunikasi dengan papan alfabet dan angka yang ditunjuk oleh pasien. S ejak stroke, pasien tirah baring 1 tahun ini . Sejak 5 bulan lalu , pasien sudah bisa makan lunak per oral, tanpa NGT. Pasien diakui tidak ada lecet di bokong dan kaki

PEMERIKSAAN FISIK (IGD) TANDA VITAL GCS TD FREKUENSI NADI FREKUENSI NAPAS SUHU SpO2 : E4 M6 V afasia : 194/92 mmhg : 102 x/ menit , reguler : 2 x/menit : 36 ,7 C : 99% RA

PEMERIKSAAN FISIK (IGD) mata : anemia (-), ikterik (-), pupil isokor 3 mm/3 mm, RC +/+ Cor: BJ I-II reg, murmur - faring hiperemis (-) Pulmo : Ves +/+, rh +/+ minimal, wh -/- Abd: BU (+) n , supel , NTE + Eks : Akral hangat , CRT < 3 dtk

PEMERIKSAAN FISIK (IGD) STATUS NEUROLOGIS Mata: Pupil isokor 3 mm/3 mm, RC+/+ Wajah: kedua alis dapat diangkat Mulut : lidah tampak deviasi ke kanan , lipatan nasolabial mendatar , afasia + Rangsang Meningeal kaku kuduk - brudzinski I- II (-), brudzinski III (-) Motorik: Ekstremitas superior 1111/3333 Ekstremitas inferior: 1111/3333 Refleks patologis : babinski negatif bilateral ⁠ refleks fisiologis : +2/+2

PEMERIKSAAN PENUNJANG (IGD) 20/09/2025

PEMERIKSAAN PENUNJANG (IGD) 20/09/2025

ASSESMENT (IGD) HT urgensi , vomitus DRS ec dispepsia , low intake, pneumonia, riw CVD SI, AF

TERAPI (IGD) -Inf NaCl 0,9 % -Captopril 25 mg - Inj ranitidin 1 amp - Inj ondansentron 1 amp -Pasang NGT

ADVICE DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM (IGD) Ivfd infusan ring as 500 ml/12 jam Ampicillin sulbactam 4x1,5 g iv Ranitidin 2x50 mg iv Sucralfat 4x15 ml Ondansetron 3x8 mg iv Adalat oros 1x30 mg Lisinopril 1x10 mg Clonidin 3x1 tab Konsul neuro dan kardio

HIPERTENSI

Definisi Kondisi dimana tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg . Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Epidemiology Diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia Jumlah secara Global tedapat 31.1% menderita hipertensi. Berdasarkan Riskesdas 2018, sejumlah 34,11%. 🡪 Kelompok usia >55 tahun lebih banyak diperkirkan sebesar 20%—24% dari total penduduk dunia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Etiology Hipertensi Primer (Essensial) Hipertensi Sekunder Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Idiopatik terjadi pada 95% penderita hipertensi ini. Hipertensi yang diketahui penyebabnya. (hipertensi karena sebab-sebab yang diketahui). Apabila penyebab dihilangkan 🡪 maka hipertensi akan hilang.

Risk Factors Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi Umur Jenis Kelamin (LK > PR) Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan) Konsumsi alkohol berlebihan Kurangnya aktifitas fisik Merokok (saat ini atau riwayat) Obesitas atau overweight Dislipidemia DM Psikososial dan stress

International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines 2020 Menurut Classification Systolic (mmHg) Diastolic (mmHg) Normal <130 and 85 Prehypertension 130-139 and/or 85-89 Hypertension HT Stage I 140-159 and/or 90-99 HT Stage II ≥160 and/or ≥100

HIPERTENSI KRISIS DEFINISI Peningkatan tekanan darah yang mendadak dengan tekanan darah sistolik ≥ 180 mm Hg dan / atau diastolik ≥ 120 mm Hg , yang membutuhkan pengenalan segera dan penanganan yang tepat untuk mencegah disfungsi organ permanen atau kematian.

KLASIFIKASI SPB ≥ 180 mm Hg dan / atau DBP ≥ 120 mm Hg Simptomatik tanpa target organ damage Target organ damage URGENCY HYPERTENSION EMERGENCY HYPERTENSION Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Variab el Emergen si Urgen si Gejala Ya Ya atau minimal Peningkatan TD mendadak Ya Ya Kerusakan akut organ target Ya tidak Kecepatan p enurunan TD Menit sampai jam Jam sampai hari Evaluation for secondary Hypertension Ya Ya EMERGENSI VS URGENSI

Kerusakan T arget O rgan Sistem Organ Manifestasi Jantung Hipertropi ventrikel kiri Gagal ginjal Iskemik dan infark miokardium Serebrovaskular Stroke Aorta dan pembuluh perifer Aortic aneurisma dan / atau dissection Arteriosclerosis Ginjal Nephrosclerosis Gagal ginjal Retina Penyempitan arteri Hemorage , eksudat , papiledema

Adua E. Decoding the mechanism of hypertension throught multiomics profiling. Australia : Journal of Human Hypertension. 3 November 2022 Patofisiologi

Patofisiologinya melibatkan peningkatan resistensi vaskular dan cedera endotel secara tiba-tiba, yang menyebabkan gangguan autoregulasi dan iskemia organ.

Symptoms Most people with hypertension don’t feel any symptoms. Very high blood pressures can cause  headaches, blurred vision, chest pain and other symptoms.  People with very high blood pressure (usually 180/120 or higher ) can experience symptoms including: Severe Headaches Chest Pain Dizziness Difficulty Breathing Nausea Vomiting Blurred Vision Anxiety Confusion Buzzing In The Ears Nosebleeds Abnormal Heart Rhythm World Health Organization. 2023

Penegakkan Diagnosis ANAMNESIS Berapa lama sudah menderita hipertensi, riwayat terapi hipertensi sebelumnya dan efek samping obat bila ada dan faktor risiko hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Penegakkan Diagnosis ANAMNESIS Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Penegakkan Diagnosis ANAMNESIS Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Penegakkan Diagnosis PEMERIKSAAN FISIK Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021 PF 🡪 Pengukuran TB dan BB, TTV, lingkar pinggang, serta tanda/gejala deteksi dini komplikasi kerusakan organ target akibat hipertensi. PENGUKURAN TEKANAN DARAH Persiapan pasien Px harus tenang, tidak dalam kondisi gelisah/kesakitan Px tidak konsumsi kafein, meorokok, olahraga minimal 30 menit sebelum Pemeriksaan Px tidak konsumsi obat-obatan stimulant adrenergic Px tidak sedang menahan BAK atau BAB Px tidak menggunakan pakaian ketat terutama di bag lengan Px dalam keadaan diam, tidak bicara saat pemeriksaan

Penegakkan Diagnosis PEMERIKSAAN FISIK Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021 Sfigmomanometer Posisi 🡪 duduk, berdiri, atau berbaring (sesuai kondisi klinik). Prosedur : Ukuran manset standar panjang 35 cm dan lebar 12- 13 cm. Ukuran ideal panjang balon manset 80-100% LLA, dan lebar 40% LLA. Px duduk dgn nyaman selama 5 menit sebelum pengykuran TD dimulai Pengukuran dilakukan 3 kali dgn jarak 1-2 menit, dan pengukuran tambahan hanya jika dua kali pembacaan pertama yerdapat perbedaan >10 mmHg PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Penapisan dan Diagnosis Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Metode pengukuran TD selama 24 jam termasuk saat tidur dan merupakan metode akurat dalam konfirmasi diagnosis hipertensi Bermanfaat dalam memberikan data TD dan frekuensi nadi selama 24 jam, variabilitas TD, grafik sikardian TD, efek lingkungan dan emosi terhadap TD, dll. ABPM ( Ambulatory Blood Pressure Monitoring ) and HBPM ( Home Blood Pressure Monitoring ) HBPM ABPM Metode pengukuran TD dilakukan sendiri oleh pasien di rumah atau di tempat lain di luar klinik ( out of office ) untuk mendiagnosis white coat atau masked hypertension. Selain itu untuk memantau TD, dan variabilitas TD. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Penilaian HMOD Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021 HMOD merujuk pada perubahan struktural & fungsional arteri pada jantung, pembuluh darah, otak, mata,& ginjal).

TATALAKSANA Hipertensi Emergensi Menggunakan antihipertensi IV 5-120 menit diturunkan 20-25 % dari MAP 2 s/d 6 jam diturunkan sampai 160 / 100 mm Hg 6-24 jam berikutnya lagi sampai ≤ 140 / 90 mmHg. ( tidak boleh ada tanda-tanda iskemia organ) Hipertensi Urgensi Menggunakan antihipertensi oral TD diturunkan dalam waktu beberapa jam hingga hari

Terapi HT Emergensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021

Drug Dose Onset of actions Duration of action Special indications Nitropruside 0.25-10.00 g/min/kg/min as i.v. infusion Immediate 1-2 min Most hypertensive emergencies; caution with high intracranial pressure or azotemia Nitroglycerin (Nitro-bid IV) 5-100 g/min as i.v. infusion 2-5 min 5-10 min Coronary ischemia Nicardipine 5-15 mg/h i.v . 5-10 min 1-4 h Most hypertensive emergencies; caution with acute heart failure Clonidin 75-100 g/unit 5-10 min 3-6 h Most hypertensive emergency, high caution with rebound effect Tatalaksana HT Emergensi

Drug Class Dose Onset Duration (h) Captopril Angiotensin -converting enzyme inhib . 25-50.0 mg 15 min 4-6 Clonidine Central -agonist 0.2 mg initially, then 0.1 mg/h, up to 0.8 mg total 0.2-2.0 h 6-8 Labetalol - and -Blocker 100-200 mg 0.5-2.0 h 8-12 Nifedipine Calcium channel blocker 5-10 mg 5-15 min 3-5 Tatalaksana HT Urgensi

KOMPLIKASI

Cerebrovaskular Disease Stroke

Definisi Penyakit serebrovaskuler/ cerebrovascular disease (CVD) merupakan penyakit sistem persarafan yang paling sering dijumpai. Stroke merupakan bagian dari CVD. Menurut World Health Organization (WHO), Stroke adalah defisit neurologis fokal (atau global) yang terjadi mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler. Stroke hemoragik dapat disebabkan oleh adanya perdarahan intraserebral (ICH) atau perdarahan subaraknoid (SAH)

Klasifikasi Stroke Stroke hemoragik dapat disebabkan oleh adanya perdarahan intraserebral (ICH) atau perdarahan subaraknoid (SAH) Stroke iskemik terjadi karena berkurangnya aliran darah (penyumbatan pembuluh darah). Stroke non hemoragik memiliki angka kejadian 85% dari seluruh stroke yang terdiri dari 80% stroke aterotrombotik dan 20% stroke kardioemboli.

Stroke Iskemik Klasifikasi Kriteria Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Terapi Tipe Trombus Nyeri kepala (-) - Penurunan kesadaran (-) - Mual muntah (-) - Sumbatan terbentuk di dalam vaskular otak 1. EKG: normal 2. Ct scan non kontras: hipodens 3. Pada fase akut: MRI Trombolitik : 1. Fase akut, <3 jam (harus diketahui pasti) 2. KI : perdarahan GI tract 6 bulan terakhir, internal bleeding, riw. Stroke perdarahan, riw. Operasi kepala 1 bulan terakhir Antiplatelet : Aspirin dosis tinggi : 150-320 mg/ hr Clopidogrel 75 mg/hr Tipe Emboli - Nyeri kepala (-) - Penurunan kesadaran (-) - Mual muntah (-) - Pemeriksaan fisik : heart rate irregular, pulsus deficit. - Sumbatan terbentuk di luar vaskular otak 1. EKG : atrial fibrilasi 2. CT-scan non_x0002_kontras : hipodens luas Antikoagulan : 1. Heparin : resiko perdarahan otak (harus diberikan di fasilitas Kesehatan, butuh rawat inap). 2. LMWH ( Fraxiparin) 3. Warfarin : 10 mg/hr (diberikan pada rawat jalan)

ICH VS SAH Gambaran klinik ICH SAH Usia Usia Muda Usia tua Serangan Saat melakukan aktivitas Nyeri kepala sangat hebat, mendadak, biasanya saat aktivitas Defisit neurologis Fokal, sangat akut disertai tanda peningkatan tekanan intrakranial (nyeri kepala, muntah, kesadaran menurun, kejang, dll) Defisit neurologik fokal jarang dijumpai Dijumpai tanda rangsangan selaput otak (kaku kuduk) TD Hipertensi berat (sering) Hipertensi (jarang) Temuan khusus Penyakit jantung hipertensif, retinopati hipertensif Perdarahan subhyaloid/preretinal Perdarahan pada likuor serebrospinal EKG LVH Normal CT Scan Kepala Area hiperdens intraserebral / intraventricular hiperdens sulcus dan gyrus b. Star sign / stellata sign c. Hiperdens pada ruang selain intraventricular d. Perdarahan pada cysterna dan fissura

Skoring SIRIRAJ SCORE (2,5 X kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 tekanan diastolik) – (3 x ateroma) – 12

Tatalaksana Kontrol tekanan darah → mencegah perdarahan ulang • Pada orang yang dasarnya normotensif diturunkan sampai sistolik 160 mmHg • Pada orang dengan hipertensi, target sedikit lebih tinggi (Sistolik 150-220 diturunkan menjadi 140 dalam 6 jam, sistolik >220 diturunkan agresif 15 – 20% dengan antihipertensi IV dalam 1 jam pertama)

Tatalaksana Peningkatan tekanan intrakranial → diturunkan dengan cara meninggikan posisi kepala 15-30 derajat (satu bantal) sejajar dengan bahu dan mannitol 0,25 - 1 g/kgBB dalam 30 – 60 menit Neuroprotektor → Sitikolin 250 mg (tidak wajib)

Komplikasi Perdarahan ulang Vasospasme Deep vein thrombosis Dispagia: dapat menyebabkan aspirasi makanan à pneumonia Seizures Penggian tekanan intrakranial dan herniasi otak Hidrocepalus Syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH)

Prognosis Intracerebral hemorrhage (ICH) memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Perkiraan prognosis, perawatan paliatif, dan pertimbangan penghentian dukungan merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan pasien dengan ICH. Skor ICH digunakan untuk memprediksi risiko kematian dalam 1 bulan, sedangkan skor FUNC memprediksi kemampuan mandiri secara fungsional dalam 3 bulan.

Daftar Pustaka World Health Organization. 2023 Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanan Hipertensi 2021: Update consensus PERHI 2019. Jakarta. 2021 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. 2020 European Society of Hypertension-European Society of Cardiology (ESH-ESC) 2018 Hypertension Guidelines- JNC 7 Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Morotti, A., & Goldstein, J. N. (2016). Diagnosis and Management of Acute Intracerebral Hemorrhage. Emergency Medicine Clinics of North America, 34(4), 883–899. doi:10.1016/j.emc.2016.06.010. Moore K, Dalley A, Agur A. Clinically oriented anatomy. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2010.Tamburian, A,G. Dkk. Hubungan Antara Hipertensi, Diabetes Melitus, Dan Hiperkolesterolemia Dengan Kejadian Stroke Iskemik. Volume 1 Nomor 1. Universitas Sam Ratulangi. Januari 2020. Mutiarasari, Diah. Ischemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, And Prevention. Vol. 6 No. 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako. 2019. Nouh A, Remke J, Ruland S. Ischemic Posterior Circulation Stroke: A Review of Anatomy, Clinical Presentations, Diagnosis, and Current Management. Frontiers in Neurology. 2014;5.
Tags