Laporan penguatan pendidkan karakter.docx

WayanSuteja3 50 views 35 slides Mar 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 35
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35

About This Presentation

Kepala Sekolah menggunakan data yang relevan untuk mendukung efektivitas program sekolah


Slide Content

LAPORAN
PENGUATAN PENDIDKAN KARAKTER DI SD
NEGERI 3 SUSUT
Nomor Statistik Sekolah
121220712330
TAHUAN 2025
Sekolah
Dasar
: SDN 3 Susut
Alamat : Banjar Penatahan
Desa : Susut
Kecamatan : Susut
Kabupaten : Bangli
Propinsi : BALI

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita sampaikan kehadapan Ida Sangyang Widhi
Wasa Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kesempatan dan kemampuan
kepada kita untuk terus belajar dan belajar lagi mendalami satu disiplin ilmu.
Dalam kesempatan ini kami dapat menyusun laporan Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di SD Negeri 3 Susut. Laporan ini disusun dalam rangka menganalisa
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dan bagaimana evaluasinya. Selain itu
juga menganalisa kendala yang dihadapi serta mencoba memberikan tawaran
solusi terhadap masalah tersebut.
Dalam proses penyusunan laporan ini kami banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
laporan ini. Selanjutnya, kesempurnaan adalah hal yang kami dambakan dalam
laporan ini. Apa daya, kesempurnaan bukan milik kami sebagai manusia. Banyak
kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mohon maaf atas
segala kekurangan tersebut. Saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu
agar kami lebih baik lagi. Semoga laporan ini juga bisa dijadikan bahan referensi
bagi sekolah yang hendak menyusun laporan pendidikan karakter di sekolah..

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PPK
Telah disahkan laporan Kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter SD Negeri 3 Susut
Ketua Pelaksana Kepala
Kegiatan PPK SD Negeri 3 Susut
Ni Kadek Suryani, S.Pd.SD I Nengah Mudiana, S.Pd.SD
NIP. 19781111 200501 2 010 NIP.9731231 200501 1 051

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...........................................................................................................4
B.Tujuan..........................................................................................................................5
C.Masalah........................................................................................................................7
D.Hasil Yang Daharapkan.............................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN
A.Persiapan.....................................................................................................................9
B.Pelaksanaan................................................................................................................11
C.Hasil Yang Dicapai...................................................................................................18
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..................................................................................................................19
B.Saran-Saran.............................................................................................................20
LAMPIRAN
A.DOKUMEN YANG RELEVAN
B.DOKUMENTASI KEGIATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pendidikan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pendidikan karakter
individu seseorang. Secara hakiki manusia hidup dalam lingkungan sosial
dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang
hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang
berangkutan (Pusat Kurikulum, 2010).
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari
lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya,
karena peserta didik hidup tak terpisahkan dalam lingkungannya dan
bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya, sehingga terbentuk
kecintaan terhadap budaya bangsa sendiri.
Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan
integratif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa. Pengembangan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan
yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya
masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa

adalah Pancasila, sehingga pendidikan karakter bangsa haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik karakter
bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri.
Hasil kajian pusat kurikulum nasional menyimpulkan bahwa terdapat
18 nilai karakter bangsa yang penting untuk ditanamkan pada diri setiap
peserta didik. Nilai karakter bangsa yang dimaksud adalah religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis
yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif,
psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi
dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat yang berlangsung sepanjang
hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan
sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual &
emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah
raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa
dan karsa (affective and creativity development). Proses itu secara
holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi,
serta secara konseptual merupakan gugus nilai luhur bangsa Indonesia.
B.Tujuan
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa
dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan
individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkna diri pada
tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang
diterimanya, yang padagilirannya semakin mempertajam visi hidup yang

akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus.Tujuan
jangka panjang ini merupakan pendekatan dialektis yang semakin
mendekatkan dengan kenyataa yang idea, melalui proses refleksi dan
interaksi secara terus menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil
langsung yang dapat dievaluasi secara objektif.
Pendidikan Karakter juga bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan.
Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuaannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter, pada tingkatan institusi, mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
semua warga sekolah masyarakat sekitar. Budaya sekolah merupakan ciri
khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat
luas.
Tujuan mulia pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada
prestasi anak didik. Menurut Suyanto, ada beberapa penelitian yang
menjelaskan dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School
Succes (Joseph Zink dkk., 2001) mengkompilasikan berbagai hasil
penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap
keberhasilan di sekolah. DIkatakan bahwa ada sederet faktor-faktor
penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor risiko yang disebutkan
ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter,

yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul,
kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.
Hal itu sesuai sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang
keberhasilan seseorang di masyarakat. Menurutnya 80% keberhasilan
seseorang di masyarakat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya
20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai
masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar,
bergaul, dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak- anak yang
bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia prasekolah, dan jika tidak
ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya, para remaja yang
berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi
oleh remaja seperti tawuran, narkoba, miras, seks bebas dan lain
sebagainya.
Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak
pendidikan dasar di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan
Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa
implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis
berdampak positif pada pencapaian akademis.
C.Masalah
Beberapa permasalahan pendidikan karakter di Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut :
1.Masih belum mantapnya budaya nasional yang secara konseptual dapat
diaplikasikan secara merata pada seluruh lapisan masyarakat
menyebabkan manusia Indonesia kurang memiliki karakter yang kuat.
Hal ini disebabkan Indonesia merupakan negara yang terbentuk dari
multikultur, multi etnik, multi agama, multi bahasa, dan ragam
kekhasan lokal lainnya. Endang Poerwanti (2004) menjelaskan bahwa
Nilai budaya yang berkembang dalam suatu masyarakat, akan selalu

berakar dari kearifan tradisional yang muncul dan berkembang sejalan
dengan perkembangan masyarakat itu sendiri, kemajemukan
masyarakat Indonesia dengan ciri keragaman budayanya tidak bisa
secara otomatis terintegrasi menjadi kebudayaan Nasional, yang sama
mantapnya dengan setiap sistem adat yang ada, karena kebudayaan
Nasional tersebut baru pada taraf pembentukan. Dengan berpijak
pada pemahaman tersebut, nampak bahwa kebijakan pendidikan yang
sentralistik menjadi tidak relevan. Strategi pendidikan yang berbasis
budaya, dapat menjadi pilihan karena pendidikan berbasis adat tidak
akan melepaskan diri dari prinsip bahwa manusia adalah faktor utama,
sehingga manusia harus selalu merupakan sobyek sekaligus tujuan
dalam setiap langkah dan upaya perubahan. Nilai-nilai budaya
tradisional dapat terinternalisasi dalam proses pendidikan baik di
lingkungan keluarga, pendidikan formal maupun non formal. Khususnya
pendidikan di sekolah diperlukan adanya paradigma baru yang dapat
menyajikan model & strategi pembelajaran yang dapat
menseimbangkan proses homonisasi dan humanisasi. Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tampaknya cukup mengakomodasi keinginan di atas.
Namun dalam pelaksanaannya juga masih belum mencapai sasaran yang
diharapkan.
2.Program pendidikan, termasuk penataran P4 yang harapannya dapat
memperkuat karakter manusia Indonesia tidak mencapai sasarannya.
Bahkan ada yang mengatakan “makin tinggi pola penataran P4 yang
diikuti seseorang makin lemah karakter nasionalismenya”. Termasuk
pula pendidikan Pramuka yang pada awalnya lebih menunjukkan hasil
pembentukan karakter yang kuat pada
anggotanya, kini pendidikan Pramuka hanya sebagai kegiatan

ekstrakurikuler yang bersifat pilihan.
3.Belum maksimalnya penekanan pendidikan karakter yang ada, baik
dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan sehari-hari di sekolah,
keluarga dan di masyarakat. Hal itu menjadi kendala tersendiri bagi
sekolah untuk bisa membangun karakter pribadi anak yang unggul
4.Kurangnya keteladanan dari guru, orang tua ataupun tokoh masyarakat
kepada anak dalam pendidikan karakter, sebab yang lebih bisa mengena
ke dalam diri anak adalah keteladanan. Sebagaimana dalam slogan “
Satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasihat.”
D.Hasil Yang Daharapkan
Hasil yang diharapkan dalam pendidikan karakter ini adalah bukan hanya
berefek pada siswa tetapi kepada segenap guru dan orang tua. Akan
tetapi tujuan utamanya adalah siswa. Diantara hasil yang diharapkan bagi
siswa adalah :
1.Meningkatkan kesadaran beragama
2.Meningkatkan kesadaran hukum
3.Meningkatkan sikap toleransi
4.Meningkatkan kesopanan
5.Meningkatkan kejujuran
6.Meningkatkan toleransi
7.Menjadikan individu yang maju, mandiri, dan kokoh dalam menggenggam
prinsip.
8.Membimbing individu untuk sadar akan hukum sehingga menjadi benteng
dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya dan gelap
9.Meningkatkan kejujruan, pertumbuhan rohani.
10.Meningkatkan tanggung jawab seseorang.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Persiapan
Berdasarkan buku panduan penerapan pendidikan karakter di
sekolah yang disusun dan diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(Puskurbuk), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian
Pendidikan Nasional, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
dilaksanakan dalam empat ranah sebagai berikut:
1.Pengajaran dan Pembelajaran;
2.Pengembangan Budaya Sekolah (School Culture) dan Pusat
Kegiatan Belajar;
3.Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler;
4.Kegiatan Keseharian di Rumah dan di Masyarakat
Melalui keempat ranah tersebut, yang dilaksanakan di sekolah adalah
nomor 1 sampai 3. Sekolah dapat melaksanakan pendidikan karakter dengan
mengembangkan beberapa kegiatan inovatif dan kreatif. Kegiatan-kegiatan
ini direncanakan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan
(stakeholders), dan disusun dalam Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKT)
dan Rencana Kerja Sekolah (RKS), sehingga semua pemangku kepentingan
di sekolah dapat memahami kegiatan-kegiatan tersebut dan merasa
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakannya. Untuk mengembangkan
kegiatan-kegiatan tersebut, semua pemangku kepentingan memiliki
kesempatan yang sama untuk melakukan improvisasi berdasarkan
pengetahupengalaman, dan mengembangkannya sebagai kegiatan inovatif
untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah. Upaya sadar yang
kemudian direncanakan secara matang oleh sekolah ini bukan semata-mata
menjadi tanggung jawab kepala sekolah, melainkan menjadi tanggung jawab
bersama semua pemangku kepentingan di sekolah, termasuk orang tua
siswa yang tergabung dalam Komite Sekolah.

Dari ranah Pengajaran dan pembelajaran, masing-masing guru
membuat persiapan yang berupa perencanaan pembelajaran yang terdiri
dari semua perangkat pembelajaran seperti Silabus, RPP, Porgram
Semester (Promes) dan Program Tahunan (Prota) dimana di masing-masing
perangkat pembelajaran tersebut ada kesesuaian satu dengan yang lain.
Dari semua perangkat pembelajaran tersebut disusun berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di dalamnya
mencantumkan pendidikan karakter yang hendak dicapai oleh peserta didik.
Dari ranah Pengembangan Budaya Sekolah (School Culture) dan
Pusat Kegiatan Belajar, sekolah menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)
dan Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari banyak program kerja.
Dianatara program kerja tersebut diantaranya :
a.Bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas
b.Membudayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
c.Membudayakan semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah)
d.Senam sehat
e.Tri Sandya (terutama di sekolah)
f.Sembahyang Hari Besar Keagamaan
g.Membudayakan antri
h.Memupuk kerjasama, tetapi pantang menyontek;
i.Membiasakan sikap “permisi” ketika lewat di depan orang lain.
j.Memupuk Kebiasaan ”On Time” atau Tepat Waktu;
k.Gerakan gemar membaca
Sedangkan dari ranah kegiatan Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler sekolah
juga menyusun beberapa program diantaranya adalah:
a.Taman sekolah;
b.Kegiatan Pramuka;
c.Kegiatan Keagamaan
d.Kegiatan Makan bersama

e.Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
f.Kelompok Membaca dan Menulis
g.Kunjungan sosial
h.Kunjungan sejarah
i.Peringatan Besar Keagamaan.
j.Peringatan Hari Purnama Tilem
k.Latihan Tri Sandya
B.Pelaksanaan
Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah diperlukan adanya
contoh-contoh yang dapat dicoba atau diterapkan dalam kegiatan nyata
oleh sekolah. Diantara contoh-contoh yang dilaksanakan dalam kegiatan
nyata di SD Negeri 3 Susut ini diantarnya :
1.Pengajaran dan Pembelajaran;
a.Memasukan Pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran.
Hal ini juga sesuai dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dimana setiap penyusunan perangkat
pembelajaran seperti Tujuan Pembelajaran ( TP ) dan Modul Ajar
pendidikan karakter yang hendak dicapai oleh anak dalam
pembelajaran harus dicantumkan. Tujuannya adalah agar setiap
saat dalam setiap pelajaran selalu ada penyampaian pendidikan
karakter oleh guru kepada siswa sehingga siswa tidak hanya dapat
mencerna materi secara akademis saja tetapi secara moral dan
spiritual.
b.Memasukan pendidikan karakter pada pelajaran muatan lokal
seperti Pendidikan Seni Tari, Seni rupa dan Bahasa Bali.
c.Sebelum dan sesudah belajar siswa ber-Tri Sandya memohon
kepada Ida Sangyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa agar
diberikan kepahaman dalam menerima pelajaran. Tujuannya adalah
agar siswa tetap mengingat kepada Ida Sangyang Widhi Wasa

Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pemberi Ilmu Pengetahuan sebagai
salah satu perwujudan pendidikan religius anak.
d.Sebelum pelajaran siswa menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya
e.Selesai pelajaran siswa menyanyikan lagu wajib kebangsaan seperti
: Padamu Negeri
f.Setelah upacara bendera hari senin seluruh warga sekolah
menyanyikan lagu wajib nasional diantaranya: Garuda Pancasila,
Hari Merdeka, Bendera Merah Putih, Tanah Airku, Indonesia
Pusaka, Ibu Kita Kartini, Dari Sabang Sampai Merauke, Berkibarlah
Benderaku, Halo-halo Bandung dll.
Tujuannya adalah selain siswa dapat mengetahui dan menyanyikan
lagu-lagu tersebut, mereka juga dapat memaknai isi kandungan di
setiap lagu tersebut.
g.Pada hari Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu seluruh warga sekolah
senam pagi dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-
lagu daerah dari Bali
h.Memajang hasil karya siswa diantaranya lukisan, gambar tempel,
foto yang dihias oleh siswa dll.
i.Memberikan reward dan award terhadap prestasi siswa. Reward
atau penghargaan ini dapat berupa pujian misalnya “bagus”,
“pintar”, “hebat” “luar biasa” atau pemberian tanda penghargaan
seperti “bintang dari kertas” atau piagam dan hadiah bagi juara
kelas.
2.Pengembangan Budaya Sekolah (School Culture) dan Pusat Kegiatan
Belajar dan keseharian di sekolah
a.Bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sebelum masuk sekolah.
Semua siswa berbaris di halaman sekolah dan bersalaman dengan
semua guru.

b.Membudayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
Budaya 5 S di laksanakan di sekolah tentunya guru sebagai teladan.
Misalnya ketika guru berjumpa dengan siswa, tidak lupa guru
Senyum dan salam bisa berrupa “selamat pagi”, “selamat siang”,
atau “assalamu’alaikum bagi yang beragama islam”, kemudian saling
menyapa. Hal itu dilakukan tidak hanya di sekolah tetapi apabila
guru berjuma dengan siswa di jalan atau di rumah juga sama.
Sehingga siswa pun akan meneladani bapak dan ibu gurunya.
Selain itu siswa juga dituntut untuk selalu menyapa orang lain.
Misalnya yang berjalan menyapa orang yang sedang duduk, dll.
c.Membudayakan semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah)
Di SD Negeri 3 Susut budaya semutlis biasanya dilaksanakan
setiap hari jumat setelah senam. Siswa dan guru membersihkan
lingkungan dari sampah yang ada dan rumput yang mengganggu
pemandangan.
d.Senam sehat
Senam ini dilaksanakan setiap hari Jumat di halaman sekolah dan
diikuti oleh siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah. Senamnya
adalah Senam Anak Indonesia Hebat Tahun 2025
e.Tri Sandya (terutama saat di sekolah)
Tri Sandya ini dilaksanakan setiap hari sesuai jadwal. Khususnya
Tri Sandya. Kegiatan ini diikuti dari guru dan siswa kelas 1 sampai
kelas 6.
Jadwal Tri Sandya SD Negeri 3 Susut
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Kelas 1-6Kelas 1-6Kelas 1-6Kelas 1-6Kelas 1-6Kelas 1-6
Jadwal tersebut wajib diikuti oleh siswa.
f.Sembahyang Purnama Tilem
Sembahyang Purnama Tilem ini dilaksanakan setiap 15 hari sekali

yakni mulai pukul 07.30-selesai. Sembahyang Purnama Tilem ini diikuti
oleh guru, staf dan siswa kelas 1 sampai kelas 6. Tujuannya adalah agar
siswa bisa memaknai pentingnya Sembahyang sebagai wujud kecintaan
terhadap Ida Sangyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai
usaha memohon anugrah kepada-Nya. Kami sebagai guru juga
menanamkan kepada siswa bahwa anugrah yang diberikan Ida Sangyang
Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa. Itu tidak hanya berupa uang atau
materi semata, tetapi bisa berupa kesehatan dan umur panjang,
kepandaian, kefahaman dalam belajar, otak yang cerdas, anak yang
sholeh dan sholehah juga merupakan rizqi yang tak ternilai harganya.
Jadwal Sembahyang Purnama Tilem
SD Negeri 3 Susut
Purnama Tilem
Kelas 1-6 Kelas 1-6
Jadwal tersebut wajib diikuti oleh guru, staf dan siswa.
g.Membudayakan antri
Budaya antri ini dimaksudkan agar siswa mempunyai kebiasaan
untuk tertib dan menghormati orang lain. Contoh yang dilaksanakan
di sekolah adalah ketika bersalaman dengan guru, siswa menerima
makanan MBG ( Makan Bergizi Gratis ), ketika cuci tangan dll.
h.Memupuk kerjasama, tetapi pantang menyontek;
Kerja sama dilakukan siswa ketika piket, belajar kelompok, kerja
bakti di sekolah. Tetapi kerja sama itu tidak berlaku ketika
ulangan. Siswa tidak diperbolehkan menyontek teman atau buku.
Guru selalu menekankan agar selalu mengerjakan soal sendiri. Guru
akan lebih suka berapapun nilai yang di dapat siswa tapi dari hasil
usaha sendiri daripada nilai bagus tetapi hasil dari menyontek.
Apabila ada siswa ketahuan menyontek maka akan diberi sanksi
baik berupa teguran keras, nilai dikurangi atau tidak diperbolehkan
mengikuti ulangan.
i.Membiasakan sikap “permisi” ketika lewat di depan orang lain.
Siswa diajarkan dan dianjurkan untuk membiasakan sikap permisi,

yakni apabila jalan di depan orang lain apalagi yang lebih tua harus
mengucapkan “Permisi, numpang lewat” atau dalam bahas jawa
“Nuwun sewu”
j.Memupuk Kebiasaan ”On Time” atau Tepat Waktu;
Kebiasaan tepat waktu ini harus dibiasakan sejak kecil. Jadi di
kelas satu pun juga sudah harus dibiasakan. Siswa SD Negeri 3
Susut masuk pukul 07.15 kemudian berbaris di halaman untuk apel
pagi. Jadi yang datang lebih dari jam itu berarti datang terlambat
atau tidak “On Time”. Biasanya anak yang datang terlambat akan
malu dengan temannya yang sudah datang tepat waktu.
k.Gerakan gemar membaca
Gerakan gemar membaca ini diadakan di SD Negeri 3 Susut dan
terjadwal. Penjadwalan ini bertujuan agar semua siswa dapat giliran
ke perpustakaan. Apalagi kapasitas perpustakaan SD Negeri 3
Susut ini dirasa tidak memenuhi standar perpustakaan pada
umumnya. Baik dari segi ruangan, jumlah dan jenis buku bacaan
maupun petugas. Ruangan perpustakaan tidak memenuhi standar
hanya cukup untuk maksimal 20 siswa pembaca. Jumlah koleksi
buku juga tidak banyak dan tidak lengkap. Oleh karena itu sekolah
masih sangat membutuhkan sumbangan buku. Di SD Negeri 3 Susut
ini juga tidak ada pustakawan sehingga memanfaatkan guru untuk
mengelola.
Jadwal Baca
Perpustakaan SD Negeri
3 Susut
Senin Selasa Rabu
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Kamis Jumat Sabtu
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6
Karena ruang terbatas maka siswa pinjam buku tidak dibaca

di perpustakaan tapi dibawa ke kelas dan dibaca bersama di kelas
masing- masing. Dalam 1 hari peminjaman juga terkadang di bagi
menjadi dua waktu, misalnya ketika waktu istirahat pertama
separuh dari jumlah kelas, sedangkan istirahat kedua separuh
jumlah selanjunya.
l.Pelatihan etika makan termasuk berdoa sebelum dan sesudah
makan Pelatiahan etiket atau tata cara makan ini dilaksanakan
ketika anak-anak menerima MBG ( Makan Bergizi Gratis ) MBG
( Makan Bergizi Gratis ) ini diberikan setiap hari. Guru
mengajarkan cara makan. Adapun tata cara makan tersebut
diantaranya sebagai berikut :
i)Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
ii)Mengambil /menerima makanan dengan tangan kanan
iii)Makan dengan posisi duduk, tidak berdiri apalagi berjalan
iv)Makan tidak sambil berbicara
v)Mengambil makanan dari makanan yang terdekat
vi)Tidak menyisakan makanan
vii)Tidak mencela makanan
viii)Berdoa sesudah makan
ix)Mencuci tangan sesudah makan
3.Ko-kurikuler dan Ekstra-kurikuler;
a.Taman sekolah;
Karena lahan yang tersedia untuk taman terbatas maka siswa
diberi tugas untuk membawa tanaman yang di pot. Masing-masing
siswa membawa satu jenis tanaman. Bisa tanaman buah, bunga atau
tanaman obat-obatan.
b.Kegiatan Pramuka;
Kegiatan pramuka dilaksanakan setiap hari Sabtu, dan diikuti oleh
kelas 3 sampai dengan kelas 6. Pembina pramuka nya adalah Kak

Wiji dibantu oleh Kak Wiji. Kegiatan pramuka ini banyak macamnya
dari mulai baris berbaris, tali-temali, kemah, sandi morse, semapur,
kriya tangan dll. Tujuan kegiatan pramuka adalah melatih
kedisiplinan, keberanian, kemandirian, kepemimpinan dan tanggung
jawab. Pramuka di sekolah ini dibedakan menjadi 2 tingkatan yakni
tingkatan siaga dan tingkatan penggalang. Pramuka gugus SD
Negeri 3 Susut juga mengirimkan lomba p e s e r t a K u r s u s
M a h i r D a s a r ( K M D ) tingkat, kecamatan.
c.Kegiatan Siwa Ratri
Kegiatan ini dilaksanakan setiap Hari Siwa Ratri. Biasanya diikuti
oleh kelas 5 dan 6. Kegiatan Siwa Ratri berisi kegiatan-kegiatan
keagamaan seperti sembahyang, Semedi dan pelajaran keagamaan.
Pelajaran keagamaan diantaranya adalah materi Weda, Akhlak,
Sembahyang serta materi pengetahuan umum. Sedangkan pemateri
adalah guru agama. Tujuan kegiatan ini adalah agar siswa dapat
memperoleh pengetahuan keagamaan yang lebih dan bisa
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
menanamkan ketakwaan dalam diri siswa.
d.Kegiatan Sembahyang Hari Saraswati
Kegiatan buka bersama dilaksanakan setiap Hari Saraswati.
Biasanya diikuti oleh kelas 1 sampai dengan kelas 6. Sembahyang
Hari Saraswati juga diikuti oleh semua guru dan staf SD Negeri 3
Susut
e.Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
Kegiatan UKS ini adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memfasilitasi kesehatan yang ada di sekolah seperti Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K), penyediaan obat-obatan,
sosialisasi kesehatan, bekerja sama dengan lembaga atau instansi
lain seperti puskemas dalam rangka imunisasi dan

kegiatan kesehatan lain. Dalam hal ini yang bertanggung jawab
adalah guru Penjaskes
f.Kelompok Membaca dan Menulis
Kelompok membaca ini juga dibagi ke dalam kelas masing-masing
dan diarahkan oleh guru kelasnya massing-masing.
g.Kunjungan sosial
Kunjungan sosial ini berupa kunjungan kepada warga sekolah yang
sakit atau anggota keluarga dari warga sekolah yang sakit.
h.Kunjungan sejarah
Kunjungan sejarah ini contohnya kunjungan ke museum. Seperti
museum Gunung Merapi Geopark di Kintamani
i.Peringatan Hari Saraswati.
Peringatan Hari Saraswati ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
Kegiatannya berupa persembahyangan bersama anak-anak..
Tujuannya adalah untuk menekankan kepada siswa agar rajin
sembahyang.
j.Peringatan Hari Purnama
Peringatan Hari Purnama ini dilaksanakan setiap 15 hari sekali.
Kegiatannya berupa persembahyangan bersama anak-anak..
Tujuannya adalah agar siswa bisa mengenal hari, baik dari
akhlaknya sehingga bisa meneladani dalam kehidupan sehari- hari.
k.Peringatan Hari Tilem
Peringatan Hari Tilem ini dilaksanakan setiap 15 hari sekali.
Kegiatannya berupa persembahyangan bersama anak-anak..
Tujuannya adalah agar siswa bisa mengenal hari – hari besar
keagamaan, baik dari, akhlaknya sehingga bisa meneladani dalam
kehidupan sehari- hari.

C.Hasil Yang Dicapai
Dari pelaksanaan tersebut bisa dirasakan hasil seperti yang diharapkan
yakni :
1.Meningkatkan kesadaran beragama
2.Meningkatkan kesadaran hukum
3.Meningkatkan sikap toleransi
4.Meningkatkan kesopanan
5.Meningkatkan kejujuran
6.Meningkatkan toleransi
7.Menjadikan individu yang maju, mandiri, dan kokoh dalam menggenggam
prinsip.
8.Membimbing individu untuk sadar akan hukum sehingga menjadi benteng
dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya dan gelap
9.Meningkatkan kejujruan, pertumbuhan rohani.
10.Meningkatkan tanggung jawab seseorang.
Walaupun tidak 100 % akan tetapi paling tidak ada peningkatan
dari sebelum ada pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Fungsi Pendidikan karakter selain mengembangkan dan memperkuat
potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat
membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya
bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun
serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar
sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti:
religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung- jawab
dan sebagainya, perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai
dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut
tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk
pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan
hidup suatu bangsa yang besar.
Laporan yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah
melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang
lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat
komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah
(KTSP), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender
akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang
bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah
akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak
semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan
melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi

luhur.
Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya
penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan
diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam
naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui
berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI).
Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin
sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan
pengembangan Pendidikan Karakter ini perlu dilakukan oleh semua
pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai
suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang
selanjutnya diharapkan menghasilkan budaya sekolah. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat
memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya
diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia
sebagai pencerminan bangsa yang besar.
B.Saran-Saran
Saran yang paling bisa diaharpakan agar pendidikan karakter di sekolah
bisa terlaksana dengan baik adalah :
1.Adanya aturan hukum yang jelas seperti aturan kurikulum yang tidak
berganti – ganti
2.Adanya pembiasaan kepada anak
3.Adanya contoh atau suri tauladan dari guru, orang tua dan masyarakat
4.Adanya dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah

5.Adanya sanksi bagi yang melanggar tata tertib.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.DOKUMEN YANG RELEVAN
a.SK TIM PPK SDN 3 Susut
b.Program Kerja Tim PPK
2.DOKUMENTASI KEGIATAN
Membudayakan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)

a.Kegiatan Upacara Bendera Hari Senin

b.Membudayakan semutlis (sepuluh menit untuk lingkungan sekolah)
Guru, staf dan siswa sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan sekolah.

c.Senam sehat

d.Tri Sandya
e.Gerakan gemar membaca

f.Kegiatan Pramuka;

g.Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);

h.Peringatan Hari Besar Nasional

i.Peringatan Hari Besar Keagamaan