latihan ulangan Pengembangan pengetahuan.docx

falihulisbah41 4 views 6 slides Mar 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 6
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6

About This Presentation

latihan ulangan tengah semester


Slide Content

BUKU AJAR PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK AUD
A.Permainan Lompat tali
1.Pengertian permainan lompat tali
Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari
karet gelang. Permainan ini sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain
sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak
terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok,
jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau
apa pun yang memungkinkan .
Permainan lompat tali merupakan permainan yang di dalamnya mengandung
kegiatan yang dapat memacu motorik kasar anak, yakni berlari, melompat, dan
mendarat. Permainan ini mengharuskan anak untuk melakukan gerakan-gerakan yang
berhubungan dengan kemampuan kerja otot tungkai, dimana otot tungkai ini
mengalami perubahan.
Dalam bermain permainan lompat tali alat yang digunakan berupa tali gelang
karet yang dironce yang direntangkan melintang untuk dilompati. Kegiatan lompat
tali merupakan kegiatan motorik kasar yang dilakukan oleh anak berkaitan dengan
kemampuan atau keterampilan kaki dalam melompati seutas tali dengan ketinggian
tertentu. Tali yang dimaksud adalah berupa untaian karet gelang yang dirangkai
menjadi panjang atau dengan ukuran tertentu. Tali yang digunakan adalah rangkaian
karet, karena aman untuk digunakan. Lompat tali yang dilakukan anak adalah anak
melakukan lompatan dengan satu kaki kemudian melompati tali tanpa menyentuh tali

tersebut. Bermain lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara
fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang
dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri.
2.Sejarah permainan lompat tali
Sejarah singkat skipping atau lompat tali. Lompat tali atau skipping hingga kini
belum jelas dari mana asal muasalnya. Namun, banyak pihak meyakini bahwa
permainan atau olahraga skipping populer di tahun 70-an hingga 80-an. Lompat tali di
duga berasal dari Eropa dan dibawa ke Nusantara pada zaman kolonial. Pada masa
itu, anak-anak Belanda masa penjajahan memainkan permainan ini.
Di Belanda, permainan lompat tali dilakukan oleh tiga orang, dua orang
memegang tali dan satu orang melompat di antara putaran tali. Kemudian di wilayah
Eropa lainnya, permainan ini juga bisa dimainkan oleh satu orang ketika sedang
berolahraga. Meski belum jelas bagaimana asal mula permainan ini, beberapa pihak
meyakini permainan lompat tali sudah dimainkan sejak 1.600 tahun sebelum Masehi
di Mesir. Argumen lainnya menyatakan bahwa lompat tali berasal dari China hingga
dataran Jepang. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa lompat tali sudah
dimainkan secara turun-temurun oleh suku Aborigin di Australia. Mereka
menggunakan media tanaman merambat dan bambu yang ada di hutan untuk
memainkan permainan lompat tali.
Dalam padanan bahasa Inggris, permainan ini disebut skipping rope. Di
Indonesia, istilah tersebut merujuk pada olahraga skipping atau melompat dengan tali
yang diayun melewati kepala dan kaki. Di Indonesia, permainan lompat tali sudah
tidak asing lagi karena kamu bisa menemukannya hampir di seluruh penjuru tanah air
meskipun dengan nama yang berbeda-beda. Lompat tali atau skipping di Indonesia
identik sebagai permainan anak perempuan. Di daerah Riau, permainan lompat tali
disebut Yeye sebagai simbol tali kebebasan dan lompat.
3.Manfaat permainan lompat tali
Lompat tali mudah dimainkan, peralatan pun sederhana saja, tetapi permainan ini
sangat bermanfaat. Adapun manfaat permainan lompat tali untuk anak – anak
menurut Keen Achhroni, antara lain sebagai berikut:
a)Memberikan kegembiraan pada anak.
b)Melatih semangat kerja keras anak –anak untuk memenangkan permainan
dengan melompati berbagai tahap ketinggian tali.
c)Melatih kecermatan anak untuk dapat melompat tali (terutama pada posisi
tinggi). Kemampuan anak untuk memperkirakan tinggi tali dan lompatan
yang harus dilakukan akan sangat membantu keberhasilan anak melompat
tali.

d)Melatih motorik kasar anak yang sangat bermanfaat untuk membentuk otot
yang padat, fisik yang kuat dan sehat, serta mengembangkan kecerdasan
kinestetik anak. Permainan yang dimainkan dengan lompatan – lompatan ini
juga bermanfaat menghindarkan anak dari resiko mengalami obesitas.
e)Melatih keberanian anak dan mengasah kemampuannya untuk mengambil
keputusan, karena untuk melompat tali dengan tinggi tertentu membutuhkan
keberanian untuk melakukannya. Anak juga harus mengambil keputusan
apakah melompat atau tidak.
f)Menciptakan emosi positif bagi anak. Sebab ketika bermain lompat tali, anak
bergerak, berteriak dan tertawa. Gerakan tawa dan teriakan ini sangat
bermanfaat untuk membuat emosi anak menjadi positif.
g)Menjadi media bagi anak untuk bersosialisasi. Dari sosialisasi melalui
permainan ini, anak belajar bersabar, menaati peraturan., berempati dan
menempatkan diri dengan baik diantara teman – temannya.
h)Membangun sportivitas anak. Pembelajaran mengenai sportivitas ini
diperoleh ketika harus menggantikan posisi pemegang tali ketika ia gagal
melompat tali.
4.Langkah-langkah permainan lompat tali
Adapun langkah-langkah yang terdapat dalam aktivitas bermain lompat tali adalah
sebagai berikut:
a)Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu akan dipilih dua orang anak
yang akan menjadi pemegang tali dengan cara hompimpah dan pingsut.
b)Kedua anak yang menjadi pemegang tali melakukan pingsut untuk
menentukan siapa yang akan mendapatkan giliran bermain terlebih dahulu
jika ada anak yang gagal melompat.
c)Kemudian anak yang jaga merentangkan karet dan para anak yang lain harus
melompatinya satu persatu. Ketinggian karet mulai dari setinggi mata kaki,
lalu naik ke lutut, hingga pinggang. Pada tahap-tahap ketinggian ini, anak
harus melompat tanpa menyentuh tali karet. Jika ada anak yang menyentuh
tali karet ketika melompat, gilirannya bermain selesai dan ia harus
menggantikan anak yang memegang tali.
d)Selanjutnya posisi karet dinaikkan ke dada, dagu, telinga, lalu keatas kepala
dan tangan yang diangkat ke atas (atau biasa disebut dengan merdeka). Pada
tahap ketinggian ini anak diperbolehkan menyentuh karet ketika melompat,
asalkan anak dapat melewati tali tanpa terjerat. Selain itu, anak juga boleh
menggunakan berbagai gerakan untuk mempermudah lompatan, asalkan
tidak memakai alat bantu. Gerakan-gerakan untuk mempermudah diantaranya

koprol dan “buka baju”. “Buka baju” disini maksudnya bukan membuka
pakaian anak, tetapi dengan merentangkan serta melilitkan tangan ke untaian
karet, kemudian anak diperbolehkan lolos ke bawahnya. Teknik ini biasanya
dilakukan oleh “anak bawang”. anak yang tidak berhasil melompati tali karet
harus menghentikan permainannya dan menggantikan anak pemegang tali.
B.Permainan plastisin
1.Pengertian permainan plastisin
Bermain plastisin adalah kegiatan yang dapat membantu dalam perkembangan
keterampilan kedua tangan, meningkatkan koordinasi dan gerakan tangan, serta
membantu anak dalam mengendalikan emosinya. Selain itu, kegiatan ini menarik
minat anak karena melibatkan berbagai jenis media yang berbeda. Saat bermain
plastisin, anak melakukan aktivitas membentuk benda, yang juga membantu melatih
otot-otot tangan dan meningkatkan keterampilan motorik halus mereka. Berbagai
media dapat digunakan, seperti plastisin, tanah liat, pasir, playdough, atau adonan
bubur kertas. Selama kegiatan bermain plastisin, anak aktif menggunakan tangan
untuk meremas, menekan, memilin, menggulung, dan membentuk plastisin sesuai
dengan imajinasi mereka. Karena anak cenderung belajar melalui bermain, metode
bermain plastisin adalah cara yang efektif untuk memulai peningkatan kemampuan
motorik halus mereka.
Melalui bermain plastisin secara berulang, anak secara efektif melatih fleksibilitas
otot tangan mereka, dan latihan ini dapat berfungsi sebagai bentuk terapi. Terapi
latihan ini memiliki efek fisiologis, seperti peningkatan kekuatan otot dan

peningkatan produksi asam laktat. Selain itu, latihan ini membantu meningkatkan
daya tahan otot, koordinasi, dan merenggangkan otot tangan, sehingga mendukung
pemulihan aktivitas fungsional yang optimal. Salah satu persyaratan penting dalam
latihan ini adalah melakukan gerakan berulang. Konsep ini menekankan bahwa
gerakan yang diulang-ulang dilakukan untuk merenggangkan, memperkuat, dan
mengaktifkan otot-otot agar mereka berfungsi secara normal dan optimal. Otot-otot
tangan yang sebelumnya kaku akan menjadi lebih lentur melalui peregangan yang
dinamis yang terjadi secara berkelanjutan.
2.Manfaat permainan plastisin Bagi anak
Penggunaan media plastisin memiliki manfaat berikut:
a)Melatih kemampuan sensorik: Anak belajar tentang tekstur dan cara
menciptakan sesuatu melalui sentuhan saat bermain plastisin.
b)Mengembangkan kemampuan berpikir: Bermain plastisin membantu anak
berpikir kreatif dan mengasah kemampuan berpikir serta imajinasi mereka
untuk menghasilkan ide-ide baru.
c)Meningkatkan self-esteem: Bermain plastisin tanpa aturan mendorong
kreativitas anak dan dapat meningkatkan kepercayaan diri, sambil
mengajarkan pemecahan masalah.
d)Kemampuan berbahasa: Anak belajar kata-kata seperti "meremas,"
"digulung," dan "memutar" saat bermain plastisin, yang dapat membantu
dalam pengembangan kemampuan berbahasa.
e)Memupuk kemampuan sosial: Bermain plastisin bersama teman-teman
memberi anak kesempatan untuk berinteraksi, melatih kesabaran, keuletan,
dan mengembangkan imajinasi serta kreativitas.
3.Langkah-langkah bermain plastisin
Dalam penggunaan plastisin untuk mengajar anak-anak, langkah-langkah berikut
dapat diikuti:
a)Disarankan untuk menggunakan plastisin yang umumnya dijual di toko
mainan dan menerapkannya di lantai, memungkinkan anak-anak berpindah
dan duduk dengan nyaman untuk membiarkan imajinasi mereka berkembang.
b)Saat hendak membersihkan dan membentuk plastisin, lebih baik
menggunakan lap plastik dan menyiapkan tempat cuci tangan serta lap,
sehingga anak-anak bisa dengan mudah membersihkan tangan mereka ketika
pembelajaran selesai.
c)Untuk anak-anak yang masih pemula, guru bisa memberikan arahan dan
contoh, seperti membuat piring kecil atau gelas dengan plastisin, untuk
membantu mereka membentuk bahan tersebut.

d)Setelah anak-anak memahami contoh yang diberikan, guru dapat membuat
piring dan gelas menggunakan plastisin sesuai dengan yang akan dicontohkan
oleh anak-anak.
e)Kemudian, anak-anak diajarkan untuk membuat objek yang sama seperti
contoh atau mereka dapat menggunakan imajinasi mereka sendiri, dengan
bantuan guru jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Oktaviani, Sasha. Priyantoro, Dian Eka. Hasanah, Uswatun. 2021. Penggunaan Media Plastisin dalam
Mengembangkan Motorik Halus di Kb Nurul Arif. Indonesian Journal of Islamic Golden Age
Education (IJIGAEd). 2 (1). Desember.
Yuniantika, Verani. 2019. Pengaruh Penggunaan Permainan Lompat Tali Terhadap Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 5 - 6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Humairoh 4 Pekanbaru. Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Rahmadhani, Fabyandini Ayu. Rahayu, Makmuroh Sri. Khasanah, Andhita Nurul. 2017. Pengaruh
Bermain Plastisin Terhadap Kemampuan Motorik Halus Pada Siswa TK B di RA PERSIS I Bandung.
Jurnal Prosiding Psikologi. 3 (2).
Tags