NAMA : PITRO DARMAWAN PRODI : PAI
NIM : 232721020062 SEMESTER : III (TIGA)
MATA KULIAH : Analisis kebijakan PAI di Indonesia KELAS : C/DARING
1. Penyusunan agenda pendidikan, Formulasi kebijakan pendidikan, Adopsi kebijakan
pendidikan, Implementasi kebijakan pendidikan, Evaluasi kebijakan pendidikan
2. Metodologi yang digunakan dalam analisis kebijakan pendidikan Islam bersifat deskriptif,
dengan memadukan berbagai disiplin ilmu. Beberapa disiplin ilmu yang dapat digunakan
dalam analisis kebijakan pendidikan Islam, di antaranya: Ilmu agama, Ilmu sosial, Ilmu
psikologi, Ilmu politik, Ilmu ekonomi, Ilmu filsafat.
3. Penyusunan agenda pendidikan, Formulasi kebijakan pendidikan, Adopsi kebijakan
pendidikan, Implementasi kebijakan pendidikan, Evaluasi kebijakan pendidikan. Kebijakan
pendidikan Islam merupakan kumpulan konsep publik yang menjadi acuan dalam
mengambil keputusan pendidikan Islam. Kebijakan ini harus disusun oleh para ahli yang
berwenang, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Beberapa faktor yang
dapat memengaruhi kebijakan pendidikan Islam, di antaranya: Faktor agama, Faktor
ideologi negara, Faktor perkembangan masyarakat, Faktor perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Bentuk aspek-aspek yang terkandung dalam kebijakan pendidikan islam sehingga kebijakan
dapat dilakukan secara efektif dan efisien
A. Alokasi anggaran
Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan Islam, baik untuk
pengembangan infrastruktur, fasilitas, maupun kesejahteraan guru.
B. Kurikulum pendidikan Islam perlu memiliki ciri-ciri seperti:
Menonjolkan tujuan agama dan akhlak
Meluaskan cakupannya dan menyeluruh kandungannya
Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum
C. Landasan
Kurikulum pendidikan Islam disusun berdasarkan empat landasan, yaitu:
Konsep Islam tentang realitas ketuhanan
Konsep alam semesta
Konsep tentang hakikat naluri manusia
Konsep kehidupan dengan berbagai hal di dalamnya
D. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan Islam adalah: Faktor
agama, Faktor ideologi negara, Faktor perkembangan masyarakat, Faktor perkembangan
ilmu pengetahuan
5. Teori Agenda Setting dari John W. Kingdon memiliki tiga arus dalam proses agenda
setting, yaitu: Arus masalah (problem stream), Arus kebijakan (policy stream), Arus
politik (political stream).
Teori Agenda Setting berpendapat bahwa ada hubungan kuat antara masalah yang
dianggap penting oleh media dan masyarakat. Media yang memberikan perhatian besar
pada suatu isu akan membuat masyarakat menganggap isu tersebut penting.
Agenda setting memiliki fungsi dalam tiga hal, yaitu:
Agenda media, yaitu penonjolan isu-isu tertentu melalui berita
Agenda publik, yaitu opini atau sikap masyarakat terhadap suatu isu
Agenda kebijakan, yaitu bentuk respon sikap pemerintah atas berkembangnya suatu isu
LEMBAR JAWABAN
NAMA : PITRO DARMAWAN PRODI : PAI
NIM : 232721020062 SEMESTER : III (TIGA)
MATA KULIAH : Pendidikan Nilai dan Multikultiral KELAS : C/DARING
1. Tujuan Pendidikan Multikultural
Dalam suatu sistem pendidikan tentu harus memiliki tujuan yang dalam penerapannya
diharapkan mampu memperbaiki kualitas hidup manusia. Termasuk juga pendidikan
multikultural, pendidikan jenis ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Sama
seperti pendidikan pada umumnya, berikut beberapa tujuan pendidikan multikultural.
A. Membuat maksimal fungsi sekolah, khususnya dalam menghadapi keberagaman anak
didik atau siswa yang diajar.
B. Melakukan pelatihan terdapat peserta didik untuk bisa bersikap positif terhadap
keberagaman, khususnya pada suku, etnis, budaya dan kelompok berbeda.
C. Mengasah keterampilan sosial dari peserta didik, khususnya dalam melakukan
interaksi di lingkungan yang heterogen.
D. Melatih peserta didik dalam menerapkan cara hidup damai, khususnya dalam
keberagaman kehidupan bersama.
Prinsip Pendidikan Multikultural
A. Menerapkan desain kurikulum beragam, kurikulum yang dibuat ini harus mampu
mewakili pandangan banyak orang.
B. Tidak memiliki penafsiran tunggal terhadap kebenaran yang terdapat di dalam sejarah
yang dipelajari siswa di sekolah.
C. Pencapaian kurikulum mengacu pada analisis komparatif yang muncul dari berbagai
sudut pandang berbeda.
D. Menjunjung tinggi adanya pemberantasan negatif terhadap ras, suku, budaya dan
agama yang ada di lingkungan.
2. Konsep keragaman dalam Islam adalah pluralisme yang diyakini sebagai sesuatu yang
alamiah dalam kehidupan manusia. Islam mengajarkan untuk menghargai perbedaan,
mempromosikan kerukunan antar umat beragama, dan mengkampanyekan perdamaian
dan toleransi.
Berikut beberapa konsep pluralisme agama dalam Islam: Tidak ada pemaksaan dalam
beragama, Pengakuan eksistensi agama lain, Kebebasan beragama, Pernghormatan Islam
terhadap agama lain.
Al-Qur'an juga menegaskan bahwa setiap bangsa memiliki keunikan dalam agama dan
hukum.
Pluralisme juga merupakan bagian dari ideologi nasional Indonesia, yaitu Bhineka
Tunggal Ika yang artinya kesatuan dalam keragaman
3. beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari upaya penerapan sikap inklusif dalam
kehidupan sehari-hari.
A. Mengurangi adanya sikap diskriminatif, sebab pada dasarnya semua manusia itu
memiliki kedudukan yang sama dan tidak boleh dibeda-bedakan.
B. Dapat menghargai diri sendiri sekaligus orang lain yang memiliki perbedaan dengan
kita.
C. Turut mengembangkan masyarakat dengan pola pikir terbuka dan cerdas.
D. Mengembangkan produktivitas guna membangun kehidupan yang lebih baik.
E. Mengetahui adanya hambatan pada masalah sosial.
F. Sebagai sikap menghargai adanya perbedaan budaya dan tradisi yang ada di
lingkungan sekitar.
4. Beberapa hambatan dan tantangan dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah
adalah:
A. Kurangnya pemahaman dan keterampilan guru dalam mengelola kelas dan
mengintegrasikan nilai-nilai multikultural
B. Kurangnya guru agama yang sesuai dengan agama siswa
C. Kurangnya kerampilan teknologi digital sebagai media penyampaian pendidikan
D. Tidak adanya bahasa umum atau lingua franca di kelas
E. Perbedaan sistem nilai dan kepercayaan, serta norma perilaku para siswa
F. Polarisasi sosial yang semakin memperdalam kesenjangan antara kelompok-
kelompok budaya di masyarakat
G. Kurangnya media keberagaman
H. Kurangnya sosialisasi tentang pendidikan multikultural
I. Sikap individu
J. Guru kurang mengenal budayanya sendiri, budaya lokal maupun budaya peserta didik
Beberapa cara untuk mengatasi tantangan multikulturalisme di perguruan tinggi
adalah: Menumbuhkan kesadaran budaya, Menciptakan lingkungan yang inklusif,
Mempromosikan keanekaragaman di kurikulum
5. Masa depan pendidikan multikultural PAI di Indonesia dapat dibayangkan sebagai upaya
untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang berkeadilan. Pendidikan multikultural PAI
dapat menjadi sarana untuk:
A. Menghapus prasangka
B. Membangun karakter siswa agar demokratis, humanis, dan pluralis
C. Mengembangkan kesadaran diri dan budaya masyarakat
D. Memperkokoh kompetensi interkultural budaya-budaya dalam masyarakat
E. Menghilangkan rasisme dan berbagai prasangka
Untuk mewujudkan hal tersebut, pendidikan multikultural PAI dapat diimplementasikan
dengan:
A. Mengintegrasikan materi kurikulum yang relevan
B. Menggunakan pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang mengedepankan
paradigma keterbukaan, kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati
C. Menggunakan sumber belajar yang beragam
D. Mengembangkan kompetensi akademik, sosial, dan kemampuan menganalisis dan
membuat keputusan yang cerdas
LEMBAR JAWABAN
NAMA : PITRO DARMAWAN PRODI : PAI
NIM : 232721020062 SEMESTER : III (TIGA)
MATA KULIAH : Evaluasi Pendidikan KELAS : C/DARING
1. Evaluasi sangat penting dalam dunia pendidikan karena dapat membantu meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Evaluasi yang baik dan efektif dapat
memberikan umpan balik yang tepat kepada siswa dan membantu mereka mencapai hasil
belajar yang optimal.
Berikut beberapa urgensi evaluasi dalam pendidikan:
A. Mengetahui efektivitas pembelajaran
B. Mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai siswa
C. Memberikan stimulus dan motivator agar siswa dapat meningkatkan prestasi
D. Membantu guru memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran
E. Menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa
F. Menindak lanjuti hasil yang dicapai siswa bila belum sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan
Dalam melakukan evaluasi, guru harus memilih dan membuat instrumen yang berkualitas
sehingga bisa membedakan kemampuan siswa yang dievaluasi. Instrumen yang digunakan
untuk mengevaluasi harus memenuhi dua syarat mutlak yakni valid (shahih) dan reliable
(handal)
2. perencanaan evaluasi pembelajaran PAI ditempat saya mengikuti semuanya dari kementerian
agama, sehingga kami sebagai pelaksana dalam kegiatan perencanaan evaluasi tersebut
3. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dilakukan dengan beberapa
tahapan, yaitu:
A. Menentukan tujuan evaluasi
B. Menentukan desain evaluasi
C. Mengembangkan instrumen evaluasi
D. Mengumpulkan informasi atau data
E. Melakukan analisis dan interpretasi
F. Memberikan tindak lanjut
4. Tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran di sekolah dapat berupa:
A. Memberikan tugas tambahan
B. Membahas kembali materi yang belum dikuasai
C. Memberikan bimbingan belajar
D. Melakukan pemantauan perkembangan siswa secara berkelanjutan
E. Membuat penyesuaian yang diperlukan dalam instruksi
F. Melibatkan siswa dalam proses tindak lanjut
5. Langkah-langkah penyusunan tes evaluasi pembelajaran adalah:
A. Menetapkan tujuan tes
B. Analisis kurikulum
C. Analisis sumber materi belajar
D. Menyusun kisi-kisi soal
E. Menentukan bentuk pelaksanaan tes
F. Menulis butir soal
G. Menelaah butir soal
H. Uji coba/analisis
I. Perakitan soal/perangkat