LK 11 - Penyusunan Proposal PTK [K2].pdf

auliyamaghfiroh06 10 views 21 slides Jan 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 21
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21

About This Presentation

LK 11 - Penyusunan Proposal PTK [K2].pdf


Slide Content

LK-11: Penyusunan Proposal PTK
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II Kerangka Teori A. Landasan Teori
B. Penelitian Terdahulu
C. Hipotesis Penelitian (Jika ada)
BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian
B. Variabel Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Jenis, Sumber dan Teknik
Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis dan Pengujian
F. Hipotesis (Jika ada)
Daftar Pustaka

ii

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI
ASPEK AQIDAH DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF BERDIFERENSIASI
DI SMP NEGERI 1 GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO


PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh:
Auliya Maghfiroh, S.Pd I
NIM. 240109110622









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2024

iii


DAFTAR ISI

Halaman judul ...................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................... iii
Kata Pengantar ...................................................................................... iv
BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah.......................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah........................... 2
C. Tujuan Penelitian.................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.................................................. 2
BAB II Kerangka Teori A. Landasan Teori....................................................... 3
B. Penelitian Terdahulu............................................... 11
BAB III Metode Penelitian A. Setting Penelitian..................................................... 12
B. Siklus Penelitian....................................................... 13
C. Data dan Sumber Data............................................... 13
D. Teknik Pengumpulan Data....................................... 13
E. Teknik Analisis dan Pengujian................................ 13
Daftar Pustaka ...................................................................................... 14

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran PAI Aspek Aqidah dengan Metode Pembelajaran Aktif
Berdiferensiasi" ini dapat tersusun dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya pada aspek Aqidah, melalui penerapan metode
pembelajaran aktif yang berdiferensiasi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya dalam
mendukung pengembangan strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam
penyusunan proposal ini, di antaranya:
1. Bapak Anari, S.Pd,. M.M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gondang yang telah
memberikan izin dan dukungan penuh.
2. Bapak Dr. Alfin Mustikawan, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
3. Rekan-rekan guru dan staf SMP Negeri 1 Gondang, yang telah memberikan masukan
berharga.
4. Keluarga dan teman-teman, yang selalu memberikan semangat dan doa.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan penelitian ini. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan menjadi amal jariah yang diridhoi Allah
SWT.
Mojokerto 9 Desember 2024
Penulis

Auliya Maghfiroh, S.Pd I

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan
kepribadian siswa yang berlandaskan nilai-nilai agama. Salah satu aspek utama dalam PAI
adalah Aqidah, yang berfungsi sebagai landasan keimanan siswa. Namun, berdasarkan hasil
observasi awal di kelas VII E SMP Negeri1 Gondang, ditemukan bahwa motivasi siswa dalam
mempelajari aspek Aqidah masih rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran, minimnya respons terhadap pertanyaan guru, serta rendahnya hasil belajar
pada materi Aqidah.
Rendahnya motivasi belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya metode
pembelajaran yang kurang variatif dan belum mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa yang
beragam. Dalam proses pembelajaran, siswa dengan kemampuan dan minat yang berbeda-beda
membutuhkan pendekatan yang sesuai agar tetap termotivasi untuk belajar. Pendekatan yang
kurang efektif tidak hanya menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga berpotensi
menurunkan minat siswa terhadap mata pelajaran tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan metode pembelajaran yang inovatif, interaktif,
dan sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu pendekatan yang relevan adalah metode
pembelajaran aktif berdiferensiasi. Metode ini memungkinkan guru untuk menyusun strategi
pembelajaran yang bervariasi dan adaptif, sehingga mampu mengakomodasi kebutuhan belajar
siswa yang berbeda-beda. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran melalui berbagai aktivitas yang menarik, dan tugas yang
bervariasi, diharapkan motivasi belajar mereka dapat meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode
pembelajaran aktif berdiferensiasi dalam pembelajaran PAI aspek Aqidah guna meningkatkan
motivasi belajar siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan solusi praktis bagi
guru dalam menghadapi tantangan pembelajaran yang berkaitan dengan perbedaan karakteristik
siswa di kelas.

2

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
PAI aspek Aqidah di kelas VII E
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi awal motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI aspek Aqidah?
2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran aktif berdiferensiasi pada mata pelajaran PAI
aspek Aqidah?
3. Apakah metode pembelajaran aktif berdiferensiasi dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran PAI aspek Aqidah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan kondisi awal motivasi belajar siswa.
2. Menerapkan metode pembelajaran aktif berdiferensiasi dalam pembelajaran PAI aspek
Aqidah.
3. Menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan metode tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Pengembangan Ilmu Pendidikan. Penelitian ini dapat memperkaya kajian teoritis terkait
strategi pembelajaran aktif berdiferensiasi, khususnya dalam konteks pendidikan agama
Islam (PAI) pada aspek aqidah, sebagai alternatif metode untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b. Kontribusi terhadap Inovasi Pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan
bagi pendidik dan peneliti dalam mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa, sehingga relevan untuk diterapkan dalam situasi pembelajaran
yang beragam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberikan alternatif metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, khususnya aspek aqidah.

3

2) Membantu guru memahami pentingnya pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran
aktif untuk menyesuaikan strategi dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan yang lebih interaktif dan
sesuai dengan kebutuhan individu mereka.
2) Membantu siswa lebih memahami konsep aqidah dengan cara yang menarik, relevan,
dan kontekstual.
c. Bagi Sekolah
1) Menyediakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah, khususnya pada mata pelajaran PAI.
2) Mendukung terciptanya budaya pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif
terhadap keberagaman siswa.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
1) Memberikan landasan bagi peneliti lain untuk mengembangkan atau memperluas
kajian mengenai efektivitas metode pembelajaran aktif berdiferensiasi, khususnya
pada mata pelajaran PAI atau bidang studi lainnya.
2) Menjadi referensi empiris terkait implementasi pembelajaran aktif berdiferensiasi
dalam konteks pembelajaran yang berfokus pada aspek aqidah.

4

BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti dorongan atau alasan. Motivasi
adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
untuk mencapai tujuan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, motivasi merupakan faktor
psikis yang bersifat non-intelektual. Peran yang sangat khasnya yaitu untuk
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat belajar. Peserta didik yang
memiliki rasa motivasi yang kuat, pasti akan memiliki rasa dan memiliki sebuah energi
untuk mengerjakan sebuah kegiatan belajar mengajar (KBM).
Peserta didik yang telah termotivasi dalam pembelajaran akan memiliki rasa
semangat yang lebih dalam belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap peserta didik
selama belajar, disaat peserta didik diberikan tugas-tugas oleh pendidik, peserta didik
akan menyelesaikan dengan gembira dan dengan tanpa beban saat mengerjakannya,
inilah yang dinamakan bahwa motivasi merupakan faktor psikis.
1
Motivasi sangatlah
diperlukan untuk membangkitkan gairah belajar para siswa supaya kegiatan belajar
dapat berjalan dengan baik. Jadi, motivasi disini berfungsi sebagai pengarah yang
artinya mengarahkan para siswa dalam proses belajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri peserta didik
yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Motivasi belajar yakni
keseluruhan daya gerak atau pendorong yang membuat peserta didik melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
2
Menurut pemaparan di atas
motivasi diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul atau berupa suatu energi yang
ada dalam diri individu tersebut sehingga dapat melakukan suatu tindakan atau suatu
kegiatan diiringi dengan perasaan dan hasrat yang timbul dalam dirinya sehingga tujuan

1
Fauzan, Kurikulum dan Pembelajaran (Tanggerang Selatan: Gaung Persada, 2017), Hal. 182
2
Hamzah B. Uno. Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), Hal. 22

5

yang dihendaki dapat dicapai sesuai dengan keinginannya. Motivasi sangat diperlukan
pada diri peserta didik ketika mengikuti pembelajaran karena dengan adanya motivasi
dapat mendorong peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar sehingga dapat
memunculkan rasa ketertarikan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
secara serius.
Setiap individu yang memiliki motivasi akan berusaha menggunakan kemampuan
yang dimilikinya untuk melakukan suatu kegiatan yang positif serta apabila peserta
didik tersebut menemukan hambatan atau tantangan mereka dapat memecahkan dan
menyelesaikan masalahnya sendiri. Adanya motivasi yang kuat diiringi dengan tujuan
yang ditetapkan dari awal sehingga ketika peserta didik melakukan suatu kegiatan
belajar maka secara tidak langsung tujuan yang dihendaki dapat tercapai salah satunya
mencapai hasil belajar yang baik.
b. Ciri-ciri siswa yang termotivasi
Menurut Sardiman motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
3

1) Tekun Menghadapi Tugas
2) Ulet Menghadapi Kesulitan Belajar (Tidak Putus Asa)
3) Menunjukan Minat Terhadap Pembelajaran
4) Lebih Senang Bekerja Mandiri
5) Dapat Mempertahankan Pendapatnya (Jika Telah Yakin Akan Sesuatu)
6) Tidak Mudah Melepaskan Hal Yang Diyakini
7) Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Soal-Soal
Sedangkan ciri-ciri motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno yaitu:
4

1) Adanya Hasrat dan Keinginan untuk Berhasil
2) Adanya Dorongan dan Kebutuhan dalam Belajar
3) Adanya Harapan dan Cita-Cita Masa Depan
4) Adanya Penghargaan dalam Belajar
5) Adanya Keinginan yang Menarik dalam Belajar

3
A, M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2003), Hal. 83.
4
Hamzah B. Uno, Op.cit.

6

6) Adanya Lingkungan Belajar yang Kondusif
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini memiliki
peran penting dalam mendorong siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor
internal adalah hal-hal yang berasal dari dalam diri siswa, seperti kesiapan mereka untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Jika siswa tidak memiliki dorongan untuk memperoleh pengetahuan atau tidak
merasa tertarik pada materi yang diajarkan oleh pendidik, mereka cenderung kurang
bersemangat dalam belajar. Selain itu, kondisi fisik siswa, seperti sedang sakit atau
kurang sehat, dapat mengurangi minat mereka untuk belajar atau mengikuti pelajaran.
Sebaliknya, kebutuhan untuk meraih cita-cita sering kali membuat siswa lebih antusias
dalam menjalani pembelajaran.
Faktor eksternal meliputi berbagai hal yang berasal dari lingkungan luar siswa.
Misalnya, metode pengajaran guru sangat memengaruhi semangat siswa selama
pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan cara yang monoton dapat
membuat siswa kehilangan minat untuk belajar dan kurang terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran.
c. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi yang dimiliki oleh siswa biasanya lebih dari satu macam. Dalam proses
belajar, ada siswa yang belajar karena termotivasi memang menyukai mata pelajaran,
ada juga siswa yang termotivasi untuk mendapatkan penghargaan. Motivasi ditinjau
berdasarkan sumbernya, dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
5

1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul tanpa memerlukan rangsangan dari
luar karena sudah ada dalam diri individu itu sendiri, yaitu dorongan yang berasal
dari hati. Umumnya, motivasi ini muncul karena kesadaran akan pentingnya sesuatu
atau karena dorongan bakat yang sesuai dengan bidang yang dipelajari. Sebagai
contoh, seseorang yang senang membaca tidak membutuhkan dorongan dari luar, ia

5
A, M, Sardiman, Op. Cit

7

secara mandiri akan rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Dalam konteks belajar,
seorang siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena ingin memperoleh
pengetahuan, nilai, atau keterampilan, bukan karena mengharapkan pujian atau
penghargaan.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan atau keadaan yang berasal dari luar individu
yang mendorongnya untuk belajar. Motivasi ini dipicu oleh rangsangan dari
lingkungan, seperti orang tua, guru, teman, atau anggota masyarakat. Sebagai contoh,
seorang siswa belajar dengan giat karena akan menghadapi ujian, dengan harapan
mendapatkan nilai baik sehingga dapat dipuji oleh orang tua, guru, atau teman-
temannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa baik motivasi intrinsik
maupun ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, guru
dan orang tua memiliki peran penting dalam menumbuhkan serta menjaga motivasi
belajar siswa melalui dorongan dan sikap yang positif.
2. Pembelajaran Aktif Berdiferensiasi
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif atau active learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
mengarah pada optimalisasi yang melibatkan aspek intelektual dan emosional siswa
dalam proses pembelajaran yang mengarah pada pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai. Menurut Uno, strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah
siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir,
berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu
karya.
6
Sedangkan menurut Rusman, Pembelajaran aktif merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai
informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di

6
Hamzah B Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Bumi Aksara,
Jakarta, 2013, hlm. 206

8

kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya.
7

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran aktif adalah cara terbaik untuk mendorong aktivitas dan partisipasi siswa
dalam setiap kegiatan pembelajaran, menciptakan suasana yang mengembangkan
inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa baik dalam bentuk interaksi siswa-ke-siswa,
atau siswa-ke-guru selama proses pembelajaran
b. Pembelajaran Berdiferensiasi
1) Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
Konsep pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu usaha bagaimana
pendidik memberdayakan peserta didik untuk menggali semua potensi yang
dimilikinya. Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk menciptakan kesetaraan
belajar bagi semua siswa dan menjembatani kesenjangan belajar antara yang
berprestasi dengan yangtidak berprestasi. Singkatnya, pembelajaran berdiferensiasi
adalah proses pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa sehingga siswa merasa
tertantang untuk belajar.
8

Menurut Marlina bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran
yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam
belajar sesuai dengan kesiapan, minat dan preferensi belajar peserta didik
9

Kepedulian pada peserta didik dalam memperhatikan kekuatan dan kebutuhan
peserta didik menjadi perhatian dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami
secara mendalam peserta didiknya, baik dalam hal kesiapan belajar, minat, maupun
gaya atau profil belajarnya. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam
mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:

7
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2012, hlm. 324
8
Sugianto, “Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan Tantangannya,” Balai Guru Penggerak, 2022.
https://shorturl.at/flmyC
9
Marlina, Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif. Padang: PLB FIP UNP,
2019

9

a) Berpusat pada peserta didik
Artinya, pembelajaran direncanakan dengan cermat dan strategis dengan
berdasar pada upaya memahami peserta didik secara utuh, serta menempatkan
gaya, intelegensi, kemampuan awal, dan berbagai cara belajar peserta didik
sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran.
b) Berpusat pada kurikulum
Pembelajaran berdiferensiasi tidak mengubah konsep dan tujuan kurikulum.
Pembelajaran ini lebih menekankan kreativitas dalam menyelaraskan
perangkat pembelajaran.
c) Diferensiasi materi pembelajaran
Diferensiasi materi pembelajaran berarti materi pembelajaran yang diberikan
tidak bersifat sama rata untuk semua peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus
mampu menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan minat, pengetahuan
awal, dan gaya belajar peserta didik.
2) Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Guru dapat membedakan pembelajaran berdiferensiasi dalam beberapa jenis,
yaitu:
10

a) Konten. Isinya adalah materi pembelajaran itu sendiri. Hal ini dapat dibedakan
dalam beberapa cara. Pertama, siswa memiliki tingkatpenguasaan atau
pengetahuan yang berbeda terhadap suatu matapelajaran. Beberapa orang
siswa mungkin tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang materi
pelajaran itu, beberapa orang siswa mungkin memiliki pengetahuan secara
parsial, dan beberapa orang siswa lainnya mungkin telah menguasai
pengetahuan tentang materi pelajaran itu. Kedua, gaya belajar peserta didik
juga berbeda-beda. Ada pembelajar visual, auditori, dan kinestetik. Seorang
pembelajar visual tentu dapat dengan mudah memperoleh pengetahuan baru
melalui representasi visual dari topik pelajaran tertentu. Di sisi lain, pembelajar
auditori akan lebih mampu memahami topik secara lebih baik, ketika ia

10
Sugianto, “Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan Tantangannya - BGP Prov. Sumatera Selatan

10

mendengarkan melalui audio atau penjelasan lisan dari guru. Sedangkan
pembelajar kinestetik, seorang siswa akan lebih cepat memahami ketika ia
dapat berpartisipasi secara fisik dalam proses pembelajaran.
b) Proses. Proses ini berbicara tentang bagaimana seorang guru dapat memberikan
instruksi yang tepat kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu,
penilaian berkelanjutan selama pembelajaran juga akan membantu guru dalam
memahami apakah setiap siswa telah belajar dengan kemampuan terbaik
mereka atau tidak. Guna menentukan proses dan model pembelajaran yang
sesuai bagi siswa tersebut, maka guru harus memahami minat, kemampuan,
dan tingkat pengetahuan setiap siswa. Karena setiap siswa itu sesungguhnya
memiliki cara belajar masing-masing yang bersifat khas dan unik
c) Produk. Diferensiasi produk adalah diferensiasi bagaimana peserta didik dapat
menyampaikan hasil belajarnya melalui berbagai cara mereka. Namun
biasanya pada diferensiasi produk ini, peserta didik dapat menyampaikan hasil
belajarnya sesuai dengan kesiapan belajar, gaya belajar bahkan bisa
menyesuaikan dengan minat. Terkait gaya belajar peserta didik dapat
menyampaikan melalui berbagai cara misalnya melalui audio rekaman, video,
gambar, infografis, dll. Sedangkan diferensiasi produk berdasarkan kesiapan
belajar, peserta didik akan diberikan tugas sesuai fase yang sementara
dipelajari.

11

B. Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti Hasil Penelitian
1 Implementasi
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Dalam Kurikulum
Merdeka Belajar
Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
Islam
Baktiar Nasution,
dkk (2023)

Dalam mengkombinasikan pembelajaran
berdiferensiasi dengan mata pelajaran agama
Islam, seorang guru harus menyesuaikan materi
yang akan disampaikan dengan gaya belajar yang
akan diterapkan. Oleh dari itu ketika rangkaian
pembelajaran berdiferensiasi sudah diterapkan
maka kebutuhan masing-masing peserta didik
dapat terpenuhi sehingga dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar.
2 Pelaksanaan
Pembelajaran Pada
Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Fase
E di Madrasah
Aliyah Negeri I
Kabupaten
Gorontalo
Siti Nurain Zubair
(2023)

Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi yaitu
melakukan asesmen awal untuk melakukan
pemetaan terkait kebutuhan belajar peserta didik,
merancang perangkat pembelajaran berdasarkan
kebutuhan peserta didik, mengelompokan peserta
didik berdasarkan kebutuhan belajarnya,
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mendesain pemahaman mereka terkait
materi dalam bentuk proyek
3 Analisis Penerapan
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah
Penggerak SMP
Negeri 11 Tual
Andi Ridwan
(2024)
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dikatakan
berjalan dengan lancar apabila memenuhi indikator
yaitu diferensiasi konten, proses, produk dan
lingkungan belajar. Adapun dampak dalam
penerapan pembelajaran berdiferensiasi
pendidikan agama Islam di Sekolah Penggerak
SMPN 11 Tual mencakup 3aspek yaitu
peningkatan pemahaman ajaran agama Islam,
peningkatan hasil belajar murid, dan menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif

12

4 Pembelajaran
Pendidikan Agama
Islam
Berdiferensiasi Di
Man 1 Mojokerto

Ammalia Adiliyani
(2024)
Penerapan pembelajaran di MAN 1 Mojokerto
mempunyai keunikan tersendiri yaitu dengan
sistem penilaian dan kelulusan menggunakan
UKBM (unit kegiatan belajar mandiri) dapat
menjadi alat yang efektif untuk mendukung
pembelajaran berdiferensiasi(1). Teknologi seperti
aplikasi Quipper juga sebagai penunjang dalam
pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan
individu setiap siswa. Strategi pengajaran yang
diberikan berdasarkan pada metode audiovisual,
audiotori, dan kinestetik. Untuk memicu pemikiran
kritis siswa(2)
5 Pendekatan
Berdiferensiasi
Dalam Model
Inquiry Learning
Terhadap
Peningkatan Hasil
Belajar PAI Materi
Anak Saleh Siswa
Kelas Iv Sd Negeri 2
Donotirto Bantul

Ismi Yuniatun
(2024)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pendekatan berdiferensiasi dalam model inquiry
learning terhadap peningkatan hasil belajar PAI
materi anak saleh siswa kelas IV SD Negeri 2
Donotirto Bantul dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri
2 Donotirto. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat
berdasarkan nilai hasil belajar siswa dari pra siklus,
siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat terlihat dari
ketuntasan dari siklus I yang menunjukkan 65%
sedangkan pada siklus II menunjukkan ketuntasan
sebesar 100%, dari ini mengalami kenaikan
ketuntasan sebesar 35%.

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha):

13

Penerapan metode pembelajaran aktif berdiferensiasi dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada aspek akhlak di kelas VII E SMP Negeri 1 Gondang.
2. Hipotesis Nol (H0):
Penerapan metode pembelajaran aktif berdiferensiasi tidak dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada aspek akhlak di kelas VII E SMP Negeri 1 Gondang.

14

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gondang, Kabupaten Mojokerto. Penelitian
ini dilaksanakan pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek Akidah pada kelas VII E.
B. Jenis Penelitian
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis-Mc.
Taggart (1988). Model tersebut membagi satu siklus prosedur penelitian tindakan kelas menjadi
empat tahap yaitu tahap rencana (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan
releksi (reflection)
11
. Adapun tahap-tahap PTK dengan model Kemmis-Mc. Taggart secara jelas
adalah 1) diagnosis masalah; 2) perancangan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan dan observasi
kejadian; 4) evaluasi; dan 5) refleksi. Tahap-tahap yang dipaparkan tersebut merupakan
tahapan dalam satu siklus. Siklus berikutnya, tahap perencanaan direvisi dengan mengurangi
pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa. Siklus-siklus yang terdapat dalam
penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang berkesinambungan, dan apabila sudah
dirasa cukup maka penelitian dapat dihentikan. Berikut ini adalah bagan model PTK Kemmis-
Mc.Taggart.









11
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2011. Hlm 13
Gambar 3.1
Penelitian model Kemmis Mc Taggart

15

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri atas Siklus I dan Siklus II. Siklus I terdiri dari tahap
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi.
1. Pada tahap Perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan rencana
pembelajaran, membuat serta melengkapi alat media pembelajaran, kisi-kisi soal latihan,
alat evaluasi, membuat lembar observasi, membuat angket, hasil asesmen pemetaan gaya
belajar siswa, dll.
2. Pada tahap Pelaksanaan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, yaitu
menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok berdiferensiasi.
3. Pada tahap Observasi yang dilakukan yaitu observasi aktifitas siswa. Pada tahap ini,
analisis data dilakukan setelah pelaksanaan penelitian. Pada pengamatan ini aktivitas
peserta didik dicatat oleh peneliti selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Pada tahap Refleksi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diamati
oleh observer. Refleksi bertujuan untuk mendiskusikan hasil dari pementauan proses
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan observasi observer. Kegiatan
refleksi mendiskusikan tentang kelebihan dan kekurangan dari siklus yang telah dilakukan.
C. Data dan Sumber Data
1. Data Utama
a. Motivasi Belajar Siswa. Data tentang tingkat motivasi belajar siswa sebelum, selama,
dan setelah penerapan metode pembelajaran aktif berdiferensiasi
b. Hasil Observasi
1) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung (seperti partisipasi dalam
diskusi, kerja kelompok, dan keberanian mengemukakan pendapat).
2) Pelaksanaan metode pembelajaran aktif berdiferensiasi oleh guru.
2. Data pendukung
a. Dokumentasi pembelajaran (foto, video, atau catatan lapangan).
b. Nilai tugas atau hasil kerja siswa selama pembelajaran.
c. Hasil kuesioner atau angket motivasi belajar siswa

16

3. Sumber Data
a. Siswa Kelas VII E. Seluruh siswa di kelas VII E menjadi subjek utama penelitian ini.
Mereka berperan sebagai partisipan yang memberikan data terkait tingkat motivasi
belajar sebelum, selama, dan setelah pembelajaran menggunakan metode aktif
berdiferensiasi.
b. Dokumen Pendukung. Dokumen-dokumen seperti daftar hadir siswa, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), tugas siswa, hasil penilaian, dan perangkat
pembelajaran lainnya digunakan untuk melengkapi data utama.

D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi: Untuk melihat langsung aktivitas siswa selama pembelajaran.
2. Angket/Kuesioner: Untuk mengukur motivasi belajar siswa.
3. Wawancara: Untuk menggali informasi dari siswa dan guru tentang pengalaman
pembelajaran.
4. Dokumentasi: Untuk merekam proses pembelajaran sebagai bukti pelaksanaan metode.
E. Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif untuk melihat perubahan motivasi belajar
siswa. Proses ini mencakup:
1. Menghitung nilai rata-rata motivasi belajar siswa.
2. Membandingkan rata-rata hasil pada setiap siklus untuk melihat peningkatan.
3. Menghitung persentase motivasi belajar siswa berdasarkan indikator dalam lembar
observasi dan angket
Dengan rumus statistik sederhana ??????=
(Skor Akhir−Skor Awal)
Skor Awal
?????? 100%

17

DAFTAR PUSTAKA

Fauzan. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Tanggerang Selatan: Gaung Persada.
Marlina. 2019. Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif.
Padang: PLB FIP UNP,
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Sardiman, A, M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.
Sugianto, 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan Tantangannya. Balai Guru
Penggerak, https://shorturl.at/flmyC
Sugianto, Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan Tantangannya - BGP Prov.
Sumatera Selatan
Trianto. 2011.Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B & Nurdin Mohamad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta:
Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2016. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Tags