7
secara mandiri akan rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Dalam konteks belajar,
seorang siswa belajar dengan sungguh-sungguh karena ingin memperoleh
pengetahuan, nilai, atau keterampilan, bukan karena mengharapkan pujian atau
penghargaan.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan atau keadaan yang berasal dari luar individu
yang mendorongnya untuk belajar. Motivasi ini dipicu oleh rangsangan dari
lingkungan, seperti orang tua, guru, teman, atau anggota masyarakat. Sebagai contoh,
seorang siswa belajar dengan giat karena akan menghadapi ujian, dengan harapan
mendapatkan nilai baik sehingga dapat dipuji oleh orang tua, guru, atau teman-
temannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa baik motivasi intrinsik
maupun ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, guru
dan orang tua memiliki peran penting dalam menumbuhkan serta menjaga motivasi
belajar siswa melalui dorongan dan sikap yang positif.
2. Pembelajaran Aktif Berdiferensiasi
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif atau active learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
mengarah pada optimalisasi yang melibatkan aspek intelektual dan emosional siswa
dalam proses pembelajaran yang mengarah pada pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai. Menurut Uno, strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah
siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir,
berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu
karya.
6
Sedangkan menurut Rusman, Pembelajaran aktif merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai
informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di
6
Hamzah B Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, Bumi Aksara,
Jakarta, 2013, hlm. 206