LMS T2 AKSI NYATA pppg prajabatan unesa.pdf

MohammadFahmiRazaq 12 views 15 slides Jan 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

LMS T2 AKSI NYATA pppg prajabatan unesa.pdf


Slide Content

i

LAPORAN INDIVIDU
OBSERVASI PESERTA DIDIK







Disusun oleh:
INDAH PUSPA PRATIWI
(NIM: 2200103911187047)








PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU
LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Identitas Peserta Didik ..................................................................................... 1
B. Perencanaan Observasi ..................................................................................... 1
BAB II HASIL ANALISA DATA ............................................................................... 3
A. Hasil Observasi Peserta Didik .......................................................................... 3
B. Analisis Hasil Observasi Peserta Didik ............................................................ 5
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Refleksi ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11
LAMPIRAN ................................................................................................................. 12

iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Panduan Pelaksanaan Observasi .................................................................. 1
Tabel 2.1 Hasil Observasi Peserta Didik 1 ................................................................... 3
Tabel 2.2 Hasil Observasi Peserta Didik 2 ................................................................... 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Identitas Peserta Didik
Nama Peserta Didik : 1. Aisyah Nurrahma Arkadiah (P)
2. Amirza Ahmad Dwi Putra (L)
Kelas : X.5
Nama Sekolah : SMA Negeri 13 Surabaya
Catatan
(P): Perempuan
(L): Laki-laki

B. Perencanaan Observasi (Panduan Observasi)
Pelaksanaan observasi menggunakan panduan observasi yang memuat komponen-
komponen hal yang diamati dalam diri peserta didik. Berikut ini merupakan Tabel 1.1
Panduan Pelaksanaan Observasi.
Tabel 1.1 Panduan Pelaksanaan Observasi
Hal yang Diamati Hasil Observasi
1. Perkembangan fisiologis peserta didik
Pertumbuhan fisik peserta didik
(memiliki badan yang proporsional
sesuai umurnya, penyandang
disabilitas/normal)


2. Perkembangan psikologis: kognitif,
emosi, psikososial, moral

a. Kognitif
(keikutsertaan dalam proses
pembelajaran, perolehan hasil
belajar)

b. Emosi
(cara melakukan kontrol perilaku
saat berinteraksi maupun
melakukan respon terhadap
stimulus)

c. Psikososial
(cara peserta didik bersosialisasi
dengan teman-temannya, cara dia
memandang dirinya sendiri)

d. Moral

2

(cara bersikap terhadap orang lain
maupun aturan yang berlaku)
3. Motivasi belajar
Bagaimana suasana sekolah, suasana
kelas dan teman-teman lain dalam
mendukung proses belajar.

3

BAB II
HASIL ANALISA DATA

A. Hasil Observasi Peserta Didik
Pelaksanaan Observasi dilakukan di sekolah baik pada saat proses pembelajaran
maupun di luar proses pembelajaran. Observasi dilakukan pada dua orang peserta didik
dengan kelas yang sama yaitu kelas X.5 di sekolah SMA Negeri 13 Surabaya. Kelas
X.5 merupakan kelas tempat saya untuk melakukan kegiatan mengajar terbimbing
selama kegiatan PPL 1. Berikut ini merupakan hasil observasi pada peserta didik yang
pertama yaitu Aisyah Nurrahma Arkadiah yang terdapat pada Tabel 2.1 Hasil Observasi
Peserta Didik 1.
Nama Peserta Didik 1 : Aisyah Nurrahma Arkadiah
Kelas : X.5
Nama Sekolah : SMA Negeri 13 Surabaya
Tabel 2.1 Hasil Observasi Peserta Didik 1
Hal yang Diamati Hasil Observasi
1. Perkembangan fisiologis peserta didik
Pertumbuhan fisik peserta didik
(memiliki badan yang proporsional
sesuai umurnya, penyandang
disabilitas/normal)
Pertumbuhan fisik peserta didik normal
dan memiliki badan yang ideal (antara
tinggi badan dan berat badan).
2. Perkembangan psikologis: kognitif,
emosi, psikososial, moral

a. Kognitif
(keikutsertaan dalam proses
pembelajaran, perolehan hasil
belajar)
Peserta didik tidak aktif dalam proses
pembelajaran, cenderung pendiam dan
memiliki hasil belajar yang cukup rendah
pada setiap pertemuan.
b. Emosi
(cara melakukan kontrol perilaku
saat berinteraksi maupun
melakukan respon terhadap
stimulus)
Peserta didik cenderung pendiam
sehingga jarang melakukan komunikasi
dengan teman-teman kelasnya dan
memiliki rasa malu-malu serta ragu
dalam menanyakan sesuatu pada guru
terkait dengan materi yang tidak
dimengerti. Jika diberi pertanyaan oleh
guru maka responnya diam dan senyum
saja.
c. Psikososial Peserta didik cenderung pendiam dan
hanya duduk di tempat duduknya saja.

4

(cara peserta didik bersosialisasi
dengan teman-temannya, cara dia
memandang dirinya sendiri)
Hal ini berbeda dengan teman-temannya
yang lain, dimana mereka menyukai
berpindah-pindah tempat untuk bergurau
dengan teman-teman lainnya. Peserta
didik merasa malu jika diperintah untuk
melakukan sesuatu hal oleh guru, seperti
berbicara di depan teman-temannya. Jika
terdapat tugas presentasi maka ia
cenderung membaca cepat dan bersuara
sangat pelan.
d. Moral
(cara bersikap terhadap orang lain
maupun aturan yang berlaku)
Dapat bersikap baik dengan orang lain
dan sedikit tidak taat terhadap aturan.
Contohnya, ketika guru
menginstruksikan untuk mengumpulkan
hasil pengerjaan hasil evaluasi belajar
maka ia sering tidak tepat waktu dalam
pengumpulan.
3. Motivasi belajar
Bagaimana suasana sekolah, suasana
kelas dan teman-teman lain dalam
mendukung proses belajar.
Suasana sekolah cukup nyaman, suasana
kelas baik dan teman-teman baik.

Berikut ini merupakan hasil observasi pada peserta didik yang kedua yaitu Amirza
Ahmad Dwi Putra yang terdapat pada Tabel 2.2 Hasil Observasi Peserta Didik 2.
Nama Peserta Didik 2 : Amirza Ahmad Dwi Putra
Kelas : X.5
Nama Sekolah : SMA Negeri 13 Surabaya
Tabel 2.2 Hasil Observasi Peserta Didik 2
Hal yang Diamati Hasil Observasi
1. Perkembangan fisiologis peserta didik
Pertumbuhan fisik peserta didik
(memiliki badan yang proporsional
sesuai umurnya, penyandang
disabilitas/normal)
Pertumbuhan fisik peserta didik normal
dan memiliki badan yang ideal (antara
tinggi badan dan berat badan).
2. Perkembangan psikologis: kognitif,
emosi, psikososial, moral

a. Kognitif
(keikutsertaan dalam proses
pembelajaran, perolehan hasil
belajar)
Peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran seperti menjawab
pertanyaan yang diberikan guru maupun
mengungkapkan ide/ gagasan/
pendapatnya, menanyakan hal yang
belum dimengerti, aktif dalam berdiskusi

5

kelompok dan memiliki nilai hasil
belajar yang baik.
b. Emosi
(cara melakukan kontrol perilaku
saat berinteraksi maupun
melakukan respon terhadap
stimulus)
Peserta didik memiliki kontrol emosi
yang baik saat berinteraksi maupun
melakukan respon terhadap teman-
temannya. Ia dapat memberi tahu
temannya yang ramai untuk
mendengarkan penjelasan guru di depan
kelas.
c. Psikososial
(cara peserta didik bersosialisasi
dengan teman-temannya, cara dia
memandang dirinya sendiri)
Memiliki kemampuan bersosialisasi
yang baik dengan teman-temannya yaitu
dengan selalu adanya interaksi dengan
Sebagian besar teman-temannya di kelas.
Peserta didik terlihat memiliki rasa
percaya diri yang baik. Hal ini tercermin
dari cara presentasi di depan kelas. Ia
menjelaskan hasil diskusi dengan baik,
materi runtut dan artikulasi suara yang
jelas.
d. Moral
(cara bersikap terhadap orang lain
maupun aturan yang berlaku)
Perilaku peserta didik menunjukkan
sikap yang sopan terhadap guru, ramah
dengan teman-temannya. Ia taat dengan
aturan yang ada. Contohnya, saat guru
menginstruksikan untuk mengumpulkan
hasil pengerjaan di LKPD maka selalu
mengumpulkan tepat waktu. Cara
berpakaian selalu rapi dan memakai
atribut pakaian dengan lengkap.
3. Motivasi belajar
Bagaimana suasana sekolah, suasana
kelas dan teman-teman lain dalam
mendukung proses belajar.
Suasana sekolah cukup nyaman, suasana
kelas nyaman dan teman-teman baik.

B. Analisis Hasil Observasi Peserta Didik
Setelah dilaksanakan kegiatan observasi, didapatkan data-data hasil observasi dari
kedua peserta didik tersebut. Berikut ini merupakan analisis hasil observasi yang
dilakukan terhadap data hasil observasi ketiga peserta didik tersebut:
1. Analisis Hasil Observasi Peserta Didik 1
Peserta didik yang pertama adalah anak perempuan yang bernama Aisyah
Nurrahma Arkadiah. Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh, Aisyah
memiliki perkembangan fisiologis yang baik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan
fisik peserta didik normal dan memiliki badan yang ideal (antara tinggi badan dan
berat badan). Pertumbuhan fisik individu berlangsung sampai masa dewasa yang
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku individu.

6

Perkembangan fisik yang sedang dialami oleh Aisyah terdapat pada tahap remaja.
Pada tahap ini, perubahan fisik tampak berkembang dengan pesat. Perkembangan
fisik individu mencakup beberapa aspek, diantaranya: 1) sistem saraf yang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi, 2) otot-otot yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, dan 3) kelenjar
endokrin yang menimbulkan munculnya pola perilaku baru.
Aisyah tidak aktif dalam proses pembelajaran, cenderung pendiam dan memiliki
hasil belajar yang cukup rendah pada setiap pertemuan. Nilai hasil belajar berada
dibawah nilai KKM sekolah. Ketika diberikan kesempatan untuk bertanya, maka Ia
hanya senyum. Ketika diberikan pertanyaan bagian mana dari suatu materi yang
belum dimengerti selalu menjawab “sudah jelas”. Perkembangan kognitif yang
dimiliki oleh Aisyah menurut Piaget yaitu terdapat pada tahap operasional formal.
Pada tahap ini, individu bergerak melampaui penalaran hanya tentang pengalaman
konkret dan berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan logis. Akan tetapi,
komponen tersebut belum tercermin pada diri Aisyah karena Ia pasif di dalam kelas
dan nilai hasil belajar yang masih kurang baik. Sesuai dengan pengertian kognisi
yang dapat dimaknai sebagai salah satu aspek perkembangan individu yang meliputi
kemampuan dan aktivitas mental yang terkait dalam proses penerimaan,
pemrosesan, dan penggunaan informasi dalam bentuk berpikir, pemecahan masalah,
dan adaptasi. Untuk memahami perkembangan kognitif dan aspek-aspek yang
terkandung di dalamnya, dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu: 1)
perkembangan kognitif secara kuantitatif (tes IQ) dan 2) perkembangan kognitif
secara kualitatif (adaptasi dan organisasi). Dengan adanya teori perkembangan
kognitif Piaget ini, terdapat penerapan teori Piaget dalam praktek pendidikan yaitu
membantu pendidik dalam menentukan kemampuan kognitif peserta didik dan
memilih strategi pembelajaran. Pembelajaran yang paling penting untuk Aisyah
adalah menemukan motivasi belajar terlebih dahulu dan memperbaiki tahapan
perkembangan hidupnya seperti menumbuhkan rasa percaya diri.
Karena peserta didik cenderung pendiam, maka jarang melakukan komunikasi
dengan teman-teman kelasnya dan memiliki rasa malu-malu serta ragu dalam
menanyakan sesuatu pada guru terkait dengan materi yang tidak dimengerti. Sikap
anak menunjukkan seperti tidak termotivasi untuk berprestasi. Jika diberi
pertanyaan oleh guru maka responnya diam dan senyum saja. Pada saat awal-awal
saya masuk ke kelas X.5, saya melakukan kegiatan observasi dan asistensi. Kegiatan
asistensi yang dilakukan adalah membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi
kelompok-kelompok kecil di kelas saat melakukan diskusi. Ketika saya
menghampiri kelompoknya Aisyah untuk menanyakan kesulitan dan menawarkan
bantuan, teman satu kelompoknya menanyakan bagian yang kurang dimengerti.
Kemudian saya menjelaskan pada kelompok tersebut. Saya menanyakan ulang
kepada Aisyah bagian yang masih kurang dimengerti. Selanjutnya, Ia hanya
menjawab “sudah jelas”. Akan tetapi, dalam menjawab soal yang ada pada LKPD
Ia selalu melihat jawaban teman satu bangkunya terlebih dahulu. Ketika saya
hampiri kembali dan menanyakan bagian yang sulit, Ia selalu menjawab “sudah
jelas”. Kemudian pada pertemuan selanjutnya, Ia berani untuk memanggil saya
untuk bertanya bagian yang tidak dimengerti. Artinya, terdapat usaha untuk
memahami materi. Hal ini terjadi karena saya aktif memberikan perhatian kepada
Aisyah sehingga Ia tidak malu untuk bertanya. Berdasarkan teori perkembangan

7

sosio-emosional yaitu teori ekologi Bronfenbrenner yang dikembangkan oleh Urie
Bronfenbrenner berfokus pada konteks sosial yang mempengaruhi kehidupan
individu sehingga turut mempengaruhi perkembangan mereka. Bronfenbrenner
mengungkapkan bahwa individu akan dipengaruhi oleh sistem lingkungan yang
berasal dari interaksi interpersonal terbuka hingga pengaruh berbasis luas budaya.
Interaksi yang paling banyak dilakukan oleh anak dapat terjadi pada keluarga, teman
sebaya, dan sekolah. Keluarga menjadi tempat tumbuh kembang anak sebelum
berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih besar lagi. Pengaruh orang tua
sangat besar dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti
gaya pengasuhan. Sikap yang ditunjukkan anak menunjukkan kurangnya kontrol
diri pada anak karena anak seperti tidak termotivasi untuk berprestasi. Selain
keluarga dan guru, teman sebaya juga memainkan peran yang kuat dalam
perkembangan anak dan pendidikan. Sehari-hari ia bergaul dengan teman
sebangkunya yang memiliki tipe anak rata-rata. Anak rata-rata menerima jumlah
rata-rata dari kedua nominasi positif dan negatif dari teman-teman mereka.
Peserta didik cenderung pendiam dan hanya duduk di tempat duduknya saja. Hal
ini berbeda dengan teman-temannya yang lain, dimana mereka menyukai
berpindah-pindah tempat untuk berdiskusi maupun bergurau dengan teman-teman
lainnya. Peserta didik merasa malu jika diperintah untuk melakukan sesuatu hal oleh
guru, seperti berbicara di depan teman-temannya. Jika terdapat tugas presentasi
maka ia cenderung membaca cepat dan bersuara sangat pelan. Berdasarkan teori
perkembangan rentang hidup Erikson, Aisyah mengalami permasalahan yang dapat
diamati dengan mudah pada tahap autonomy vs shame & doubt (otonomi vs malu &
ragu). Tahap ini merupakan tahap kedua dari teori yang dikemukakan oleh Erikson
yang terjadi pada masa bayi dan balita. Jika bayi terlalu banyak dibatasi atau
dihukum terlalu keras, maka akan mengembangkan rasa malu dan ragu. Hal ini
berhubungan dengan rasa percaya yang dimiliki Aisyah. Ia merasa bahwa dirinya
tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar. Hal ini tercermin saat melakukan
presentasi di depan kelas. Berdasarkan teori Erikson dan yang dialami Aisyah, Ia
juga memiliki permasalahan pada tahap industry vs inferiority (industri vs
inferioritas) yang merupakan tahap psikososial Erikson keempat. Tahap ini terjadi
pada usia 6 tahun sampai pubertas atau remaja awal. Di tahap ini, anak mengarahkan
energi mereka terhadap pengetahuan dan menguasai intelektual. Bahaya di tahun-
tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, tidak produktif, dan
ketidakmampuan. Aisyah dapat bersikap baik dengan orang lain namun tidak taat
terhadap aturan. Contohnya, ketika guru menginstruksikan untuk mengumpulkan
hasil pengerjaan evaluasi belajar maka ia sering tidak tepat waktu dalam
pengumpulan.

2. Analisis Hasil Observasi Peserta Didik 2
Peserta didik yang kedua adalah anak laki-laki yang bernama Amirza Ahmad
Dwi Putra. Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh, Amirza memiliki
perkembangan fisiologis yang baik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan fisik peserta
didik normal dan memiliki badan yang ideal (antara tinggi badan dan berat badan).
Pertumbuhan fisik individu berlangsung sampai masa dewasa yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku individu. Perkembangan fisik
yang sedang dialami oleh Amirza terdapat pada tahap remaja. Pada tahap ini,

8

perubahan fisik tampak berkembang dengan pesat. Perkembangan fisik individu
mencakup beberapa aspek, diantaranya: 1) sistem saraf yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi, 2) otot-otot yang mempengaruhi
perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, dan 3) kelenjar endokrin yang
menimbulkan munculnya pola perilaku baru.
Amirza aktif dalam proses pembelajaran seperti menjawab pertanyaan yang
diberikan guru maupun mengungkapkan ide/ gagasan/ pendapatnya, menanyakan
hal yang belum dimengerti, aktif dalam berdiskusi kelompok dan memiliki nilai
hasil belajar yang baik. Perkembangan kognitif yang dimiliki oleh Amirza menurut
Piaget yaitu terdapat pada tahap operasional formal. Pada tahap ini, individu
bergerak melampaui penalaran hanya tentang pengalaman konkret dan berpikir
dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan logis. Komponen tersebut sudah
tercermin dalam diri Amirza karena Ia aktif di dalam kelas dan nilai hasil belajar
yang baik. Sesuai dengan pengertian kognisi yang dapat dimaknai sebagai salah satu
aspek perkembangan individu yang meliputi kemampuan dan aktivitas mental yang
terkait dalam proses penerimaan, pemrosesan, dan penggunaan informasi dalam
bentuk berpikir, pemecahan masalah, dan adaptasi. Untuk memahami
perkembangan kognitif dan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, dapat dilihat
dari dua sudut pandang yaitu: 1) perkembangan kognitif secara kuantitatif (tes IQ)
dan 2) perkembangan kognitif secara kualitatif (adaptasi dan organisasi). Dengan
adanya teori perkembangan kognitif Piaget ini, terdapat penerapan teori Piaget
dalam praktek pendidikan yaitu membantu pendidik dalam menentukan
kemampuan kognitif peserta didik dan memilih strategi pembelajaran. Karena
pemikiran Amirza sudah baik maka dalam proses pembelajaran cocok
menggunakan topik diskusi untuk menganalisis suatu permasalahan dan
memikirkan solusi atas permasalahan tersebut (berpikir HOTS).
Peserta didik memiliki kontrol emosi yang baik saat berinteraksi maupun
melakukan respon terhadap teman-temannya. Ia dapat memberi tahu temannya yang
ramai untuk mendengarkan penjelasan guru di depan kelas. Berdasarkan teori
perkembangan sosio-emosional yaitu teori ekologi Bronfenbrenner yang
dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner berfokus pada konteks sosial yang
mempengaruhi kehidupan individu sehingga turut mempengaruhi perkembangan
mereka. Bronfenbrenner mengungkapkan bahwa individu akan dipengaruhi oleh
sistem lingkungan yang berasal dari interaksi interpersonal terbuka hingga pengaruh
berbasis luas budaya. Interaksi yang paling banyak dilakukan oleh anak dapat terjadi
pada keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Keluarga menjadi tempat tumbuh
kembang anak sebelum berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih besar lagi.
Pengaruh orang tua sangat besar dalam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak seperti gaya pengasuhan. Sikap yang ditunjukkan anak
menunjukkan kontrol diri yang baik pada anak karena anak termotivasi untuk
berprestasi dan dapat berinteraksi dan berkomunikasi denga baik terhadap orang
lain. Selain keluarga dan guru, teman sebaya juga memainkan peran yang kuat
dalam perkembangan anak dan pendidikan. Sehari-hari ia bergaul dengan berbagai
jenis anak seperti tipe anak popular, anak rata-rata, anak kontroversial, anak ditolak,
dll.
Memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik dengan teman-temannya yaitu
dengan selalu adanya interaksi dengan Sebagian besar teman-temannya di kelas.

9

Peserta didik terlihat memiliki rasa percaya diri yang baik. Hal ini tercermin dari
respon yang ditunjukkan ketika diberikan suatu tugas akan menerima dan segera
melaksanakannya. Kemudian, tercermin pula pada cara presentasi di depan kelas. Ia
menjelaskan hasil diskusi dengan baik, materi runtut dan artikulasi suara yang jelas.
Berdasarkan teori perkembangan rentang hidup Erikson, Amirza telah berhasil
menghadapi krisis psikologi pada tahap autonomy vs shame & doubt (otonomi vs
malu & ragu). Tahap ini merupakan tahap kedua dari teori yang dikemukakan oleh
Erikson yang terjadi pada masa bayi dan balita. Ia menyadari kebebasannya sendiri
dalam mengungkapkan pendapat/ide/gagasan pada saat presentasi. Selain itu,
Amirza menunjukkan perilaku yang terdapat pada tahap initiative vs guilt (inisiatif
vs rasa bersalah) yaitu dengan berinisiatif untuk menanyakan hal yang belum
dijelaskan dalam suatu materi. Berdasarkan teori Erikson dan yang dialami Amirza,
Ia juga berhasil menghadapi krisis psikologi pada tahap industry vs inferiority
(industri vs inferioritas) yang merupakan tahap psikososial Erikson keempat. Tahap
ini terjadi pada usia 6 tahun sampai pubertas atau remaja awal. Di tahap ini, anak
mengarahkan energi mereka terhadap pengetahuan dan menguasai intelektual.
Bahaya di tahun-tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah diri, tidak
produktif, dan ketidakmampuan. Akan tetapi, Amirza dapat menghadapinya dengan
baik sehingga rasa percaya diri terbentuk dengan baik.
Amirza juga bersikap baik dengan orang lain dan taat terhadap aturan.
Contohnya, ketika guru menginstruksikan untuk mengumpulkan hasil pengerjaan
evaluasi belajar maka ia akan mengumpulkannya dengan tepat waktu. Berdasarkan
teori perkembangan moral Kohlberg, hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki
perkembangan moral pada level penalaran pasca-konvensional.

10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan analisia mengenai perkembangan peserta
didik tersebut dapat diperoleh kesimpulan:
1. Kemampuan kognitif dapat ditentukan oleh faktor lain seperti tahapan
perkembangan kehidupan yang telah dilalui oleh anak tersebut dan lingkungan
sosial.
2. Jika terdapat salah satu tahap perkembangan kehidupan anak yang mengalami
masalah maka akan mempengaruhi proses perkembangan yang lain (apabila dalam
proses perkembangan tidak segera dilakukan perbaikan).
3. Perkembangan moral relatif berdasarkan pengaruh kultur (lingkungan maupun
kognitif)
4. Guru harus bisa mengidentifikasi karakteristik dan perkembangan peserta didik agar
dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik

B. Refleksi
Kegiatan observasi berjalan dengan baik. Akan tetapi, memiliki kekurangan yaitu
kurang mendalamnya informasi tentang peserta didik yang dijadikan sebagai objek
pengamatan. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya intensitas pertemuan untuo melakukan
pembelajaran di kelas karena pada hari tersebut sering terdapat acara sekolah sehingga
proses pembelajaran tidak dapat dilakukan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Abin, Syamsudin Makmun. 2004. Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: Rosda.
Arends, Richard L. 2012. Learning to Teach. Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Kajarta: Erlangga.
Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

12

LAMPIRAN


Gambar 1. Saat menjelaskan materi kepada Aisyah dan teman sebangkunya



Gambar 2. Amirza sedang mengungkapkan ide yang akan dituangkan dalam pengerjaan
tugas kelompok
Tags