MAKALAH
PENGAJARAN YANG MENYERANG KEKRISTENAN
“GNOSTIK”
DISUSUN OLEH:
SEVEN
SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA APOSTOLIC TALITAKUM
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang Tuhan memanglah masalah keyakinan masing-
masing individu yang tidak bisa diganggu gugat oleh individu lain. Namun
dengan alasan ini muncul ketidaksepemahaman tentang konsep dan ajaran
masing-masing tentang agama (Tuhan). Banyak persoalan agama yang
fundamental dan ekstrem telah menyebabkan pecahnya agama ke dalam
banyak aliran atau sekte-sekte religius. Ironisnya, adanya ketidakpuasan
manusia atas ajaran-ajaran yang ditawarkan oleh suatu agama tentang Tuhan
memunculkan sekte-sekte atau aliran-aliran yang tak jarang menimbulkan
konflik keagamaan. Begitupun dalam kekristenan, adanya ketidakpuasan dari
beberapa orang tentang Tuhan melahirkan beberapa aliran yang kemudian
menimbulkan konflik, salah satunya ialah gnostik.
Gnostik adalah sebuah aliran kepercayaan yang hidup di kalangan
budaya hellenistik Yunani mulai sekitar abad pertama yang kemudian mulai
menonjol pada abad kedua dan ketiga. Gnostik yang akan dibahas dalam
makalah ini merupakan aliran yang lahir dari ketidakpuasan manusia atas
ajaran-ajaran yang ditawarkan oleh suatu agama tentang Tuhan. Ketika agama
Kristen mulai berkembang di Yunani, nampaknya pemikiran gnostik ini juga
menyusup di kalangan umat beriman, dengan akibat memunculkan
pandangan-pandangan yang berbeda dengan keyakinan iman gereja. Itulah
sebabnya gnostik disebut sebagai salah satu ajaran sesat dan ditolak oleh
bapa-bapa gereja.
Sejak awal para bapa gereja memasukkan gnostik ke dalam kelompok
aliran sesat. Dalam perkembangan sejarah Gereja, gnostik telah berkembang
sebagai salah satu tantangan yang secara terus menerus dihadapi oleh iman
Kristiani. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai
ajaran-ajaran gnostik dan bagaimana sikap gereja menanggapi ajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Apa yang melatar belakangi munculnya Gnostik?
2.Apa saja ajaran-ajaran yang menyerang kekristenan dalam gnostik?
3.Apa tanggapan gereja terhadap ajaran gnostik?
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui latar belakang munculnya Gnostik.
2.Untuk mengetahui ajaran-ajaran yang menyerang kekristenan dalam
gnostik.
3.Untuk mengetahui tanggapan gereja terhadap ajaran gnostik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Latar Belakang Munculnya Gnostik
Ada beberapa ajaran sesat menonjol yang berkembang pada abad kedua
dan ketiga. Salah satunya adalah gnostik. Gnostik berasal dari bahasa Yunani,
yaitu gnosis yang berarti, pengetahuan intelektual. Gnostik adalah sebuah
ajaran yang sangat terkenal tidak asing lagi bahkan kepada orang-orang
modern. Kaum gnostik adalah kaum yang mengakui agama dan eksistensi
Tuhan akan tetapi mereka memiliki pendangan Skeptis tentang kemampuan
manusia mengetahui eksistensi Tuhan dengan akal. Sebab dalam pandangan
kaum Gnostik, Tuhan itu bisa ada tapi juga bisa tidak ada. Skeptisisme
semacam inilah yang kemudian membuat banyak orang terjebak untuk
menyamakan Gnostik dengan Atheis. Ada paham yang dengan tegas
mengatakan bahwa Tuhan ada dan juga ada pula yang ragu-ragu tentang
adanya Tuhan, serta ada juga yang berpandangan bahwa manusia tidak
sanggup dan tidak mampu memperoleh pengetahuan tentang Tuhan melalui
kekuatan akal. Paham ini tidak dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan itu
ada, akan tetapi Tuhan mungkin ada namun manusia tidak bisa mengetahui
secara pasti tentang-Nya.
Gnostisisme jelas cendrung ke arah Doketisme (paham yang
mengatakan Yesus menyerupai manusia, paham ini menghilangkan
kemanusia Yesus) dan secara efektif memutuskan jembatan di kedua ujung:
Kristus bukan Allah sejati ataupun manusia sejati. Dalam KBBI mengatakan
bahwa Gnostik adalah orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi
( Tuhan) tidak dapat diketahui.
B.Ajaran-Ajaran Yang Menyerang Kekristenan Dalam Gnostik.
Graham Stanton, ahli Perjanjian Baru Inggris merumuskan keyakinan
Gnostik Kristen secara sederhana sebagai dunia adalah tempat yang jahat
diciptakan oleh Tuhan yang jahat (Yahweh), dan yang berbalikan dari Tuhan
yang benar dan Esa. Pengikut Gnostik Kristen menganggap diri mereka
sebagai keturunan Tuhan yang Esa itu dan juga mereka sebagai percikan ilahi
yang terkurung dalam dunia yang jahat ini. Kristus dikirim untuk
mengingatkan pengikut Gnostik mengenai hakekat diri mereka yang
sebenarnya. Kristus memberitakan rahasia (Gnosis) pada para pengikut
Gnostik agar mereka dapat melepaskan diri dari dunia yang jahat ini dan
kembali kepada Tuhan yang benar.
Penyebab ajaran Gnostik dikatakan sesat dikarenakan bertentangan
dengan Alkitabiah. Ajaran Gnostik dapat diringkas sebagai berikut:
1.Allah yang tertinggi, yang keadaannya Roh, tidak berhubungan dengan
dunia ini.
2.Dunia dijadikan oleh suatu illah rendah (Demiurgos namanya yang
berarti ‘Pencipta Dunia’) yang dikenal dalam Perjanjian Lama.
3.Manusia mengandung sebagian kecil dari Roh Allah yang maha tinggi itu
dalam batinnya.
4.Kristus diutus oleh Allah dengan tubuh maya untuk membebaskan bagian
ilahi yang kecil itu.
5.Oleh pengajaran dan teladan Kristus, roh manusia diajak berusaha
mengubah dirinya dari pada zat benda supaya kembali kepada Allah yang
tinggi itu.
6.Kemanusiaan Yesus itu dikendalikan oleh seorang Kristus sorgawi yang
telah kembali ke Sorga sebelum Yesus disalibkan
Selain ajaran di atas, ada beberapa Perbedaan lain antara ajaran Gnostik
dan Kristen adalah sebagai berikut:
AJARAN GNOSTIK AJARAN KRISTEN
a.Perjanjian Baru dipisahkan
dengan Perjanjian Lama,
sehingga maknanya
diputarbalikkan.
b.Allah Pencipta tidak sama
dengan Allah Bapa dalam Yesus
Kristus.
c.Tidak ada kebangkitan daging
dan tidak ada dunia baru sebab
seluruh materi akan binasa kelak.
d.Kehidupan sehari-hari
ditekankan kepada perjuangan
melawan kelakuan duniawi, dan
bukan usaha untuk
mensejahterakan sesama.
a.Perjanjian Baru dan Perjanjian
Lama tidak bisa dipisahkan,
karena saling berhubungan.
b.Allah Pencipta ialah Allah Bapa
Yesus Kristus sendiri.
c. Mempercayai akan adanya
kebangkitan daging dan dunia
baru.
d.SeSegala dosa dan kejahatan
adalah kesalahan manusia
sendiri, yang bangkit melawan
Tuhannya dan merusak ciptaan-
Nya yang baik itu. Keselamatan
merupakan anugerah Tuhan saja.
C.Tanggapan Gereja Terhadap Ajaran Gnostik.
Salah seorang teolog yang paling keras melawan Gnostik adalah uskup
Irenaeus dari Lyon-Perancis. Ia menulis karya “Penyingkapan Kedok dan
Sanggahan Terhadap Pengetahuan Pura-pura” (± 180 M). Sedangkan teolog-
teolog di Mesir seperti Clemens dari Aleksandria (± 150-210 M) dan Origenes
(185-254 M) mengambil sikap lain, mereka menampung unsur-unsur Gnostik
dalam ajaran mereka dan dengan demikian menciptakan semacam gnostik
gerejawi.
Ada dua alasan mengapa keberadaan aliran Gnostik menjadi tantangan
yang berat bagi gereja mula-mula yakni dari segi organisasi dan kitab suci.
Waktu itu setiap jemaat masih berdiri sendiri. Para Rasul dan pengganti
mereka telah meninggal dan tidak ada tokoh-tokoh yang berwibawa seperti
mereka. Belum ada lembaga pusat yang memberi bimbingan dan penerangan
kepada jemaat-jemaat. Hubungan antar jemaat hanya bersifat sukarela
misalnya Ignatius mengirim surat ke jemaat-jemaat di Asia Kecil. Uskup
Clemens dari Roma menyurati dan menegur jemaat Korintus ketika terjadi
pertikaian dalam jemaat itu tahun 96 M. Jika ada jemaat yang terpengaruh
oleh ajaran Gnostik, sangat mungkin jemaat yang agak jauh tidak
mengetahuinya dan jika tahu, protes terhadap ajaran itu susah dibawa kemana-
mana. Penolakan terhadap Gnostik hanya bisa terjadi melalui terbentukannya
pendapat umum dalam gereja dan hal itu tentu memakan waktu yang lama.
Kesulitan terbentuknya pendapat umum dalam perlawanan terhadap
ajaran Gnostik juga didorong oleh penggunaan Alkitab. Waktu itu, hanya
Perjanjian Lama saja yang telah menjadi kitab utama bagi gereja mula-mula
dengan bahasa Yunani (Septuaginta) dan Arami (bagi orang-orang Kristen di
luar lingkungan kebudayaan Helenistis di Asia Barat). Orang-orang Yahudi
sendiri telah menetapkan kitab-kitab apa yang tercakup didalamnya. Tetapi
kalau lawan-lawan Gnostik mengemukan bukti-bukti dari Perjanjian Lama,
penganut-penganut membalas dengan memberikan tafsiran “rohani” atas ayat-
ayat yang bersangkutan (allegorese). Dalam hal Perjanjian Baru, lebih sulit
lagi para rasul dan murid-muridnya telah menulis surat-surat dan Injil/Wahyu.
Karangan-karangan hanya ditulis untuk jemaat yang mereka kenal dan karena
kitab-kitab tersebut beredar dalam lingkungan tertentu saja, sangat susah
untuk menemukan patokan yang jelas dalam menentukan mana yang patut
berwibawa dan mana yang tidak. Dengan demikian kaum Gnostik juga mudah
mengedarkan tulisan-tulisan mereka sendiri dengan memakai nama seorang
rasul.
Dengan terwujudnya kitab-kitab Perjanjian Baru dan terbentuknya
Kanon Alkitab setidaknya telah menjadi dasar dari kepercayaan dan mampu
menghapus keraguan serta kepalsuan kitab-kitab yang mengandung ajaran
sesat. Waktu itu gereja telah memiliki PL sebagai ukuran bagi kepercayaan
dan kehidupan jemaat. Disamping itu ada tulisan-tulisan dari murid Tuhan
Yesus: Injil-injil, surat-surat dan lainnya. Meski demikian kaum Gnostik juga
mengedarkan kitab-kitab yang katanya ditulis oleh murid Tuhan. Sebab itulah,
gereja perlu menentukan manakah yang boleh dianggap benar-benar berasal
dari murid Tuhan. Keempat Injil yang kita kenal itu agak mudah mendapat
pengakuan umum, demikian juga surat-surat Paulus dan Kisah rasul, karya
Lukas. Akan tetapi beberapa kitab lain baru memperoleh kesepakatan umum
belakangan. Secara garis besar Perjanjian Baru sudah tersusun tahun 200.
Dengan adanya pengkanonan Alkitab, maka Kitab-kitab yang bersifat
gnostis ditolak sehingga garis batas Gereja dan Gnostik menjadi jelas. Selain
itu, dengan adanya tokoh-tokoh yang terus berusaha mengartikan dan
menerapkan serta terus berusaha mengokohkan ajaran kristus sehingga
tersusunlah rangkaian saksi-saksi kebenaran yang dapat dipercaya ajarannya,
dan mampu mengikis ajaran-ajaran sesat yang ada.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Gnostik adalah paham yang meniadakan kemanusia Yesus dan juga
mengatakan bahwa Yesus bukalah Allah sejati dan bukan juga manusia sejati.
Kaum gnostik secara terus menerus mencari kebenaran yang dari sumber
mana pun untuk menambah pengetahuan, kaum Gnostik tidak pernah lelah
membaca dan mencari informasi tentang kebenaran dari segala macam agama
dan keyakin, di luar teks-teks atau literatur yang bercorak agama Yahudi,
Kristen dan Yunani-Roma, yakni dari orang-orang Mesir, Mesopotamia,
Zoroaster, Islam dan Buddha. Semua jenis literatur tentu semakin
menyingkapkan kebenaran.
Ajaran-ajaran Gnostik yang muncul pada saat itu banyak mendapat
kritikan yang sangat dalam karena banyak pertentangan ajaran yang ditulis
didalamnya yang tidak sesuai dengan Perjanjian Lama. Salah satunya injil
Tomas yang menyatakan bahwa “Yesus itu tidak disalibkan melainkan
Yudas”. Memang pada saat itu yang menjadi kitab utama gereja mula-mula
adalah Perjanjian Lama tetapi banyak pula jemaat yang lebih mempercayai
ajaran gnostik. Maka dari itu gereja-gereja mulai menggunakan kanon sebagai
alat pengukur atau mengidentifikasi kitab-kitab yang baru muncul pada jaman
itu, sehingga jemaat tidak tersesat. Bertahun-tahun gereja mula-mula
memerangi bidat- bidat yang ingin menyesatkan umat atau jemaat. Prosesnya
pun tidak mudah yaitu mengidentifikasi satu persatu buku atau kitab dengan
menggunakan kanon.
B.Saran
Penelitian ini memberikan pelajaran penting yakni pentingnya
pengokohan doktrin yang sesuai dengan ajaran kristus bagi gereja masa kini,
agar gereja selalu siap untuk mengahadapi serangan atau tuduhan-tuduhan
pemalsuan Alkitab dari kelompok-kelompok yang menganut ajaran-ajaran
sesat.
Minimnya sumber rujukan atau referensi dan penguasaan materi yang
kurang memadai, membuat tulisan ini banyak kekurangan dan harus
disempurnakan dikemudian hari. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
akan membantu penulis untuk perbaikan penulisan dan perkembangan
wawasan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
End, Van Den. Harta Dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Hwan, Tomas g. Kristologi.Yogyakarta:Sarah Hae-ok Cho, 2011.
Lefeburre, Leo D.. Pernyataan Allah, Agama, dan Kekerasan.Jakarta: Gunung
Mulia, 2006.
Milne, Bruce. Mengenal Kebenaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.
Purwatma, M. Tantangan Gnostik Bagi Hidup Beriman Masa Kini, Jurnal: Orientasi
Baru, 2012.
Ridenoun, Fritz. Dapatkah Alkitab di Percaya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000