MAKALAH KELOMPOK 2 MANAJEMEN PERPUS.docx

SilmiKapNurHapiz 6 views 29 slides Dec 05, 2024
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

Manajemen perpustakaan


Slide Content

PENGORGANISASIAN PERPUSTAKAAN, SDM, GEDUNG, DAN
PERLENGKAPAN/PERABOTAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Manajemen
Perpustakaan
Dosen Pengampu: Drs. H. Kasmin, M.M.Pd.
Oleh:
Kelompok 2
Ricky Oka Kartadiharja 1192010128
Siti Nuraeni 1192010143
Yoga Lesmana 1192010163
Silmi Kap Nur Hapiz 1192010170
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
limpahan Rahmat dan Kasih sayang-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan
makalah mengenai “Pengorganisasian Perpustakaan, Sumber Daya Manusia,
Gedung, dan Perlengkapan/Perabotan” guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Perpustakaan ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam dan semoga kita selalu berpegang teguh pada Sunnahnya.
Kami menyadari bahwa keberhasilan penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah membantu.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami
menyadari dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kelapangan hati serta keikhlasan
hati, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Bandung, 7 Oktober 2021
ii

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B.Rumusan.........................................................................................................2
C.Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
A.Pengorganisasian Perpustakaan......................................................................3
B. Pengorganisasian SDM...................................................................................9
C.Pengorganisasian Gedung dan Perabotan Perpustakaan...............................14
1.Pengertian Manajemen Perpustakaan........................................................14
2.Pengorganisasian Gedung dan Perabotan Perpustakaan Sekolah.............15
3.Tata Ruang Perpustakaan..........................................................................18
4.Perancangan Ruang Perpustakaan.............................................................19
5.Perabot Perpustakaan................................................................................22
BAB III........................................................................................................................24
A.Kesimpulan...................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
iii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor rendahnya minat baca masyarakat Indonesia dapat dipengaruhi
oleh kurangnya peran perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. UU No. 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan menyatakan bahwa keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan
dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya
suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimiliki (UU No. 43 tahun
2007 Tentang Perpustakaan ). Seharusnya perpustakaan dapat menjadi tempat belajar
sepanjang hayat untuk masyarakat Indonesia. Tetapi pada kenyataannya perpustakaan
di Indonesia sangat memprihatinkan. Kualitas masyarakat Indonesia ditentukan oleh
pendidikan yang ditempuh dan pengaruh perpustakaan dibidang pendidikan, baik
perpustakaan sekolah maupun Manajemen Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat
Baca Siswa.
Perpustakaan baik yang dimiliki oleh sekolah, kampus atau daerah tertentu,
pastinya memiliki manajemen. Fungsi dari manajmen tersebut yaitu untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sega aspeknya agar
tujuan dari perpustakaan tersebut bisa efektif dan efisien bagi pengunjungnya. Untuk
dapat mencapai keberhasilan organisasi profesi harus berusaha agar pekerjaan
pustakawan diisi oleh tenaga yang berkualifikasi, yang penuh dengan ide
profesionalisme serta haarus diakui oleh lembaga tempat pustakawan bekerja.
Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Prosese pengorganisasian
suatu perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memeliki sumber daya, dan
pengarahan pada langkah-langkah tertentu. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian
terus-menerus antar bagian dalam suatu organisasi.
1

B.Rumusan
1.Bagaimana pengorganisasian perpustakaan ?
2.Bagaimana pengorganisasian SDM Perpustakaan?
3.Bagaimana pengorganisasian Gedung dan perabotan perpustakaan?
C.Tujuan
1.Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pengorganisasian perpustakaan.
2.Agar pembaca dapat memahami tentang bagaimana pengorganisasian SDM
Perpustakaan.
3.Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pengorganisasian Gedung dan
perabotan perpustakaan.
2

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengorganisasian Perpustakaan
Pengorganisasian merupakan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. Proses
pengorganisasian suatu perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki
sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan pengarahan pada langkah-
langkah tertentu. Koordinasi sebenarnya merupakan proses pengintegrasian tujuan-
tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan
lembaga/perpustakaan secara efisien. Sementara itu, Sulistya Basuki (1993:193)
menyatakan bahwa koordinasi merupakan pengaitan berbagai bagian organisasi untuk
mencapai pelaksanaan yang harmonis. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian terus-
menerus antar bagian dalam suatu organisasi. Dengan koordinasi ini diharapkan
terjadi saling mengisi antarbagian dalam suatu lembaga/perpustakaan. Misalnya,
bagian katalogisasi perlu menjelaskan akses pada katalog judul, pengarang, maupun
subjek. Berdasarkan informasi ini, bagian referensi sendiri akan membantu pemakai
dan berusaha menemukan informasi yang diperlukan itu pada katalog perpustakaan.
Oleh karena itu, semakin besar suatu perpustakaan semakin banyak bagian-bagian
kerja yang diperlukan yang berarti juga semakin baesar tuntutan koordinasi.
Pembagian tugas, wewenang, kekuasaan, dan tanggung jawab dalam
organisasi perpustakaan akan tampak jelas apabila disusun suatu bagan formal
organisasi. Melalui bagan ini akan diperlihatkan fungsi, pembagian unit, dan posisi
organisasi yang menunjukkan hubungan di antara unit-unit tersebut. Biasanya unit-
unit organisasi yang terpisah digambarkan dalam bentuk kotak-kotak yang
dihubungkan dengan garis yang menunjukkan hubungan kerja atau komando.
Penentuan bagan organisasi perpustakaan dapat disesuaikan dengan besar kecilnya
3

kekuasaan dan kewenangan pegawai. Untuk itu dapat dipilih dari bentuk-bentuk
pyramid, vertikal, horizontal, dan bentuk lingkaran.
Dari segi lain, kelancaran tugas perpustakaan dipengaruhi oleh saejauh mana
keberhasilan integrasi diantara unit-unit dalam organisasi itu sendiri. oleh karena itu,
perlu diperhatikan adanya pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam perpustakaan itu
sendiri. dalam sistem pengelompokkan unit ini terdapat banyak sistem yang dapat
dipilih oleh perpustakaan, antara lain sistem pengelompokan bedasarkan aspek
berikut;
1.Fungsi 3. Wilayah
2.Produk (barang atau jasa) 4. Pelayanan
Sistem pengorganisasian perpustakaan yang proporsional perpustakaan akan
menumbuhkan kreativitas, adanya kelancaran komunikasi dan interaksi antar individu
dan antar unti kerja. Keberhasilan organisasi di perpustakaan dipengaruhi oleh desain
yang mengarah pada inovasi dan perubahan (Bryson,19990:157).
Sistem pengorganisasian perpustakaan perlu memperhatikan elemen-
elemennya, antara lain terdiri dari : kegiatan, sumber daya manusia, sistem, sumber
informasi, sarana dan prasarana, serta dana. Elemen-elemen ini dapat dikoordinir dan
diarahkan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan perpustakaan. Aktivitas yang
dilakukan perpustakaan seperti, pengadaan, pengolahan, pemeliharaan, pengawetan,
penyebaran, dan pemanfaatan informasi perlu dikoordinir dengan baik agar tidak
terjadi kesimpangsiuran. Di samping itu juga dimaksudkan agar tiap orang/kelompok
mampu bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing.
Kegiatan itu diarahkan untuk mencapai tujuan masing-masing jenis
perpustakaan (sekolah, umum, instansi, perguruan tinggi, tempat ibadah, dan lain-
lain.Organisasi timbul karena adanya kebutuhan untuk mengumpulkan orang-orang
dalam rangka pencapaian tujuan bersama melalui pembagian kerja. Pembagian kerja
ini akan efektif apabila di dalam organisasi itu terdapat struktur organisasi yang jelas,
baik secara makro maupun mikro. Struktur organisasi merupakan mekanisme formal
4

untuk pengelolaan diri dengan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang berbeda-beda. Oleh karena itu struktur organisasi yang baik akan mencakup
unsur-unsur spesialisasi kerja, strukturalisasi, sentralisasi, dan koordinasi (Handoko,
1993:164).
Struktur organisasi suatu jenis perpustakaan, berbeda dengan yang lain. Hal
itu dapat dimengerti karena perbedaan masyarakat yang dilayani, lembaga yang
menaunginya, dana, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu struktur masing-
masing jenis perpustakaan dapat dipahami sebagai berikut:
1.Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sebagai sarana dan prasarana pendidikan perlu ada pada setiap
satuan pendidikan formal dan formal (UU 20 Th.2003 Bab XII pasal 45) undang-
undang itu berlaku pada setiap satuan pendidikan jalur sekolah. Adapun struktur
organisasi perpustakaan sekolah sebaiknya sebagai berikut:

5
Kepala Sekolah
Wakil Kep. Sek
BP GURU PERPUSTAKAAN LABORATORIUM
Pel. InformasiPel. Teknis
Audio Visual
Sirkulasi Minat Baca
TATA
USAHA
AKADEMIK RUMAH TANGGAPERLENGKAPANKEUANGAN

2.Struktur Organisasi Perpustakaan Khusus
Struktur organisasi perpustakaan khusus agak berbeda dengan perpustakaan lain.
Dalam penyusunannya hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a.Organisasi perpustakaan khusus merupakan bagian intregal dari suatu
lembaga dan harus memiliki kepastian hukumdalam lembaga tersebut.
b.Besar kecilnya struktur organisasi disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan
lembaga induknya.
c.Kedudukan perpustakaan dan unit penyelenggara perpustakaan harus jelas
dan tegas digambarkan dalam struktur organisasi perpustakaan.
Contoh struktur organisasi perpustakaan khusus:
3.Struktur Organisasi Perpustakaan Umum
Perppustakaan umum adalah perpustakanan yang diperuntukkan pada masyarakat
pada umumnya, tidak membatasi umur, jenis kelamin, pendidikan, suku, maupun
agama. Oleh karena itu koleksinya juga harus umum dan untuk semua umur.
Perpustakaan jenis ini terdiri dari tingkat desa, tingkat kecamatan, dan tingkat
kabupaten/kotamadya. (Basuki, 1993)
6
LEMBAGA INDUK
XXXXXXXXXXXX
X
PERPUSTAKAAN
PEL. INFORMASIPEL.TEKNIS

Adm. Perpustakaan (KTU)
ARSIP DAN SURAT MENYURATKEUANGAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
LAYANAN SIRKULASI LAYANAN TEKNIS
LAYANAN
KERJASAMA
Pola sistem yang dianut oleh suatu perpustakaan perlu dikaji secara mendalam
ditinjau dari segi efesiensi dan efektifitasnya. Bila tujuannya memperoleh efesiensi,
polanya harus sederhana. Pustakawan perlu memahami masalah pola organisasi
kerena pemilihan pola yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah pada jasa
pelayanan yang kurang memuaskan tetapi biayanya mahal.
Penetuan pola struktur organisasi perpustakaan yang akan dipilih tergantung
pada faktor:
a. Tujuan Perpustakaan. Tujuan atau obyek perpustakaan merupakan faktor yang
penting bagi perencanaan bagian-bagian perpustakaan.
7
KEPALA DAN
WAKIL KEPALA
PERPUSTAKAAN

b. Jenis Pemakai. Jenis pemakai yang akan dilayani menentukan pola organisasi.
Misalnya, perpustakaan khusus untuk tunanetra memerlukan jasa dan layanan yang
berlainan dengan perpustakaan sekolah.
c. Jenis Dokumen. Jenis dokumen menentukan pola pengelolaan serta organisasi
perpustakaan yang mengkhususkan diri pada dokumen kertografis seperti peta, atlas
dan globe akan memerlukan tenaga yang dan materi konservasi yang berlainan
dengan perpustakaan yang mengkhususkan diri pada buku saja.
d. Keadaan gedung perpustakaan. Gedung perpustakaan yang direncanakan dengan
cermat serta lebih fleksibel (luwes) akan memudahkan penyeliaan serta memberikan
berbagai pilihan dalam menentukan pola organisasi .
e. Personalia perpustakaan. Setiap personil harus sesuai dengan pola organisasi yang
ditentukan. Pola pada perpustakaan umum yung memetingkan jasa bagi pemakai
umum memerlukan personil berlainan dengan perpustakaan khusus dengan jumlah
pemakai terbatas.
f. Kegiatan outomasi perpustakaan. Automasi perpustakan menyangkut banyak aspek,
sehingga perlu ditimbang masak-masak dalam menetukan pola perpustakaan.
Berbagai jasa perpustakaan dapat dilaksanakan lebih cepat dan efesien karena
outomasi, namun sebaliknya automasi juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.
g. Bantuan keuangan. Ini memerlukan pertimbangan yang matang, Karena
keterbatasan dana memungkinkan memilih bentuk sentralisasi senua kegiatan dan
jasa.
Tujuan organisasi Perpustakaan itu dinyatakan pada pasal 3 berbunyi sebagai
berikut:
1. Memajukan berdirinya perpustakaan baru dan membantu perpustakaan rakyat
yang telah ada, baik yang bersifat ilmiah maupun umum.
8

2. Memajukan usaha sentralisasi perpustakaan
3. Mengusahakan peminjaman antar perpustakaan di hindia-belanda (Indonesia)
4. Memajukan lalu lintas pertukaran dan peminjaman bahan secara internasional
5. Mengumpulkan dan memajukan sumber dan tugas referens
6. Mendirikan biro penerangan untuk kepentingan ilmiah dan dokumentasi
7. Mendirikan gedung untuk perpustakaan umum
8. Segala usaha sah lainnya yang dapat membantu tercapainya tujuan di atas. (H.S,
2005)
B. Pengorganisasian SDM
Sumber daya manusia adalah sumber daya yang dapat dikembangkan secara
terus-menerus, dikoordinir, dan diarahkan untuk menggerakkan perpustakaan.
Bersamaan dengan sumber-sumber lain, sumber daya manusia dapat melakukan
aktivitas yang optimal dalam mencapai sasaran yang akan dituju oleh suatu
perpustakaan. Sumber daya manusia yang diperlukan di perpustakaan tidak hanya
pustakawan, tetapi juga tenaga administrasi dan juga tenaga fungsional lain seperti
guru, dosen, arsiparis, pranata komputer, dokumentalis, dan lainnya. Kemampuan dan
keahlian mereka dapat diatur dan diarahkan untuk mencapai tujuan pepustakaan.
Sistem pengorganisasian di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang perlu dipertimbangkan adalah kekuatan dan
kelemahan perpustakaan, sedangkan faktor eksternal yang perlu diwaspadai adalah
adanya peluang dan ancaman yang sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh suatu
perpustakaan.
Secara sederhana, Pengorganisasian SDM di perpustakaan, seharusnya
memiliki minimal 4 (empat) kelompok SDM yakni: a. Kepala Perpustakaan b.
9

Penanggung Jawab/Pelaksana Layanan c. Penanggung Jawab/Pelaksana Layanan
Teknis d. Penanggung Jawab/Pelaksana TIK. Keempat SDM dalam pelaksanaan
tugasnya harus dibantu oleh murid pustakawan, guru piket pustakawan, kelompok
masyarakat sukarelawan dan kaum professional lainnya yang merupakan sukarelawan
pengembang perpustakaan. Kepala Perpustakaan sebagaimana disiratkan pada
Permendiknas 25/2008 harus memiliki kompetensi manajerial, kompetensi
pengelolaan informasi, kompetensi kependidikan, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi pengembangan profesi. Kompetensi tersebut,
tentunya harus diimbangi dengan pengetahuan mengenai organisasi yang menaungi
perpustakaan yang dipimpinnya. Organisasi sekolah pada setiap jenjangnya, sudah
tentu diwarnai oleh pemustaka yang dilayaninya. (Komaruddin & Dewi, 2012)
Sumber daya manusia di perpustakaan merupakan salah satu faktor atau pilar
yang sangat penting. Oleh karena itu, perpustakaan harus selalu dibina dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia (human resources) di perpustakaan harus dilakukan secara terencana dengan
baik agar menjadi berkualitas. Menurut UU NO. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
pasal 1 ayat 8 berbunyi: “Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan /atau pelatihan kepustakawanan serta
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanaan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan”. Selanjutnya pada pasal 29 ayat 3 disebutkan bahwa
“Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yag bersangkutan”.
Sedangkan staf/tenaga administrasi yang ada di perpustakaan membantu kepala
perpustakaan melaksanakan tugas administrasi yang ada diperpustakaan seperti
melaksanakan tugas administrasi perkantoran, misal pada bidang kesekretariatan,
keuangan, perlengkapan dan perbekalan, humas dan lain-lain.
10

Pustakawan harus memiliki kompetensi, yakni kemampuan dalam mengelola
perpustakaan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku guna
mencapai kesuksesan.
Adapun kemampuan pustakawan yang perlu dikembangkan, di antaranya:
a)Kemampuan manajemen informasi (kemampuan pustakawan dalam
mencari informasi, membuat/menciptakan informasi, mengorganisasi
Informasi dan berbagai/penyebaran informasi).
b)Skill interpersonal (kemampuan personal pustakawan yang berguna dalam
berhubungan dengan pemakai dan sesama rekan kerja).
c)Kemampuan teknologi informasi (kemampuan untuk menggunakan
berbagai perangkat teknologi informasi untuk membantu semua proses
kerja).
d)Kemampuan manajemen (kemampuan dalam mengelola sistem
administrasi perpustakaan yang baik bagi berbagai kegiatan yang
dilakukan).
Salah satu tujuan diberlakukannya standar kompetensi di berbagai
pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk melaksanakan maupun untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan, yang merupakan dasar bagi pencipta nilai dalam
suatu organisasi. Oleh karena itu dukungan perpustakaan terhadap pertumbuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat diberikan melalui berbagai kegiatan, yakni:
(Makkasau)
1) Pameran ristek dan informasi,
2) Lomba karya tulis ilmiah,
3) Pembinaan minat baca, dan
4) Penyebaran informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara luas
dan merata.
11

Standar Kompetensi Perpustakaan
Kompetensi Umum
Kompetensi umum yakni kompetensi dasar umum yang harus dimiliki
oleh setiap pustakawan dan diperlukan untuk melakukan tugas-tugas
perpustakaan yang meliputi:
1)Mengoperasikan komputer tingkat dasar,
2)Menyusun rencana kerja perpustakaan (RKP),
3)Membuat laporan kerja perpustakaan (LKP).
Kompetensi umum ini melekat dalam kompetensi inti dan khusus.
Komptensi Inti
Kompetensi inti merupakan kompetensi dasar keahlian yang harus
dimiliki oleh setiap pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas perpustakaan.
Kompetensi inti mencakup unit-unit kompetensi yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas-tugas inti dan wajib dikuasai oleh pustakawan, yang meliputi:
1)Melakukan seleksi bahan perpustakaan,
2)Melakukan pengadaan bahan perpustakaan,
3)Melakukan pengatalogan deskriptif,
4)Melakukan pengatalogan subyek,
5)Melakukan perawatan koleksi perpustakaan,
6)Melakukan layanan sirkulasi,
7)Melakukan layanan referensi,
8)Melakukan penelusuran informasi sederhana,
12

9)Melakukan promosi perpustakaan,
10)Melakukan kegiatan literasi informasi,
11)Memanfaatkan jaringan internet layanan perpustakaan.
Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus merupakan kompetensi tingkat lanjut yang bersifat
spesifiik, meliputi:
1)Melakukan kajian perpustakaan,
2)Membuat karya tulis ilmiah,
3)Membuat literatur sekunder,
4)Melakukan pelestarian koleksi perpustakaan,
5)Melakukan penelusuran informasi kompleks,
6)Merancang tata ruang dan perabot perpustakaan.
Kompetensi diatas dapat dimiliki jika tenaga pengelola perpustakaan
melakukan pengembangan diri, ada dua bidang pengembangan yang bisa dilakukan,
yakni:
1.Kualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap, kepribadian, perilaku.
Pengembangan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.Mengikutsertakan dalam pendidikan formal: S1, akademi dan diploma.
b.Pendidikan diklat/training.
c.Kursus-kursus (ICT Perpustakaan, manajemen perpustakaan dll).
d.Pendidikan profesional
e.Pelatihan: latihan jabatan, pra-jabatan, magang dan lain-lain.
13

f.Mengikutsertakan sumber daya manusia perpustakaan dalam seminar,
workshop, kongres, lokakarya dll.
2.Kuantitas (jumlah), pengembangan sumber daya manusia menurut jumlah
mengacu pada perkembangan kebutuhan, yakni dengan cara:
a.Menambah jumlah pegawai, apabila terjadi perkembangan organisasi.
b.Mengurangi jumlah pegawai, apabila terjadi perampingan struktur
organisasi karena penggabungan atau penghapusan sebagian struktur yang
ada.
c.Mempertahankan yang ada, tapi tetap dilakukan efisiensi dan efektifitas
agar terjadi penghematan waktu, tenaga, dan biaya serta sarana dan
prasarana serta tetap pada tujuan yang akan dicapai. (Arista)
C.Pengorganisasian Gedung dan Perabotan Perpustakaan
1.Pengertian Manajemen Perpustakaan
Pada hakekataya manajemen adalah suatu kegiatan untuk mencapat
tujuan, melalui kerja orang-orang lain. Secara lebih terperinci dapat
dinyatakan, bahwa manajemen meliputi perancangan dan sifat-sifat usaha
kelompok dalam rangka untuk mencapai tujuan, tetapi dengan penggunaan
modal berupa, waktu, uang, material dan juga hambatan yang dijumpai,
seminim mungkin. Dengan kata lain konsep dasar manajemen adalah
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian suatu aktivitas
yang bertujuan untuk mengalokasikan sumber daya sehingga mempunyai nilai
tambah.
Dalam kaitannya dengan perpustakaan sekolah, manajemen
perpustakaan sekolah pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan kontribusi
manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan perpustakaan. Karena
perpustakaan sekolah sebagai sub sistem dari sebuah organisasi, dalam hal ini
14

yaitu sekolah, tentunya tujuan perpustakaan sekolah harus terlebih dahulu
didefinisikan secara jelas. Pendefinisian secara operasional. dari manajemen
dapat dilakukan dalam bentuk program yang akan dilaksanakan beserta
sasaran yang konkret dan operasional. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan, maka kegiatan manajemen. perpustakaan sekolah dapat
dilaksanakan atau direalisasikan.
2.Pengorganisasian Gedung dan Perabotan Perpustakaan Sekolah
Pengorganisasian merupakan proses pengelompokan dan pembagian
kegiatan atau kerja dalam tujuan yang dikehendaki oleh sebuah organisasi
atau lembaga, maka dengan pengorganisasian kita dapat membagi tugas dan
tanggung jawab diantaranya para pengurus agar semua dapat berjalan efektif
dan efisien.
Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan sarana penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakaan sebagai unit pelayanan jasa,
harus memiliki sarana kerja yang cukup dan permanen untuk menampung
semua koleksi, fasilitas, staf dan kegiatan perpustakaan sebagai unit kerja.
Sarana yang dimaksud adalah sarana fisik dalam bentuk ruangan atau gedung.
Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan memiliki tugas dan
fungsi yang strategis yaitu menyediakan fasilitas ruang baca yang nyaman dan
aman bagi pemustakanya. Layanan ruang baca merupakan layanan yang
diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka berupa tempat untuk
melakukan kegiatan membaca. Biasanya penataan ruang baca diintegrasikan
dengan rak koleksi dan sistem penelusuran informasi perpustakaan.
Dalam pengaturan ruang baca perpustakaan agar nyaman dan aman
maka diperlukan adanya ilmu tata ruang. Ilmu tata ruang baca di perpustakaan
sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu aspek pembinaan
perpustakaan yang memiliki pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam
15

memperlancar layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan. Setiap unit
perlengkapan dan fasilitas ruangan hendaknya ditata menurut cara dan sistem
yang tepat, baik dari segi pemilihan, pemasangan, maupun pemeliharaan
fasilitas ruangan di perpustakaan. Sulistiyo-Basuki (1992) mengatakan ada
dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menata ruang baca perpustakaan,
yaitu:
1.Pertimbangan umum, meliputi sumber daya keuangan, letak/lokasi, luas
ruang, jumlah staf, tujuan dan fungsi organisasi, pemakai, kebutuhan
pemakai, perilaku pemakai, infrastruktur, dan fasilitas teknologi
informasi yang diperlukan untuk melengkapi kenyamanan ruang baca
perpustakaan.
2. Pertimbangan teknis, terkait dengan kegiatan telaah awal untuk
menentukan kondisi optimal bagi pemanfaatan ruang dan perlengkapan,
pengawetan dokumen, kenyamanan pemakai, serta mempertimbangkan
faktor cuaca (suhu), penerangan (cahaya), akustik (kebisingan), masalah
khusus (koleksi mikro), dan keamanan (tahan api) saat di dalam ruang
perpustakaan.
Di samping itu, perencanaan ruang perpustakaan harus mangacu pada
hubungan antar ruang yang bersifat interaktif agar dapat dipandang secara
mudah dan nyaman, baik dari segi efisiensi dan alur kerja, mutu pelayanan,
maupun pengawasan. Keberadaan fasilitas dan ruang baca perpustakaan harus
menyatu dengan kondisi dan bentuk bangunannya agar sesuai dengan standar
kenyamanan dan keamanan ruang perpustakaan. Pada saat masuk ke ruang
perpustakaan, harus terlihat papan petunjuk yang jelas sesuai dengan pola
induk pembangunan infrasturktur perpustakaan. Penampilan bangunan
perpustakaan harus mencerminkan adanya interaksi sosial dan fungsional,
baik antara pemustaka dengan pemustaka, pemustaka dengan petugas,
maupun petugas dan pimpinan perpustakaan. Disain ruangan dibangun dan
16

ditata tanpa harus meninggalkan unsur arsitektur dan estetika agar tetap
terlihat nyaman. Sistem keamanan ruangan dan sirkulasi udara harus
diperhatikan agar tidak menggangu kenyamanan pengguna dalam
memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Tata ruang perpustakaan sangat
diperlukan karena dengan adanya tata ruang baca yang nyaman dan aman
dapat memuaskan kebutuhan pemustaka, serta dapat meningkatkan minat
pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan.
Gedung perpustakaan memiliki tempat yang terdiri dari sejumlah
ruangan yang tiap-tiap ruangan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-
beda. Ruang perpustakaan merupakan tempat yang disediakan untuk
perpustakaan harus terpisah dari aktivitas lain. Selain itu pembagian ruangan
harus disesuaikan juga dengan sifat kegiatan, sistem kegiatan, jumlah
pengguna, jumlah staf dan keamanan tata kerja, sehingga kelancaran kegiatan
dalam perpustakaan tersebut berjalan efektif (Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan, 2000). Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
perancangan ruangan perpustakaan antara lain: a) Jumlah koleksi dan
perkembangan di masa yang akan datang; b) jumlah pemakai atau masyarakat
yang dilayani oleh perpustakaan; c) jumlah bentuk layanan perpustakaan yang
disajikan, dan d) jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan.
Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah perpustakaan adalah sebagai
berikut:
a.Ruang koleksi, adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan. Luas
ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimilki serta
besar kecilnya luas bangunan perpustakaan.
b. Ruang baca, adalah ruang yang dipergunakan untuk membaca bahan pustaka.
Luas ruangan ini tergantung pada jumlah pembaca, pemakai jasa
perpustakaan.
17

c. Ruang pelayanan, adalah tempat penyimpanan dan pengembalian buku,
meminta keterangan pada petugas, menitipkan barang atau tas, dan mencari
informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.
d.Ruang kerja/teknis administrasi, adalah ruangan yang dipergunakan untuk
melakukan kegiatan pemerosesan bahan pustaka, tata usaha untuk kepala
perpustakaan dan stafnya, perbaikan dan pemeliharaan bahan pustaka, diskusi,
dan pertemuan (Perpustakaan Nasional, 1992).
3.Tata Ruang Perpustakaan
Dalam menyusun konsep tata ruang perpustakaan hendaknya
berpedoman pada prinsip-prinsip arsitektur yang meliputi kenyamanan,
keindahan, dan keharmonisan ruangan. Dengan penyusunan konsep yang
baik, akan memberikan kepuasan fisik dan psikis kepada para
punggunanya. Oleh karena itu, dalam penyusunan konsep harus
diperhitungkan tentang kebutuhan pemakai, tata ruang, dan lingkungan di
sekitar perpustakaan. Di samping itu, Lasa (2007) mengatakan bahwa
perlu memperhatikan azas-azas tata ruang yaitu:
a.Azas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan
proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak paling
pendek.
b. Azas rangkaian kerja, yaitu suatu tata ruang yang menempatkan
tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan
urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan
c.Azas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang memanfaatjab
ruangan sepenuhnya
Menyangkut penyusunan konsep dalam penataan ruang
perpustakaan, hendaknya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.Berkualitas tinggi, artinya tetap berjalan baik dalam waktu lama
18

b.Mudah dipasang dan dirawat
c. Dibuat oleh produsen lokal atau perwakilan setempat, tujuannya agar
mampu memberikan jasa purna jual yang memuaskan. Jasa purna jual
ini meliputi perawatan mesin, perbaikan dan pasokan suku cadang,
serta pelatihan bagi staf.
d. Sesuai dengan spesifikasi dan tandar perabot perpustakaan, agar
terkesan “luwes” bagi pemakai perpustakaan.
e.Penampilan, kenyamanan, dan variasi perlengkapan harus
memperhatikan aspek kekekaran, ketahanan, kepraktisan, dan
keamanan (Sulistiyo-Basuki, 1992).
4.Perancangan Ruang Perpustakaan
Perancangan gedung dan ruang perpustakaan yang baik akan
menghasilkan tempat kerja yang efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi
staf perpustakaan dan pemustaka. Siregar (2008), mengatakan bahwa untuk
menghasilkan gedung perpustakaan yang dapat menjadi tempat kerja yang
efisien, nyaman dan menyenangkan bagi staf perpustakaan dan pengunjung,
maka gedung atau ruangan perpustakaan haruslah direncanakan secara baik
agar dapat menampung segala kegiatan dalam pelaksanaan fungsi
perpustakaan sesuai dengan jenis layanannya, terbuka (open access) atau
tertutup (closed access). Apabila perpustakaan menganut sistem tertutup,
maka alokasinya adalah 45% untuk koleksi, 25% untuk pengguna, 20%
untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain. Apabila sistem terbuka, maka
alokasinya diatur dengan pembagian 70% untuk koleksi dan pengguna, 20%
untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain (Depdikbud, 1994).
Selain itu, dalam merancang ruang perpustakaan perlu diperhatikan
dalam penataan ruang baca, ruang koleksi, dan ruang sirkulasi yang dapat
dipilih dengan sistem tata sekat, tata parak, dan tata baur (Lasa, 2005).
19

a.Sistem tata sekat yaitu cara pengaturan ruangan perpustakaan yang
menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Sistem ini,
tidak memperkanan pengunjung untuk masuk ke ruang koleksi dan
petugaslah yang akan melayaninya.
b.Sistem tata parak yaitu sistem pengaturan ruangan yang menempatkan
koleksi terpisah dari ruang baca. Sistem ini, memungkinkan
pengunjung untuk mengambil koleksi sendiri, kemudian dicatat dan
dibaca di ruang lain.
c. Sistem tata baur yaitu suatu cara penempatan koleksi yang dicampur
dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan
mengembalikan koleksi sendiri.
Di samping itu, dalam hal teknis pelaksanaan program pembangunan
gedung atau ruang perpustakaan, juga harus dipersipkan hal-hal sebagai
berikut:
a)Penunjukan personalia
Yaitu menunjuk seseorang yang bertanggung jawab atas
pembangunan gedung perpustakaan. Petugas yang ditunjuk bertugas untuk
menyiapkan perlengkapan perpustakaan, aktif menyusun persyaratan
gedung sampai ke pembangunan fisik, yang didasarkan atas pengalaman
yang dimilikinya. Personalia ini hendaknya ditentukan dalam sebuah
panitia pembangunan gedung perpustakaan yang terdiri dari arsitek,
pustakawan, konsultan perpustakaan, desainer interior, kepala lembaga
perpustakaan, dan bagian administrasi dan keuangan.
b)Memperhatikan prinsip desain gedung
Gedung perpustakaan yang dibangun hendaknya memiliki desain
fungsional artinya desain yang dibuat ada manfaatnya, bukan hanya
sebagai hiasan seperti yang ada di monumen. Prinsip pembangunan
gedung perpustakaan hendaknya bersikap luwes (fleksibel) artinya mampu
20

menyesuaikan tata letak tanpa perlu perubahan struktur gedung secara
besar-besaran. Ada 3 hal yang sebaiknya diperhatikan dalam merancang
gedung perpustakaan, yaitu:
Hanya ada satu jalan masuk dan satu jalan keluar untuk memudahkan
pengawasan terhadap pengunjung.
 Pintu dan jendela harus diamankan dengan memasang kawat atau
kasa untuk menghindari pencurian koleksi.
Tinggi rak buku haruslah dalam batas normal para pengunjung,
misalnya untuk orang Indonesia tidak lebih dari 175cm. Dengan
demikian, pengunjung akan lebih mudah mengambil koleksi
c)Menentukan luas ruangan
Luasnya ruang perpustakaan ditentukan oleh jenis pemakai, dana,
dan iklim perpustakaan itu berada. Seperti halnya dengan kondisi di
Indonesia, masalah dana dan iklim lebih sesuai dengan India dari pada
dengan Amerika, Eropa, dan Australia. Di India, misalnya sudah
dikeluarkan standar gedung perpustakaan yang tercantum dalam Indian
Standard Recommendation Relating to Primary Element in the Design of
Library Building, 1977, yang isinya tentang luas ruang masing-masing
fungsi layanan perpustakaan seperti ruang pengolahan (9 m2), ruang
administrasi (5 m2), ruang baca per-pembaca (2,33m2), dan ruang darurat
(tangga, pintu masuk, lift, lobi, toilet) hanya sekitar 30% dari ruang baca
perpustakaan.
d)Pemilihan lokasi perpustakaan
Pemilihan lokasi hendaknya memperhitungkan kenyamanan
pemakai, perluasan masa mendatang, ketersediaan tanah, dan dana
pembangunan. Pemilihan lokasi sangat berpengaruh terhadap minat
pemakai untuk berkunjung ke perpustakaan. Misalnya lokasi perpustakaan
khusus harus terletak dekat pintu masuk lembaga induknya.
e)Menentukan spesikasi ruangan
21

Tahap ini merupakan rencana kerja yang terakhir, dengan tugas
menyusun rencana lantai, elevasi, dan rincian struktur yang terkait dengan
mesin pendingin udara, sistem ventilasi, dan sistem penerangan.
5.Perabot Perpustakaan
Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan di dalam ruang
perpustakaan untuk menunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-
kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta
buku, dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan adalah perangkat atau benda
yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan pelayanan
seperti mesin fotokopi, komputer, LCD proyektor, VCD player, pesawat
telepon dan faksimili, pengaman bahan pustaka, mesin potong, dan lain-lain
(Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004). Sementara itu,
Sulistiyo-Basuki (1992) mengatakan bahwa perabot perpustakaan (furniture)
merupakan perlengkapan dan fasilitas yang berada di setiap unit jasa
informasi di perpustakaan, dan istilah tersebut disebut dengan premis, yaitu
lokasi atau tempat unit informasi berkedudukan.
Unit informasi di perpustakaan terdiri dari ruang umum, ruang kerja,
dan ruang simpan (bukan berarti gudang). Dalam pengaturan ke tiga unit
informasi tersebut harus memperhatikan ruang gerak antara unit yang satu
dengan yang lain sehingga para staf lebih leluasa berkomunikasi. Secara detail
beberapa perlengkapan perpustakaan terdiri dari:
Perlengkapan simpan, digunakan untuk menyimpan dokumen/koleksi
dan kartu (anggota dan katalog) perpustakaan.
Peralatan simpan dan temu kembali informasi, merupakan
perlengkapan untuk olah data elektronis, gawai semi mekanis, dan
sistem mikrobentuk.
22

 Peralatan dokumen audio-visual, yang terdiri dari meja pengamat
(viewing tables), pemirsa (viewers), proyektor slide dan film dari
berbagai ukuran, video recorders, tape-recorders, dan record player.
Perlengkapan telekomunikasi, terdiri dari telepon (witchboards)
eksternal dan internal, mesin penjawab telepon otomatis, faksimile,
teleprinter, dan peralata lain seperti sistem transmisi data, internet,
televisi, dan satelit komunikasi.
Peralatan reprografi, digunakan untuk reproduksi dokumen seperti
mesin fotokopi, printer, scan, dan alat mikrokopi.
Perabot dan perlengkapan di atas ditujukan untuk memudahkan
petugas dan pemakai dalam hal akses dan pemanfaatan layanan informasi
perpustakaan.
23

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengorganisasian merupakan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. Proses
pengorganisasian suatu perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki
sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan pengarahan pada langkah-
langkah tertentu. Koordinasi sebenarnya merupakan proses pengintegrasian tujuan-
tujuan pada satuan-satuan yang terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan
lembaga/perpustakaan secara efisien. Sementara itu, Sulistya Basuki (1993:193)
menyatakan bahwa koordinasi merupakan pengaitan berbagai bagian organisasi untuk
mencapai pelaksanaan yang harmonis. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian terus-
menerus antar bagian dalam suatu organisasi. Dengan koordinasi ini diharapkan
terjadi saling mengisi antarbagian dalam suatu lembaga/perpustakaan.
24

DAFTAR PUSTAKA
Arista, B. (n.d.). Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Sekolah. UIN
Raden Fatah Palembang . Retrieved from
https://www.academia.edu/37304429/Manajemen_Sumber_Daya_Manusia_di
_Perpustakaan_Sekolah_Tugas_MK_Manajemen_Perpustakaan_
Basuki, S. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
H.S, L. (2005). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gramedia.
Komaruddin, Y. T., & Dewi, L. (2012). MENEJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DI PERPUSTAKAAN. EduLib, 2(2), 252-273.
Makkasau, A. (n.d.). Peranan SDM di Bidang Perpustakaan. Retrieved from
http://anwarmakkasau.blogspot.com/2012/08/peranan-sdm-di-
bidangperpustakaan-oleh.html
Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Lasa, HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.1992. Pedoman
PerlengkapanPerpustakaan Umum . Jakarta : Perpustakaan nasional Republik
Indonesia.
Siregar, Belling. 2008. Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan. Medan : Program
Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
25

Sulistiyo-Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Ed. Rev. Jakarta : Sagung Seto.
26
Tags