Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara
mendalam tentang “ Perencanaan Pemutusan Hubungan Kerja (Pensiun) ”. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Bapak Dr. Sukardi, S.E.M.M
Semoga Allah SWT selalu mecurahkan berkah dan ridho kepada kita semua.
Aamiin.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
2.1 Pengertian ............................................................................................................ 4
2.2 Manfaat Pensiun ................................................................................................. 6
2.3 Program Masa Persiapan Pensiun ........................................................................ 8
2.4 Program Pensiun Manfaat Pasti ......................................................................... 12
2.5 Program Pensiun Iuaran Pasti ............................................................................ 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis : 1) Hawa 2)Vina
1.1 Latar Belakang
Program pensiun adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan atau entitas
kepada seseorang yang sudah tidak aktif bekerja karena memasuki usia pensiun atau
kondisi tertentu.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang memegang peran penting bagi
berjalannya suatu perusahaan. Supaya perusahaan tersebut dapat berjalan sesuai
tujuannya, maka kepentingan atau kebutuhan sumber daya manusia harus diperhatikan.
Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pekerja merujuk pada teori “Hierarki
Kebutuhan” dari Abraham Maslow, di mana salah satunya yaitu kebutuhan akan rasa
aman dalam bentuk kondisi kerja yang aman, jaminan sosial, keamanan kerja dan adanya
tunjangan di hari tua. Program pensiun dibagi menjadi dua, yaitu program pensiun iuran
pasti (contribution benefit cost) dan program pensiun manfaat pasti (defined benefit cost).
Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan
dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan
pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. Program pensiun manfaat
pasti adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun,
sedangkan iuran berkalanya ditentukan berdasar perhitungan aktuaris sehingga dana
mencukupi untuk membayar manfaat yang telah dijanjikan kepada peserta
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelasakan Pengertian pensiun ?
2. Jelaskan manfaat pensiun ?
3. Jelaskan Program Masa Persiapan Pensiun ?
4. Jelaskan Program Manfaat Pensiun Pasti ?
5. Jelaskan Program Iuran Pensiun Pasti ?
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
4
BAB II
PEMBAHASAN
Penulis : 1)Hawa dan 2)Vina
2.1 Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan pensiun
adalah tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai. Menurut Kieso
Weygandt program pensiun adalah pengaturan dimana majikan memberikan manfaat
(pembayaran) kepada karyawan pensiun atas jasa yang mereka berikan ditahun
bekerja mereka. Program pensiun terdiri dari 3 golongan yaitu:
(1) Program pensiun iuran pasti (defined contribution plan),
(2) Program pensiun manfaat atau imbalan pasti (defined benefit plan),
(3) Program pensiun berdasarkan keuntungan (profit sharing pension plan).”
2
.
Menurut Hutapea (2005)
3
saat memasuki masa pensiun seseorang akan
mengalami berbagai masalah, diantaranya mengenai kepuasan kerja dan pekerjaan,
usia, kesehatan, dan status sosial sebelum pensiun. Berikut ini penjelasan mengenai
masalah tersebut :
a. Kepuasan Kerja dan Pekerjaan
Pekerjaan membawa kepuasan tersendiri karena disamping mendatangkan
uang dan fasilitas, dapat juga memberikan nilai dan kebanggan pada diri
sendiri (karena berprestasi atau pun kebebasan menuangkan kreativitas).
Pekerjaan juga dapat memberikan pendapatan, wewenang, dan otonomi yang
diharapkan para pekerja.
b. Usia
Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua,
fisik pun akan makin melemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan
tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas.
Pensiun sering diidentikkan dengan tanda seseorang memasuki masa tua. Banyak
orang mempersepsi secara negatif dengan menganggap bahwa pensiun itu
merupakan pertanda dirinya sudah tidak berguna lagi dan tidak dibutuhkan karena
usia tua dan produktivitas menurun sehingga tidak menguntungkan lagi bagi
2
Sumber https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/download/10515/10103
3
Sumber https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/981/5/108600249_file5.pdf
5
perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja.
c. Kesehatan
Beberapa peneliti menemukan bahwa kesehatan mental dan fisik merupakan
prasyarat yang menunjang keberhasilan seseorang dalam adaptasi perubahan
hidup yang disebabkan oleh pensiun. Itu selalut erkait dengan persepsi
seseorang terhadap penyakit atau kondisi tersebut fisika. Jika ia menganggap
bahwa kondisi fisik atau penyakitnya rintangan besar dan bersikap pesimis
terhadap hidup maka ia akan mengalami masa pensiun dengan penuh
kesukaran.Pensiun tidak membuat orang menua lebih cepat, Persepsi
seseorang tentang bagaimana ia akan nenyesuaikan diri dengan masa
pensiunnya. Hal ini erat kaitannya dengan rencana persiapan yang dibuat jauh
sebelum pensiun (termasuk pola atau gaya hidup yang dilakukan) akan
memberi kepuasan dan
rasa percaya diri pada individu yang bersangkutan.
d. Status Sosial Sebelum Pensiun
Status sosial berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghadapi masa
pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu sebagai
hasil dari prestasi kerja keras (sehingga mendapatkan penghargaan dari
masyarakat dan organisasi), ia pun cenderung lebih memiliki kemapuan
adaptasi yang lebih baik (karena konsep diri yang positif dan social network
yang baik).
6
2.2 Manfaat Pensiun
Berikut adalah beberapa kategori tentang manfaat pensiun yang akan diberikan
kepada karyawan atau pegawai menurut Latumaerissa (2017:678):
a. Manfaat Pensiun Normal (Normal Retirement merupakan manfaat yang
akan diterima peserta pada saat mencapai usia pensiun normal. Pada
umumnya, setiap perusahaan menetapkan usia pensiun normal berada di
usia antara 45 sampai 60 tahun, sesuai dengan peraturan masing-masing
berdasarkan kepentingan. Sesuai dengan pengertiannya, ketika karywan
telah memasuki batas usia pensiun yang telah ditetapkan oleh perusahaan
maka karyawan tersebut dapat langsung menerima uang pensiunnya.
Manfaat jenis ini seringkali digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang
ada di Indonesia.
b. Manfaat Pensiun Dipercepat (Early Retirement) merupakan manfaat yang
diterima peserta apabila berhenti bekerja minimal 10 tahun sebelum usia
pensiun normal. Seorang karyawan akan pensiun ketika ia mencapai usia
60 tahun, pada umumnya karyawan tersebut akan menerima manfaat
pensiun normal ketika ia mencapai usia 50 tahun (sepuluh tahun sebelum
memasuki usia pensiun normal). Akan tetapi hal ini dapat berubah ketika
karyawan tersebut ternyata memilih untuk pensiun dini 10 tahun lebih
cepat, maka akan berubah menjadi manfaat pensiun dipercepat.
Pembayaran manfaat untuk kategori in akan dibayarkan paling lambat tiga
bulan setelah karyawan tersebut pensiun atau berhenti bekerja.
c. Manfaat Pensiun Cacat (Disabled Retirement) merupakan manfaat yang
diterima apabila peserta mengalami cacat. Pensiun cacat ini tidak
mempunyai kaitan dengan batas usia peserta. Ketika karyawan mengalami
cacat serta tidak bisa atau tidak mampu melakukan aktivasnya sebagai
karyawan, maka karyawan tersebut dapat menerima manfaat pensiun. Hak
pensiun ini akan dianggap sah apabila peserta mendapatkan surat
keterangan cacat dari dokter dan disetujui oleh lembaga pengelola dana
pensiun bahwa peserta cacat.
7
Perhitungan manfaat pensiun cacat akan dihitung sesuai dengan
formula perhitungan pensiun normal. Dalam hal ini, karyawan akan diakui
bahwa telah mencapai usai pensiun normal akan tetapi penghasilan dasar
untuk menghitung manfaat pensiun ditentukan sesuai dengan ketika
peserta dinyatakan cacat. Manfaat pensiun cacat akan diberikan selambat-
lambatnya tiga bulan setelah karyawan dinyatakan cacat.
d. Manfaat Pensiun Ditunda (Deffered Retirement) merupakan manfaat yang
diterima oleh peserta apabila berhenti bekerja dan belum mencapai usia
pensiun normal. Namun bagi karyawan yang berhenti dari pekerjaannya
dan telah memasuki batas usia pensiun dipercepat akan menerima pensiun
ditunda sejumlah dengan karyawan menjadi peserta program pensiun
sampai dengan karyawan pensiun. Untuk pembayaran manfaat pensiun
bagi karyawan yang berhenti dari pekerjaannya jauh sebelum memasuki
usia pensiun dipercepat akan ditunda sampai usia pekerja tersebut
memasuki usia pensiun dipercepat.
4
4
Sumber http://eprints.perbanas.ac.id/9718/23/B%20A%20B%20II.pdf
8
2.3 Program Masa Persiapan Pensiun
Persiapan pensiun merupakan bagian penting yang seharusnya
diperisiapkan bukan saja oleh individu sejak awal namun juga oleh pemberi kerja
(dalam hal ini perusahaan/organisasi). Salah satu hal yang dapat dilakukan
adalah dengan mempersiapkan program pensiun yang berisi seminar dan
pelatihan, seperti pelatihan keuangan, kewirausahaan, pengembangan mental,
dan sebagianya (Ross & Wills, 2009).
Program persiapan pensiun dapat dikelompokan menjadi empat
kategori utama, yaitu terkait masalah keuangan, perumahan, penggunaan waktu
senggang, kesehatan jasmani dan kejiwaan (Gaol, 2014; Apsari 2012). Ekonomi
yang perlu disiapkan mencakup penciptaan sumber pendapatan baru melalui
keterampilan wirausaha dan pengelolaan keuangan keluarga. Persiapan mental
penting untuk mengatasi berbagai perubahan yang muncul saat memasuki masa
pensiun. Kesehatan atau kebugaran harus dijaga dengan rutinitas fisik yang sesuai
dan dengan memahami risiko penyakit umum yang muncul di masa pensiun.
Dukungan sosial sangat penting, yang berarti perlu dibangun jaringan sosial,
termasuk dari keluarga dan komunitas, saat menghadapi pensiun.
Dalam program persiapan pensiun, pegawai mendapatkan pelatihan
yang mencakup berbagai aspek seperti fisik, mental, ekonomi, sosial, dan spiritual
untuk mempersiapkan pensiun. Selain itu, kunjungan ke lokasi-lokasi yang
menawarkan peluang bisnis setelah pensiun dan magang di tempat usaha yang
berhasil juga sangat diperlukan.
Siamaat (2009) menyatakan program persiapan pensiun dapat dilihat
dari dua sisi, yakni sisi pemberi kerja dan sisi karyawan. Dari sisi pemberi kerja
program persiapan pensiun merupakan kewajiban moral, yaitu perusahaan
mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan pada
saat mencapai usia pensiun. Selain itu program pensiun pensiun dinilai sebagai
usaha pemberi kerja untuk menumbuhkan loyalitas, yaitu dengan di adakannya
program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi
yang tinggi terhadap perusahaan.
9
Program persiapan pensiun juga dianggap sebagai kompetisi pasar
tenaga kerja, yaitu dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian
dari total kompensasi yang diberikan karyawan diharapkan perusahaan akan
memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang
berkualitas dan profesional dipasaran tenaga kerja Program persiapan pensiun dari
sisi karyawan memberikan manfaat rasa aman karyawan terhadap masa yang akan
datang dalam arti mempunyai penghasilan pada saat mencapai usia pensiun dan
kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi
meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun atau berhenti
bekerja.
Post Power Syndrome (PPS)
Post Power Syndrome (PPS) merupakan suatu sindrom yang bersumber dari
berakhirnya suatu jabatan atau kekuasaan yang menyebabkan penderita tidak
mampu melepaskan apa yang pernah dia dapatkan dari kekuasaannya terdahulu,
tidak bisa menerima kenyataan bahwa sekarang sudah bukan pejabat lagi, bukan
karyawan lagi dan sudah pensiun (Suardiman, 2011). Namun demikian,
pengertian tersebut dapat diperluas menjadi gejala yang terjadi di mana penderita
hidup dalam bayang-bayang kebesaran masalalunya (karirnya, ketampanannya,
kecerdasannya, atau hal lain) dan tidak bisa memandang realita yang ada pada saat
ini.
Dalam pengertian yang pertama, tanda-tanda yang muncul bersama
Post Power Syndrome (PPS) termasuk kebiasaan menceritakan dan mengingat
momen-momen kejayaannya, bersikap tertutup karena merasa kehilangan
kekuasaan, menunjukkan sikap murung, mudah tersinggung, serta memiliki
pandangan negatif terhadap hal-hal di sekelilingnya. Tanda-tanda ini dapat
berujung pada masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Tanda fisik dapat
terlihat sebagai wajah yang lesu, tampak lebih tua, lemah, dan sering sakit,
sedangkan tanda mental ditunjukkan oleh keadaan emosional seperti cepat marah,
murung, menjauh dari interaksi sosial, serta tidak menyukai persaingan, atau
lainnya.
10
Perpaduan dari gangguan fisik dan pskologis dapat menimbulkan
penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, strok, dan penyakit-penyakit lain.
Post Power Syndrome (PPS) biasa terjadi pada individu yang telah menjadi
pensiunan, purnawirawan ataupun individu yang telah di PHK, akibat individu
yang bersangkutan sudah tidak bekerja, pensiun, tidak menjabat atau tidak
berkuasa lagi (Kartono, 2000). Post Power Syndrome (PPS) terjadi bukanlah
karena situasi pensiun atau menganggur, melainkan bagaimana cara individu
menghayati dan dan merasakan keadaan baru tersebut (Semiun, 2010).
Menurut Resi (2012) bentuk Post Power Syndrome (PPS) yang dialami
tergantung pada orientasinya semasa aktif. Bila seseorang tergolong structure
oriented atau penekanan pada struktur atau jabatan, sindrom ini akan lama
menghinggapi dan menggerogoti dirinya, dan bila berorientasi pada functional
oriented, maka dia akan dapat memberdayakan dirinya mengenai apa yang masih
bisa difungsikan dari dalam dirinya.
cara yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan diri ketika menghadapi masa
persiapan pensiun di antaranya:
1. Mempersiapkan kesehatan fisik dan mental. Selalu berusaha untuk memiliki
pola pikir yang optimis mengenai segala hal dan pencapaian yang telah diraih
hingga saat ini. Sangat penting untuk membicarakan dan mendiskusikan
segala hal dan rencana dengan keluarga, karena mereka
akan memahami dan memberikan dukungan. Terutama keluarga yang
selalu ada sejak masa aktif kerja hingga memasuki pensiun.
2. Menerapkan pola hidup sehat. Semua permasalahan bisa diatasi
asalkan tubuh kita tetap sehat. Oleh karena itu, penting untuk menjaga
kesehatan dengan melakukan olahraga secara teratur bersama
keluarga, sahabat, atau teman.
3. Mengembangkan hobi atau aktivitas positif yang sempat terabaikan karena
kesibukan kerja. Hobi atau aktivitas positif ini sangat bermanfaat
bahkan bisa menghasilkan sesuatu yang berguna di masa pensiun.
4. Menyiapkan anggaran keuangan sebelum memasuki masa pensiun
agar terhindar dari masalah finansial. Cobalah
11
berbagai metode perencanaan keuangan yang ditawarkan oleh pihak-
pihak seperti perusahaan tempat berkerja sebelumnya atau bank.
Jika mungkin, pertimbangkan untuk berinvestasi. Tidak harus pada
proyek yang besar, tetapi yang sesuai dengan kondisi dan situasi keuangan
serta mempertimbangkan potensi risiko atau kerugian.
5. Membangun jaringan dengan tetap memelihara hubungan baik dengan relasi
dan teman ketika masih bekerja. Dengan terus berkomunikasi dengan baik,
kita dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan yang sering dilakukan bersama
atau sekadar bertukar pendapat.
6. Memperdalam aspek spiritual dengan mendekatkan diri
kepada Tuhan. Mengintensifkan kegiatan spiritual yang mungkin sudah
jarang dilakukan akibat kesibukan.Dengan cara
ini,kita akan memperoleh ketenangan secara spiritual dan mental.
5
5
Sumber https://media.neliti.com/media/publications/36783-ID-strategi-persiapan-masa-pensiun-bagi-para-
karyawan.pdf
12
2.4 Program Pensiun Manfaat Pasti
PPMP atau yang disebut juga dengan Defined Benefit Obligation
merupakan program pensiun yang besaran manfaat pensiunnya sudah disepakati
atau dijanjikan di awal. Akibatnya, besaran iuran yang dibayarkan di setiap
periodenya tidak selalu sama. Hal itu yang membuat PPMP didasari dengan
konsep Time Value of Money. Pemberi kerja harus menentukan berapa iuran
yang harus dibayarkan sekarang dengan konsep tersebut.
6
Program kontribusi memiliki aturan yang menyatakan bahwa peserta
menanggung risiko terkait aktuaria dan investasi, sementara program imbalan
pasti menetapkan bahwa perusahaan menanggung risiko terkait aktuaria dan
investasi. Risiko aktuaria dapat muncul jika pengeluaran untuk manfaat lebih
tinggi dari yang diperkirakan, sementara risiko investasi muncul ketika dana
yang diinvestasikan tidak mencukupi untuk memenuhi manfaat yang diharapkan.
Berikut penjelasan dari siklus pengelolaan dana pensiun dengan
Program pensiun manfaat pasti atau PPMP:
1. Pendiri atau pemberi kerja atau peserta membayar iuran normal dan peserta
membayar iuran atau sejumlah dana ke penyeleggara program pensiun.
Dalam hal ini pendiri atau pemberi kerja harus memastikan bahwa kekayaan
bersih dana pensiun minimal sama dengan kewajiban akturia.
Jika ditemui bahwa kekayaan bersih dana pensiun lebih kecil dari kewajiban
akturia maka pendiri atau pemberi kerja dapat membayar iuran tambahan.
Kewajiban aktuaria adalah total dana yang diperlukan untuk membayar
kewajiban manfaat pensiun hingga pensiunan selesai dan dihitung dengan
nilai saat ini.
2. Kekayaan program pensiun harus diinvestasikan kemudian hasil bersih dari
investasi tersebut akan menambah kekayaan program pensiun itu sendiri.
3. Manfaat pensiun akan dibayarkan sesuai dengan yang telah diatur dan yang
telah dijanjikan
6
Sumber https://rb.gy/3t64hy
13
Menurut Dahlan Siamat (2005: 710-714) untuk menentukan besarnya manfaat
pensiun, yaitu:
(1) Final Earning Pension Plan : berdasarkan persentase tertentu dari gaji terakhir
peserta dan maksimum masa kerja.
(2) Final Average Earning : berdasarkan rata-rata gaji pada beberapa tahun
terakhir saja.
(3) Career Average Earning : berdasarkan persentase tertentu terhadap masa
kerja dan gaji rata-rata selama masa karir karyawan.
(4) Flat Benefit : berdasarkan jumlah uang tertentu untuk setiap tahun masa
kerja/lebih dan memenuhi masa kerja minimum.
Kelebihan dan Kelemahan Program Pensiun Manfaat pasti
Kelebihan
1. Uang pensiun ditentukan sesuai dengan gaji karyawan, sehingga pekerja
dapat menentukan besarnya uang yang akan diterima pada saat mencapai
usia pensiun.
2. Berlaku surut, artinya dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui
pekerja apabila
3. program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan
Kekurangan
1. Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil
investasi tidak mencukupi
2. Program ini relatif lebih sulit untuk dikelola dari sisi administrasinya.
14
2.5 Program Pensiun Iuran Pasti
PPIP atau yang disebut juga dengan Defined Contribution Plan merupakan
program pensiun yang iuran pensiunnya sudah ditentukan atau disepakati di awal
dengan jumlah yang tetap dan diatur dalam Peraturan Dana Pensiun.
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield perhitungan jumlah iuran pensiun
mempertimbangkan beberapa faktor seperti: usia, masa kerja pegawai, profit
perusahaan, dan tingkat kompensasi. PSAK 24
7
menjelaskan bahwa besaran manfaat
pensiun yang diterima oleh pekerja adalah sesuai dengan iuran yang dibayarkan oleh
pemberi kerja dan pekerja (jika pekerja ikut menanggung sebagian iuran) ditambah
dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Pada program iuran pasti ini, kewajiban
hukum atau kewajiban konstruktif entitas dibatasi pada jumlah iuran yang ditentukan
di awal. Akibatnya, risiko aktuaria dan risiko investasi ditanggung oleh peserta.
Berikut adalah penjelasan dari siklus pengelolaan dana pensiun dengan Program
Pensiun Iuran Pasti atau PPIP dan siklus dari program ini:
1. Pemberi kerja dan peserta program pensiun membayar iuran ke penyelenggara
program pensiun. Aset dari program pensiun terdiri dari total asset dikurangi dengan
biaya-biaya operasional dan sisanya adalah iuran yang diperuntukkan untuk peserta
dan hasil dari pengembangan yang didistribusikan ke rekening peserta secara
proposional.
2. Iuran yang masuk akan diinvestasikan. Kemudian hasil dari investasi tersebut
dan telah dikurangi biaya operasioanl akan dikembalikan ke program pensiun.
3. Manfaat pensiun akan dibayarkan sesuai dengan akumulasi iuran dan hasil dari
pengembangan yang telah dikurangi biaya operasional secara proposional.
8
7
Sumber https://valuasiaktuaria.com/2023/06/08/psak-24-kewajiban-imbalan-kerja/
8
Sumber http://eprints.perbanas.ac.id/9718/23/B%20A%20B%20II.pdf
15
Tujuan dari laporan yang dihasilkan oleh program pensiun dengan sistem iuran
pasti adalah untuk memberikan informasi secara berkala tentang pelaksanaan program
pensiun dan hasil investasinya. Tujuan ini biasanya dapat dicapai dengan menyusun
laporan keuangan yang mencakup hal-hal berikut :
a. Penjelasan mengenai kegiatan penting terkait program manfaat pensiun selama
periode tertentu serta efek dari setiap perubahan yang ada, termasuk tentang
keanggotaan dan syarat-syarat yang berlaku.
b. Laporan mengenai hasil transaksi dan investasi sepanjang periode ditambah
dengan keadaan keuangan program pensiun pada akhir periode tersebut; serta
penjelasan mengenai kebijakan investasi.
Sumber http://eprints.perbanas.ac.id/4122/5/BAB%20II.pdf
Kelebihan dan Kelemahan Program Pensiun Iuaran Pasti
Kelebihan
Lebih mudah memperhitungkan besarnya iuran bagi pekerja sehingga proses
administrasinya juga lebih gampang dikelola
Kekurangan
Susah memprediksi penghasilan pada saat mencapai usia pensiun karena
karyawan menanggung resiko atas ketidak berhasilan investasi
16
BAB III
PENUTUP
Penulis : 1) Jovanka
3.1 Kesimpulan
Penting untuk menekankan bahwa persiapan pensiun yang baik sangat
bergantung pada pemahaman dan pemilihan program yang tepat, baik itu program
pensiun iuran pasti maupun program pensiun manfaat pasti. Kedua program ini
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga penting bagi setiap
individu untuk mengevaluasi kebutuhan dan tujuan keuangan mereka sebelum
membuat keputusan
Program pensiun Iuran Pasti ini memberikan kepastian jumlah iuran yang
dibayarkan, namun hasil yang diterima tergantung pada kinerja investasi. Ini
cocok bagi mereka yang lebih memilih kontrol atas investasi mereka.
Program pensiun Manfaat Pasti menawarkan kepastian manfaat yang akan
diterima saat pensiun, berdasarkan masa kerja dan penghasilan. Ini memberikan
rasa aman bagi individu yang menginginkan kepastian dalam perencanaan
keuangan mereka.
17
DAFTAR PUSTAKA
Stefanny T., Jullie J., &S,Hendrik M. (2015).Evaluasi penerapan pernyataan
standar akuntansi keuangan no. 18 mengenai akuntansi pensiun.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/download/10515/10103
Jessica d.,& onoy r. (2022). Model Perhitungan Pendanaan Program Pensiun
Manfaat Pasti Menggunakan Metode Projected Unit Credit.
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRM/article/view/1162
Affandi,M. (2023, 8 Juni). Pahami PSAK 24 tentang Kewajiban Imbalan Kerja:
Pengertian dan Prinsip Dasar. https://valuasiaktuaria.com/2023/06/08/psak-24-kewajiban-
imbalan-kerja/
Siamat, Dahlan. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sofyandi, Herman, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu
Mathis, Robert L dan Jacson, Jhon H.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Andi A. , Fauziah U,.& ,Insany F. (2019). Kebutuhan program persiapan pensiun
bagi tenaga kependidikan pegawai negeri sipil ( PNS).
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/madic/article/download/7546/2515/
Manullang, S., dan Hia, Y. Evaluasi Dana Pensiun dengan Metode Benefit Prorate
Constant Percent. Generasi Kampus. 2014. Vol.1 (7):100-121.
Paidi.(2013). Strategi persiapan masa pensiun bagi karyawan.
https://media.neliti.com/media/publications/36783-ID-strategi-persiapan-masa-pensiun-bagi-para-
karyawan.pdf
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 Tentang Dana
Pensiun Lembaga Keuangan. Lembaran Negara RI Tahun 1992, Sekretariat Negara.
Jakarta