MANAJEMEN LABORATORIUMfssdsddsssddd.docx

rioa81975 12 views 32 slides Nov 01, 2024
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

yayyyy


Slide Content

MANAJEMEN LABORATORIUM
Makalah in dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Manajemen laboratorium
Disusun oleh:
Nasiyatul Delviyanti ()
Rio Ananda Pa (2205020217)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
(STKIP) AL MAKSUM LANGKAT
2024

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................29
i

BAB I
PENDAHULUAN
Laboratorium merupakan fasilitas yang sangat penting di berbagai
bidang, baik di dunia pendidikan, industi, Kesehatan, maupun penelitian. Fungsi
utama laboratorium adalah sebagai tempat dilakukannya berbagai eksperimen,
pengujian, dan analisis untuk mendapatkan data atau informasi. Di dalam
laboratorium terdapat berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan peralatan
teknis, bahan kimia, serta sumber daya manusia yang terampil. Oleh karena,
pengelolaan laboratorium yang baik sangat diperlukan untuk memastikan
operasional berjalan dengan lancer, aman, efisien dan memenuhi standar yang
telah ditetapkan.(Suryana et al., 2024a)
Manajemen laboraotium merupakan disiplin ilmu yang mengintegrasikan
berbagai aspek pengelolaan, mulai dari pengelolaan sumber daya manusia,
bahan, peralatan, prosedur operasional, hingga system informasi. Dalam proses
manajemennya, setiap laboratorium harus mampu memastikan ketersediaan
sumber daya yang memadai, peralatan peralatan yang berfungsi dengan baik,
serta penerapan prosedur keselamatan kerja yang efektif. Selain itu, laboratorium
harus mampu menjaga kualitas hasil kerja dan data yang dihasilkan melalui
pengendali mutu yang tepat.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh laboratorium mencakup
penggunaan sumber daya yang tidak efisien, kurangnya pemeliharaan peralatan,
kesalahan dalam prosedur pengujian, serta kurangnya kepatuhan terhadap
regulasi keselamatan kerja dan pengelolaan limbah. Manajemen laboratorium
yang buruk dapat berdampak negative pada kualitas hasil penelitian, kesehatan
dan keselamatan pekerja, serta dampak llingkungan yang ditimbulkan dari
pengelolaan limbah yang tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah sistem manajemen laboratorium yang efektif untuk mengatasi berbagai
tantangan tertentu.
1

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Manajemen Laboratorium
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola
Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik
sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf profesional
yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena
itu manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan Laboratorium.(Gustini, 2020)
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha
untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan
baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Beberapa alatalat laboratorium yang canggih,
dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan
baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.
Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Pengelolaan
laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur
organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang
berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri
atas para d o s e n senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan
kegiatan laboratorium yang bersangkutan.(Dr. Suranto, ST., MT., dkk,
2020)
Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang
baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang
efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula. Bagaimana
mengelola Lab dengan baik, adalah menjadi tujuan utama, sehingga semua
pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam
2

penanganannya harus dikelola oleh Kepala Laboratorium yang ahli,
terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab,
termasuk peranan tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua
kegiatan operasional yang dilakukan di laboratorium masing-masing.
Keamanan dan keselamatan laboratorium, serta keselamatan kerja di
laboratorium merupakan faktor penting dalam pengelolaan (manajemen)
laboratorium.
Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab kegiatan
laboratorium. Penanggung jawab pelaksana kegiatan tidak boleh
membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa pengawasan dan
bimbingannya; terutama kepada murid-murid yang masih hijau dalam
melakukan kegiatan di laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab
pelaksana kegiatan laboratorium harus bertanggung jawab atas keamanan
dan keselamatan laboratorium pada umumnya serta keselamatan kerja
praktikan.
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-
perangkat manajemen laboratorium, yaitu:
a.Tata ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak
perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata
ruang yang baik mempunyai:
Pintu masuk (in)
Pintu keluar (out)
Pintu darurat (emergency-exit)
Ruang persiapan (preparation-room)
Ruang peralatan (equipment-room)
Ruang penangas (fume-hood)
Ruang penyimpanan (storage-room)
Ruang staf (staff-room)
3

Ruang teknisi (technician-room)
Ruang bekerja (activity-room)
Ruang istirahat/ibadah
Ruang prasarana kebersihan
Ruang toilet
Lemari praktikan (locker)
Lemari gelas (glass-rack)
Lemari alat-alat optic (optic-rack)
Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak
dapat masuk.
Fan (untuk dehumidifier)
Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan
tertentu.
b.Alat yang baik dan terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban
bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan
mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan
itu harus benar-benar dalam kondisi:
Siap untuk dipakai
Bersih
Berfungsi dengan baik
Terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk
pengoperasian (manual operation). Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk
perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa
berada ditempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada
kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik.
4

Beberapa peralatan harus disusun secara teratur pada tempat
tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan
untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan
masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap
pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan. Peralatan laboratorium
sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai
digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti
semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya
plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang memang
diperlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
c.Infrastruktur
Sarana utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi
laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu
darurat, jenis meja kerja/peralatan, jenis atap, jenis dinding,
jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC,
jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat
optik, jenis timbangan dan instrument yang lain, kondisi
laboratorium, dan sebagainya.
Sarana pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas,
air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatn kerja
pemadaman kebakaran, hidran dsb.
d.Administrasi laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi
yang antara lain terdiri atas:
Inventaris peralatan laboratorium
5

Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat
yang dipinjam /dikembalikan.
Surat masuk dan surat keluar
Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan
praktikum /penelitian.
Daftar inventarisasi bahan kimia dan bahan non-kimia, bahan
gelas dan sebagainya.
Sistem evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan
secara berkala dengan baik dan teratur.
e.Inventaris dan keamanan
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi :
Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana
darimana alat-alat ini diperoleh/dibeli.
Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar
peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di
laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari
peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada
kepala laboratorium.
Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang
ada adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang. Tujuan yang
ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
mengurangi biaya-biaya operasional
meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
meningkatkan kualitas kerja
mengurangi resiko kehilangan
6

mencegah pemakaian yang berlebihan
meningkatkan kerjasama.
f.Pengamanan laboratorium
Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk
asisten bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan
yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium
seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya,
termasuk juga teknisi dan laborannya.
Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus
bebas dari hambatan seperti botol-botol, dan kotak-kotak.
Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain
yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan
reagen bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan
ketempat semula seperti sebelum digunakan.
Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung Bersama
pengguna laboratorium.
Konsentrasi terhadap pekerjaan pengguna
Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi
penuh terhadap pekerjaannya masing-masing, tidak boleh
mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh
meninggalkan percobaan memerlukan perhatian penuh.
Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua kecelakaan yang bagaimanapun ringannya, harus
ditangani di tempat dengan memberikan pertolongan pertama.
Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air dalam
jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi
7

setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu
dikontrol isinya.
Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju
longgar, kancing terbuka, berlengan panjang, kalung teruntai,
anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat tersangkut oleh
mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak.
Selain pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari
mesin-mesin yang bergerak.
Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor,
berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari tabrakan
dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.
Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip
untuk mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).
Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-
alat tersebut tidak jatuh ke lantai. Selain itu, peralatan
sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika
memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga
untuk alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai
sarana pendukung.
g.Disiplin yang tinggi
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua
tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh
melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus,
pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan
keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen,
baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
8

h.Keterampilan SDM
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua
tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh
melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus,
pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan
keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen,
baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
i.Peraturan dasar
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya
pekerjaan di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
(1) Kontaminasi melalui tangan (2) Ada api/uap/gas yang
bocor/mudah terbakar (3) Uap/gas beracun, akan terhisap
melalui pernafasan.
Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan
sebagainya.
Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara
penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang
kompeten.
Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-
bahan kimia.
Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk
pipet. Semua alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap
(pipet - pump).
Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung
tangan dan gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan
kimia yang berbahaya.
9

Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam
pemakaian sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic
Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove Box
with UV light, dan sebagainya, harus benar benar dipatuhi.
Semua peraturan tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan
kerja di laboratorium.
j.Penanganan masalah umum
Mencampur zat-zat kimia Jangan campur zat kimia tanpa
mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan
pada orang yang kompeten.
 Zat-zat baru atau kurang diketahui Demi keamanan
laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat
kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia
dapat menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
Membuang material-material yang berbahaya Sebelum
membuang material-material yang berbahaya harus diketahui
resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara
membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu
tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap
air buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak
penampung khusus, jangan dibuang begitu saja karena air
buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan
pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain
dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
Tumpahan Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan
dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa
dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel
dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan
minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan
10

dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup
rapat.
k.Jenis-jenis pekerjaan
Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan
layanan umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala
Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya.
Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bahan kimia, air,
listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna
laboratorium. maupun pengelola
Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium
dan laboran.
Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat
bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work. ”Bekerja
dengan satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara
sendiri/mandiri”.
Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang
bersangkutan.
B.Hakikat Laboratorium
Hakikat laboratorium secara mendalam dapat dilihat sebagai suatu
tempat yang dirancang khusus untuk melakukan eksperimen, penelitian,
pengujian, atau proses ilmiah. Laboratorium memiliki fungsi yang sangat
penting dalam berbagai disiplin ilmu, mulai dari sains, teknologi,
Kesehatan, hingga bidang pendidikan. Hakikat dari laboratorium tidak
hanya terkait dengan perannya sebagai fasilitas fisik, tetapi juga
mencakup tujuan dan filosofi dibalik penggunaannya serta komponen
11

yang mendukung operasionalnya.(Suryana et al., 2024b) Berikut adalah
aspek utama yang menggambarkan hakikat laboratoriium :
1.Tempat Eksplorasi Ilmiah
Laboratorium merupakan lingkungan yang ideal untuk melakukan
eksplorasi ilmiah, di mana proses pengumpulan data, pengujian
potesis, dan verifikasi teori dilakukan dengan cara yang terkontrol
dan sistematis. Di dalam laboratorium, peneliti dapat melakukan
eksperimen di bawah kondisi yang terkendali sehingga variable-
variabel tertentu dapat diisolasi untuk menentukan hubungan sebab-
akibat. Hal ini memungkinkan terciptanya inovasi dan penemuan baru
yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.
Dalam laboratorium, ilmu-ilmu teoritis diuji secara empiris,
sehingga teori atau konsep abstrak dapat dibuktikan melalui
eksperimen nyata. Dengan kata lain, laboratorium adalah jembantan
antara teori dan praktik, yang memungkinkan ilmuwan untuk
memvalidasi pengetahuan mereka melalui pengamatan langsung.
2.Lingkungan yang Dikendalikan dan Terstruktur
Salah satu karakteristik utama laboratorium adalah adanya kontrol
terhadap kondisi lingkungan. Factor-faktor seperti suhu, kelembapan,
tekanan, serta konsentrasi bahan kimia dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan eksperimen. Hal ini sangat penting dalam memastikan
bahwa hasil yang diperoleh akurat dan dapat direproduksi. Pengendali
lingkungan ini juga mengurangi gangguan atau inteferensi yang dapat
mempengaruhi hasil, sehingga kesalahan eksperimen dapat
diminimalkan.
Laboratorium modern dilengkapi dengan teknologi canggih yang
memungkinkan pengendalian dan pemantauan secara real-time
terhadap berbagai parameter yang mempengaruhi eksperimen.
Kondisi terkontrol ini menjadi salah satu ciri penting laboratorium,
12

yang membedakannya dari lingkungan penelitiannya, seperti
penelitian lapangan atau observasi dialam bebas.
3.Pusat Inovasi dan Pengembangan Teknologi
Laboratorium memainkan peran kunci sebagai pusat inovasi dan
pengembangan teknologi. Banyak produk teknologi modern, seperti
peralatan medis, perangkat elektronik, serta teknologi bahan maju,
berasal dari penelitian yang dilakukan di laboratorium. Melalui proses
pengujian yang intensif, inovasi dpat dikembangkan dan
disempurnakan hingga mencapai tahap siap untuk diterapkan atau
diproduksi secara komersial.
Dalam konteks industri, laboratorium memiliki peran penting
dalam menciptakan produk baru, meningkatkan kualitas produk yang
ada, serta menemukan solusi inovatif untuk masalah-masalah teknis.
Misalnya, dalam industry farmasi, laboratorium digunakan untuk
merumuskan dan menguji obat-obatan baru sebelum dirilis ke pasar.
Oleh karena itu, laboratorium tidak hanya merupakan tempat untuk
penelitian dasar, tetapi juga pusat penciptaan nilai melalui inovasi
teknologi.
4.Ruang Pembelajaran dan Pendidikan
Di Lembaga pendidikan, laboratorium memiliki hakikat sebagai
ruang untuk pembelajaran praktis. Mahasiswa atau peserta didik
menggunakan laboratorium untuk mempraktikan teori-teori yang
dipelajari dikelas, serta untuk mengembangkan keterampilan praktis
yang penting dalam karir ilmiah atau Teknik. Laboratorium dalam
konteks pendidikan bertujuan untuk memperkuat pemahaman tentang
prinsip-prinsip ilmiah dan meningkatkan kemampuan analisi serta
pemecahan masalah elalui eksperimen langsung.
Dalam laboratorium pendidikan, peserta didik juga diajarkan
tentang metode ilmiah, yang mencakup proses observasi,
pengumpulan data, analisis dan pelaporan hasil. Laboratorium ini
13

juga memupuk kemampuan kerja sama tim, karena banyak
eksperimen yang dilakukan secara berkelompok, sehingga peserta
didik belajar bagaimana berkolaborasi dan berbagi tugas dalam
rangka mencapai tujuan Bersama.
5.Fasilitas untuk Pengujian dan Validasi
Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
pengujian dan validasi terhadap suatu hipotesis, produk atau
teknologi. Dalam banyak industry, produk-produk harus melewati
serangkaian uji coba laboratorium sebelum dapat diproduksi atau
dipasarkan. Misalnya, dalam industry otomotif, komponen kendaraan
diuji di laboratorium untuk menilai daya tahan, ekandalan dan
keselamatannya. Dalam industry pangan, laboratorium digunakan
untuk memastikan bahwa produk makanan aman dikomsumsi dan
memenuhi standar gizi yang ditetapkan.
Laboratorium juga memainkan peran penting dalam proses
sertifikasi dan standar mutu. Misalnya, sebelum suatu produk farmasi
dirilis ke pasar, laboratorium harus memastikan bahwa produk
tersebut memenuhi standar keamanan dan efikasi yang ditetapkan
oleh badan pengawas, seperti BPOM di Indonesia atau FDA di
Amerika Serikat,
6.Penerapan Keselamatan dan Kepatuhan
Laboratorium, terutama yang menangani bahan kimia, biologis
atau fisik yang berbahaya, harus mematuhi standar keselamatan yang
ketat. Keselamatan di laboratorium adalah prioritas utama untuk
melindungi staf, mahasiswa, dan lingkungan dari resiko cedera atau
kontaminasi. Oleh karena itu, penerapan prosedur keselamatan,
seperti penggunaan alat pelindung diri (APD), penyimpanan bahan
berbahaya, seta pengelolaan limbah, menjadi bagian tak terpisahkan
dari operasional laboratorium.
14

Selain itu, laboratorium harus mematuhi regulasi yang ditetapkan
oleh pemerintah atau badan pengawas terkait, seperti undang-undang
mengenai keselamatan kerja, pengelilaan limbah berbahaya, serta
peraturan etika dalam penelitian. Dalam bidang Kesehatan,
laboratorium klinis juga harus mematuhi standar akreditasi yang
memastikan bahwa hasil yang dikeluarkan dapat dipercaya dan
akurat.
7.Lingkungan Multidisipliner
Laboratorium sering kali bersifat multidisipliner, melibatkan kerja
sama antara berbagai bidang ilmu. Misalnya dalam laboratorium
bioteknologi, penelitian dengan latar belakang biologi molekuler,
kimia dan teknik genetika sering kali bekerja sama untuk mencapai
tujuan penelitian yang sama. Integrasi ilmu pengetahuan dari berbagai
disiplin ini memungkinkan terciptanya solusi yang lebih
komprehensif dan inovatif terhadap masalah-masalah kompleks.
Multidisipliner laboratorium juga mencakup kolaborasi
internasional. Banyak penelitian yang dilakukan di laboratorium
melibatjan kolaborator dari berbagai negara atau Lembaga, yang
membawa perspektif dan teknologi baru kedalam penelitian.
Laboratorium, dalam hal ini, menjadi wadah pertukaran pengetahuan
dan keterampilan lintas batas, mempercepat perkembangan ilmu
secara global.
8.Sumber Data dan Informasi Ilmiah
Salah satu fungsi utama laboratorium adalah sebagai data ilmiah
yag valid dan dapat diandalkan. Data yang dihasilkan dari eksperimen
atau pengujian laboratorium memainkan peran penting dalam
pengembangan teori baru, pembaruan ilmu pengetahuan, serta
pembuatan keputusan berbasis bukti. Hasil dari laboratoriun
seringkali menjadi dasar bagi kebijakan pemerintah, protocol medis,
atau pengembangan teknologi baru.
15

Data yang dihasilkan laboratorium juga harus mengikuti prinsip-
prinsip ilmiah, seperti keakuratan, presisi, dan replikasi sehingga
hasilnya dapat diandalkan oleh ilmuwan lain atau oleh industri yang
menggunakannya sebagai basis pengembangan produk.
C.Administrasi Laboratorium
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa peralatan laboratorium yang canggih, dengan staf profesional
yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Manajemen
laboratorium merupakan usaha untuk mengelola laboratorium dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari.(Widiawati et al., 2023)
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami terlebih
dahulu perangkat-perangkat manajemen laboratorium yang berikut.
a.Tata ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi
dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak
perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.
b.Alat yang baik dan terkallibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan
laboratorium, kewajiban terutama bagi setiap mereka yang petugas
akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan
dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi siap pakai, bersih,
berfungsi dengan baik , dan terkalibrasi.
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk
pengoperasian. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, di
mana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya.
16

Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat,
karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat
tersebut tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki
harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja
yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan
pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu.
Karena itu, alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu
dapat digunakan.
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan
penggunaannya dan setelah digunakan, harus segera dibersihkan
kembali dan disusun seperti semula. Semua peralatan sebaiknya diberi
penutup, misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang
memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan
cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang
bersangkutan.
c.Infrastruktur
Infrastruktur laboratorium meliputi sarana utama dan sarana
pendukung, yaitu:
Sarana utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi
laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu
darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding,
jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC,
jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat
optik, jenis timbangan dan instrumen yang lain, kondisi
laboratorium, dan sebagainya.
Sarana pendukung
17

Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air,
alat komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti
pemadam kebakaran, hidran dan sebagainya.
d.Administrasi laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi
yang ada dilaboratorium.
e.Organisasi laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi segala struktur organisasi,
deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola
laboratorium tersebut.
f.Fasilitas pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional
laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium
akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi
dengan baik.
g.Inventaris dan keamanan
Kegiatan inventaris dan kemanan laboratorium meliputi :
Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana dari
mana alat-alat ini diperoleh/dibeli.
Keamanan peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan
laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium.
h.Disiplin yang tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi
pada seluruh pengguna laboratorium agar terwujud efisiensi kerja yang
tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan
perilaku dari manusia itu sendiri, oleh sebab itu setiap pengguna
laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya.
Sesama pengguna laboratorium harus ada kerja sama yang baik,
sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama.
18

i.Keterampilan SDM
Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan
tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan
(workshop) maupun magang di tempat lain.
j.Peraturan dasar
Peraturan dasar meliputi beberapa peraturan umum untuk
menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium.
k.Penanganan masalah umum
Penanganan masalah umum berupa petunjuk bagaimana
mencampur zat- zat kimia, zat-zat baru atau kurang diketahui,
membuang material- material yang berbahaya, menangani tumpahan,
dan penanganan masalah-masalah yang lainnya.
l.Jenis-jenis pekerjaan
Semua perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan
mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang
baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami
sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak
dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua
perangkat penunjang lainnya dan pusat aktivitasnya adalah tata ruang.
Agar laboratorium dapat berfungsi sesuai dengan maksud
pengadaannya, maka laboratorium perlu digunakan dan dikelola dengan
sebaik-baiknya. Tanpa penggunaan dan pengelolaan yang baik, pengadaan
laboratorium beserta alat-alat dan bahan yang diperlukan hanyalah akan
merupakan suatu pemborosan.
Mengelola laboratorium sekolah meliputi 4 kegiatan pokok, yaitu:
mengadakan langkah-langkah yang perlu untuk terus
mengupayakan agar kegiatan mahasiswa di dalam laboratorium
bermakna bagi mahasiswa dan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien;
19

menjadwal penggunaan laboratorium oleh dosen/asisten
dosen/laboran agar laboratorium dapat digunakan secara merata
dan efisien oleh mahasiswa yang memerlukan. Penjadwalan
terutama diperlukan jika jumlah ruang laboratorium lebih sedikit
daripada keperluan nyata;
mengupayakan agar peralatan laboratorium terpelihara dengan
baik, sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama dan selalu
siap digunakan;
mengupayakan agar penggunaan laboratorium berlangsung dengan
aman dan mengupayakan langkah-langkah yang perlu untuk
menghindari terjadinya kecelakaan.
Dari penjelasan tentang manajemen laboratorium, terlihat bahwa
administrasi laboratorium merupakan salah satu perangkat dari
manajemen laboratorium. Kegiatan administrasi laboratorium adalah
merupakan kegiatan rutin, terutama mengenai penggunaan peralatan
yang ada, sesuai dengan kegiatan/aktivitas yang dilakukan. Oleh
karena kegiatan administrasi merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan, maka kegiatan administrasi ini perlu dipersiapkan
dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur. Melihat
banyaknya peralatan laboratorium yang ada, serta infrastruktur yang
tersedia ditambah dengan banyaknya kegiatan praktek/penelitian, maka
dirasa perlu untuk mengatur menurut tatanan yang mudah dan dapat
dimengerti oleh setiap praktikan, staf pengajar, laboran maupun
pemakai/ user lainnya.
Keadaan peralatan laboratorium & bahan-bahan yang tersedia
selalu cepat berubah atau berpindah (dipinjam, hilang, pecah dan
sebagainya), maka semua itu memerlukan penanganan yang serius.
Apalagi bila ditinjau dari harga peralatan yang mahal, serta disertai
dengan penggunaan yang tidak tepat sehingga semua peralatan
20

laboratorium yang modern itu akan sia-sia saja, dan optimalisasi
penggunaannya tidak efisien. Secara rinci alasan administrasi
laboratorium perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Untuk memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium
dengan cepat dan mudah.
Untuk pendataan semua peralatan yang ada, termasuk bahan
kimia, meubiler, hardware dan software lainnya yang ada di
laboratorium tersebut secara rinci dan teratur.
Sebagai pusat informasi tentang keberadaan suatu alat
laboratorium di suatu laboratorium tertentu, sehingga siapa saja
yang ingin menggunakannya akan mengetahui keberadaan alat
itu.
Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik & teratur,
sehingga penggunaan laboratorium dapat dioptimalkan.
Mengatur tata cara pemesanan alat, sesuai dengan
pengembangan ilmu yang ada/disiplin ilmu yang akan
dikembangkan maupun terhadap aplikasi penelitian
lanjutan/advanced research tertentu.
Sebagai sistem evaluasi dan pelaporan.
Evaluasi dan Pelaporan kegiatan laboratorium diharapkan dapat
digunakan untuk perencanaan dan pengembangan laboratorium
secara berlanjut di masa mendatang (misalnya penambahan
alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang
diperlukan, perbaikan sarana dan prasarana yang ada).
Untuk memudahkan cara penggunaan peralatan laboratorium, perlu
diatur cara pendataan (data collecting) tentang semua peralatan
laboratorium yang dimiliki. Pencatatan daftar peralatan dapat berupa buku,
sistem kartu atau penyusunan daftar peralatan laboratorium dengan sistem
komputer dsb. Semua data peralatan yang disusun harus jelas
21

informasinya. Adapun daftar yang digunakan dalam administrasi
laboratorium di antaranya sebagai berikut:
Daftar Pemesanan Alat Laboratorium
Daftar Inventarisasi Peralatan Laboratorium
Daftar Alat-alat Gelas (glass-ware)
Daftar Bahan Kimia
Daftar Inventarisasi Alat Meubiler
Daftar Peminjaman/pengembalian Alat
Daftar Pemakaian Alat 8. Daftar Suku Cadang
Daftar Servis alat-alat
Daftar/Kartu Persediaan Bahan
Daftar Inventarisasi Bahan/Zat
Daftar Penanggung Jawab Pemakaian Alat Khusus
Daftar Peralatan lainnya seperti Buku Log, Buku Petunjuk
Penggunaan Alat/Guide Book, Bahan Non Kimia, dan sebagainya.
D.Laboratorium Tradisional
Pada laboratorium tradisional dilakukan kegiatan di dalam
laboratorium, yang (dahulu) dikenal dengan praktikum. Yang disebut
praktikum biasanya adalah kegiatan laboratorium yang dilakukan pada jam
khusus, tidak terintegrasi dengan pelajaran sains atau keteknikan. Pada
umumnya kegiatan laboratorium merupakan penerapan teori yang sudah
dibahas di dalam kelas sebelum melakukan percobaan di laboratorium.
Pada satu kesempatan biasanya dilakukan lebih dari satu jenis percobaan,
di mana percobaan-percobaan tersebut masih berada dalam lingkup satu
pokok bahasan. Setiap mahasiswa, atau setiap kelompok mahasiswa,
melakukan percobaan yang berbeda dengan percobaan yang dilakukan
mahasiswa atau kelompok yang lain. Hasilnya dilaporkan mahasiswa
dalam bentuk laporan yang distandarkan. Asisten laboratorium menilai
22

hasilnya dari laporan tersebut. Sering penilaian hasil kegiatan mahasiswa
ditinjau dari aspek kesesuaiannya dengan teori, atau dengan data yang ada
dalam buku acuan.(Reni Marlina, n.d.)
Pada laboratorium tradisional, perabot (meja, kursi) dan “stasiun
layanan”, yaitu tempat siswa mendapatkan pasokan air, listrik, dan gas
(jika laboratorium memiliki jaringan gas) letaknya tetap dan sukar
dipindah-pindah. Alat-alat laboratorium tradisional sering kali
memerlukan keterampilan tangan yang tinggi, karena prosedur yang
dilakukan kurang bergantung pada otomatisasi atau teknologi digital.
Dalam laboratorium tradisional, analisis dilakukan secara manual
dan hasilnya direkam secara tertulis, bukan dengan bantuan perangkat
lunak atau instrumen otomatis. Meskipun metode ini kurang efisien
dibandingkan dengan laboratorium modern, metode tradisional
memberikan peneliti pemahaman mendalam tentang proses ilmiah dari
awal hingga akhir. Pemahaman ini sangat penting, terutama dalam
pendidikan dasar ilmu pengetahuan, di mana keterampilan eksperimental
manual dan dasar-dasar ilmiah perlu dikuasai sebelum melangkah ke
teknik yang lebih kompleks.
Laboratorium tradisional juga memberikan dasar yang baik untuk
pengembangan keterampilan praktis. Pengalaman langsung dengan alat-
alat sederhana ini memungkinkan peserta didik mengasah keterampilan
motorik halus, kemampuan analitis, dan penguasaan prosedur
laboratorium yang mendasar. Dalam pendidikan, laboratorium tradisional
sering kali berfungsi sebagai jembatan antara teori yang diajarkan di kelas
dan penerapan praktis di dunia nyata, sehingga memperkuat pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep ilmiah.
Beberapa keterbatasan utama dari laboratorium tradisional antara lain:
Keakuratan yang lebih rendah: Banyak proses manual dalam
laboratorium tradisional yang tidak seakurat pengukuran otomatis.
Kesalahan manusia dalam pengukuran dan pengamatan lebih
23

mungkin terjadi, sehingga hasil eksperimen mungkin tidak
sepresisi dengan yang diperoleh menggunakan instrumen digital
atau otomatisasi.
Kapasitas terbatas: Laboratorium tradisional sering kali memiliki
keterbatasan dalam hal volume kerja. Misalnya, pengujian dan
analisis harus dilakukan satu per satu, yang dapat memperlambat
proses pengumpulan data jika dibandingkan dengan instrumen
otomatis yang dapat menangani banyak sampel sekaligus.
Keterbatasan teknologi: Kurangnya teknologi canggih seperti
spektrofotometer, kromatografi, atau mikroskop elektron membuat
laboratorium tradisional kurang mampu melakukan analisis tingkat
lanjut. Hal ini berarti beberapa penelitian yang memerlukan
analisis yang sangat spesifik atau mendalam harus dilakukan di
laboratorium yang lebih modern dan lengkap.
Tidak cocok untuk penelitian tingkat lanjut: Laboratorium
tradisional cenderung lebih cocok untuk pendidikan dasar dan
penelitian ilmiah sederhana. Penelitian lanjutan yang melibatkan
bioteknologi, nanoteknologi, atau analisis kimia tingkat tinggi
membutuhkan fasilitas dan instrumen yang lebih maju daripada
yang tersedia di laboratorium tradisional.(Iswanto & Mulyono,
2021)
E.Laboratorium Non-Tradisional
Pada laboratorium non-tradisional, kegiatan laboratorium
merupakan bagian terintegrasi pada kegiatan belajar. Setiap pelajaran,
berupa percobaan atau bukan percobaan, berlangsung di ruang
laboratorium. Di dalam ruang laboratorium dapat berlangsung pemberian
materi oleh dosen/asisten dosen, mahasiswa dapat melakukan percobaan,
percobaan demonstrasi oleh dosen/asisten dosen atau oleh mahasiswa,
24

diskusi dalam kelompok kecil, dan diskusi kelas dibimbing oleh
dosen/asisten dosen. Oleh karena itu, ruang laboratorium non-tradisional
haruslah ruang yang bersifat fleksibel di mana tata letak perabot ruang
mudah diubah-ubah sehingga berbagai jenis kegiatan dapat dilakukan di
dalam ruang itu juga.
Laboratorium non-tradisional adalah jenis laboratorium yang
menggunakan teknologi canggih, otomatisasi, dan pendekatan berbasis
digital untuk mendukung penelitian dan pengembangan ilmiah. Berbeda
dengan laboratorium tradisional yang lebih bergantung pada alat manual
dan teknik eksperimental dasar, laboratorium non-tradisional menawarkan
metode yang lebih efisien, cepat, akurat, dan dapat diandalkan.
Laboratorium ini sering digunakan dalam bidang penelitian ilmiah yang
lebih maju, seperti bioteknologi, farmasi, fisika partikel, serta penelitian
lingkungan yang kompleks.(Nahdiyaturrahmah1 & Kompyang Selamet,
n.d.)
Laboratorium non-tradisional mencakup laboratorium modern
yang dilengkapi dengan peralatan otomatisasi, laboratorium virtual
berbasis teknologi informasi, hingga laboratorium bergerak (mobile
laboratories) yang dirancang untuk pengujian lapangan. Mereka
memungkinkan para peneliti untuk mengatasi berbagai tantangan ilmiah
dan teknologi melalui penggunaan alat-alat analitis yang canggih dan
metode komputasi yang lebih maju.
Laboratorium non-tradisional biasanya menggunakan teknologi
tinggi dan perangkat otomatisasi yang memungkinkan pelaksanaan
eksperimen dan analisis data dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dan
akurasi yang lebih tinggi dibandingkan laboratorium tradisional.
Teknologi seperti robotika, spektrumanalisis, kromatografi canggih,
mikroskop elektron, dan perangkat lunak pengelolaan data berbasis cloud
sering digunakan di laboratorium jenis ini.
25

Beberapa karakteristik penting dari laboratorium non-tradisional
termasuk:
Otomatisasi: Penggunaan perangkat yang dapat bekerja secara otomatis
tanpa intervensi manusia, seperti mesin pipet otomatis, mesin PCR
(Polymerase Chain Reaction) untuk amplifikasi DNA, dan
spektrofotometer otomatis untuk pengukuran konsentrasi senyawa.
Teknologi Informasi: Pemanfaatan perangkat lunak canggih untuk
manajemen data eksperimen dan analisis hasil secara digital. Laboratory
Information Management System (LIMS) adalah salah satu teknologi
penting yang mengelola dan menyimpan data laboratorium secara efisien.
Analisis Komputasional: Penggunaan simulasi komputer, pengolahan data
besar (big data), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk
melakukan prediksi, model matematis, atau analisis molekul yang lebih
kompleks.
Peralatan Canggih: Mikroskop elektron untuk mengamati struktur pada
skala nanometer, spektroskopi massa untuk analisis komposisi molekul,
dan NMR (Nuclear Magnetic Resonance) untuk analisis struktur senyawa
kimia.
26

BAB III
KESIMPULAN
Laboratorium adalah pusat kegiatan ilmiah dan penelitian yang
mendukung eksplorasi, inovasi, dan pemecahan masalah dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Hakikat laboratorium mencakup fungsinya
sebagai ruang atau fasilitas yang digunakan untuk melakukan eksperimen,
pengujian, dan analisis ilmiah guna memvalidasi teori, menghasilkan data,
serta menemukan solusi ilmiah.
Manajemen laboratorium berperan penting dalam memastikan
kelancaran operasional laboratorium. Hal ini meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan sumber daya, serta pemantauan aktivitas
agar tujuan laboratorium dapat tercapai dengan efisien. Manajemen yang
baik tidak hanya memastikan kelengkapan alat dan bahan, tetapi juga
melibatkan pengelolaan personel, keamanan, dan lingkungan kerja yang
sesuai dengan standar ilmiah.
Administrasi laboratorium menjadi elemen penting dalam
menjalankan operasional harian laboratorium. Ini mencakup pencatatan
hasil eksperimen, manajemen inventaris, perawatan alat, pengelolaan
anggaran, serta dokumentasi terkait keselamatan dan peraturan yang harus
diikuti. Administrasi yang efektif mendukung keberlangsungan kegiatan
penelitian dengan menyediakan informasi yang akurat dan terkini.
Terdapat dua jenis utama laboratorium: laboratorium tradisional
dan laboratorium non-tradisional. Laboratorium tradisional lebih berfokus
pada penggunaan alat manual dan metode sederhana. Meskipun kurang
canggih, laboratorium ini masih relevan dalam pendidikan dasar dan
27

beberapa bidang industri, memberikan fondasi keterampilan praktis bagi
para siswa atau peneliti.
Sementara itu, laboratorium non-tradisional menggunakan
teknologi canggih, otomatisasi, dan perangkat lunak digital untuk
meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan eksperimen. Laboratorium
ini umumnya digunakan dalam penelitian dan pengembangan yang lebih
maju, seperti bioteknologi, nanoteknologi, serta industri farmasi.
Meskipun lebih mahal dan memerlukan pelatihan khusus, laboratorium
non-tradisional menawarkan keunggulan signifikan dalam pemrosesan
data dan analisis ilmiah yang kompleks.
Secara keseluruhan, manajemen yang efektif dan administrasi yang
tepat sangat penting untuk menjaga produktivitas laboratorium, baik
tradisional maupun non-tradisional. Dengan pendekatan yang tepat,
laboratorium dapat menjadi pusat inovasi yang mendukung perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai disiplin ilmu.
28

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Suranto, ST., MT., dkk. (2020). MANAJEMEN LABORATORIUM . Fakultas
Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.
Gustini, N. (2020). MANAJEMEN LABORATORIUM SAINS UNTUK
MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN . 5(2).
Iswanto, D., & Mulyono, H. B. (2021). Analisis Manajemen Laboratorium
Terpadu Mikroskopis Di Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih
Jayapura Papua (Studi Kasus). Indonesian Journal of Laboratory, 4(1), 20.
https://doi.org/10.22146/ijl.v4i1.65346
Nahdiyaturrahmah1, N. M. P., & Kompyang Selamet. (n.d.). PENGELOLAAN
LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SMP NEGERI 2
SINGARAJA. Volume 3.
Reni Marlina. (n.d.). PEMANFAATAN LINGKUNGAN LOKAL DALAM
KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS INKUIRI TERHADAP SIKAP
ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI .
Suryana, I., Nurhaliza, S., Nisa, S., Helvira, H., Andriani, H., & Fajarwati, S.
(2024a). Laboratorium Sebagai Pusat Sumber Belajar. Journal of Law,
Administration, and Social Science, 4(5), 719–727.
https://doi.org/10.54957/jolas.v4i5.878
Suryana, I., Nurhaliza, S., Nisa, S., Helvira, H., Andriani, H., & Fajarwati, S.
(2024b). Laboratorium Sebagai Pusat Sumber Belajar. Journal of Law,
29

Administration, and Social Science, 4(5), 719–727.
https://doi.org/10.54957/jolas.v4i5.878
Widiawati, A., Trisnawati, L., & Arisandi, D. (2023). PERANCANGAN SISTEM
MANAJEMEN LABORATORIUM YANG TERINTEGRASI DENGAN RPS
(STUDI KASUS: PRODI KEPERAWATAN UNIVERSITAS ABDURRAB) .
2.
30
Tags