MANAJEMEN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA SISTEM MANEJEMEN PERKEBUNAN

puanhabibah 10 views 47 slides Sep 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 47
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47

About This Presentation

pembibitan kelapa sawit


Slide Content

MANAJEMEN PEMBIBITAN

Persiapan Melakukan Perbanyakan Tanaman 1. Pohon Induk 2. Syarat Pohon Induk 3. Mendapatkan Pohon Induk

1. Pohon Induk Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal untuk kegiatan perbanyakan tanaman. Pohon induk bisa berasal dari hasil penyilangan ( hibrida ), biji , atau hasil perbanyakan secara vegetatif . Bagian dari pohon induk yang digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman bisa berupa biji , akar , batang , atau pucuk .

2. Syarat Pohon Induk Pohon induk dipilih dari tanaman yang sudah jelas asal-usul dan keunggulan sifatnya . Pohon induk juga harus dijaga dari kemungkinan terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman lain yang tidak jelas asal-usul dan keunggulan sifatnya . Untuk memperbanyak tanaman keras dan tanaman buah tahunan , pohon induk dipilih dari tanaman yang sudah berbuah sedikitnya lima kali agar diketahui secara pasti keunggulan sifat buahnya .

3. Mendapatkan Pohon Induk Mendapatkan pohon induk bukanlah pekerjaan yang sulit , karena saat ini sudah banyak penangkar bibit dan toko pertanian yang menjualnya . Pohon induk yang dijual berasal dari tanaman varietas unggul nasional atau varietas komersial . Varietas unggul nasional adalah tanaman yang telah diakui keunggulan sifatnya oleh pemerintah, dan ditetapkan dengan surat keputusan menteri.

C. Bahan Tanaman Bahan Tanaman untuk Perbanyakan secara Generatif Bahan Tanaman untuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif Bahan Tanaman Untuk Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Vegetatif

Persemaian Persemaian ( nursery ) adalah tempat atau areal yang dipersiapkan khusus untuk pemeliharaan atau pembuatan bibit baik yang berasal dari bahan perkembangbiakan generatif ( biji ) maupun perkembangbiakan vegetatif ( stek , cangkok , dan lain-lain) hingga siap ditanam di lapangan . Berdasarkan waktu penggunaannya , persemaian dapat dikategorikan menjadi dua , yaitu temporary nursery ( persemaian sementara ), dan permanent nursery ( persemaian permanen ).

Beberapa keunggulan dan kelemahan dari persemaian sementara dan permanen   Persemaian Sementara Persemaian Permanen           Keunggulan Keadaan ekologisnya mendekati keadaan lapangan tanaman Biaya transportasi lebih murah Tidak ada persoalan pemeliharaan kesuburan tanah, sebab bersifat sementara (selalu berpindah setelah tanah menjadi miskin) Tenaga kerja sedikit, sehingga mudah pengurusannya. Penyiapan media dapat dilakukan secara mekanis Pemeliharaan kesuburan tanah dapat dipelihara secara lebih mudah Manajemen persemaian dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien Peluang pengembangan teknologi persemaian dapat lebih terarah Bibit yang berkualitas baik dapat dihasilkan dalam jumlah yang relatif lebih besar.      Kelemahan Biaya produksi per satuan bibit mahal Tata tertib administrasi bibit agak sulit dilaksanakan Jumlah bibit yang dihasilkan terbatas Sering gagal karena kurangnya tenaga terlatih. Memerlukan dana investasi infrastruktur dan peralatan yang cukup besar Biaya pemeliharaan tinggi

Penghitungan Kebutuhan Bibit, Benih, Bedeng, Pupuk dll. Kebutuhan Bibit Jumlah bibit yang perlu dibuat tergantung dari luas areal yang akan ditanami dan jarak tanam yang direncanakan ditambah 20% untuk keperluan penyulaman. Rumus yang digunakan: Dimana: Kbi = Kebutuhan bibit LA = Luas areal (hektar atau m 2 ) JT = Jarak Tanam Contoh: Bila luas areal yang akan ditanami 50 hektar, jarak tanam yang direncanakan 3 m x 3 m, maka jumlah bibit yang diperlukan adalah: (500.000 m 2 /9 m 2 ) x 120% = 66.660 bibit.

V = Volume kantong plastik (pot).

Gambar 2.2. Bibit sungkai di persemaian

3. Organisasi dan Ketenagakerjaan a. a. Organisasi

Terimakasih

baik dari segi pertumbuhan , kuantitas , dan kualitas potensi produksi, maupun ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit . Semua kriteria ini harus terpenuhi karena akan mempengaruhi kualitas bibit perbanyakan yang dihasilkan . Sangat tidak dianjurkan memakai pohon induk yang sakit karena kemungkinan besar bibit perbanyakan yang dihasilkan juga akan membawa penyakit dari pohon induk . Selain itu , pohon induk juga harus dijaga dari kemungkinan terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman lain yang tidak jelas asal-usul dan keunggulan sifatnya . Jika ini terjadi , bibit perbanyakan yang dihasilkan akan memiliki keragaman sifat yang tinggi , tetapi belum tentu semuanya bersifat unggul Persemaian sementara hanya dipergunakan beberapa kali produksi bibit sekitar 1 – 3 tahun. Karena sifatnya sementara, maka fasilitas bangunan juga bersifat sementara , lokasinya berpindah-pindah mengikuti dan mendekati lokasi penanaman . Persemaian permanen dirancang untuk kegiatan jangka panjang sekitar 10 – 15 tahun. Bangunan dibuat secara permanen dan lokasinya menetap . Investasi pembuatan persemaian permanen cukup mahal, karena semua peralatan modern harus disediakan.