MANAJEMEN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA SISTEM MANEJEMEN PERKEBUNAN
puanhabibah
10 views
47 slides
Sep 21, 2025
Slide 1 of 47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
About This Presentation
pembibitan kelapa sawit
Size: 1.91 MB
Language: none
Added: Sep 21, 2025
Slides: 47 pages
Slide Content
MANAJEMEN PEMBIBITAN
Persiapan Melakukan Perbanyakan Tanaman 1. Pohon Induk 2. Syarat Pohon Induk 3. Mendapatkan Pohon Induk
1. Pohon Induk Pohon induk adalah tanaman yang dijadikan bahan awal untuk kegiatan perbanyakan tanaman. Pohon induk bisa berasal dari hasil penyilangan ( hibrida ), biji , atau hasil perbanyakan secara vegetatif . Bagian dari pohon induk yang digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman bisa berupa biji , akar , batang , atau pucuk .
2. Syarat Pohon Induk Pohon induk dipilih dari tanaman yang sudah jelas asal-usul dan keunggulan sifatnya . Pohon induk juga harus dijaga dari kemungkinan terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman lain yang tidak jelas asal-usul dan keunggulan sifatnya . Untuk memperbanyak tanaman keras dan tanaman buah tahunan , pohon induk dipilih dari tanaman yang sudah berbuah sedikitnya lima kali agar diketahui secara pasti keunggulan sifat buahnya .
3. Mendapatkan Pohon Induk Mendapatkan pohon induk bukanlah pekerjaan yang sulit , karena saat ini sudah banyak penangkar bibit dan toko pertanian yang menjualnya . Pohon induk yang dijual berasal dari tanaman varietas unggul nasional atau varietas komersial . Varietas unggul nasional adalah tanaman yang telah diakui keunggulan sifatnya oleh pemerintah, dan ditetapkan dengan surat keputusan menteri.
C. Bahan Tanaman Bahan Tanaman untuk Perbanyakan secara Generatif Bahan Tanaman untuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif Bahan Tanaman Untuk Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Vegetatif
Persemaian Persemaian ( nursery ) adalah tempat atau areal yang dipersiapkan khusus untuk pemeliharaan atau pembuatan bibit baik yang berasal dari bahan perkembangbiakan generatif ( biji ) maupun perkembangbiakan vegetatif ( stek , cangkok , dan lain-lain) hingga siap ditanam di lapangan . Berdasarkan waktu penggunaannya , persemaian dapat dikategorikan menjadi dua , yaitu temporary nursery ( persemaian sementara ), dan permanent nursery ( persemaian permanen ).
Beberapa keunggulan dan kelemahan dari persemaian sementara dan permanen Persemaian Sementara Persemaian Permanen Keunggulan Keadaan ekologisnya mendekati keadaan lapangan tanaman Biaya transportasi lebih murah Tidak ada persoalan pemeliharaan kesuburan tanah, sebab bersifat sementara (selalu berpindah setelah tanah menjadi miskin) Tenaga kerja sedikit, sehingga mudah pengurusannya. Penyiapan media dapat dilakukan secara mekanis Pemeliharaan kesuburan tanah dapat dipelihara secara lebih mudah Manajemen persemaian dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien Peluang pengembangan teknologi persemaian dapat lebih terarah Bibit yang berkualitas baik dapat dihasilkan dalam jumlah yang relatif lebih besar. Kelemahan Biaya produksi per satuan bibit mahal Tata tertib administrasi bibit agak sulit dilaksanakan Jumlah bibit yang dihasilkan terbatas Sering gagal karena kurangnya tenaga terlatih. Memerlukan dana investasi infrastruktur dan peralatan yang cukup besar Biaya pemeliharaan tinggi
Penghitungan Kebutuhan Bibit, Benih, Bedeng, Pupuk dll. Kebutuhan Bibit Jumlah bibit yang perlu dibuat tergantung dari luas areal yang akan ditanami dan jarak tanam yang direncanakan ditambah 20% untuk keperluan penyulaman. Rumus yang digunakan: Dimana: Kbi = Kebutuhan bibit LA = Luas areal (hektar atau m 2 ) JT = Jarak Tanam Contoh: Bila luas areal yang akan ditanami 50 hektar, jarak tanam yang direncanakan 3 m x 3 m, maka jumlah bibit yang diperlukan adalah: (500.000 m 2 /9 m 2 ) x 120% = 66.660 bibit.
V = Volume kantong plastik (pot).
Gambar 2.2. Bibit sungkai di persemaian
3. Organisasi dan Ketenagakerjaan a. a. Organisasi
Terimakasih
baik dari segi pertumbuhan , kuantitas , dan kualitas potensi produksi, maupun ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit . Semua kriteria ini harus terpenuhi karena akan mempengaruhi kualitas bibit perbanyakan yang dihasilkan . Sangat tidak dianjurkan memakai pohon induk yang sakit karena kemungkinan besar bibit perbanyakan yang dihasilkan juga akan membawa penyakit dari pohon induk . Selain itu , pohon induk juga harus dijaga dari kemungkinan terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman lain yang tidak jelas asal-usul dan keunggulan sifatnya . Jika ini terjadi , bibit perbanyakan yang dihasilkan akan memiliki keragaman sifat yang tinggi , tetapi belum tentu semuanya bersifat unggul Persemaian sementara hanya dipergunakan beberapa kali produksi bibit sekitar 1 – 3 tahun. Karena sifatnya sementara, maka fasilitas bangunan juga bersifat sementara , lokasinya berpindah-pindah mengikuti dan mendekati lokasi penanaman . Persemaian permanen dirancang untuk kegiatan jangka panjang sekitar 10 – 15 tahun. Bangunan dibuat secara permanen dan lokasinya menetap . Investasi pembuatan persemaian permanen cukup mahal, karena semua peralatan modern harus disediakan.