Mata Kuliah filsafat. Filsafat Izul.docx

jamaksari1 5 views 16 slides Feb 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

tugas mata kuliah yang menjadi kewajiban mahasiswa dalam menyeleseaikan mata kuliah


Slide Content

MAKALAH
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Bp. Jamak Sari,M.Pd
Disusun oleh :
Agung Izulhaq (2023010147)
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-KHAIRIYAH
CILEGON-TAHUN 2024-2025
Alamat: Kampus Al-khairiyah, JI. H. Enggus Arja No.1 Citangkil Kota Cilegon
Provinsi Banten Telp. 0254389606 Email: [email protected]

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan kelancaran dan kemudahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah "Filsafat Pendidikan Islam" dalam bentuk
makalah, Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabiyullah Muhammad, SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul "Latar
belakang munculnya filsafat pendidikan Islam " ini, masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca.
Amin.
Cilegon, 12 Februari 2025
Penyusun
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .................................................................................................................3
2.1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam........................................................................3
2.2. Latar belakang munculnya Filsafat pendidikan Islam..............................................6
2.3. Perkembangan pemikiran Filsafat Pendidikan Islam................................................7
BAB III..............................................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2. Saran.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang
mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak
hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan agama Islam, melainkan menuntut kita
untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Melakukan pemikiran filosofis pada hakikatnya
adalah menggerakkan semua potensi psikologis manusia seperti pikiran kecerdasan,
kemauan, perasaan, ingatan serta pengamatan panca indra tentang gejala kehidupan,
terutama manusia dan alam sekitarnya sebagai ciptaan Tuhan.
Seluruh proses pemikiran tersebut didasari pengalaman yang mendalam serta
luas tentang masalah kehidupan, kenyataan dalam alam raya, dan dalam dirinya
sendiri. Sebagai hasil pemikiran bercorak khas Islam, pada hakikatnya adalah
konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan ajaran
agama Islam, tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim.
Bila dilihat dari fungsinya, maka filsafat pendidikan Islam merupakan
pemikiran yang mendasar yang melandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan
pendidikan Islam. Oleh karena itu, filsafat ini juga memberikan gambaran tentang
latar belakang timbulnya filsafat Pendidikan Islam masih dalam aspek fungsional,
filsafat pendidikan Islam juga bertugas melakukan kritik-kritik tentang metode-
metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam itu sendiri sekaligus
memberikan Pengarahan mendasar bagaimana metode tersebut harus
didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan.
Adapun latar belakang timbulnya filsafat pendidikan yang sebenarnya bercikal
bakal dari filsafat itu sendiri. Sehingga perlu bagi kami mengangkat sebuah judul
makalah “latar belakang timbulnya kajian pendidikan Islam” agar kita mengetahui
bagaimana lahir dan berkembangnya filsafat pendidikan Islam yang mudah-
1

mudahan dapat menambah perbendaharaan tentang sejarah filsafat pendidikan
Islam dan bermanfaat bagi kami juga kita semua. Aamiin.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Filsafat Pendidikan Islam?
2. Apa yang melatar belakangi timbulnya kajian Filsafat Pendidikan Islam?
3. Perkembangan pemikiran Filsafat Pendidikan ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang Filsafat Pendidikan Islam
2. Agar mengetahui pemikiran filsafat pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui perkembangan filsafat Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti cinta
dalam arti yang luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha mencapai yang
diinginkan itu; sophia artinya kebijakan dalam arti pandai, pengertian yang
mendalam, cinta pada kebijaksanaan.
Selanjutnya dalam pengertian yang lebih luas Harold Titus
mengemukakan lima pengertian mengenai filsafat. Mungkin dengan pengertian ini
dimaksudkannya untuk menunjukkan betapa sulitnya merangkum pengertian
filsafat itu dalam sebuah definisi yang lengkap. la mengemukakan pengertian
filsafat sebagai berikut:
1.Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan
alam yang biasanya diterima secara kritis.
2.Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3.Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4.Filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep.
5.Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang lang- sung mendapat
perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli falsafat.
Filsafat memang dimulai dari rasa ingin tahu. Keingintahuan manusia ini
kemudian melahirkan pemikiran. Manusia memi-kirkan apa yang ingin
diketahuinya. Pemikiran inilah yang kemudian disebut sebagai filsafat. Dengan
berfilsafat manusia kemudian jadi pandai. Pandai artinya juga tahu atau
mengetahui dengan kepandaiannya, manusia harusnya menjadi bijaksana.
Bijaksana adalah tujuan dari mempelajari filsafat itu sendiri.
Filsafat pendidikan juga bisa didefenisikan sebagai kaidah filosofis dalam
bidang pendidikan yang menggambarkan aspek- aspek pelaksanaan filsafat umum
3

dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang
menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan- persoalan
pendidikan secara praktis. Sedangkan menurut Imam Barnadib, filsafat
pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan.
2.2. Latar belakang munculnya Filsafat pendidikan Islam
Filsafat pendidikan yang membahas permasalahan pendidikan Islam tidak
berarti membatasi membahas diri pada permasalahan yang ada di dalam ruang
lingkup kehidupan beragama umat Islam yang luas yang berkaitan dengan
pendidikan bagi umat Islam Semua permasalahan bukan nonregilius yang
menyangkut permasalahan sosial dan ilmu pengetahuan serta teknologi itu
dianalisis secara mendalam, sehingga diperoleh hakikatnya.
Dari segi pandangan Islam karena filsafat bertugas pokok mencari hakikat dari
segala sesuatu. Dan dari hakikat itulah timbul pemikiran teori yang pada gilirannya
menimbulkan pemikiran tentang strategi dan taktik atau operasionalisasi kependidikan
Islam. Dari sinilah timbul pemikiran tentang cara yang tepat untuk melaksanakan ide-ide
kependidikan Islam yang dituangkan ke dalam apa yang disebut “Sistem Pendidikan
Islam”.
Agama menjadi sumber inspirasi serta motivasi untuk berpikir, menyelidiki,
menilai, menyimpulkan, serta menemukan suatu hakikat dari alam raya ini yang
bermanfaat bagi umat Islam, yaitu ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, meskipun
ilmu yang telah di ungkapkan itu belum seberapa dibanding ilmu Allah itu sendiri
Islam telah mampu mendorong seseorang untuk menyelidiki, menganalisis,
menemukan, mengembangkan, serta memperluas ilmu pengetahuan, baik yang berasal
dari sumbernya yang asli ajaran Islam, maupun dari kebudayaan lain yang diolah sejalan
dengan nilai-nilai Islami. Kemudian hasil-hasil penemuan yang baru atas analisis
keilmuan mereka dapat mempengaruhi dunia Barat.
Jika kita memperhatikan pemikiran orang barat yang membahas filsafat mereka
sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi mereka titik berat filsafat adalah
4

mencari hikmah. Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya
apa itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana. Namun pertayaan filosofis itu
kalau diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang disebut agama.
Baik filosofis Timur maupun Barat mereka memiliki pandangan yang sama bila sudah
sampai pada pertanyaanya “ bisakah permulaan yang ada ini , dan apakah yang sesuatu
yang pertama kali terjadi, apakah yang terakhir sekali bertahan didalam ini”. Akan tetapi
mereka akan berusaha. Untuk mencari hikmah yang sebenarnya supaya sampai puncak
pengetahuan yang tinggi, yaitu Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Mahakuasa.[5]
Di antara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah
permasalahan yang terjadi di lingkungan pendidikan. Padahal menurut John Dewey,
seorang filsuf Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan dari semua
pemikiran mengenai pendidikan. Tugas filsafat adalah mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realitas dan pengalaman yang banyak terdapat
dalam lapangan pendidikan[6].
Salah satu masalah atau persoalan yang terjadi dalam era pendidikan ialah
analisis terhadap berbagai metode, pendekatan, dan produk-produk pemikiran sejak era
klasik hingga abad modern. Konsep-konsep normatif Islam yang terdapat dalam kedua
sumber Islam yakni Al-Qur’an dan Sunnah, merupakan sumber sebagai paradigma dalam
memotret segala persoalan. Beragam pemaknaan yang dilakukan oleh para ilmuwan
muslim terhadap kedua sumber fundamental Islam tersebut sehingga melahirkan puspa
ragam wacana keagamaan, sosial, ekonomi, politik, budaya, dan bahkan membentuk
peradapan pada zaman klasik Islam[7].
Pendidikan islam dipengaruhi oleh multifikator, kondisi, dan problem yang
kompleks. Maju mundurnya teori dan praktik pendidikan islam diakibatkan oleh
komplektifitas problem tersebut. Problem dimaksud berupa segala persoalan yang
inhern dalam pendidikan, yakni problem internal, maupun berada di luar jangkauan
bidang pendidikan, yakni problem eksternal yang secara tak langsung berpengaruh,
seperti masalah pengangguran, kemiskinan, etos kerja, stabilitas politik, lemahnya
penegakkan hukum dan lain-lain terkait dengan bidang hukum, sosial, ekonomi, dan
politik.problem eksternal ini amat rumit dan karena keterbatasan ruang, maka analisi
5

problem pendidikan islam yang hendak diuraikan dalam tulisan ini difokuskan pada
problem internal saja[8].
Problem internal yang dihadapi oleh pendidikan islam meliputi lemahnya visi
atau tidak jelasnya arah pendidikan yang dilaksanakan, penekanan yang tidak seimbang
antara pembentukan kepribadaan yang utama dalam diri seorang muslim dengan
peranan sosialnya ditengah umat, di mana hal ini menyebabkan timbulnya kesalahan
individual dan mengesampingkan tekologi yang dianggapnya tidak ada hubungan sama
sekali dengan kesalehan dan ketaqwaan. Problem paradigma berpikir normatif-deduktif
masih lazim dijumpai dalam pendidikan islam secara umum, bukan hanya di indonesia,
tetapi juga di negara-negara islam lainnya.[9] , tetapi juga di negara-negara islam
lainnya. Berikut ini adalah penjelasannya :
1. Lack Of Vision
Ismail Raji al-Faruqi menilai bahwa problem yang belum terselesaikan dari gejala
rendahnya standar kelembagaan di dunia islam adalah konsekuensidari lemahnya visi
ini. Lemahnya visi ini menyebabkan mereka sebagai alat jiplakan. Secara tak sadar,
materi dan metodologi tanpa spirit ini terus menerus menimbulkan proses de-Islamisasi
yang memengaruhi para pelajar dengan anggapannya bahwa hal tersebut merupakan
pendidikan Islam alternatif, atau sebagai agen perubahan dan modernisasi.
2. Kesalehan Individual dan Ketertinggalan Teknologi
Penyempitan makna kepribadian menimbulkan dampak yang besar atas sikap
mereka terhadap sains dan teknologi. Seolah-olah sains dan teknologi tidak ada
kaitannya dengan kesalehan dan ketakwaan. Padahal, justru di bidang dengan negara-
negara lain. Sampai saat ini umat Islam masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain
dalam hal ini ilmu teknologi modern praktis di semua penganut agama besar di muka
bumi ini, para pemeluk Islam adalah yang paling rendah dalam sains dan teknologi.
3. Problem Epistemologis : Dikotomi Ilmu
Akibat berangkai dari pola pikir pendidikan yang dikotomis ini adalah terjadi
disharmoni relasi antara pemahan ayat-ayat ilahiah dengan ayat-ayat kauniyah, antara
6

iman dengan ilmu, antara ilmu dengan amal, antara dimensi duniawi dengan ukhrawi,
dan relasi antara dimensi ketuhanan (teosentris) dengan kemanusiaan (antroposentris).
4. Tradisi Berpikir Normatif-Deduktif
Bilamana pendidikan Islam dewasa ini lebih mengarah pada pola mengajar
tersebut, maka dampaknya bisa dirasakan pada proses dan hasilnya. Proses pengajaran
agama Islam cendrung dilaksanakan dalam bentuk hafalan dan penguasaan materi
sebanyak-banyaknya. Bergesernya praktik pendidikan menjadi lebih identik dengan
mengajar ini menimbulkan penekanan yang tidak seimbang pada aspek pengetahuan
(kognitif) semata[10].
Namun, justru dengan melakukan kajian secara historis-sosiologis terhadap
berbagai pemikiran Islam dengan sumber Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, dapat ditemukan
sejumlah kendala atau problematika bagi kemajuan umat Islam secara umum dan
khususnya pula bagi kemajuan dalam dunia pendidikan Islam.
Para sejarahwan filsafat percaya bahwa pemikiran paling kuno yang murni atau
sebagian besarnya filosofis yang berasal dari kalangan Yunani, kira-kira enam abad yang
lalu. Para sejarahwan juga menyebutkan nama-nama mereka yang berupaya mengenal
wujud, permulaan dan keberakhiran alam raya. Socrates dialah orang yang menamai
dirinya dengan philosophus, pecinta kebijaksaaan. Ungkapan ini lantas di Arabkan
menjadi failasuf dan darinya pula kata falsafah diambil. Sejak pertama kali Socrates
menyebut dirinya sebagai filosof, dan istilah filsafat digunakan semenjak itu[11].
2.3. Perkembangan pemikiran Filsafat Pendidikan Islam
Dalam sejumlah literatur yang membahas tentang filsafat dijelaskan, bahwa
filsafat berkembang dari munculnya kesadaran manusia terhadap potensi dirinya,
khususnya akal budi. Awal pemikiran filsafat muncul sebagai reaksi terhadap
kungkungan mitologi, dimana manusia dibelenggu oleh kepercayaan bahwa
kehidupan alam dikuasai yang dimunculkan oleh mitos[16]. Penelitian merupakan
bagian dari upaya manusia untuk menemukan apa yang disebut kebenaran.
Sementara kebenaran itu telah ada sebelum manusia itu ada. Ia berada diluar alam
manusia. Kebenaran itu sendiri bukanlah sesuatu yang statis melainkan terus
7

berkembang. Dorongan ingin tahu yang ada pada dirinya, selalu mendorong
manusia untuk terus mengembangkan “pencaharian” tersebut[17]. Dengan
demikian, upaya untuk menemukan kebenaran itu sendiri merupakan aktivitas
tanpa henti.
Perkembangnya filsafat itu sendiri berkembang saat munculnya kesadaran atau
pemikiran-pemikiran manusia terhadap potensi dirinya dan mencari kebenaran
karna rasa ingin tahunya.
1. Perkembangan pemikiran Filsafat Spiritualisme Kuno
Dari uraian diatas dapat diketahui filsafat mulai berkembang dan berubah
fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan
kembali sebagai ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat dan terpisah satu
dengan lainnya. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat berkembang sesuai
perputaran zaman. Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa manusia untuk
mengetahui cerita dalam katagori filsafat spiritualisme kuno[18].
Ø Timur Jauh
Di India berkembang filsafat Spiritualisme, Hinduisme, dan Budhisme.
Sedangkan Jepang berkembang Shintoisme. Begitu juga di China, berkembang
Toisme dan Komfusianisme[19].
Ø Timur Tengah
Yang berkembang adalah di Yahudi dan Kristen.
Ø Romawi danYunani: Antromornisme
Antromornisme merupakan suatu paham yang menyamakan sifat-sipat Tuhan
dengan sifat-sifat manusia (yang di ciptakan). Misalnya tentang tuhan di samakan
dengan tangan manusia. Paham ini muncul zaman patristik dan skolastik, pada
akhir zaman kuno atau zaman pertengahan filsafat barat di pengaruhi oleh
pemikiran Kristian.
8

2. Reaksi Terhadap Spritualisme Di Yunani
Spritualisme merupakan suatu aliran filsafat yang mementingkan kerohanian,
lawan dari materialisme. Namun demikian, ternyata ada beberapa filosof yang
merasa kurang puas dengan aliran spritualisme, mereka menganggap aliran ini
tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan ilmiah. Maka lahirlah aliran materialism.
Diantara tokonya adalah Leukipos dan Demokritus (460-370 SM), yang
menyatakan bahwa semua kejadian alam adalah atom, dan semuanya adalah
materi[20].
Ø Idealisme
Aliran ini memandang dan menganggap yang nyata hanyalah nyata. Nyata selalu
tetap tidak mengalami perubahan dan pergeseran yang mengalami gerak tidak di
kategorikan[21].
Ø Materialisme
Mereka berpendapat bahwa kejadian seluruh alam terjadi karena atom kecil, yang
menpunyai bentuk dan bertubuh, jiwa pun dari atom kecil yang mempunyai
bentuk bulat dan mudah bereaksi untuk mengadakan gerak.
Ø Rasionalisme
Aliran rasionalisme memandang akal di anggap sebagai perantara khusus untuk
menentukan kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
3. Pemikiran Filsafat Yunani Kuno Hingga Abad Pertengahan
Pada masa ini, keterangan-keterangan mengenai alam semesta dan penghuninya
masih berdasarkan kepercayaan. Dan karena para filsuf belum puas atas
keterangan itu, akhirnya mereka mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Oleh karena itu filsuf-filsuf berusaha mencari inti alam, maka mereka di sebut
filsuf alam dan filsafat mereka disebut filsafat alam.
Masa pra-socrates di warnai pula oleh munculnya kaum sofisme.
9

4. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates (470-399 SM)
Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates adalah metode dialektis. Meode ini di
gunakan Socrates sebagai dasar teknis pendidikan yang di rencanakan untuk
mendorong seseorang berpikir cermat, untuk menguji coba diri sendiri dan untuk
memperbaiki pengetahuannya[22].
D. Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam
Perkembangan pendidikan Islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah
Islam. Oleh sebab itu periodisasi sejarah pendidikan Islam itu sendiri. Secara garis
besar Dr. Harun Nasution membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode, yaitu
periode klasik, pertengahan dan modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi
menjadi 5 masa[25], yaitu :
1. Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M).
2. Masa khalifah yang empat (Khulafaur Rasyidin : Abu Bakar, Umar, Usman
dan Ali di madinah/632-661 M).
3. Masa kekuasaan Umawiyah di Damsyik (661-750 M).
4. Masa kekuasaan Abbasiyah di Bagdad (750-1250 M).
5. Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di Bahdad tahun 1250 M sampai
sekarang.
Pembagian 5 masa di atas dalam kaitannya dengan periodisasi sejarah
pendidikan Islam nampak sebagaimana diuraikan pada bagian kedua. Akan tetapi
dalam kaitannya dengan kajian pendidikan Islam di indonesia, maka cakupan
pembahasannya akan berkaitan dengan sejarah Islam di indonesia dengan fase-
fase sebagai berikut[26] :
1. Fase datangnya Islam ke Indonesia.
2. Fase pengembangan dengan melalui proses adaptasi.
10

3. Fase berdirinya kerajaan-kerajaan Islam (proses politik).
4. Fase kedatangan orang Barat (zaman penjajahan).
5. Fase penjajahan Jepang.
6. Fase Indonesia merdeka.
7. Fase pembangunan.
Perkembangan pendidikan Islam yang terjadi di Indonesia secara periodisasi
diungkapkan dalam uraian bagian ketiga. Dengan demikian periodisasi uraian
tentang perkembangan Islam ini mencakup periode sejarah Islam yang terjadi
dalam kawasan dunia Islam dan dalam kawasan Indonesia. Hal ini erat kaitannya
dengan kepentingan studi atau kajian Islam di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Filsafat pendidikan Islam adalah ilmu yang memikirkan masalah
kependidikan dalam mengubah tingkah laku seseorang dengan nilai-nilai islami.
Latar belakang dari timbulnya filsafat pendidikan Islam karna banyaknya
persoalan dan perubahan baru yang timbul didalam dunia pendidikan tersebut dan
berusaha untuk menjawab serta memecahkanya, rasa ingin tahu, dan ditambahnya
ide-ide baru dalam dunia pendidikan. Mulai dari masalah metode, pendekatan,
komentar-komentar dll, karena filsafat berpikir dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut khususnya masalah didalam pendidikan Islam.
Berkembangnya filsafat itu sendiri berkembang saat munculnya kesadaran atau
pemikiran-pemikiran manusia terhadap potensi dirinya dan mencari kebenarannya. Ada
pun pemikiran-pemikiran tersebut mulai dari pemikiran spiritualisme Kuno, Yunani,
Yunani Kuno abad pertengahan, hingga para tokoh seperti Socrates, Plato, dan
Aristoteles.
11

Perkembangan pendidikan Islam yang terjadi di Indonesia secara periodisasi
diungkapkan dalam uraian bagian ketiga. Dengan demikian periodisasi uraian tentang
perkembangan Islam ini mencakup periode sejarah Islam yang terjadi dalam kawasan
dunia Islam dan dalam kawasan Indonesia. Hal ini erat kaitannya dengan kepentingan
studi atau kajian Islam di Indonesia.
3.2. Saran
Dengan berbagai uraian diatas, tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan
baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan sebagainya. untuk itu sangat
diharapkan saran maupun kritikan yang membangun dalam perbaikan masalah
selanjutnya. Baik dari dosen pengampu maupun rekan-rekan mahasiswa.
12

DAFTAR PUSTAKA
Ø Arifin, Muzayyin. 2003. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Mizan
IKAPI.
http://thatha-mochi.blogspot.co.id/2012/01/makalah-kajian-filsafat-    
pendidikan.html. Tanggal 19 Maret 2016
Ø Jalaludin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rajawali Pers.
Ø Jalaluddin, dan Abdullah Idi. 2011. Filsafat Pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrapindo Persada.
Ø Nata, Abudin. 2010. sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Ø Rachman Assegaf, Abd. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ø Taqi Mishbah, Muhammad. 2003. Buku Daras Filsafat Islam. Bandung:
Mizan IKAPI.
Ø Zaprulkhan. 2014. Filsafat Islam : Sebuah Kajian Tematik. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ø Zuhairini 2010. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.