materi 1 pra transfusi darah pada manusia

melypurnadianti1 0 views 35 slides Oct 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 35
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35

About This Presentation

pra transfusi darah pada manusia


Slide Content

PEMERIKSAAN IMUNOHEMATOLOGI (PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan pretransfusi Sampel darah pasien (* diambil sampel 5-10 cc) Formulir permintaan darah Penyimpanan sampel darah (* harus ditutp dan disimpan dengan baik pada suhu 2-6°C minimal 7 hari setelah transfusi , - Uji Ulang ) Pendataan Pemeriksaan pre transfusi

Persiapan Alat, Reagensia dan Sampel Persiapan Alat Persiapan Reagensia Persiapan Sampel Pemisahan serum / plasma dari sel darah

b. Pencucian sel darah merah Prinsip : Dengan penambahan larutan saline (NaCl 0,9%) dan pemutaran maka antibodi di sekitar sel darah merah akan hilang Tujuan : Menghilangkan sisa protein pada sel darah merah Menghilangkan sel-sel darah yang rapuh Menghilangkan auto cold antibody Menghilangkan formasi Rouleaux Kegunaan : Persiapan pembuatan suspensi darah Persiapan penentuan antigen golongan darah

c. Pembuatan suspensi sel darah merah Untuk pembuatan Test Sel Golongan darah A,B,O untuk pemeriksaan antibodi pada serum, dilakukan pooling dari darah donor suspensi 100% yang telah diketahui golongan darahnya : 1 . Test Sel A => Dibuat dari 3 golongan darah A yang di pooling sama banyak (A1, A2, A3), kemudian dibuat suspensi 5% dan 10% . 2. Test Sel B => Dibuat dari 3 golongan darah B yang di pooling sama banyak (B1, B2, B3), kemudian dibuat suspensi 5% dan 10%. 3. Test Sel O => Dibuat dari 3 golongan darah O yang di pooling sama banyak (O1, O2, O3), kemudian dibuat suspensi 5% dan 10%.

d. PembuatanCOOMB’S CONTROL CELLS (CCC) COOMB’S CONTROL CELLS (CCC) adalah suspensi sel darah merah golongan O Rhesus positif yang sudah disensitasi (dicoated) oleh anti –D IgG ( inkomplit).

COOMB’S CONTROL CELLS (CCC) Tujuan : a) Dapat menguji reagen Coomb’s Serum, masih valid/ invalid b) Dapat menguji hasil negative dari pemeriksaan uji silang,Direct Coomb’s Test dan indirect Comb’s Test, hasil negative tersebut valid/invalid. Prinsip : Antigen + antibodi D IgG (inkomplit)→ Antigen sensitasi ( coated ) antibodi D inkomplit

e. VALIDASI REAGEN Tujuan validasi reagen adalah untuk menguji validitas suatu reagen sehingga dapat diketahui kualitas dari reagen sebelum digunakan untuk pemeriksaan dan juga untuk menetapkan reagen yang digunakan valid atau invalid Uji kualitas reagen harus dilakukan pada: a) Setiap kali batch larutan kerja (working solution) dibuat.Setiap minggu c) Bila sudah mendekati masa kadaluarsa d) Bila ditemukan / terlihat tanda tanda kerusakan ( timbul kekeruhan , perubahan warna , timbul endapan ) e) Bila terdapat kecurigaan hasil pemeriksaan Reagen yang akan divalidasi dalam praktikum ini adalah 1. antisera A,B dan D 2. test sel ABO 3. Bovine Albumin 22% 4. Comb’s Serum 5. CCC ( Comb’s Control Cell)

WARNING : nomor batch dan tanggal kadaluarsanya Nomor Batch atau bets (lot) adalah penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya , yang merupakan tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan bets tersebut , termasuk seluruh tahap produksi , pengawasan dan distribusi . Tanggal kadaluarsa merupakan gambaran dari stabilitas reagen dalam penyimpanan Stabilitas reagen merupakan kemampuan suatu produk reagen untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan . Sifat karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat . Kestabilan reagen dapat dilihat dari beberapa hal dengan suatu perubahan dalam penampilan fisik seperti warnanya . Perubahan kimia dapat terjadi yang tidak bisa dibuktikan sendiri dan hanya bisa dibuktikan melalui analisis kimia .

Contoh Lembar Validasi

Ringkasan Persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan pre transfusi sangat penting, dimulai dari persiapan sampel(pemiisahan serum/plasma, pencucian sel darah merah, pembuatan suspensi sel), pembuatan test sel A, test sel B, test sel O serta pembuatan Coombs Control Cell. Validasi reagen bertujuan untuk menguji validitas suatu reagen sehingga dapat diketahui kualitas dari reagen sebelum digunakan untuk pemeriksaan dan juga untuk menetapkan reagen yang digunakan valid atau invalid sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang akurat.

Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus Metode pemeriksaan golongan darah abo dan rhesus, antara lain : A. Metode slide card B. Metode bioplate C. Metode tabung D. Metode Gel E. Pemeriksaan WEAK D ( jika hasil pemeriksaan rhesus tabung negatif ) A. PRINSIP PEMERIKSAAN ANTIGEN + ANTIBODI = AGLUTINASI / HOMOGEN/SENSITASI. B. TEKNIK REVERSE & FORWARD GROUPING 1 . Cell grouping/typing => memeriksa antigen sel darah merah dengan cara menambahkan anti-A, anti- Bdan anti-D 2 .Serum grouping/typing => memeriksa antibodi dalam serum/plasma dengan cara mereaksikannya dengan sel golongan A,B,dan O. 3 . Auto Kontrol => memeriksa antibodi dalam serum dengan cara mereaksikannya dengan sel darah merahnya sendiri

Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus Metode Slide/Tile/ Sederhana tehnik ini dapat digunakan untuk tes pengelompkan sistem ABO dalam keadaan darurat Kelemahan : reaksi Ag lemah pada sel kelompok serum dengan titer Anti A dan Anti B yang rendah kurang sensitif (proses pengeringan pada campuran dapat menyebabkan reaksi agregasi sel sehingga dapat mengakibatkan positif palsu )

2. Metode Tube/ Tabung 3. Metode Microwell atau Microplate Keuntungan : a. hanya memerlukan volume kecil eri dan lebih hemat b. dapat menggantikan 96 tabung c. lebih cepat Tehnik tabung lebih sensitif dibandingkan tehnik slide Keuntungan : a. memungkinkan untuk inkubasi yang cukup lama tanpa mengeringkan isi tabung b. centrifugsi akan meningkatkan reaksi yang memungkinkan Ag dan Ab lemah dapat terdeteksi c. kesederhanaan untuk penentuan derajat aglutinasi d. bersih dan lebih hygienis e. memerlukan volume reagent yang lebih sedikit f. lebih sensitif

Metode Tube/ Tabung

3. Metode Kolom /Sephadex Gel/gel Pemeriksaan golongan darah yang menjadi metode yang sering digunakan dalam pelayanan

4. Pemeriksaan golongan darah rhesus WEAK D (DU) Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah , ditemukan pertama kali oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 melalui injeksi darah merah kera Macaccus rhesus ke tubuh kelinci . Landsteiner dan Wiener menerangkan bahwa bila sel darah merah ( eritrosit ) seseorang mempunyai Rhesus antigen (antigen D atau Rh), maka orang tersebut dinyatakan sebagai Rhesus – positive. Bila ia tidak mempunyai Rhesus antigen (antigen D atau Rh0) dinyatakan Rhesus – negative. Prinsip : Antigen + Antibodi → Aglutinasi / sensitasi / hemolisis . Tujuan : Untuk menemukan adanya antigen (antigen D atau Rh) di dalam sel darah merah ( eritrosit ).

Pemeriksaan golongan darah rhesus WEAK D (DU) Kesimpulan apabila Dunegatif maka golongan darah Rhesus negatif , apabila Dupositif pada pasien disimpulkan golongan darah Rh negatif dan Dupositif pada darah donor disimpulkan golongan darah Rh positif . Hasil tes D unegatif , harus di validasi dengan di teteskan 1 tetes sel uji coombs (Coombs Control Cells = CCC) ke tabung 1 dan tabung 2. Kemudian putar 3000 rpm 15 detik atau 1000 rpm 1 menit . Hasil pengamatan menunjukkan : Hasil positif menunjukan bahwa pemeriksaan benar dan berlaku . Hasil negatif menunjukan bahwa pemeriksaan tidak benar , tidak berlaku dan harus di ulang .

19 Uji Kompatibilitas Uji Cocok-Serasi ( Compatibility testing ) Reaksi silang (Uji silang-serasi / Cross matching ) Uji in-vitro sangat penting , mutlak harus dilakukan sebelum transfusi . Menilai kompatibilitas ( kecocokserasian ) antara darah donor dengan darah resipien , secara in-vitro. Tujuan : Memastikan di dalam serum resipien atau plasma donor tidak terdapat antibodi yang reaktif terhadap eritrosit donor atau resipien . Menghindari reaksi transfusi hemolitik . Memastikan efektifitas transfusi .

20 Uji Kompatibilitas Compatibility testing Reaksi silang Cross matching Mayor Eritrosit Donor dengan Serum Resipien Minor Serum Donor dengan Eritrosit Resipien * Plasma Serum Donor Resipien Mayor Minor Eri trosit Eri trosit

21 Medium reaksi pada reaksi silang: Medium Salin (NaCl 0,85 %), Medium Albumin (bovine albumin) Medium Coomb’s (anti human globulin) Untuk mendekatkan jarak eritrosit, Sehingga reaksi aglutinasi dapat terjadi Aglutinasi

Patologi Klinik FK Unibraw BloodBank_1_ 2006 22

Patologi Klinik FK Unibraw BloodBank_1_ 2006 23

24 Donor Resipien Mayor Plasma Serum Minor Eri trosit Eri trosit RS Mayor: mendeteksi adanya antibodi di dalam serum resipien yang dapat merusak eritrosit donor, yang akan ditransfusikan. RS Minor: mendeteksi adanya antibodi di dalam plasma donor yang dapat merusak eritrosit resipien, yang akan ditransfusikan.

25 Gol. O Gol. O Ab. Anti A, Anti B Ag. Tdk ada Ag. Tdk ada Ab. Anti A, Anti B Donor O Resipien O Ag Tdk ada Ag-A, Ag-B Tdk ada Ag-A, Ag-B Reaksi-Silang Ab Anti-A, Anti-B Anti-A, Anti-B Mayor – (Neg) Minor – (Neg) Transfusi Boleh Ya Boleh

26 Gol. A Gol. O Ab. Anti B Ag. Tdk ada Ag. A Ab. Anti A, Anti B Donor A Resipien O Ag Ag-A Tdk ada Ag-A, Ag-B Reaksi-Silang Ab Anti-B Anti-A, Anti-B Mayor + (Pos) Minor – (Neg) Transfusi Boleh Tidak Boleh

27 Gol. O Gol. B Ab. Anti A, Anti B Ag. B Ag. Tidak Ada Ab. Anti A Donor O Resipien B Ag Tdk ada Ag-A, Ag-B Ag-B Reaksi-Silang Ab Anti-A, Anti-B Anti-A Mayor – (Neg) Minor + (Pos) Transfusi Boleh Tidak Boleh

28 Gol. AB Gol. AB Ab. Anti A, Anti B Ag. B Ag. Tidak Ada Ab. Anti A Ag Reaksi-Silang Ab Donor AB Ag-A, Ag-B Tdk ada Anti-A, Anti-B Resipien A B Ag-A, Ag-B Tdk ada Anti-A, Abti-B Mayor – (Neg) Minor – (Neg) Transfusi Boleh Ya Boleh

29 Gol. B Gol. AB Ab. Anti A, Anti B Ag. B Ag. Tidak Ada Ab. Anti A Ag Reaksi-Silang Ab Donor B Ag-B Anti-A Resipien A B Ag-A, Ag-B Tdk ada Anti-A, Abti-B Mayor – (Neg) Minor + (Pos) Transfusi Boleh Tidak Boleh

30 ABO inkompatibel Kontraindikasi transfusi Minor + + _ _ Mayor ABO inkompatibel Kontraindikasi transfusi ABO inkompatibel Kontraindikasi transfusi ABO kompatibel Boleh transfusi Reaksi Silang Medium Saline (Fase I)

31 Rh,Le,M,P 1 ,A 1 inkompatibel Kontraindikasi transfusi Minor + + _ _ Mayor Rh,Le,M,P 1 ,A 1 inkompatibel Kontraindikasi transfusi Rh,Le,M,P 1 ,A 1 inkompatibel Kontraindikasi transfusi Rh,Le,M,P 1 ,A 1 kompatibel Boleh transfusi Reaksi Silang Medium Albumin (Fase II)

32 Rh,K,Fy a ,Jk a ,S,Le inkompatibel Kontraindikasi transfusi Minor + + _ _ Mayor Reaksi Silang Medium Coomb’s (Fase III) Rh,K,Fy a ,Jk a ,S,Le inkompatibel Kontraindikasi transfusi Rh,K,Fy a ,Jk a ,S,Le inkompatibel Kontraindikasi transfusi Rh,K,Fy a ,Jk a ,S,Le kompatibel Boleh transfusi

Patologi Klinik FK Unibraw BloodBank_1_ 2006 33 Transfusi boleh dilakukan apabila : pada ketiga fase medium reaksi silang,hasil reaksi silang mayor negatif , dan hasil reaksi silang minor negatif , artinya darah resipien dan donor kompatibel,darah resipien cocok serasi dengan darah donor. Uji Kompatibilitas pada Gawat Darurat

Patologi Klinik FK Unibraw BloodBank_1_ 2006 34 Uji Kompatibilitas pada Gawat Darurat Tetap melalui 3 fase uji kompatibilitas Darah boleh ditransfusikan apabila : fase I tidak ada aglutinasi atau hemolisis Terus kerjakan fase II dan fase III Apabila fase II atau fase III ada aglutinasi atau hemolisis Hentikan transfusi dan tarik kembali darahnya ke PMI