Materi 7. RFMO Regional Fisheries Management Organizations

ChomariyahDrSHMH 7 views 12 slides Oct 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

RFMO: Merupakan organisasi internasional yang dibentuk untuk menetapkan langkah-langkah yang mengikat dalam konservasi dan pengelolaan berkelanjutan spesies ikan yang bermigrasi lintas wilayah.
ICCAT: Merupakan salah satu contoh RFMO yang berfokus pada tuna dan spesies sejenis tuna di Atlantik. ICCA...


Slide Content

RFMO ICCAT (International Commission for the Conservation of Atlantic Tuna) Oleh: Prof. Dr. CHOMARIYAH,SH.MH UNIVERSITAS HANG TUAH 20 2 5

Komisi Internasional untuk Konservasi Atlantic Tunas (ICCAT) adalah sebuah organisasi antar pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan konservasi spesies tuna dan tuna- seperti di Samudera Atlantik dan laut yang berdekatan . Organisasi ini didirikan pada tahun 1969, di sebuah konferensi di Rio de Janeiro, Brasil , dan beroperasi di Inggris , Perancis dan Spanyol .

Members UNITED STATES JAPAN SOUTH AFRICA GHANA CANADA FRANCE (St-Pierre et Miquelon) BRAZIL MAROC KOREA, Rep. Of CÔTE D'IVOIRE ANGOLA RUSSIA GABON CAP-VERT URUGUAY SÃO TOMÉ E PRINCIPE VENEZUELA GUINEA ECUATORIAL GUINÉE REP UNITED KINGDOM (O. territories ) LIBYA CHINA, People's Rep. of EUROPEAN UNION TUNISIE PANAMA TRINIDAD & TOBAGO NAMIBIA BARBADOS HONDURAS ALGÉRIE MEXICO VANUATU ICELAND TURKEY PHILIPPINES NORWAY NICARAGUA GUATEMALA SENEGAL BELIZE SYRIA St VINCENT & THE GRENADINES NIGERIA EGYPT ALBANIA SIERRA LEONE MAURITANIA CURAÇAO LIBERIA EL SALVADOR Cooperating States: Colombia, Curaçao , El Salvador, Suriname, Taiwan Province of China.

Purpose Sejumlah mekanisme perdagangan komoditi perikanan yang diberlakukan saat ini antara lain perjanjian internasional Code of Conduct for Responsible Fisheries, International Convention for the Concervation of Atlantic Tuna (ICCAT), Indian Ocean Tuna Commision, dan Agreement of Straddling Stocks yang bertujuan menjaga kelestarian sumber daya perikanan.

Competence Area of iccat

Law Undang – Undang (UU) No. 21 Tahun 2009 tentang Pengesahan Agreement for the Implementation of the Provisions of the United Nations Convention on the Law of the Sea of 10 december 1982 Relating to the Conservation and Management of Starddling Fish Stocks and Highly Migratory Fish Stocks (United Nation Implementing Agreement - UNIA1995). Pengesahan ini mewajibkan kita untuk bekerjasama dengan berbagai negara di dunia yang telah dilembagakan melalui Regional Fisheries Management Organization (RFMO) ICCAT agreement 1969

KERJASAMA Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan hingga tahun 2014 tergabung di beberapa RFMOs, baik sebagai anggota tetap maupun anggota tidak tetap (non contracting member) meliputi : Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) Commission for Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) Western Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) Inter-American tropical Tuna Commission (IATTC) International Commission for the Conservation of Atlantic Tuna (ICCAT)

Lanjutan Indonesia sebelumnya sudah menjadi anggota di IOTC dan CCSBT, sedangkan baru pada Desember 2013 Indonesia akhirnya menjadi anggota tetap di WCPFC dan berhak memiliki kuota penangkapan Tuna yang lebih besar dari status sebelumnya yaitu anggota tidak tetap (Cooperating Non Member). Sedangkan di ICCAT status Indonesia saat ini masih bersifat Cooperating non Member, dengan demikian diharapkan Indonesia mampu memanfaatkan kuota penangkapan ikan Tuna yang telah ditetapkan mengingat Tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai tinggi.

Perkembangan Terakhir Dalam beberapa tahun terakhir ICCAT mengadopsi rencana pemulihan drakonik untuk Bluefin Tuna Timur , yang mengarah pada pengurangan dari total tangkapan yang diperbolehkan dari 27.500 pada tahun 2007 menjadi 13.400 ton pada tahun 2014. Pada bulan November 2012 Susan Lieberman, direktur kebijakan internasional Pew Environment Group menyatakan bahwa " Ini mendorong ICCAT yang mendengarkan rekomendasi dari para ilmuwan sendiri dan setuju untuk menjaga batas penangkapan untuk tuna sirip biru dalam nasihat mereka . Keputusan ini akan memberikan spesies habis ini berjuang kesempatan untuk melanjutkan di jalan menuju pemulihan setelah puluhan tahun penangkapan ikan yang berlebihan dan salah urus ". Pada November 2013 Dr Sergi Tudela , Kepala Perikanan WWF Mediterania mengatakan : "WWF mengucapkan selamat negara anggota ICCAT untuk menempel ilmu lagi tahun ini mengenai kuota tuna sirip biru di Atlantik Timur dan Mediterania . Ini adalah pertanda baik bagi kredibilitas ICCAT. Namun , kegagalan untuk mengatasi kegagalan negara untuk mematuhi aturan tetap menjadi isu keprihatinan ".

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA