MATERI ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK .ppt

budhiprasetiyo6 6 views 51 slides Sep 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 51
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51

About This Presentation

Pengertian alat ukur dan pengukuran untuk materi pembelajaran di Politeknik Negeri Semarang pada semester gasal tahun pengajaran 2025 sampai 2026


Slide Content

1
Hand Out
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
Program Studi Teknik Konversi Energi
Jurusan Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2008
oleh
Dwiana Hendrawati, ST, MT
Ir. Ismin Taukhid Rahyono, MT

2
Hand Out Alat Ukur dan Pengukuran merupakan materi untuk pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar (PBM) pada Program Studi Teknik Konversi Energi (TKE) Politeknik Negeri
Semarang. Alat Ukur dan Pengukuran sebagai mata kuliah teori merupakan dasar untuk
pelaksanaan praktikum alat ukur dan pengukuran yang akan diberikan pada semester
berikutnya.
Hand Out ini diharapkan dapat menjadi panduan pemahaman materi kuliah bagi mahasiswa .
Tiap pokok bahasan disajikan secara ringkas; sehingga memudahkan mahasiswa untuk
mengikuti runtutan pembahasan.
Penyusun menyadari bahwa penyajian materi dalam Jobsheet ini masih jauh dari sempurna;
baik dari segi kualitas, isi, dan tampilannya. Oleh karenanya perlu peninjauan materi secara
berkala, demi kesesuaian dengan kompetensi yang telah digariskan. Penyusun berharap
adanya masukan-masukan yang konstruktif dari semua pihak.
Akhirnya, terselip harapan bermanfaatnya Hand Out ini untuk proses belajar mengajar di
ProdiTKE, pada khususnya; serta pengembangan ilmu pengetahuan, pada umumnya. Dan
atas perhatiannya disampaikan banyak terimakasih.
Semarang, Oktober 2008
Penyusun
KATA PENGANTAR

3
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan 1.1 Istilah dalam Pengukuran
1. 2 Satuan,Atandar,Kalibrasi
1. 3 Sistem Mekanik dan Elektrik
2. Pemilihan Alat Ukur2. 1 Kriteria Pemilihan Alat UKur
2 .2 Ketelitian dan Ketepatan
2. 3 Spesifikasi Alat Ukur
3. Kesalahan Pengukuran 3.1 Macam Kesalahan
3.2 Penanggulangan Kesalahan
3.3 Kasalahan Data Pengukuran
3.4 Analisa Kesalahan
4. Sistem Pengukuran4.1 Elemen Fungsional Alat Ukur
4.2 Unjuk Kerja Atatik dan
Dinamik
4.3 Analog dan Digital
4.4 Pengoperasian Alat Ukur
5. Sensor dan Transduser 5.1 Pengertian
5.2 Klasifikasi
5.3 Macam
6. Alat Ukur Listrik6.1 Alat Ukur Kumparan Putar
6.2 Alat Ukur dengan Thermocouple
6.3 Alat Ukur dengan Besi Putar
6.4 Alat Ukur Elektrodinamometer
6.5 Alat Ukur Elektrostatis
7. Pengukuran Suhu 7.1 Pengertian Suhu dan Skalanya
7.2 Termometer efek Mekanik, Elektrik, Radiasi
7.3 Prinsip Kerja Termometer

4
1.1 DUA konsep Dasar OTOMATISASI
Measuring Technology
Control Technology
Proses yang
dikendalikan
Sensor
Pengkondisi
sinyal
TransmisiPengendali
Alat Ukur
Keluaran
Antar muka
daya
Transmisi
Input Keluaran aktual
( Setpoint )
Keluaran yang
diinginkan
Aktuator
1. PENGERTIAN PENGUKURAN

5
Tujuan Pengukuran:
Nilai suatu besaran secara obyektif
EKSAK STANDAR
 Pemantauan jalannya proses atau operasi
Pengendalian jalannya proses atau operasi
Analisa keteknikan pada eksperimental
Ukur diameter, meteran air
Seterika otomatis
D
a
t
a

P
e
r
c
o
b
a
a
n
Pengukuran:
Membandingkan suatu besaran dengan besaran standar

6
SIMBOL = BESARAN (SATUAN)
R
m
Tahanan
Massa

gr
Besaran standar: besaran yang dijadikan patokan dan disepakati
Syarat besaran standar: dapat didefinisikan secara fisik, jelas dan tidak
berubah terhadap waktu, dapat sebagai pembanding
Norma
Ukur
1.2 Satuan, Standar, dan Kalibrasi
Kalibrasi (peneraan): membandingkan suatu besaran dengan
besaran standar.

7
Rantai kalibrasi (calibration-chain):
Tingkat 1: Kalibrasi ukur kerja dengan memakai acuan alat ukur
standar kerja
Tingkat 2: Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan memakai acuan
alat ukur standar
Tingkat 3: Kalibrasi alat ukur standar dengan acuan alat ukur
standar dari tingkatan yang lebih tinggi (standar nasional atau yang
telah tertera secara nasional).
Tingkat 4: Kalibrasi standar nasional dengan acuan standar meter
(internasional)
Keterlacakan (keterusutan, ketelurusan; traceability): sampai
sejauh mana mata rantai kalibrasi dirangkai.
1.3 Sistem Mekanik Sistem ElektrikAnalog
Gaya↔ Tegangan
Gaya ↔ Arus

8
2. PEMILIHAN ALAT UKUR
Resolution (Kecermatan) alat ukur ditentukan oleh:
kecermatan skala dengan cara pembacaan nya,
garis indeks atau jarum penunjuk,
skala nonius.
Ketepatan (keterulangan, precision, repeatability)
Menunjukkan hasil yang sama pada pengukuran
berulang
Ketelitian (keakuratan, kebenaran; accuracy)
Menunjukkan seberapa dekat atau kesesuaian
hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya
Range (cakupan)
Batas minimal - maksimal
Hasil
Pengukuran
Precision
Accuracy
Cara Menyatakan
Ketelitian
Cara Menyatakan
Ketepatan

9
2. PEMILIHAN ALAT UKUR
Readability (Kemampubacaan)
Analog
Digital
Sensitivity (sensitifitas/kepekaan)
Kemampuan mendeteksi perbedaan
relatif kecil nilai yang diukur
Histeresis
Perbedaan bila didekati dari arah
berlawanan
Nonius
Definisi
Model Matematis

10
3.1. Macam Kesalahan
Kesalahan Sistenatis (Fixed Error) :
Kesalahan yang secara konsisten terulang apabila dilakukan pengulangan
percobaan

Kesalahan Statistik (Random Error) :
Kesalahan oleh penyebab yang tidak diketahui dan terjadi walaupun semua
kesalahan sistematis tidak diperhitungkan. Relatif kecil, tapi penting untuk
pengukuran dengan ketepatan tinggi
Sumber ketidak-telitian dan ketidak-tepatan :
•Subyek Pengukuran
•Alat Ukur
•Obyek Pengukuran
•Metode Pengukuran
ACCURACY ERROR
PRETITION ERROR
Kesalahan karena sumber kesalahan
3.3 Menyatakan Kesalahan Pada data pengukuran :
•Pengukuran Data Tunggal (Single Sample)
•Pengukuran Data Jamak (Multi Sample)
3.KESALAHAN PENGUKURAN
3.2 Cara Menanggulangi Kesalahan Pengukuran, Lihat
sumber ketidaktelitian dan ketidaktepatan

11
3.4 Analisa Kesalahan Ketakpastian Pengukuran
•Menggabungkan ketakpastian semua pengukuran primer yang telah
dilakukan
•Macam Analisa :
Maksud
•Analisa Akal Sehat (Common Sense)
Menggabungkan semua kesalahan untuk mendapat efek terburuk
•Metode Kline Mc.Clinetuck
Spesifikasi teliti atas ketakpastian dalam berbagai pengukuran
primer
Lebih Seksama

12
4. Sistem Pengukuran
Pengoperasian Instrumen, dipahami
dengan
•Mengurai Instrumen ke bentuk
elemen fungsional
Unjuk Kerja, didefinisikan
•Karakteristik Statis dan Dinamis
Fungsi dasar diperoleh
•Analog dan Digital
Pengoperasian peralatan
•Memakai prinsip nol atau defleksi
Tiga Bagian Utama
Peralatan Input (Sensor-
Transduser
Intermediate modifying
State
Terminating State

13
Elemen Fungsional Alat Ukur
Elemen Pengindera
Sensor
Transduser
Persiapan
&Penyesuaian isyarat Transmisi Data Pemrosesan Data
Penunjuk Data
Transduser Pembalik
Pencatat Data

14
4.1 Mengurai Instrumen Ke Elemen Fungsional
•Alat Ukur Tekanan

15
•Alat Ukur Galvanometer D’Arsonval

16
4.2 Unjuk Kerja Alat UKur
•Karakteristik Statis
Karakteristik yang harus diperhatikan apabila alat digunakan untuk
mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu atau
hanya berubah secara lambat laun.
Meliputi : Kalibrasi, ketelitian, ketepatan, kepekaan, range,
daerah mati (Dead Zone), kesalahan pengukuran
•Karakteristik Dinamis : fungsi waktu
Karakteristik utama adalah kecepatan tanggapan (respons) dan
kecermatan.
Keterlambatan sebagai bentuk perlambatan atau penundaan
tanggapan terhadap kuantitas yang diukur tidak dikehendaki
Kecermatan adalah tingkat yang menggambarkan apakah alat ukur
menunjukkan perubahan peubah yang diukur tanpa kesalahan
dinamis
Kesalahan Dinamis adalah perbedaan antara kuantitas nilai
sebenarnya yang berubah menurut waktu, dan nilai yang
ditunjukkan alat ukur jika diasumsikan tidak ada kesalahan dinamis

17
4.3 Analog dan Digital
•Pengelompokan didasarkan pada cara memperoleh fungsi dasar,
mengarah pada sifat analog dan digital dari isyarat informasi
•Isyarat Analog : kelebihan dalam ketepatan nilai (tegangan, sudut
putar
•Isyarat Digital : Didasarkan pada sifat biner (on-off), dan variasi nilai
numerik yang disesuaikan dengan perubahan keadaan logika
(benar/salah)Tegangan antara 2 – 5 Volt : On
0 – 0,8Volt: off
Sistem Digital sangat toleran terhadap derau (noise)
•Peralatan pengukuran dan Pengendalian bersifat analog
Reduksi data dan pengendalian otomatik bersifat digital}
ADC untuk input komputer
DAC untuk output komputer

18
5. SENSOR DAN TRANSDUSER

19
5.1 Definisi Sensor dan Transduser
•Transduser
Suatu peranti yang dapat mengubah suatu besaran ke besaran
yang lain.
•Transduser pasif
Tranduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar. Contoh : termistor
•Transduser aktif :
Transduser yang bekerja dengan menggunakan energi yang akan
diubah sendiri. Contoh : termokopel
•Sensor :
Bagian masukan dari transduser yang dapat mengindera suatu
kuantitas fisik tertentu

20
Pemilihan Transduser
•Kekuatan, ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
•Linieritas, kemampuan untuk menghasilkan
karakteristik masukan-keluaran yang linier.
•Stabilitas tinggi, kesalahan pengukuran yang kecil dan
tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor
lingkungan.
•Tanggapan dinamik yang baik, keluaran segera
mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang
sama.
•Repeatability , kemampuan untuk menghasilkan
kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk
mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan
yang sama.
•Harga. tidak terkait dengan karakteristik transduser,
tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi
kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.

21
Ketidaklinearan transduser
Penyebab :
•Daerah mati (dead
zone)
•Saturasi (saturation)
•Logaritmis
•Kuadratis

22
5.2 Klasifikasi Transduser
Didasarkan pada Prinsip Kelistrikannya
•Transduser Pasif
Tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri, tetapi menghasilkan
perubahan nilai resistansi, kapasitansin atau induktansi apabila
mengalami perubahan kondisi sekeliling
Transduser Resistif
Transduser Kapasitif dan Induktif
TranduserPhoto
•Transduser Aktif
Tidak memerlukan catu daya eksternal, dan dapat menghasilkan
energi listrik
Jenis-jenis transduser aktif

23
Transduser Resistif
Jenis Transduser Prinsip Kerja Jenis Penerapan
Potensiometer
Resistif
Perubahan positif (karena gerakan eksternal) menjadi
perubahan resistansi potensiometer atau rangkaian
jembatan
Sensor tekanan,
posisi
Strain Gauge Tekanan eksternal mengubah resistansi penghantaran
atau semikonduktor
Sensor berat,
tekanan, posisi
RTD (Resistance
Temperature
Detector)
Perubahan suhu mempengaruhi resistansi logam murni
yang mempunyai koefisien suhu positif
Sensor suhu
Thermistor Perubahan suhu mempengaruhi resistansi logam
teroksidasi yang mempunyai koefisien suhu negatif
Sensor suhu
Hygrometer
Resistif
Resistansi elektroda turun bila kelembaban udara di
sekelilingnya naik atau bertambah
Sensor kelembaban
Psychometer Perbedaan suhu pada elektroda kering dan elektroda
basah menghasilkan perubahan tegangan
Sensor kelembaban

24
Transduser Kapasitif dan Induktif
Jenis Transduser Prinsip Kerja Jenis Penerapan
Transduser
Kapasitif
Kapasitas antara dua dielektrik, berubah disebabkan
oleh kondisi fisis seperti tinggi cairan, komposisi
larutan, tekanan ketebalan, kepadatan, aliran, dan
panjang
Sensor tinggi
cairan, sensor
tekanan,
kepadatan,
ketebalan
Transduser
induktif LVDT
(Linear Variable
Differential
Transformer)
Perubahan posisi inti (kern) menyebabkan timbulnya
tegangan pada kumparan sekunder
Sensor tekanan,
posisi
Transduser
tekanan
Perubahan tekanan fisis seperti tekanan gas atau cairan
menyebabkan perubahan induktansi magnetik
Sensor tekanan

25
Transduser Photo
Jenis Transduser Prinsip Kerja Jenis Penerapan
Photoconductiv
(LDR)
Konduktivitas pada suatu bahan nerubah bila terkena
cahaya
Sakelar cahaya,
sensor cahaya
Photodiode Arus reverse berubah sesuai intensitas cahaya pada
diode tersebut
Sakelar cahaya,
sensor cahaya
PhototransistorIntensitas cahaya yang jatuh pada transistor photo
menyebabkan transistor dalam kondisi cut off atau
konduksi
Sakelar cahaya,
Optocopler Mengubah pulsa menjadi sinar infra merah, sinar infra
merah mentriger detector photo
Relay, Sakelar
cahaya,

26
Transduser Aktif
Jenis Transduser Prinsip Kerja Jenis Penerapan
Thermocouple dan
Thermopile
Energi listrik muncul bila sambungan dus jenis
semikonduktor logam yang berbeda dikenai panas
Sensor suhu,
Pancaran panas
Cell PhotovoltaicEnergi listrik atan tegangan muncul bila sebuah
hubungan semikonduktor mendapat pancaran sinar
Sensor cahaya,
Solar cell

27
Sensor Cahaya
•Fotovoltaic atau sel solar
Cahaya Tegangan
•Fotokonduktif
Cahaya Resistansi
5.3 Macam Sensor

28
Sensor Suhu
•Thermocouple
Suhu Tegangan
•RTD
Suhu Resistansi
•Thermistor
Suhu
Resistansi
•Rangkaian Terpadu (IC)
Suhu
Tegangan
atau
Arus

29
Karakteristik Sensor Suhu

30
Sensor Tekanan Pada Pengukuran Regangan Kawat

31
6. Alat Ukur Listrik
6.1 Alat ukur kumparan putar
•Penggunaan daya kecil
•Dipakai untuk DC saja, kalau untuk AC harus dipasang penyearah
•Kemampuan ukur arus 1,5 x 10
-6
- 10
2
A
•Kemampuan ukur tegangan 10
-2
- 10
3
V
•Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ampermeter, ohmmeter, termometer

32
6.2 Alat ukur thermokopel
•Penggunaan daya kecil
•Dipakai untuk AC dan DC
•Kemampuan ukur arus 10
-3
- 5 A
•Kemampuan ukur tegangan 5 x 10
-1
- 1,5 x 10
2
V
•Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ampermeter, wattmeter

33
6.3 Alat ukur besi putar
•Penggunaan daya besar
•Dipakai untuk AC dan DC
•Kemampuan ukur arus 10
-2
- 3 x 10
2
A
•Kemampuan ukur tegangan 10 - 10
3
V
•Digunakan dalam alat ukur voltmeter & ampermeter

34
6.4 Alat ukur elektrostatik
•Penggunaan daya kecil sekali
•Dipakai untuk AC dan DC
•Kemampuan ukur tegangan 10
- 5
x 10
3
V
•Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ohmmeter

35
6.5 Alat ukur Elektrodinamometer
Penggunaan daya sendiri tinggi,sehingga kurang sekali
penggunaannya untuk voltmeter dan amperemeter
Digunakan untuk AC dan DC
Pemakaian luas untuk Wattmeter

36
Hukum Newton, translasi Rangkaian Paralel
kx
t
x
f
t
x
mF 






2
2




 ti
C
Ri
t
i
LE
1
q
Ct
q
R
t
q
LE
1
2
2







Sistem Mekanik Sistem Elektrik
Gaya, F
Massa, m
Koefisien gesekan, f
Konstanta Pegas, k
Perpindahan, x
Kesepatan,
Tegangan, E
Induktansi, L
Tahanan, R
Kebalikan kapasitansi, 1/C
Muatan, q
Arus, itx

37
Hukum Newton, translasi Rangkaian Seri
kx
t
x
f
t
x
mF 






2
2
Sistem Mekanik Sistem Elektrik
Gaya, F
Massa, m
Koefisien gesekan, f
Konstanta Pegas, k
Perpindahan, x
Kecepatan,
Arus, i
Kapasitansi, C
Konduktansi, 1/R
Kebalikan Induktansi, 1/L
Fluks Magnetik, Ø
Tegangan, Etx
CLRs iiii 
t
E
C
R
E
tE
L
i
s



1


LtRt
Ci
s
11
2
2






38
•Secara Matematis
•Berulangnya hasil pengukuran di sekitar Nilai Rata-
ratanya
•Semakin dekat dengan nilai rata-rata, ketepatan
semakin tinggi
 
%1001tan 



rataRataPenunjukan
rataRataPenunjukanPenunjukan
Ketepa

39
Cara Menyatakan Ketelitian Alat Ukur
Prosentase ketelitian = 100 % - Prosen Kesalahan
•Procentage Nilai Kebenaran (Percentage of True Value)
•Prosentase dari deflaeksi Skala Penuh (Percentage of Full Scale
Deflection)
 
%100Pr 


arnyaNilaiSeben
arnyaNilaiSebenurNilaiTeruk
hanosenKesala
 
%100Pr 


malSkalaNilaiMaksi
arnyaNilaiSebenurNilaiTeruk
hanosenKesala

40
Contoh pembacaan skala mikrometer dengan
skala nonius:

41
Kepekaan berbanding terbalik dengan cakupannya
Secara Matematis :
Contoh :
•Manometer mempunyai kepekaan 2 mm/bar artinya jarum penunjuk
akan bergesar 2 mm tiap perubahan input tekanan 1 bar
•RTD : transduce Suhu  Nilai Resistansi
(Ohm/ºK)
Input
Output
S



 
00
1 ttRR
t
 

0R
t
R
S
t



42
Loading Effect
Contoh : Voltmeter terkalibrasi dengan baik, dihubungkan dengan rangkaian
tahanan tinggi menghasilkan pembacaan dengan kesalahan lebih besar;
dibandingkan bila dihubungkan dengan tahanan lebih rendah
1. Sensitivitas voltmeter 1 kΩ/V menunjukkan 100 V pada skala 150 V; dengan
amperemeter yang menunjukkan 5 mA, Kesalahan pembacaan
13,23%
2. Jika voltmeter tersebut menunjukkan 40 V dengan arus 800 mA; kesalahan
pembacaan 0,2 %
Kesalahan Pembacaan
Pembacaan pada alat ukur analog terkait dengan
*Perkiraan hasil (posisi jarum penunjuk diantara 2 skala)
* Instrumen tidak dikembalikan ke posisi skala 0
* Kesalahan penglihatan (Paralaks)
Menghindari Kesalahan
Pencatatan dan pengukuran yang besar
Pembacaan cermat
Pembacaan >1 kali atau dengan subyek beda
Kesalahan –
kesalahan ini
tidak dapat
diperhitungkan
secara
matematis

43
Kesalahan Batas (Limiting Error)
Jaminan dari Pabrik berupa kelas ketelitian, dinyatakan % skala penuh
Daerah pengukuran ideal : 0,75 – 1,00 akala penuh
Cara menghindari kesalahan:
•Pemilihan instrumen untuk pemakaian tertentu
•Menggunakan faktor koreksi
•Mengkalibrasi instrumen terhadap standar ukur

44
Kesalahan lingkungan
•Kedudukan (posisi)
Instrumen tanpa lambang kedudukan, kesalahan sesuai
kelasnya
•Temperatur (pemanasan)
Selisih dengan suhu referensi (tidak tercantum data suhu:
20ºC), terjadi kesalahan penunjukan
•Pengaruh dari luar
Instrumen yang bekerja secara elektronis, rentan terjadi
kesalahan karena medan magnet alat lain
Untuk mengurangi kesalahan :
Pengkondisian suhu sekeliling
Isolasi terhadap komponen tertentu
Pemakaian pelindung

45
Metoda Pengukuran : Langsung dan Tidak Langsung
•Cara Langsung
•Cara Tidak Langsung
)(
)(
xsaranAlatUkurBe
xekBesaranOby
uranDataPenguk 







RAlatUkur
RBesaran
QAlatUkur
QBesaran
PAlatUkur
PBesaran
furanDataPenguk
(
)(
,
)(
)(
,
)(
)(

46
Pengukuran Single Sample
•Alat ukur sudah diketahui ketidakpastiannya
•Yang diukur adalah sesuatu yang tetap atau berubah tidak periodis
(pengukuran besaran sesaat)
•Menggunakan satu alat, satu metoda, atau oleh satu orang
Hasil Pengukuran = Harga Terbaca ± Ketidakpastian
(Uncertainty area)
Ketidakpastian : Kesalahan batas (limiting error)
Resolusi alat ukur (1/2 Resolusi)

47
Pengukuran Multi Sample
•Untuk mencari ketakpastian pengukuran
•Untuk mencari besaran yang terbaik untuk besaran yang
berfluktuasi
•Mencari hasil pengukuran suatu besaran dengan alat ukur, metoda,
atau subyek yang berbeda
Hasil Pengukuran = Nilai rata-rata hasil pengukuran ±
daerah kebolehjadian
Daerah kebolehjadian :Probable error pada kesalahan statistik

48
Pengolahan Data Jamak
•Rata-Rata :
•Deviasi
•Deviasi Standar
•Probable Error
n
x
n
xxx
x
n




21
xxd
nn 
n
d
n

2

r = ± 0,6754 

49
Analisa Ketakpastian
•Commonsense
P = p ± Δ p ; Pmaks = p + Δ p
Pmin = p - Δ p
Q = q ± Δq ; Qmaks = q + Δ q
Qmin = q + Δ q
R = P . Q
Rmaks = Pmaks.Qmaks
Rmin = Pmin . Qmin
R = P / Q
Rmaks = Pmaks / Qmin
Rmin = Pmin / Qmaks
Contoh
Daya Listrik P = E I (watt)
Jika Tegangan, E = 100 ± 2 Volt = 98 – 102 Volt
Arus, I = 10 ± 0,2 A = 9,8 – 10,2 A
Maka, nilai nominal daya = 100 x 10 = 1 kwatt, dengan mengambil variasi
terburuk arus dan tegangan; didapat :
Pmaks = 102 x 10,2 = 1040,4 watt
Pmin = 98 x 9,8 = 960,4 watt
Jadi ketakpastian daya +4,04% atau -3,39%
Kecil kemungkinan kesalahan daya sebesar ini, karena variasi voltmeter
mungkin tidak sejajar dengan Amperemeter

50
•Metode Kline Mc.Clinetuck
Hasil R adalah suatu fungsi dengan variabel tak gayut x
1, x
2,…, x
n
R = R(x
1, x
2,…, x
n)R = r ± ώ
R
Jika ketakpastian tak gayut mempunyai taruhan yang sama, maka
ketakpastiannya sebesar :
Dengan contoh yang sama
5,0
2
2
2
2
2
2
1
1 







































 
n
R
x
R
x
R
x
R

%83,2
5,0
22


























IEp
I
P
E
P


51
DAFTAR PUSTAKA
•Agus Sugiharto. 2002. Penerapan Dasar Transducer dan Sensor.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta
•Beckwith, Buck. Maranggoni. 1987.Pengukuran Mekanis Edisi ke-3.
Penerbit Erlangga, Jakarta
•Ernest O Doebelin. 1987. Sistem Pengukuran Aplikasi &
Perancangan Jilid I. Alih Bahasa : Ir E. Ari Tonang, MSc. Penerbit
Erlangga, Jakarta
•Srivastava, A.C. 1987. Teknik Instrumentasi. Alih Bahasa : Sutanto.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta