MATERI DIKLATMATERI DIKLAT PENGELASAN 1.pptx

MATERI DIKLATMATERI DIKLAT PENGELASAN 1.pptx

1. PENGELASAN PERSIAPAN PROSES PENGUJIAN

2. Standard Code STANDARD CODE AWS American Welding Society. ASME American Society of Mechanical Engineering . ASTM American Society for Testing and Material. API American Petrolium Institute. ANSI American National Standard Institute. AISI American Iron and Steel Industrial. SAE Society of Automotive Engineers

3. PERSIAPAN CACAT LAS BAHAN JENIS SAMBUNGAN BENTUK ALUR POSISI LAS SIMBUL LAS SIKLUS PANAS KESELAMATAN KERJA

4. METAL LAS Ferro non Ferro metal White Cast Iron Maleable Cast Iron Grey Cast iron Nodular Cast Iron CAST IRON LOGAM FERRO LOGAM NON FERRO LOGAM INDUK STEEL Carbon Steel Low carbon steel Medium Carbon steel High carbon steel ALLOY STEEL Low Alloy Steel High alloy steel Aluminium Copper Magnesium Titanium NIKEL

5. 1. LOGAM INDUK LOGAM INDUK 2. LOGAM PENGISI JENIS / KOMPOSISI SIFAT MEKANIK TEBAL LINGKUNGAN KERJA ELEKTRODA SIFAT AWS Fast-fill Pengisian cepat E 7024 , E 6027 ; E 7020 A-1, E 7024 Fast-freeze Pembekuan cepat E6010, E 1010, E 6011 , 7010-G Fill-freeze Penetrasi E 6012, E6013, E7014 Low-hidrogent Penetrasi Pembekuan cepat Pengisian cepat E 70XX, E 80XX, E90XX, E100XX, E100XX. BAHAN

6. JENIS SAMBUNGAN BUT ( LURUS ). OVER LAP ( TUMPANG ). FILLET ( T ) CORNER (SUDUT) BACKING (PENGUAT). EGDE ( SISI ) FILLET

7. ALUR I ALUR V ALUR X ALUR ½ V ALUR K ALUR J ALUR U BENTUK ALUR ALUR I

8. ISTILAH PADA SAMBUNGAN LEG CONVEX FILLET WELD LEG LEG THEORETICAL THROAT CONVEXITY ACTUAL THROAT EFFECTIVE THROAT HAZ T CELAH AKAR MUKA AKAR SUDUT BEVEL BUT JOINT

9. POSISI PENGELASAN FILLET : DATAR (1F) HORISONTAL (2F) VERTICAL (3F) OVER HEAD (4F) PLAT DATAR (1G) HORSISONTAL (2G) VERTICAL (3G) OVER HEAD (4) PIPA DATAR (1G) HORSISONTAL (2G) DATAR PIPA TETAP (5G) PIPA MENYUDUT 45 (6G)

10. FLAT POSITION 1F HORIZONTAL POSITION 2F VERTICAL POSITION 3F OVERHEAD POSITION 4F Axis of Weld Horizontal Axis of Weld Horizontal Axis of Weld Vertical Axis of Weld Horizontal FLAT POSITION 1G HORIZONTAL POSITION 2G VERTICAL POSITION 3G OVERHEAD POSITION 4G Plate Horizontal Plate Horizontal Plate Vertical Plate Vertical FLAT 1G HORIZONTAL 2G POSITION 5G POSITION 6G Pipe Shall Not Be Turned or Rolled While Welding Axis of Pipe Horizontal Pipe Shall Not Be Turned or Rolled While Welding Axis of Pipe Horizontal Axis of Pipe Horizontal Inclined Axis with Pipe Stationary V H WELDING POSITIONS

11. POSISI 1G,2G,3G

12. POSISI OVER HEAD

13. POSISI 4G DAN 5G

14. SYMBUL LAS F C B D E G A H KETERANGAN : A = LAS KELILING B = PANJANG KAKI LAS C = CELAH AKAR F = SUDUT ALUR D = PANJANG LASAN E = JARAK ANTAR LAS G = CATATAN KHUSUS H = KERJAKAN DI LAPANGAN

15. CONTOH SIMBUL LAS LURUS

16. LANJUTAN

17. LANJUTAN

18. LANJUTAN

19. LANJUTAN

20. TYPICAL WELDING SYMBOLS-FILLET WELDS 8 8 Desired weld (a) Single-filled weld 8 Symbol 6 12 Desired weld (b) Unequal double-filled weld 6 12 12 Symbol 6 (b) Staggered intermittent filled welds 75 75 75 75 125 125 250 75 - 250 Symbol 75 - 250 Desired weld weld C weld C weld C weld C 3 5 5 5 5 (3) Desired weld (5) 2 5 Symbol (c) Combined filled and butt weld in T-join with specified root gap

21. APLIKASI

22. URUTAN DEPOSID & PENGELASAN TUJUAN : MENGURANGI TERJADINYA DEFORMASI , TEGANGAN SISA DAN RETAK URUTAN DEPOSIT ARAH LAS : LURUS / MAJU. SIMETRIS LONCAT BALIK PENGISIAN : VERTICAL HORISONTAL PETAK KASKADE LURUS SIMITRIS

23. URUTAN PENGELASAN 1 4 3 2 4 2 1 3

24. CACAT LAS CRACK POROCITY LACK OF FUSION LACK OF PENETRATION UNDER CUT SLAG INCLUTION SPARTER

25. Disebabkan Kesalahan setting / rancang sambungan keliru. Luas penampang las terlalu kecil. Kawat pengisi tidak sesuai logam dasar. Pendinginan tidak sesuai. Kawatlas sudah rusak dan terkontaminasi. Penguat terlalu kuat. WELD CRACKING (RETAK LAS)

26. DISEBABKAN Permukaan logam dasar kotor. Flux (pelapis) kawat las lembab atau rusak. Panjang busur terlalu panjang dan terlalu pendek. Terkontaminasi gas pelindung, tidak sesuai kecepatannya (proses GMAW). Pembekuan logam kawatlas terlalu cepat. Lingkungan kerja lembab dan berangin besar. WELD POROSITI LASAN (BERLUBANG LUBANG)

27. INCOMPLETE FUSION AT WELD FACE 3 WELD DEFECT DISEBABKAN Arus terlalu rendah. Kecepatan terlalu tinggi. Persiapan sambungan kurang tepat. Ukuran kawatlas terlalu besar. Kawatlas yang tidak sesuai. Gas pelindung tidak tepat dan perpindahan logam cair terlalu lambat (untuk GMAW). LACK OF FUSION TIDAK MENYATU ANTARA LOGAM INDUK DENGAN LOGAM PENGISI

28. DISEBABKAN Kecepatan terlalu tinggi. Amper terlalu rendah. Panjang busur tinggi. Diameter kawatlas terlalu besar. Akar las terlalu sempit. LACK OF PENETRATION KURANG TEMBUSAN

29. UNDERCUT TERMAKAN DISEBABKAN KESALAHAN KAWAT LAS. Amper terlalu besar Kecepatan las terlalu tinggi. Panjang busur terlalu tinggi. Busur las tersembur kembali.

30. SLACK INCLUSIONS KEMASUKAN KERAK LAS DISEBABKAN Pembersihan kerak las kurang baik pada setiap lapis. Kecepatan terlalu pelan. Teknik welding kurang tepat.(lebar ayunan dan sudut electrode tidak tepat). Amper dan voltasi terlalu rendah. Ukuran kawat las terlalu besar.

31. 5 WELD DEFECT DISEBABKAN Amper terlalu besar. Busur las terlalu tinggi. Kawat las terkontaminasi. Busur las tersembur balik SPATTER PERCIKAN

32. DISTORTION PERUBAHAN BENTUK DISEBABKAN Persiapan sambungan kurang tepat. Las ikat kurang baik. Urutan las tidak tepat. Alur las terlalu besar.

33. COLD LAPPING (also OVERLAPPING KELEBIHAN LAPISAN DISEBABKAN Kecepatan las terlalu pelan. Sudut kawat las tidak benar. Ukuran kawatlas terlalu besar. Ayunan las terlalu lebar. Amper terlalu kecil.

34. 10 weld defect MAGNETIC ARC BLOW MENGANDUNG MAGNIT DISEBABKAN Logam induk mengandung medan magnit Tidak bisa dilas. Ada aliran listrik.

35. CACAT LAS

36. INCOMPLETE FUSION

37. INCOMPLETE FUSION AT WELD FACE

38. CACAT LAS A B

39. BAHAYA LAS JENIS AKIBAT MENGATASI SINAR ULTRA VIOLET MATA ADA BENDA ASING GOGEL (PELINDUNG MATA). HELMET (PELINDUNG MUKA). TABIR SINAR INFRA MERAH MATA PANAS S/D BENGKAK CAHAYA MATA RASA LELAH JENIS AKIBAT MENGATASI LISTRIK KEJUT S/D JATUH. KEBAKARAN. HOLDER BERISOLATOR. DIAMETER KABEL SESUAI BESARNYA AMPER. WELDER MENGGUNA KAN KAUS TANGAN LAS MATIKAN MESIN LAS

40. BAHAYA LAS JENIS AKIBAT MENGATASI DEBU OKSIDA BESI SESAK NAPAS MASKER VENTILASI GAS CO-NO-OZON Hb DARAH DAYA IKAT O-2 TURUN JENIS AKIBAT MENGATASI PERCIKAN LUKA BAKAR BAJU LAS SEPATU UKURAN DEBU DIA (0.2 – 3) MIKROM DIA KURANG 0.5 MIKRON DI LANJUTKAN KE PARU, MENYEBABKAN SESAK NAPAS CONTOH : Fe2O3,SiO2 MnO , AL2O3 DLL

41. UKURAN KABEL U/ LAS BUSUR AMPER DIAMETER ELEKTRODE LUAS PENAMPANG 100 200 300 400 500 2.6 3.2 4.0 6.0 8.0 22 38 50 60 80 NOMER GOGEL. AMPER KURANG 75 NO. 8 AMPER ANT. 75 – 200 NO. 10 AMPER LEBIH 200 NO. 12

42. PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

43. PERLENGKAPAN KERJA

44. PROSES SMWA, GTAW GMAW, SAW H in = A x V Kec. PENGUJIAN VISUAL, DT, NDT

45. Manual arc welding 1 Main connection 2 Welding Current source Welding Current supply (electrode) 4 Welding Current supply (workpiece) 5 Electrode holder 6 Rod electrode 7 Workpiece clamp 8 Workpiece 9 Arc 10 Electrode core 11 Electrode coating 12 Droplet tranfer 13 Protective gases from coating of electrode 14 Liquid slag 15 Solid slag 16 Liquid weld metal 17 Solid weld metal 10 11 12 13 14 15 8 9 16 17 1 2 3 5 6 9 8 7 4 AC DC

46. PRINSIP SMAW PANAS YANG DIHASIKAN OLEH BUSUR LISTRIK ANTARA ELEKTRODE DGN BASE METAK, AKAN MELELEHKAN UJUNG ELEKTRODE DAN SEBAGIAN BM, SEHINGGA MENJADI MOLTEN (L0GAM CAIR), PANAS TSB JUGA AKAN MEMBAKAR FLUK MENJADI KERAK (SLAG) DAN GAS YG AKAN MELINDUNGI MOLTEM DARI PENGARUH UDARA LUAR.

47. SMAW

48. SUDUT ELEKTROD

49. Magnetic Flux

50. Spattering

51. POLARITAS AMPER VOLTAGE KECEPATAN LAS PARAMETER LAS PENGARUHNYA PADA HASIL LASAN 1&2 3 4

52. POLARITAS AC (ALTRNATING CURRENT) DCSP (ELEKTRODE NEG.) DIRECT CURRENT STRAIGHT POLARITY DCRP (ELEKTRODE POST.) DIRECT CURRENT REVERSE POLARITY SP AC RP

53. DCSP DCRP AC Polarization Effect SMAW

54. B : JENIS FLUX KLASIFIKASI CURRENT JENIS FLUX DCEP Cellulose-sodium 1 AC & DCEP Cellulose-potasium 2 AC & DCEN Titania-sodium 3 AC & DC Titania - potasium 4 AC & DC Titania-iron powder 5 DCEP Low hydrogen-sodium 6 AC & DEEP Low hydrogen-potasium 7 AC & DEEP Iron oxide-sodium 8 AC & DC Low hydrogen-iron powder AWS : E XX A B POSITION STRENGTH COATING OPERTING CARACTERISTIC INDENTIFIKASI ELECTRODE SMAW (UNTUK BAJA KARBON DAN PADUAAN RENDAH) Posisi 1: ALL “ POSISI PENGELASAN 2 : DATAR + HORIZONTAL 3 : DATAR KUAT TARIK X 1000 PSI

55. SIFAT JENIS FLUK SELLULOSE - 30 % ZAT ORGANIK - MENGHASU\IKAN GAS BANYAK. - BUSUR KUAT & TEMBUSAN BAIK - SLAG TIPIS & MUDAH LEPAS - BANYAK PERCIKAN, SHG PERMUKAAN KASAR - ROOT PASE 2. TITANIA. -. BUSUR KURANG KUAT -.TEMBUSAN DANGKAL - PERMUKAAN HALUS

56. LANJUTAN 3. HYDROGEN RENDAH - BUSUR KURANG MANTAP -. PERPINDAHAN LOGAM CAIR BESAR - KEPEKAAN THD RETAK RENDAH - KETANGGUHAN BAIK. - PERCIKAN SEDIKIT. 4. SERBUK BESI / OKSIDA BESI - BUSUR TERPUSATKAN - TEMBUSAN BAIK - BUTRIAN CAIRAN HALUS - PERCIKAN SEDIKIT. - KEC. PENGISIAN CEPAT

57. KWALIFIKASI LAS WPS-PQR WPS WELDING (Welder Qualification) 2. NDT & DT GUIDE IN SIDE WPQR WELDING NDT OR DT PQR

58. WELDING PROCEDURE SPECIFICATION ITEMNYA : NOMER WPS UNTUK SUPPORT PQR NOMER BERAPA BENTUK GROVE/KAMPUH TYPE LOGAM INDUK TYPE FILLER / ELEKTRODE POSISI PENGELASAN PERLAKUAN PANAS PARAMETER LAS TEKNIK LAS & PEMBERSIHAN WELDING PRCEDURE QUALIFICATION ITEMNYA : ITEM YANG ADA DI WPS DI TAMBAH HASIL PENGUJIAN (RT, TENSILE, BENDING, IMPAK DLL)

59. INSPEKSI DAN PENGUJIAN LASAN.   1 . INSPEKSI VISUAL LASAN   2. PENGUKURAN DEMENSIONAL   3. INSPEKSI CACAT PERMUKAAN ( PT, MT )   4. INSPEKSI CACAT RAKITAN ( RT, UT )   5. UJI KEBOCORAN (PNEMATIK, HYDROSTATIK) CATATAN MUTU LAS SPESIFIKASI PROSEDUR LAS (WPS)  2.     REKAMAN KUALIFIKASI PROSEDUR LAS (PQR)   3.     CATATAN UNJUK KERJA (WPQR)   4.     REKAMAN UJI TAK MERUSAK   5.     REKAMAN PERLAKUAN PANAS   6.     REKAMAN UJI HYDROSTATIK/PNEMATIK