KONSEP WILAYAH dan KONSEP WILAYAH dan
PERTUMBUHANPERTUMBUHAN
MATERI
Wilayah Formal dan Fungsional
Pewilayahan Berdasarkan Fenomena
Geografis
Pusat dan Batas Wilayah Pertumbuhan
Penerapan Konsep Pewilayah di Indonesia
Region adalah unit geografis yg memiliki
kriteria, batasan dan individualitas tertentu
Individualitas ini terjadi karena di dalam
region ini terjadi interaksi yg kemudian
memberi ciri khas kepada region (ruang) itu
sendiri
Oleh karena itu region merupakan suatu
unit geografi dari permukaan bumi yang
memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan wilayah lain
WilayahWilayahA
Region memilik ukuran yang bervariasi,
mulai dari yang paling luas sampai sangat
sempit yang memiliki komponen :
Biotik
Abiotik
Kultural
Komponen biotik
meliputi manusia,
hewan, dan
tumbuhan
WilayahWilayahA
Region memilik ukuran yang bervariasi,
mulai dari yang paling luar sampai sangat
sempit yang memiliki komponen :
Biotik
Abiotik
Kultural
Komponen abiotik
meliputi air, tanah,
dan udara
WilayahWilayahA
Region memilik ukuran yang bervariasi,
mulai dari yang apling luar sampai sangat
sempit yang memiliki komponen :
Biotik
Abiotik
Kultural
Komponen kultural
meliputi kebudayaan
dan teknologi
WilayahWilayahA
Dengan demikian penggolongan wilayah
dapat dilakukan dengan mengacu pada
keadaan alam dan tingkat kebudayaan
Keadan Alam
Tingkat Kultural
Penggolangan dengan
keadaan alam
dibedakan lagi
berdasarkan iklim,
releif dan vegetasi
Misal Relief : Dt
Rendah Dt Tinggi, dst
WilayahWilayahA
Dengan demikian penggolongan wilayah
dapat dilakukan dengan mengacu pada
keadaan alam dan tingkat kebudayaan
WilayahWilayahA
Keadan Alam
Tingkat Kultural
Penggolangan dengan
tingkat kultural,
misalnya : negara
maju, pertanian,
perkotaan, pedesaan
dst
Konsep wilayah sebagai pendekatan/analisis,
dikembangkan dengan memeplajari fenomena
geografis dalam onsep interelasi dan interkasi
keruangan yang mengacu pada persebaran
Dengan Menggunkan pendekatan regional,
maka wilayah dibedakan menjadi :
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
Wilayah Formal/Uniform region
Wilayah Fungsional/Nodal region
Tipe homogenitas, disebut juga homogeneus region,
formal region, uniform region.
Bersifat statis.
Tidak aktif.
Terbentuk karena adanya keseragaman (kesamaan
baik kriteria fisik atau sosial).
Wilayah inti umumnya terdapat di bagian tengah.
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
KarakteristikWilayah Formal/Uniform region
Wilayah dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan, pedesaan
Wilayah kapur, gurun
Wilayah tropis, subtropis, kutub
Wilayah perikanan, pertanian, perkebunan,
peternakan
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
Contoh Wilayah Formal/Uniform region
Untuk pengelompokan wilayah pada peta (delineasi) Untuk pengelompokan wilayah pada peta (delineasi)
dapat menggunakan metode bobot indeks.dapat menggunakan metode bobot indeks.
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
Wilayah Formal/Uniform region
TEORI BOBOT INDEKSTEORI BOBOT INDEKS
Metode nilai bobot indeks Metode nilai bobot indeks
digunakan untuk mendelineasi digunakan untuk mendelineasi
wilayah berdasarkan lebih dari wilayah berdasarkan lebih dari
satu kriteria. satu kriteria.
Dengan standar deviasi 0,5Dengan standar deviasi 0,5
Maka:Maka:
wilayah X dengn nilai bobot indeks < 2,92wilayah X dengn nilai bobot indeks < 2,92
wilayah Y dengn nilai bobot indeks > 3,92wilayah Y dengn nilai bobot indeks > 3,92
wilayah Z dengn nilai bobot indeks 2,92 - 3,92wilayah Z dengn nilai bobot indeks 2,92 - 3,92
Tipe hegeronitas, disebut juga functional
region, organic region, nodus region.
Bersifat dinamis.
Aktif.
Terbentuk karena adanya kesamaan
kenampakan.
Merupakan sebuah wilayah yang difungsikan.
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
Karakteristik Wilayah Fungsional/Nodal region
Wilayah kota
Wilayah industri
Wilayah perdagangan
Wilayah konservasi
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
Contoh Wilayah Fungsional/Nodal region
Wilayah Formal dan Wilayah Formal dan
FungsionalFungsional
A
Wilayah Fungsional/Nodal region
Di permukaan bumi terjadi berbagai
fenomena geografis, dimana fenomena
tersebut dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kriteria
Misalnya ; Desa Nelayan, desa Industri,
desa swasembada, kota udang, kota hujan,
hutan bakau, hutan cemara dst
Proses pengklasifikasikan dalm geografi
telah berlangsung lama yang dikenal
dengan regionaliasi ( pengwilayahan)
Pewilayahan Menurut Pewilayahan Menurut
Fenomena GeografisFenomena Geografis
B
Perlu dipahami bahwa bahwa tidak
ada batasan luas terhadap region,
oleh karena itu penentuan kriteria dan
batasan region harus “bermakna”
(meaningfull )
Iklim, topografi, jenis tanah,
kebudayaan, bahasa, suku bangsa,
tingkat kesejahteraan penduduk
adalah kriteria/karakteristik dari
keseragaman pembentuk wilayah
Pewilayahan Menurut Pewilayahan Menurut
Fenomena GeografisFenomena Geografis
B
Dengan demikian penentuan suatu wilayah
sebagai suatu region, didasarkan kriteria
adanya :
Kesatuan Bentuk
Kesatuan Ruang
Kesatuan Fungsi
Yang mencirikan keseragaman gejala
sebagai hasil distribusi, interelasi dan
interaksi unsur-unsur geografi didalamnya
Pewilayahan Menurut Pewilayahan Menurut
Fenomena GeografisFenomena Geografis
B
Perwilayahan dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya :
Pewilayahan Menurut Pewilayahan Menurut
Fenomena GeografisFenomena Geografis
B
Natural Region
Single Feature Region
Specefic Region
Generic Reegion
Suatu wilayah dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan apabila wilayah tersebut
memiliki :
Pusat dan Batas Wilayah Pusat dan Batas Wilayah
PertumbuhanPertumbuhan
C
Perkembangannya Cepat
Pertumbuhan Cepat
Kegiatan Ekonomi Ramai
Pembangunan Menonjol
Oleh karena itu suatu wilayah memiliki
potensi untuk berkembang dan menjadi
pusat pertumbuhan di dukung oleh :
Pusat dan Batas Wilayah Pusat dan Batas Wilayah
PertumbuhanPertumbuhan
C
Kondisi Geografis
Potensi Sumber Daya Alam
Jaringan Transportasi
Potensi Sumber Daya Manusia
Pusat dan Batas Wilayah Pusat dan Batas Wilayah
PertumbuhanPertumbuhan
C
Pusat Pertumbuhan Potensi Wilayah
Pusat Pertumbuhan Teori Tempat Sentral
Pusat Pertumbuhan Teori Kutub
Berdarkan faktor tersebut, untuk mengidentifikasi
pusat-pusat pertumbuhan dilakukan berbagai
pendekatan yaitu :
Batas wilayah pertumbuhan diasumsikan sebagai batas pengaruh
wilayah pusat pertumbuhan terhadap wilayah sekitarnya
Untuk mengetahui batas pengaruh dapat dilakukan dengan
menggunakan :
Pusat dan Batas Wilayah Pusat dan Batas Wilayah
PertumbuhanPertumbuhan
C
Teori Model Gravitasi
Teori Titik Henti/Balik
TEORI GRAVITASITEORI GRAVITASI
TEORI TITIK HENTITEORI TITIK HENTI
Ke dua model (teori) diatas dapat
digunakan untuk menhitung :
Pusat dan Batas Wilayah Pusat dan Batas Wilayah
PertumbuhanPertumbuhan
C
Aliran transportasi (lalu lintas)
Migrasi penduduk antar dua wilayah
Jumlah penduduk yan cenderung
menggunakan tempat pusat
Dalam rangka
pemerataan
kemakmuran, maka
pembangunan di
tekankan pada sektor
pertanian dan industri
Untuk itu pemerintah
menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah
(RTRW) dalam lingkup
nasional
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
Rencana tersebut bertujuan untuk :
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
Untuk mencapai delapan jalur pemerataan
pembangunan ekonomi
Memudahkan koordinasi di setiap wilayah
dalam rangka memantau laju pembanguna
Pemerataan pembangunan ekonomi
Membendung arus migrasi /urbanisasi
Untuk mencapai tujuan tersebut, wilayah Pusat
perumbuhan Pembangunan dikelompokk
menjadi :
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
1.Wil Pembangunan Utama A,
pusat pertumbuhan di MEDAN
2.Wil Pembangunan Utama B,
pusat pertumbuhan di JAKARTA
3.Wil Pembangunan Utama C,
pusat pertumbuhan di SURABAYA
4.Wil Pembangunan Utama D
pusat pertumbuhan di MAKASSAR
Setiap wilayah Pusat Pembangunan dikelompokk ke dalam
sub wil pembangunan yang berjumlah 10 wilayah
Wilayah
Pembangunan
Utama
Pusat
Pertumbuhan
Subwilayah
Pembangunan
Kota yang dikembangkan
meliputi daerah
Provinsi
A Medan
I Aceh dan Sumatera Utara
Berpusat di Medan
II Sumatera Barat, Riau
Berpusat di Pekanbaru
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
Wilayah
Pembangunan
Utama
Pusat
Pertumbuhan
Subwilayah
Pembangunan
Kota yang dikembangkan
meliputi daerah Provinsi
B Jakarta
III Jambi, Sumatera Selatan,
dan Bengkulu
Berpusat di Palembang
IV Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan D.I Yogyakarta
Berpusat di Jakarta
VI Kalimantan Barat
Berpusat di Pontianak
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
Setiap wilayah Pusat Pembangunan dikelompokk ke
dalam sub wil pembangunan yang berjumlah 10
wilayah
Wilayah
Pembangunan
Utama
Pusat
Pertumbuhan
Subwilayah
Pembangunan
Kota yang dikembangkan
meliputi daerah Provinsi
C Surabaya
V Jawa Timur dan Bali
Berpusat di Surabaya
VII Kalimatan Selatan, kalimantan
Tengah dan kalimantan Timur
Berpusat di Balikpapan dan
Samarinda
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
Setiap wilayah Pusat Pembangunan dikelompokk ke
dalam sub wil pembangunan yang berjumlah 10
wilayah
Wilayah
Pembangunan
Utama
Pusat
Pertumbuhan
Subwilayah
Pembangunan
Kota yang dikembangkan
meliputi daerah Provinsi
D Makassar
VIII Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara.
Berpusat di Makassar
IX Sulawesi Tengah dan
Sulawesi Utara
Berpusat di Menado
X Maluku dan Papua
Berpusat di Sorong
Penerapan Konsep Penerapan Konsep
Pewilayah di IndonesiaPewilayah di Indonesia
D
Setiap wilayah Pusat Pembangunan dikelompokk ke
dalam sub wil pembangunan yang berjumlah 10
wilayah