Materi Istithaah untuk petugas untuk kelayakan terban CJH ..ppt
rany19801
8 views
19 slides
Sep 15, 2025
Slide 1 of 19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
About This Presentation
cara mengetahui kriteria calon jemaah haji untuk lolos dalam segi kesehatan
Size: 1.74 MB
Language: none
Added: Sep 15, 2025
Slides: 19 pages
Slide Content
ISTITHAAH KESEHATAN HAJI
PERMENKES NOMOR 15 TAHUN 2016
LATAR BELAKANG
"...Mengerjakan haji adalah Kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang Sanggup
(istithaah) mengadakan perjalanan ke Baitullah.." (QS.
Ali Imran [3]: 97).
Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji hanya
diwajibkan kepada orang yang telah sanggup
mengadakan perjalanan untuk haji, yang lazim disebut
dengan istithaah.
Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara
jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan untuk
menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban
terhadap keluarga.
ISTITHAAH KESEHATAN
1.Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari
aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan
pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
2.Ibadah haji merupakan rangkaian ibadah yang melibatkan aktifitas fisik,
sehingga Jemaah haji harus mampu secara fisik dan rohani agar dapat
melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai dengan
ajaran Agama Islam.
3.Dalam rangka upaya menuju Istithaah Kesehatan, maka Jemaah haji harus
dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan sejak Jemaah
haji mendaftarkan dirinya.
1.Upaya pemerintah dalam melakukan persiapan kesehatan Jemaah haji sejak dini agar
jemaah dapat mencapai Istithaah Kesehatan.
2.Agar upaya persiapan tersebut terkoordinasi dengan baik dan terarah.
3.Penetapan istithaah kesehatan merupakan informasi terhadap batasan/kriteria klinis
seorang Jemaah haji dalam rangka menjalankan Rukun dan Wajib haji.
PRINSIP PMK 15 TAHUN 2016
PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN dan PEMERIKSAAN KESEHATAN
PMK No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan dan PMK No.62 Tahun 2016
Surat Edaran Mendagri No. 450/1861/SJ. Surat Edaran KAPOLRI
Nota Diplomatik Arab Saudi No. 8/8/281683.
Bagan Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Pertama
Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji
RISTI
NON
RISTI
Pembinaan Masa Tunggu
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Kedua
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat Dengan
Pendampingan
TidakMemenuhi
Syarat Sementara
Tidak
Memenuhi
Syarat
Pembinaan Masa Keberangkatan
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Ketiga
Kabupaten/
Kota
Embarkasi
Laik
Terbang
Tidak
Laik
Terbang
Puskesmas/
Rumah Sakit
PMK No. 15
Tahun 2016
Tentang
Istithaah
Kesehatan
Jamaah Haji
7
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP PERTAMA
(PENETAPAN TINGKAT RISIKO KESEHATAN)
1.Dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
Puskesmas dan/atau Rumah Sakit.
2.Dilakukan pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
3.Menghasilkan penetapan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
4.Kriteria status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi :
a.berusia 60 tahun atau lebih.
b.memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang
potensial menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah
haji.
Jenis
Pembinaan
No.Kegiatan Pelaksana Tempat
Pembimbingan
Kesehatan Haji
1. Konseling
1.Puskesmas
2.Rumah Sakit
3.Dokter Praktik Mandiri
Puskesmas/Rumah Sakit/Klinik Mandiri
2.Latihan Kebugaran
1.Puskesmas
2.Organisasi Masyarakat
Puskesmas atau tempat lain yang telah
disepakati.
3.
Pemanfaatan
kegiatan berbasis
Masyarakaat,
contoh: Posbindu
1.Puskesmas
2.Organisasi Masyarakat
Tempat yang disepakati
4.Kunjungan Rumah
1.Puskesmas
Rumah Jemaah Haji
Penyuluhan
Kesehatan Haji
1.Penyuluhan
1.Puskesmas
2.Organisasi Masyarakat
Puskesmas atau tempat lain yang telah
disepakati.
2.
Penyebarluasan
informasi melalui
poster, brosur,
leaflet, dan video
1.Pemerintah
2.Organisasi Masyarakat
Tempat yang disepakati
3.
Pemanfaatan media
massa
1.Pemerintah
2.Organisasi Masyarakat
Tempat yang disepakati
PEMBINAAN
KESEHATAN HAJI
DI MASA
TUNGGU
1.Dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
puskesmas dan/atau rumah sakit.
2.Dilakukan pada saat pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan
Jemaah Haji pada tahun berjalan
3.Menghasilkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji :
a.Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji (dulu Mandiri)
b.Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan (dulu
Observasi dan Pengawasan)
c.Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara (dulu
Tunda)
d.Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
9
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KEDUA
(PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN)
PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH
HAJI
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk
Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
1. Memenuhi Persyaratan Istithaah Kesehatan Haji
a.Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses
ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain
dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan
kategori cukup, merupakan hasil pemeriksaan kebugaran yang
disesuaikan dengan karakteristik individu Jemaah Haji.
b.Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif
dalam kegiatan promotif dan preventif.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
pendampingan.
a.Berusia 60 tahun atau lebih.
b.Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk
dalam kriteria Tidak memenuhi syarat Istithaah
sementara dan/atau tidak memenuhi syarat
Istithaah.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
untuk Sementara
a.Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b.Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh.
c.Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d.Psikosis Akut.
e.Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f.Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g.Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan
kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
a.Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa
b.Gangguan jiwa berat
c.Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan
kesembuhannya
Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa:
a.Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV.
b.Gagal Jantung Stadium IV.
c.Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan peritoneal.
dialysis/hemodialisis reguler.
d.AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik.
e.Stroke Haemorhagic luas;
Gangguan jiwa berat antara lain:
a.skizofrenia berat
b.dimensia berat
c.retardasi mental berat;
Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara
lain:
a.keganasan stadium akhir,
b.Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR)
c.sirosis atau hepatoma decompensata.
Jenis pembinaanNo Kegiatan Pelaksana Tempat
Pembimbingan
Kesehatan Haji
1.Konseling 1.Puskesmas
2.Rumah Sakit
3.Dokter Praktik Mandiri
4.PPIH Embarkasi
Puskesmas / RS / Klinik Mandiri / Asrama Haji
2.Latihan Kebugaran 1.Puskesmas
2.Organisasi Masyarakat
Puskesmas atau tempat lain yang telah disepakati
3.Pemanfaatan kegiatan berbasis
masyarakat, contoh: Posbindu
1.Puskesmas
2.Masyarakat
Tempat yang disepakati
4.Kunjungan Rumah 1.Puskesmas
Rumah Jemaah Haji
5.Bimbingan Manasik
1.Kementerian Agama
2.Puskesmas
3.Organisasi Masyarakat
Tempat yang disepakati
6.Pembinaan Terpadu 1.Kementerian Agama
2.Puskesmas
3.Organisasi Masyarakat
Tempat yang disepakati
Penyuluhan
Kesehatan Haji
1.Penyuluhan 1.Puskesmas
2.Organisasi Masyarakat
3.PPIH Embarkasi
1.Puskesmas atau
2.tempat lain yang telah disepakati
3.Asrama haji
2.Penyebarluasan informasi
melalui poster, brosur, leaflet,
dan video
1.Pemerintah
2.Organisasi Masyarakat
3.PPIH Embarkasi
Tempat yang disepakati
3.Pemanfaatan media massa1.Pemerintah
2.Organisasi Masyarakat
3.PPIH Embarkasi
Tempat yang disepakati
PEMBINAAN
KESEHATAN HAJI
DI MASA
KEBERANGKATAN
18
1.Dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi
pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.
2.Dilakukan dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah
Haji laik atau tidak laik terbang.
3.Jemaah Haji yang ditetapkan tidak laik terbang merupakan Jemaah
Haji dengan kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan
penerbangan internasional dan/atau peraturan kesehatan
International.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KETIGA
(PENETAPAN KELAIKAN KESEHATAN)