1 2 3 4 5 6 7 Minggu ke Kemampuan Akhir tiap tahapan pembelajaran Bahan Kajian / Pokok Bahasan Metode Pembelajaran Waktu Pengalaman Belajar Mahasiswa Penilaian Kriteria & Indikator Bobot (%) 2. Mahasiswa mampu menjelaskan , menganalisis dan merancang sampling dari suatu persoalan penelitian dasar . Definisi dan perbedaan antara Populasi dan Sampling Metode-metode sampling pada suatu persoalan bidang teknik sipil Rancangan Sampling Penelitian bidang teknik sipil Ceramah , Diskusi kelas . Dosen : IS, FH 2x 50 menit ( tatap muka ) 50 menit tugas mandiri Group Discussion, Tugas Individual Keaktifan mahasiswa dalam diskusi Laporan Tugas Perancangan sampling yang sistematik bidang teknik sipil sesuai dengan standard penulisan yang rapi . 5
Definisi dan perbedaan antara Populasi dan Sampling Metode-metode sampling pada suatu persoalan bidang teknik sipil Rancangan Sampling Penelitian bidang teknik sipil
POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah wilayah/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya . Contoh : Pada tahun 2010, Pemerintah Indonesia melaksanakan Rapid Assesment pada seluruh daerah irigasi di Indonesia, dan ternyata bahwa 48 % irigasi dalam kondisi baik , sisanya sejumlah 52 % dalam kondisi rusak ringan . Irigasi akan berkontribusi untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Irigasi ini sangat menentukan swasembada beras yang pernah kita capai di tahun 1984 – 2004. ( Dirjen SDA, 2012 ). Pernyataan tersebut berlaku umum untuk seluruh daerah irigasi di Indonesia ditinjau dari segi infrastruktur bangunan dan bukan hanya untuk sebagian daerah saja .
Untuk sampai pada pernyataan yang demikian diperlukan data mentah yang bisa dikumpulkan dengan dua cara : Semua daerah irigasi beserta karakteristiknya yang diperlukan (dalam hal ini keadaan infra struktur fisik banguan ) diteliti atau dijadikan obyek penelitian yang disebut POPULASI (SENSUS) Sebagian saja dari semua banguan fisik yang dikenai penelitian, dalam hal ini pengambilan data dilakukan dengan cara SAMPLING. Meskipun kita punya populasi terhingga sensus , pengambilan data tsb tidak selalu dapat dilakukan mengingat beberapa hal yang harus kita pertimbangkan dalam pengambilan data, seperti halnya tentang : Kemudahan/kepraktisan dalam pengambilan atau pengumpulan data, Keringanan dalam hal biaya ,
Waktu yang terlalu singkat untuk penelitian, Adanya dat a yang bersifat merusak. Jadi populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil menghitung ataupun pengukuran baik kuantitatif ataupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan yang disebut sebagai samp e l merupakan bagian dari populasi yang diambil dan akan dipelajari atau diteliti sifat-sifatnya.
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Bagaimana proses pemilihan sampel dari populasi penelitian? METODE SAMPLING PADA SUATU PERSOALAN BIDANG TEKNIK SIPIL TENTUKAN BINGKAI SAMPEL TENTUKAN JUMLAH SAMPEL TENTUKAN CARA PENARIKAN ANGGOTA SAMPEL DEFINISIKAN POPULASI SASARAN Gambar 1. P roses D esain S ampling
Populasi sasaran adalah focus sasaran besar seorang peneliti yang merupakan kumpulan atau elemen yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti dan hasil penelitiannya akan menunjukkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kelompok populasi tsb. Populasi sasaran s u d a h harus didefinisikan p a d a saat seor a ng peneliti menemukan masalah dalam penelitiannya. Bingkai sampel adalah wakil dari elemen populasi sasaran ( diambil dari elemen populasi ) Jumlah sampel adalah jumlah elemen yg akan dimasukkan dalam sampel. Besarnya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tujuan penelitian, jika penelitian bersifat deskriptif membutuhkan jumlah sampel yg besar tapi kalau bersifat hipotesa maka jumlah sampel bisa lebih kecil.
Menentukan sampel : Seberapa besar keragaman populasi Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti
Pedoman dasar mene n tukan besarnya sampel : Dengan pendekatan statistik (Traditional Statistic Model), yang didasarkan pada formula pendekatan Yamane 1973, n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = presisi yg ditetapkan atau prosentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yg masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya s e besar 5%
Contoh : Misal jumlah populasi = 1000 d = margin of error = 5% maka : Jika populasi tidak diketahui maka rumus yg digunakan : z 2 = z tabel dg signifikansi tertentu P = proporsi populasi yg diharapkan memiliki karakteristik tertentu Q = proporsi populasi yg diharapkan tidak memiliki akteristik tertentu d = tingkat kesalahan yg dapat ditolerir ( %)
Klasifikasi pengambilan sampel dapat digambarkan secara diagram : TEKNIK SAMPLING PROBABILITY SAMPLING NON PROBABILITY SAMPLING Simple Random Sampling Proportionate Stratified Random Sampling Disproportionate Stratified Random Sampling Area (Cluster)Sampling Sampling Sistematis Sampling Kuota SamplingAksidental Purposive Sampling Sampling Jenuh Snowball Sampling Gambar 2 . Pemilihan Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun teknik pengambilan sampel dengan probability sampling dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Simple random sampling Pada cara ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara sederhana artinya secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada , dengan syarat atau asumsi bahwa anggota populasi sifatnya homogen . POPULASI Sampel yang Representatif Gambar 3 . Simple Random Sampling Probability Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling Teknik pengambilan sampel ini dilakukan jika populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen, sebagai contoh : Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berbeda, mempunyai populasi sebagai berikut : pegawai yang lulus SD berjumlah 300 orang, lulus SMP berjumlah 800 orang, lulus SMK berjumlah 800 orang, lulus S1 berjumlah 45 orang dan S2 berjumlah 30 orang, Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara proportional . SD = 200 = 10,67% SMP = 800 = 42,67% SMK = 800 =42,67% S1 = 45 = 2,4% S2 = 30 = 1,6% Jumlah 1875 Gambar 4 . Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Contoh : Pegawai dari PT tertentu mempunyai : 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, diambil semua sebagai sampel 800 orang lulusan SMA, 700 orang lulusan SMP. 3 orang S3 4 orang S2
Cluster Sampling (Area Sampling ) Teknik Sampling ini digunakan untuk menentukan data bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Contoh : Penduduk asli suatu negara , propinsi atau kabupaten untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampeln y a berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya di Indonesia terdapat 34 Propinsi dan sampelnya akan menggunakan 10 Propinsi maka pengambilan 10 Propinsi itu dilakukan secara random . Tetapi perlu diingat , karena Propinsi - p ropinsi di Indonesia berstrata maka pengambilan samplenya perlu menggunakan stratified random sampling. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap , yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah , dan tahap berikutnya menentukan orang orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga . Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut
A B C D E F G I J K D A K H Gambar 5. Cluster Random Sampling Non Probability Sampling Non probability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi nya untuk dipilih menjadi sampel. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang diberi nomor urut. Jika populasi yang terdiri dari 100 anggota telah diberi nomor urut, maka pengambilan sampel dilakukan terhadap nomor-nomor tertentu, misalnya hanya nomor ganjil saja atau nomor genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.
Sampling Kuota Sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Contoh : Akan dilakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan berkelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan anggota peneliti berjumlah 5 orang maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 anggota. Sampling Aksidental Adalah teknik pengambilan sampel secara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocol sebagai sumber data. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu . Misalkan akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai , maka sampel yang dipilih adlah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja .
Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini memilih temannya lagi untuk dijadikan sampel dan seterusnya. Jadi jumlah sampel semakin banyak seperti pohonyang bercabang kemudian cabangnya bercabang lagi, makin lama makin besar. C A D E G H I O N M L B F K J Sampel pertama Pilihan A Pilihan B Pilihan C Pilihan E Pilihan H Gambar 5 . Snowball Sampling
RANCANGAN SAMPLING Sampling perlu direncanakan dengan baik apabila suatu penelitian telah disepakati untuk dilaksanakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hal tersebut antara lain, Rumuskan persoalan yang ingin diteliti atau diketahui. Tentukan dengan jelas bata-batas populasi tentang persoalan yang ingin diketahui. Hasil kesimpulan penelitian sering menjadi tidak benar karena merupakan analisis berdasarkan sampel yang diambil daripopulasi yang salah. Definisikan dengan jelas dan tepat segala unit dan istilah yang diperlukan. Tentukan unit sampling yang diperlukan. Unit sampling adalah satuan terkecil yang menjadi anggota populasi, misalnya untuk meneliti karakteristik jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu pemukiman tertentu, maka unit samplingnya adalah jumlah Kepala Keluarga atau pendapatan tiap KK dan jumlah anggota keluarga yang bekerja pada pemukiman tersebut.
Tentukan dan rumuskan cara-cara pengukuran dan penilaian yang akan dilakukan . Misalnya untuk mengukur nilai waktu seseorang berdasarkan tingkat pendidikan atau pendapatan seseorang . Ukuran apa yang dipakai dan berapa nilai untuk tiap kategori . Samakah nilainya untuk seseorang yang berpendidikan tinggi (S1,S2) yang berpenghasilan antara 1 juta sampai dengan 2 juta dengan hanya lulusan SMA tetapi penghasilannya hanya Rp . 600.000,- perbulan . Kumpulkan jika ada , segala keterangan tentang hal yang ingin diteliti yang pernah dilakukan orang lain di masa lampau , misaknya tentang nilai prosentase , rata-rata, dan ukuran-ukuran lainnya . Tentukan ukuran sampel , yakni berapa unit sampling yang harus diambil dari populasi , supaya ukuran sampel tidak terlalu kecil sehingga kesimpulan tidak memuaskan dan juga tidak terlalu besar sehingga menyebabkab baiya terlalu besar . Hal ini akan dipelajari nanti sehubungan dengan presisi yang dikehendaki dari hasil penelitian . Tentukan cara sampling yang mana yang akan ditempuh agar sampel yang diperoleh representatif .
Tentukan cara pengumpulan data yang akan dilakukan, apakah dengan wawancara langsung dengan daftar isian, meneliti langsung d an/ atau mengumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada. Siapkan daftar wawancara, daftar isian, formulir yang perlu dan lai-lain. Latih dan beri penjelasan secukupnya pada semua petugas yang bersangkutan. Tentukan metode analisis yang akan digunakan. Sediakan biaya penelitian dan minta bantuan para ahli baik yang sebagai pembantu tetap ataupun hanya sebagai tenaga konsultan .
Identifikasi Populasi Target Memilih K erangka Sampel Menentukan Metode Pemilihan Sampel Merencanakan Prosedur Pemilihan Unit Sampel Menentukan Ukuran sampel Menentukan Unit sampel Pelaksanaan Kerja Lapangan
Kekeliruan Sampling dan Kekeliruan Non Sampling Dalam penelitian ada dua macam kekeliruan pokok yang dapat terjadi, yaitu kekeliruan sampling dan kekeliruan non sampling. Kekeliruan non sampling dapat terjadi dalam setiap penelitian apakah itu berdasarkan sensus atau s a mpling . Penyebab terjadinya kekeliruan non sampling adalah : Populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya. Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari. Kuestioner tidak dirumuskan sebagaimana mestinya. Istilah-istilah yang didefinisikan secara tidak tepat atau telah digunakan secara tidak konsisten . Para responden tidak memberikan jawaban yang akurat , menolak untuk menjawab atau tidak ada di tempat ketika petugas datang untuk melakukan wawancara . Kesalahan dalam mencatat data, melakukan tabulasi dan melakukan perhitungan-perhitungan Kekeliruan-kekeliruan ini dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan pada penelitian .