Menciptakan Pembelajaran Inovatif melalui Pembelajaran Mendalam Disampaikan pada Webinar Guru Karta 12 Agustus 2025
Nama : Endah Yanuarti , M.Pd ., Ph.D. Hp : 08156115368 Institusi : LPMP Jawa Barat (2002 – 2020) BBPPMPV (P4TK) BMTI (2021 - ) Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya Pendidikan : S3 (Curtin University) Pengalaman : Fasilitator Nasional Asesor Calon Kepala Sekolah (2010 – 2021) Asesor BANSM Jawa Barat (2019 – 2023) Asesor GTK Kemdikbudristek (CGP, PSP, PPG) Fasilitator NS BPB, PIP/PKP, PBD Karya : Penulis modul / artikel / buku Penulis jurnal https://doi.org/10.2991/icse-15.2016.60 https://doi.org/10.2991/icemal-16.2016.35 DOI: 0.2991/assehr.k.200225.113 research gate: Endah yanuarti google scholar: Endah yanuarti id scopus : 58705836200
Brainstorm Menurut bp/ ibu , seperti apakah pembelajaran inovatif itu ? Inovasi apa yang sudah bp/ ibu aplikasikan dalam pembelajaran ?
Latar belakang Pendidikan ideal bukan sekadar menyampaikan materi pelajaran , tetapi membentuk cara berpikir , memahami makna , dan mengasah kesadaran peserta didik terhadap proses belajar itu sendiri . Konsep pembelajaran mendalam atau deep learning hadir sebagai pendekatan yang menekankan keterlibatan utuh siswa dalam proses belajar , bukan hanya pada hasil akhir .
Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan yang menekankan pemahaman konsep yang lebih bermakna bagi siswa . Mereka tidak hanya menghafal materi , tetapi juga belajar bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari . Ini selaras dengan kebutuhan zaman, di mana berpikir kritis , komunikasi , kolaborasi , dan kreativitas menjadi keterampilan utama yang harus dimiliki oleh generasi mendatang .
Kerangka kerja PM
Sharing Apa yang bp/ ibu ketahui terkait pembelajaran mendalam ? Apakah pembelajaran mendalam ini mempengaruhi pembelajaran bp/ ibu sehari-hari ? Apakah ada kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan ?
Peluang Membuat Pembelajaran Lebih Bermakna Dengan PM, pembelajaran tidak sekadar menghafal rumus atau teori . Siswa diajak untuk benar-benar memahami dan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata , sehingga ilmu yang mereka pelajari tidak mudah terlupakan .
Peluang Menyiapkan Siswa untuk Masa Depan Dunia terus berubah , dan pendidikan harus mengikuti . PM melatih siswa untuk berpikir kritis , menyelesaikan masalah , dan beradaptasi --- kemampuan yang sangat dibutuhkan di era digital ini .
Peluang Meningkatkan Kualitas Guru PM mendorong guru untuk terus belajar , bereksperimen dengan metode pengajaran baru , dan lebih memahami kebutuhan siswa . Ini bisa menjadi dorongan positif bagi dunia pendidikan .
Tantangan Kesiapan Guru Tidak semua guru terbiasa dengan metode ini . Banyak dari kami yang masih kesulitan beralih dari pola pembelajaran tradisional . Dibutuhkan pelatihan dan pendampingan yang lebih konkret agar PM bisa diterapkan dengan baik .
Tantangan Keterbatasan Fasilitas Sekolah di kota besar mungkin lebih siap , tetapi bagaimana dengan sekolah di daerah terpencil ? Banyak yang masih kekurangan akses teknologi , bahan ajar yang mendukung , bahkan infrastruktur dasar .
Tantangan Kultur Pembelajaran yang Belum Berubah Tidak hanya guru, tetapi juga siswa dan orang tua perlu beradaptasi . Selama ini , pendidikan lebih banyak menekankan hasil akhir seperti nilai ujian , bukan proses berpikir kritis yang lebih kompleks .
Prinsip Pembelajaran Mendalam berfokus pada tiga elemen utama atau disebut prinsip pembelajaran yaitu : berkesadaran ( mindful ), bermakna ( meaningful ), dan menggembirakan ( joyful ). Pendekatan ini mengintegrasikan pengembangan olah pikir ( intelektual ), olah hati ( etika dan moral), olah rasa ( estetika dan empati ), dan olah raga ( fisik ) untuk menciptakan proses belajar yang holistik . Profil Lulusan 8 Dimensi merupakan indikator keberhasilan pendekatan ini , menggantikan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sebelumnya memiliki 6 dimensi . Perubahan ini , yang diumumkan pada 2025, bertujuan memperjelas kompetensi lulusan dan menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan global, sambil tetap berakar pada nilai-nilai Pancasila.
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Dimensi ini menekankan pentingnya nilai spiritual sebagai fondasi moral dan etika peserta didik . Lulusan diharapkan memiliki keyakinan teguh terhadap Tuhan YME, menghayati nilai-nilai agama, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari . Ini bukan hanya tentang ritual ibadah , tetapi juga perilaku berakhlak mulia , seperti kejujuran , kasih sayang , dan tanggung jawab terhadap sesama dan alam . Dimensi ini sejalan dengan elemen “ Beriman , Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia ” dalam Profil Pelajar Pancasila, namun lebih menekankan internalisasi nilai spiritual secara praktis .
Penerapan di sekolah Kegiatan Spiritual : Mengadakan salat berjamaah , doa bersama lintas agama, atau peringatan hari besar keagamaan untuk meningkatkan kedekatan dengan Tuhan . Pembiasaan Moral : Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pembelajaran , seperti diskusi tentang kejujuran dalam pelajaran PPKn atau etika dalam sains . Proyek Komunitas : Mengajak siswa berpartisipasi dalam kegiatan amal , seperti bakti sosial , untuk menerapkan kasih sayang dan empati . Contoh Siswa SMA mengorganisir acara buka puasa bersama lintas agama di sekolah , di mana mereka berdiskusi tentang nilai kasih sayang dalam berbagai ajaran agama, memperkuat toleransi dan keimanan .
Kewargaan Dimensi kewargaan bertujuan mencetak warga negara yang cinta tanah air, mematuhi norma sosial , dan berkontribusi positif bagi masyarakat . Lulusan diharapkan memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, menghargai keberagaman , dan berkomitmen menyelesaikan masalah sosial serta lingkungan . Dimensi ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan , keadilan , dan demokrasi , serta menggantikan elemen “ Berkebinekaan Global” dan “Gotong Royong” dari Profil Pelajar Pancasila dengan fokus lebih luas pada tanggung jawab sosial .
Penerapan di sekolah Pendidikan Pancasila : Mengadakan simulasi musyawarah dalam pelajaran PPKn untuk melatih pengambilan keputusan bersama . Proyek Lingkungan : Siswa membuat kampanye daur ulang atau penanaman pohon untuk mengatasi masalah lingkungan lokal . Kegiatan Sosial : Mengadakan kunjungan ke panti asuhan atau desa tertinggal untuk membangun empati dan tanggung jawab sosial . Contoh Siswa SMK mengembangkan proyek “ Desa Bersih ” dengan berkolaborasi bersama warga untuk membersihkan sungai dan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah , mencerminkan cinta tanah air dan kepedulian lingkungan .
Penalaran kritis Penalaran kritis adalah kemampuan berpikir secara logis , analitis , dan reflektif untuk memahami , mengevaluasi , dan memproses informasi guna menyelesaikan masalah . Lulusan diharapkan mampu menganalisis argumen , menghubungkan gagasan , dan membuat keputusan berbasis bukti . Dimensi ini mirip dengan “ Bernalar Kritis ” dalam Profil Pelajar Pancasila, tetapi lebih menekankan pendekatan sistematis dan multi- perspektif dalam pemecahan masalah .
Penerapan di sekolah Debat Akademik : Mengadakan debat tentang isu seperti perubahan iklim untuk melatih analisis dan argumentasi . Pembelajaran Berbasis Masalah : Siswa diminta menyelesaikan kasus , seperti merancang solusi untuk kemacetan kota , menggunakan data dan riset . Jurnal Reflektif : Meminta siswa menulis refleksi mingguan tentang pembelajaran mereka untuk mengasah pemikiran kritis . Contoh Siswa kelas 11 menganalisis dampak media sosial terhadap kesehatan mental dalam proyek sains , menggunakan data survei dan literatur ilmiah untuk menyusun rekomendasi bagi sekolah .
Kreativitas Dimensi kreativitas mengacu pada kemampuan berpikir inovatif , fleksibel , dan orisinal untuk menghasilkan ide atau solusi yang unik dan bermanfaat . Lulusan diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan , melihat peluang dalam tantangan , dan berkontribusi melalui karya kreatif . Dimensi ini selaras dengan “ Kreatif ” dalam Profil Pelajar Pancasila, dengan penekanan lebih pada aplikasi ide dalam konteks nyata .
Penerapan di sekolah Proyek Kreatif : Siswa merancang produk daur ulang , seperti tas dari plastik bekas , untuk dipamerkan di bazar sekolah . Ekstrakurikuler Seni : Mengadakan pameran seni atau pertunjukan teater yang menggabungkan ide-ide orisinal siswa . Hackathon : Mengadakan kompetisi ide untuk solusi teknologi , seperti aplikasi pendidikan lokal . Contoh Siswa SMP menciptakan komik digital tentang konservasi air, menggabungkan cerita lokal dengan pesan lingkungan , yang kemudian dibagikan di media sosial sekolah .
Kolaborasi Kolaborasi adalah kemampuan bekerja sama secara efektif dengan orang lain melalui pembagian peran dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama . Lulusan diharapkan mampu menghargai pendapat orang lain, berkontribusi dalam tim , dan menerapkan semangat gotong royong. Dimensi ini memperluas elemen “ Bergotong Royong” dari Profil Pelajar Pancasila dengan fokus pada kerja tim lintas disiplin .
Penerapan di sekolah Tugas Kelompok : Siswa dari berbagai jurusan bekerja sama dalam proyek lintas mata pelajaran , seperti membuat maket kota ramah lingkungan . Kegiatan Komunitas : Mengadakan kegiatan gotong royong, seperti membersihkan lingkungan sekolah atau kampung sekitar . Simulasi Kerja Tim : Mengadakan permainan peran untuk melatih negosiasi dan pembagian tugas . Contoh Siswa SMAN mengorganisir festival budaya sekolah , dengan setiap kelompok bertanggung jawab atas aspek berbeda ( dekorasi , pertunjukan , logistik ), memperkuat kolaborasi
Kemandirian Kemandirian mengacu pada kemampuan peserta didik untuk bertanggung jawab atas proses dan hasil belajar mereka , mengambil inisiatif , mengatasi hambatan , dan menyelesaikan tugas tanpa ketergantungan berlebihan . Lulusan diharapkan menjadi individu yang proaktif dan resilien . Dimensi ini mirip dengan “ Mandiri ” dalam Profil Pelajar Pancasila, tetapi lebih menekankan inisiatif dan ketahanan dalam menghadapi tantangan .
Penerapan di sekolah Belajar Mandiri : Memberikan tugas proyek jangka panjang , seperti penelitian mandiri tentang topik pilihan siswa . Jurnal Tujuan : Meminta siswa menetapkan tujuan belajar mingguan dan mengevaluasi kemajuan mereka . Pelatihan Resiliensi : Mengadakan lokakarya tentang manajemen waktu dan penyelesaian masalah . Contoh Siswa kelas 10 membuat jadwal belajar pribadi untuk ujian dan secara mandiri mencari sumber belajar tambahan , seperti video edukasi online, untuk meningkatkan pemahaman mereka .
Kesehatan Dimensi kesehatan menekankan pentingnya keseimbangan fisik dan mental untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin ( well-being ). Lulusan diharapkan memiliki tubuh yang sehat , kebiasaan hidup bugar , dan kemampuan mengelola stres atau kesehatan emosional . Dimensi ini merupakan tambahan baru dibandingkan Profil Pelajar Pancasila, menjawab kebutuhan akan perhatian terhadap kesehatan holistik di era modern.
Penerapan di sekolah Pendidikan Jasmani : Mengadakan program senam atau olahraga rutin , seperti “ Senam Anak Indonesia Hebat ”. Konseling : Menyediakan sesi konseling untuk membantu siswa mengelola stres atau tekanan akademik . Kampanye Kesehatan : Siswa membuat poster atau video edukasi tentang pola makan sehat atau pentingnya tidur cukup . Contoh Siswa SMA mengikuti program “ Minggu Sehat ” dengan kegiatan yoga, lari pagi , dan lokakarya tentang manajemen stres , yang meningkatkan kesadaran mereka akan kesehatan fisik dan mental.
Komunikasi Dimensi komunikasi mencakup kemampuan menyampaikan ide, gagasan , dan informasi secara efektif , baik secara lisan maupun tulisan , serta berinteraksi positif dalam berbagai situasi . Lulusan diharapkan mahir dalam komunikasi intrapribadi ( refleksi diri ) dan antarpribadi ( hubungan dengan orang lain). Dimensi ini juga baru ditambahkan , menyoroti pentingnya keterampilan komunikasi di dunia kerja dan sosial .
Penerapan di sekolah Presentasi : Siswa diminta mempresentasikan proyek mereka di depan kelas untuk melatih public speaking. Diskusi Kelompok : Mengadakan forum diskusi untuk melatih mendengarkan aktif dan menyampaikan pendapat . Menulis Kreatif : Meminta siswa menulis esai reflektif atau artikel untuk media sekolah . Contoh Siswa SMK membuat podcast tentang kewirausahaan lokal , di mana mereka mewawancarai pelaku usaha , melatih keterampilan komunikasi lisan dan penyampaian informasi yang menarik .
Model Pembelajaran dalam PM
Sharing Apa itu model pembelajaran ? Model pembelajaran apa yang sudah bp/ ibu aplikasikan dalam pembelajaran ? Adakah kesulitan / hambatan ?
Model pembelajaran Merupakan kerangka sistematik atau pola operasional dari strategi pembelajaran Biasanya terdiri dari langkah-langkah sistematis atau sintaks dan memiliki ciri khas tertentu
Problem Solving Problem solving adalah strategi atau metode pembelajaran yang fokus pada kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis , menggunakan langkah-langkah berpikir logis dan kritis . Ciri Khas: Masalah sudah ditentukan oleh guru. Fokus pada proses berpikir untuk menemukan solusi . Mengembangkan kemampuan analisis dan penalaran logis . Contoh dalam pembelajaran : Dalam pelajaran IPA, siswa diminta mencari solusi penyebab pencemaran air di sungai dekat sekolah dan menyarankan cara mengatasinya .
Problem Based Learning Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara mereka belajar melalui pengkajian mendalam terhadap suatu masalah dunia nyata yang bersifat terbuka (open-ended). Ciri Khas: • Masalah sebagai titik awal belajar . • Peserta didik aktif merumuskan pertanyaan , mencari informasi , dan membuat solusi . • Proses kolaboratif dalam kelompok kecil . • Guru bertindak sebagai fasilitator . Contoh dalam pembelajaran : Dalam pelajaran IPS, siswa diminta menganalisis penyebab kemiskinan di daerah tertentu dan merancang strategi penanggulangannya .
Project Based Learning Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek nyata sebagai inti kegiatan belajar , di mana peserta didik melakukan eksplorasi , investigasi , dan penciptaan produk untuk menyelesaikan masalah atau tantangan tertentu Ciri Khas: • Proyek nyata sebagai alat belajar . • Hasil akhir berupa produk atau karya (poster, video, model, dll ). • Melibatkan perencanaan , pelaksanaan , dan presentasi . • Mendorong kerja tim dan kreativitas . Contoh dalam pembelajaran : Siswa diminta membuat kampanye pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dan membuat poster atau video edukasi sebagai produknya .
Perbandingan singkat PS, PBL, PjBL
Persamaan
Perbedaan
Inquiry Based Model pembelajaran inquiry ( inkuiri ) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pencarian dan penemuan informasi secara aktif oleh siswa melalui proses mengajukan pertanyaan , menyelidiki , mengeksplorasi , dan menarik kesimpulan . Dalam model ini , siswa berperan sebagai peneliti aktif dan guru sebagai fasilitator yang membimbing proses penyelidikan . Model ini bertujuan menumbuhkan kemandirian berpikir , kemampuan analisis , dan pemecahan masalah .
Discovery Learning Model pembelajaran discovery ( penemuan ) adalah suatu pendekatan di mana siswa secara aktif menemukan konsep , prinsip , atau hubungan melalui eksplorasi dan manipulasi data atau informasi yang diberikan oleh guru. Discovery learning sering dikaitkan dengan belajar melalui pengalaman . Dalam model ini , guru menyediakan situasi belajar yang mendorong siswa untuk menyimpulkan pengetahuan sendiri
Persamaan
Perbedaan
Sharing Model mana yang menurut bp/ ibu cocok untuk diaplikasikan oleh bp/ ibu ?
Kesimpulan
Kesimpulan Inquiry learning adalah proses pembelajaran berbasis pertanyaan dan penyelidikan yang lebih bebas . Discovery learning adalah proses pembelajaran berbasis penemuan konsep dari informasi yang sudah tersedia . Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mendorong aktivitas mental siswa dan pembelajaran bermakna , namun berbeda dalam derajat kebebasan siswa dan awal proses pembelajaran