Materi Menciptakan Pembelajaran Inovatif

AvivKuDasei1 1 views 47 slides Oct 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 47
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47

About This Presentation

contoh materi pembelajaran mendalam yang inovatif


Slide Content

Menciptakan Pembelajaran Inovatif melalui Pembelajaran Mendalam Disampaikan pada Webinar Guru Karta 12 Agustus 2025

Nama : Endah Yanuarti , M.Pd ., Ph.D. Hp : 08156115368 Institusi : LPMP Jawa Barat (2002 – 2020) BBPPMPV (P4TK) BMTI (2021 - ) Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya Pendidikan : S3 (Curtin University) Pengalaman : Fasilitator Nasional Asesor Calon Kepala Sekolah (2010 – 2021) Asesor BANSM Jawa Barat (2019 – 2023) Asesor GTK Kemdikbudristek (CGP, PSP, PPG) Fasilitator NS BPB, PIP/PKP, PBD Karya : Penulis modul / artikel / buku Penulis jurnal https://doi.org/10.2991/icse-15.2016.60 https://doi.org/10.2991/icemal-16.2016.35 DOI:  0.2991/assehr.k.200225.113 research gate: Endah yanuarti google scholar: Endah yanuarti id scopus : 58705836200

Brainstorm Menurut bp/ ibu , seperti apakah pembelajaran inovatif itu ? Inovasi apa yang sudah bp/ ibu aplikasikan dalam pembelajaran ?

Latar belakang Pendidikan ideal bukan sekadar menyampaikan materi pelajaran , tetapi membentuk cara berpikir , memahami makna , dan mengasah kesadaran peserta didik terhadap proses belajar itu sendiri . Konsep pembelajaran mendalam atau   deep learning   hadir sebagai pendekatan yang menekankan keterlibatan utuh siswa dalam proses belajar , bukan hanya pada hasil akhir .

Pembelajaran Mendalam adalah pendekatan yang menekankan pemahaman konsep yang lebih bermakna bagi siswa . Mereka tidak hanya menghafal materi , tetapi juga belajar bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari . Ini selaras dengan kebutuhan zaman, di mana berpikir kritis , komunikasi , kolaborasi , dan kreativitas menjadi keterampilan utama yang harus dimiliki oleh generasi mendatang .

Kerangka kerja PM

Sharing Apa yang bp/ ibu ketahui terkait pembelajaran mendalam ? Apakah pembelajaran mendalam ini mempengaruhi pembelajaran bp/ ibu sehari-hari ? Apakah ada kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan ?

Peluang Membuat Pembelajaran Lebih Bermakna Dengan PM, pembelajaran tidak sekadar menghafal rumus atau teori . Siswa diajak untuk benar-benar memahami dan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata , sehingga ilmu yang mereka pelajari tidak mudah terlupakan .

Peluang Menyiapkan Siswa untuk Masa Depan Dunia terus berubah , dan pendidikan harus mengikuti . PM melatih siswa untuk berpikir kritis , menyelesaikan masalah , dan beradaptasi --- kemampuan yang sangat dibutuhkan di era digital ini .

Peluang Meningkatkan Kualitas Guru PM mendorong guru untuk terus belajar , bereksperimen dengan metode pengajaran baru , dan lebih memahami kebutuhan siswa . Ini bisa menjadi dorongan positif bagi dunia pendidikan .

Tantangan Kesiapan Guru Tidak semua guru terbiasa dengan metode ini . Banyak dari kami yang masih kesulitan beralih dari pola pembelajaran tradisional . Dibutuhkan pelatihan dan pendampingan yang lebih konkret agar PM bisa diterapkan dengan baik .

Tantangan Keterbatasan Fasilitas Sekolah di kota besar mungkin lebih siap , tetapi bagaimana dengan sekolah di daerah terpencil ? Banyak yang masih kekurangan akses teknologi , bahan ajar yang mendukung , bahkan infrastruktur dasar .

Tantangan Kultur Pembelajaran yang Belum Berubah Tidak hanya guru, tetapi juga siswa dan orang tua perlu beradaptasi . Selama ini , pendidikan lebih banyak menekankan hasil akhir seperti nilai ujian , bukan proses berpikir kritis yang lebih kompleks .

Prinsip Pembelajaran Mendalam berfokus pada tiga elemen utama atau disebut prinsip pembelajaran yaitu :  berkesadaran  ( mindful ),  bermakna  ( meaningful ), dan  menggembirakan  ( joyful ). Pendekatan ini mengintegrasikan pengembangan   olah pikir  ( intelektual ),  olah hati  ( etika dan moral),  olah rasa  ( estetika dan empati ), dan  olah raga  ( fisik ) untuk menciptakan proses belajar yang holistik .  Profil Lulusan 8 Dimensi merupakan indikator keberhasilan pendekatan ini , menggantikan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sebelumnya memiliki 6 dimensi . Perubahan ini , yang diumumkan pada 2025, bertujuan memperjelas kompetensi lulusan dan menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan global, sambil tetap berakar pada nilai-nilai Pancasila.

Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Dimensi ini menekankan pentingnya nilai spiritual sebagai fondasi moral dan etika peserta didik . Lulusan diharapkan memiliki keyakinan teguh terhadap Tuhan YME, menghayati nilai-nilai agama, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari . Ini bukan hanya tentang ritual ibadah , tetapi juga perilaku berakhlak mulia , seperti kejujuran , kasih sayang , dan tanggung jawab terhadap sesama dan alam . Dimensi ini sejalan dengan elemen “ Beriman , Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia ” dalam Profil Pelajar Pancasila, namun lebih menekankan internalisasi nilai spiritual secara praktis .

Penerapan di sekolah Kegiatan Spiritual : Mengadakan salat berjamaah , doa bersama lintas agama, atau peringatan hari besar keagamaan untuk meningkatkan kedekatan dengan Tuhan . Pembiasaan Moral : Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pembelajaran , seperti diskusi tentang kejujuran dalam pelajaran PPKn atau etika dalam sains . Proyek Komunitas : Mengajak siswa berpartisipasi dalam kegiatan amal , seperti bakti sosial , untuk menerapkan kasih sayang dan empati . Contoh Siswa SMA mengorganisir acara buka puasa bersama lintas agama di sekolah , di mana mereka berdiskusi tentang nilai kasih sayang dalam berbagai ajaran agama, memperkuat toleransi dan keimanan .

Kewargaan Dimensi kewargaan bertujuan mencetak warga negara yang cinta tanah air, mematuhi norma sosial , dan berkontribusi positif bagi masyarakat .  Lulusan diharapkan memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, menghargai keberagaman , dan berkomitmen menyelesaikan masalah sosial serta lingkungan .  Dimensi ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan , keadilan , dan demokrasi , serta menggantikan elemen “ Berkebinekaan Global” dan “Gotong Royong” dari Profil Pelajar Pancasila dengan fokus lebih luas pada tanggung jawab sosial .

Penerapan di sekolah Pendidikan Pancasila : Mengadakan simulasi musyawarah dalam pelajaran PPKn untuk melatih pengambilan keputusan bersama . Proyek Lingkungan : Siswa membuat kampanye daur ulang atau penanaman pohon untuk mengatasi masalah lingkungan lokal . Kegiatan Sosial : Mengadakan kunjungan ke panti asuhan atau desa tertinggal untuk membangun empati dan tanggung jawab sosial . Contoh Siswa SMK mengembangkan proyek “ Desa Bersih ” dengan berkolaborasi bersama warga untuk membersihkan sungai dan mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah , mencerminkan cinta tanah air dan kepedulian lingkungan .

Penalaran kritis Penalaran kritis adalah kemampuan berpikir secara logis , analitis , dan reflektif untuk memahami , mengevaluasi , dan memproses informasi guna menyelesaikan masalah .  Lulusan diharapkan mampu menganalisis argumen , menghubungkan gagasan , dan membuat keputusan berbasis bukti . Dimensi ini mirip dengan “ Bernalar Kritis ” dalam Profil Pelajar Pancasila, tetapi lebih menekankan pendekatan sistematis dan multi- perspektif dalam pemecahan masalah .

Penerapan di sekolah Debat Akademik : Mengadakan debat tentang isu seperti perubahan iklim untuk melatih analisis dan argumentasi . Pembelajaran Berbasis Masalah : Siswa diminta menyelesaikan kasus , seperti merancang solusi untuk kemacetan kota , menggunakan data dan riset . Jurnal Reflektif : Meminta siswa menulis refleksi mingguan tentang pembelajaran mereka untuk mengasah pemikiran kritis . Contoh Siswa kelas 11 menganalisis dampak media sosial terhadap kesehatan mental dalam proyek sains , menggunakan data survei dan literatur ilmiah untuk menyusun rekomendasi bagi sekolah .

Kreativitas Dimensi kreativitas mengacu pada kemampuan berpikir inovatif , fleksibel , dan orisinal untuk menghasilkan ide atau solusi yang unik dan bermanfaat .  Lulusan diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan , melihat peluang dalam tantangan , dan berkontribusi melalui karya kreatif .  Dimensi ini selaras dengan “ Kreatif ” dalam Profil Pelajar Pancasila, dengan penekanan lebih pada aplikasi ide dalam konteks nyata .

Penerapan di sekolah Proyek Kreatif : Siswa merancang produk daur ulang , seperti tas dari plastik bekas , untuk dipamerkan di bazar sekolah . Ekstrakurikuler Seni : Mengadakan pameran seni atau pertunjukan teater yang menggabungkan ide-ide orisinal siswa . Hackathon : Mengadakan kompetisi ide untuk solusi teknologi , seperti aplikasi pendidikan lokal . Contoh Siswa SMP menciptakan komik digital tentang konservasi air, menggabungkan cerita lokal dengan pesan lingkungan , yang kemudian dibagikan di media sosial sekolah .

Kolaborasi Kolaborasi adalah kemampuan bekerja sama secara efektif dengan orang lain melalui pembagian peran dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama .   Lulusan diharapkan mampu menghargai pendapat orang lain, berkontribusi dalam tim , dan menerapkan semangat gotong royong.  Dimensi ini memperluas elemen “ Bergotong Royong” dari Profil Pelajar Pancasila dengan fokus pada kerja tim lintas disiplin .

Penerapan di sekolah Tugas Kelompok : Siswa dari berbagai jurusan bekerja sama dalam proyek lintas mata pelajaran , seperti membuat maket kota ramah lingkungan . Kegiatan Komunitas : Mengadakan kegiatan gotong royong, seperti membersihkan lingkungan sekolah atau kampung sekitar . Simulasi Kerja Tim : Mengadakan permainan peran untuk melatih negosiasi dan pembagian tugas . Contoh Siswa SMAN mengorganisir festival budaya sekolah , dengan setiap kelompok bertanggung jawab atas aspek berbeda ( dekorasi , pertunjukan , logistik ), memperkuat kolaborasi

Kemandirian Kemandirian mengacu pada kemampuan peserta didik untuk bertanggung jawab atas proses dan hasil belajar mereka , mengambil inisiatif , mengatasi hambatan , dan menyelesaikan tugas tanpa ketergantungan berlebihan .  Lulusan diharapkan menjadi individu yang proaktif dan resilien . Dimensi ini mirip dengan “ Mandiri ” dalam Profil Pelajar Pancasila, tetapi lebih menekankan inisiatif dan ketahanan dalam menghadapi tantangan .

Penerapan di sekolah Belajar Mandiri : Memberikan tugas proyek jangka panjang , seperti penelitian mandiri tentang topik pilihan siswa . Jurnal Tujuan : Meminta siswa menetapkan tujuan belajar mingguan dan mengevaluasi kemajuan mereka . Pelatihan Resiliensi : Mengadakan lokakarya tentang manajemen waktu dan penyelesaian masalah . Contoh Siswa kelas 10 membuat jadwal belajar pribadi untuk ujian dan secara mandiri mencari sumber belajar tambahan , seperti video edukasi online, untuk meningkatkan pemahaman mereka .

Kesehatan Dimensi kesehatan menekankan pentingnya keseimbangan fisik dan mental untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin ( well-being ).  Lulusan diharapkan memiliki tubuh yang sehat , kebiasaan hidup bugar , dan kemampuan mengelola stres atau kesehatan emosional .  Dimensi ini merupakan tambahan baru dibandingkan Profil Pelajar Pancasila, menjawab kebutuhan akan perhatian terhadap kesehatan holistik di era modern.

Penerapan di sekolah Pendidikan Jasmani : Mengadakan program senam atau olahraga rutin , seperti “ Senam Anak Indonesia Hebat ”. Konseling : Menyediakan sesi konseling untuk membantu siswa mengelola stres atau tekanan akademik . Kampanye Kesehatan : Siswa membuat poster atau video edukasi tentang pola makan sehat atau pentingnya tidur cukup . Contoh Siswa SMA mengikuti program “ Minggu Sehat ” dengan kegiatan yoga, lari pagi , dan lokakarya tentang manajemen stres , yang meningkatkan kesadaran mereka akan kesehatan fisik dan mental.

Komunikasi Dimensi komunikasi mencakup kemampuan menyampaikan ide, gagasan , dan informasi secara efektif , baik secara lisan maupun tulisan , serta berinteraksi positif dalam berbagai situasi .  Lulusan diharapkan mahir dalam komunikasi intrapribadi ( refleksi diri ) dan antarpribadi ( hubungan dengan orang lain). Dimensi ini juga baru ditambahkan , menyoroti pentingnya keterampilan komunikasi di dunia kerja dan sosial .

Penerapan di sekolah Presentasi : Siswa diminta mempresentasikan proyek mereka di depan kelas untuk melatih public speaking. Diskusi Kelompok : Mengadakan forum diskusi untuk melatih mendengarkan aktif dan menyampaikan pendapat . Menulis Kreatif : Meminta siswa menulis esai reflektif atau artikel untuk media sekolah . Contoh Siswa SMK membuat podcast tentang kewirausahaan lokal , di mana mereka mewawancarai pelaku usaha , melatih keterampilan komunikasi lisan dan penyampaian informasi yang menarik .

Model Pembelajaran dalam PM

Sharing Apa itu model pembelajaran ? Model pembelajaran apa yang sudah bp/ ibu aplikasikan dalam pembelajaran ? Adakah kesulitan / hambatan ?

Model pembelajaran Merupakan kerangka sistematik atau pola operasional dari strategi pembelajaran Biasanya terdiri dari langkah-langkah sistematis atau sintaks dan memiliki ciri khas tertentu

Problem Solving Problem solving adalah strategi atau metode pembelajaran yang fokus pada kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis , menggunakan langkah-langkah berpikir logis dan kritis . Ciri Khas: Masalah sudah ditentukan oleh guru. Fokus pada proses berpikir untuk menemukan solusi . Mengembangkan kemampuan analisis dan penalaran logis . Contoh dalam pembelajaran : Dalam pelajaran IPA, siswa diminta mencari solusi penyebab pencemaran air di sungai dekat sekolah dan menyarankan cara mengatasinya .

Problem Based Learning Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara mereka belajar melalui pengkajian mendalam terhadap suatu masalah dunia nyata yang bersifat terbuka (open-ended). Ciri Khas: • Masalah sebagai titik awal belajar . • Peserta didik aktif merumuskan pertanyaan , mencari informasi , dan membuat solusi . • Proses kolaboratif dalam kelompok kecil . • Guru bertindak sebagai fasilitator . Contoh dalam pembelajaran : Dalam pelajaran IPS, siswa diminta menganalisis penyebab kemiskinan di daerah tertentu dan merancang strategi penanggulangannya .

Project Based Learning Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek nyata sebagai inti kegiatan belajar , di mana peserta didik melakukan eksplorasi , investigasi , dan penciptaan produk untuk menyelesaikan masalah atau tantangan tertentu Ciri Khas: • Proyek nyata sebagai alat belajar . • Hasil akhir berupa produk atau karya (poster, video, model, dll ). • Melibatkan perencanaan , pelaksanaan , dan presentasi . • Mendorong kerja tim dan kreativitas . Contoh dalam pembelajaran : Siswa diminta membuat kampanye pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dan membuat poster atau video edukasi sebagai produknya .

Perbandingan singkat PS, PBL, PjBL

Persamaan

Perbedaan

Inquiry Based Model pembelajaran inquiry ( inkuiri ) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pencarian dan penemuan informasi secara aktif oleh siswa melalui proses mengajukan pertanyaan , menyelidiki , mengeksplorasi , dan menarik kesimpulan . Dalam model ini , siswa berperan sebagai peneliti aktif dan guru sebagai fasilitator yang membimbing proses penyelidikan . Model ini bertujuan menumbuhkan kemandirian berpikir , kemampuan analisis , dan pemecahan masalah .

Discovery Learning Model pembelajaran discovery ( penemuan ) adalah suatu pendekatan di mana siswa secara aktif menemukan konsep , prinsip , atau hubungan melalui eksplorasi dan manipulasi data atau informasi yang diberikan oleh guru. Discovery learning sering dikaitkan dengan belajar melalui pengalaman . Dalam model ini , guru menyediakan situasi belajar yang mendorong siswa untuk menyimpulkan pengetahuan sendiri

Persamaan

Perbedaan

Sharing Model mana yang menurut bp/ ibu cocok untuk diaplikasikan oleh bp/ ibu ?

Kesimpulan

Kesimpulan Inquiry learning adalah proses pembelajaran berbasis pertanyaan dan penyelidikan yang lebih bebas . Discovery learning adalah proses pembelajaran berbasis penemuan konsep dari informasi yang sudah tersedia . Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu mendorong aktivitas mental siswa dan pembelajaran bermakna , namun berbeda dalam derajat kebebasan siswa dan awal proses pembelajaran
Tags