materi PTM 6 - mata kuliah Global Health.pptx

RioAristoBirawa1 0 views 24 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

materi kuliah global health ilmu kesehatan masyarakat


Slide Content

Global Health One Health Rio Aristo Birawa, SE.,SKM.,M.KM

topic Sistem Kesehatan Global Value For Money

Sistem Kesehatan Global Sistem kesehatan global mengacu pada bidang studi , penelitian , dan praktik yang memprioritaskan peningkatan kesehatan dan pencapaian kesetaraan kesehatan bagi semua orang di seluruh dunia. Ini melampaui batas negara untuk mengatasi masalah kesehatan yang memengaruhi banyak populasi , seperti penyakit menular , perubahan iklim , atau penyakit tidak menular .

Perbedaan dengan Kesehatan Publik dan Kesehatan Internasional Penting untuk membedakan sistem kesehatan global dari istilah serupa lainnya: Kesehatan Publik (Public Health): Fokus utamanya adalah pada kesehatan populasi di tingkat nasional atau sub-nasional. Ini mencakup program vaksinasi, sanitasi, dan edukasi kesehatan untuk komunitas tertentu di dalam suatu negara. Kesehatan Internasional (International Health): Umumnya merujuk pada upaya kolaboratif antara beberapa negara untuk mengatasi masalah kesehatan, sering kali dengan fokus pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ini seringkali bersifat satu arah, di mana negara kaya membantu negara miskin. Kesehatan Global (Global Health): Pendekatan yang lebih luas dan timbal balik. Ini mengakui bahwa masalah kesehatan di satu negara bisa berdampak pada negara lain (seperti pandemi), dan solusinya memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor dan disiplin ilmu di seluruh dunia. Fokusnya adalah pada isu-isu lintas batas.

Komponen Utama Sistem Kesehatan Global Sistem ini didukung oleh berbagai pilar utama: Organisasi Internasional: Organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan Dana Moneter Internasional (IMF) memainkan peran krusial. WHO, misalnya, berfungsi sebagai badan koordinasi global, menetapkan standar, dan memberikan panduan teknis. Pemerintahan dan Kebijakan Lintas Negara: Kerja sama antar negara sangat penting. Ini bisa berbentuk perjanjian bilateral, regional, atau multilateral untuk berbagi informasi, sumber daya, dan strategi dalam menghadapi ancaman kesehatan bersama. Lembaga Penelitian dan Akademis: Universitas, pusat penelitian, dan think tank secara global berkontribusi pada pemahaman masalah kesehatan, pengembangan teknologi baru (seperti vaksin dan obat-obatan), dan perumusan kebijakan berbasis bukti. Sektor Swasta dan Filantropi: Perusahaan farmasi, yayasan swasta (seperti Bill & Melinda Gates Foundation), dan sektor teknologi memberikan dana, inovasi, dan sumber daya untuk mengatasi tantangan kesehatan global.

Contoh Isu dalam Sistem Kesehatan Global Penyakit Menular : Penyakit seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs) adalah isu global yang membutuhkan pendekatan terkoordinasi. Pandemi COVID-19 adalah contoh paling nyata bagaimana satu penyakit dapat dengan cepat menjadi ancaman global. Penyakit Tidak Menular (Non-Communicable Diseases/NCDs): Kondisi seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung juga merupakan masalah global. Peningkatan kasus NCDs di negara-negara berkembang menjadi perhatian serius karena dampak ekonomi dan sosialnya. Perubahan Iklim: Perubahan iklim secara langsung memengaruhi kesehatan manusia, mulai dari penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor (seperti demam berdarah) hingga masalah pernapasan akibat polusi udara. Akses dan Kesetaraan: Masih ada ketidaksetaraan besar dalam akses ke layanan kesehatan, obat-obatan, dan vaksin antara negara maju dan negara berkembang. Upaya kesehatan global bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ini.

Tantangan dan Solusi Sistem kesehatan global menghadapi beberapa tantangan berat: Pendanaan: Banyak inisiatif kesehatan global bergantung pada pendanaan sukarela yang bisa tidak stabil. Solusinya adalah mendorong mekanisme pendanaan yang lebih berkelanjutan dan adil. Tanggung Jawab Lintas Sektor: Masalah kesehatan seringkali terkait dengan isu lain seperti kemiskinan, pendidikan, dan lingkungan. Dibutuhkan kolaborasi yang lebih kuat antara sektor kesehatan dan non-kesehatan. Resistensi Antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR): Penggunaan antibiotik yang tidak tepat telah menciptakan bakteri super yang resisten terhadap obat. Ini adalah ancaman global yang memerlukan kerja sama internasional untuk penelitian dan regulasi. Kerangka Regulasi dan Tata Kelola: Memastikan bahwa semua negara mematuhi standar dan pedoman yang sama (misalnya, untuk surveilans penyakit) adalah tantangan besar. Solusinya adalah penguatan peran organisasi seperti WHO dan pengembangan perjanjian internasional yang mengikat.

Peran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Sebagai salah satu pemain paling krusial, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertindak sebagai koordinator dan otoritas utama dalam isu kesehatan global. Peran utamanya sangat beragam: Kepemimpinan dan Koordinasi: WHO berfungsi sebagai pusat komando yang mengarahkan respons global terhadap krisis kesehatan, seperti pandemi. Mereka menyediakan pedoman, standar, dan nasihat teknis kepada negara-negara anggota untuk memastikan respons yang terkoordinasi dan efektif. Misalnya, selama pandemi COVID-19, WHO adalah yang pertama menyatakan wabah sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC) dan mengkoordinasikan upaya penelitian vaksin global. Penyusunan Standar dan Pedoman: WHO mengembangkan standar dan pedoman teknis yang menjadi acuan bagi sistem kesehatan di seluruh dunia. Ini mencakup panduan tentang pengobatan, vaksinasi, keamanan pangan, dan standar air minum. Dengan menetapkan norma-norma ini, WHO membantu memastikan adanya kesamaan dan kualitas dalam layanan kesehatan di berbagai negara. Surveilans dan Kesiapsiagaan: Salah satu fungsi paling vital WHO adalah memantau ancaman kesehatan global. Melalui sistem pengawasan global, mereka melacak wabah penyakit, mendeteksi potensi pandemi, dan membantu negara-negara meningkatkan kesiapsiagaan mereka. Ini adalah langkah preventif yang bertujuan untuk mencegah krisis kesehatan memburuk.

Isu Pendanaan dalam Kesehatan Global Pendanaan adalah tulang punggung sistem kesehatan global. Namun, isu ini penuh dengan tantangan dan kompleksitas: Sumber Pendanaan Beragam: Pendanaan sistem kesehatan global tidak hanya berasal dari pemerintah. Ia juga mengandalkan kontribusi dari berbagai pihak, termasuk yayasan filantropi (seperti Bill & Melinda Gates Foundation), lembaga multilateral (seperti Bank Dunia), dan bahkan sektor swasta. Kesenjangan Pendanaan: Terdapat ketidakseimbangan besar dalam pengeluaran kesehatan antar negara. Negara-negara berpenghasilan tinggi mengeluarkan jauh lebih banyak per kapita untuk kesehatan dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah. Akibatnya, banyak negara miskin tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk membangun sistem kesehatan yang kuat, yang membuat mereka lebih rentan terhadap krisis. Dana untuk Kesiapsiagaan: Salah satu pelajaran terbesar dari pandemi COVID-19 adalah kurangnya investasi dalam kesiapsiagaan pandemi. Meskipun biaya untuk mencegah pandemi jauh lebih kecil daripada biaya untuk menanggulanginya, dana untuk persiapan seringkali sulit didapat. G20, misalnya, telah meluncurkan Pandemic Fund untuk mengisi kesenjangan pendanaan ini, tetapi tantangan untuk mengelola dan mendistribusikannya secara adil masih besar.

Tantangan yang Ditinggalkan oleh Pandemi Pandemi COVID-19 tidak hanya menguji ketahanan sistem kesehatan global, tetapi juga mengungkap tantangan-tantangan fundamental yang perlu diatasi: Akses Vaksin yang Tidak Merata: Pandemi menunjukkan adanya ketidaksetaraan global yang parah dalam distribusi vaksin. Negara-negara kaya mendapatkan akses vaksin jauh lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar, sementara banyak negara berkembang harus menunggu lama. Ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga tidak strategis karena virus terus menyebar dan bermutasi di area yang tidak terlindungi. Gangguan pada Layanan Kesehatan Esensial: Selama pandemi, fokus pada COVID-19 menyebabkan gangguan besar pada layanan kesehatan rutin, seperti program imunisasi anak, penanganan penyakit menular lainnya (seperti TBC dan malaria), dan layanan kesehatan mental. Akibatnya, terjadi kemunduran signifikan dalam pencapaian target kesehatan global. Ketergantungan Rantai Pasok: Pandemi mengungkap kerentanan dalam rantai pasok global untuk pasokan medis, mulai dari masker hingga ventilator dan bahan baku vaksin. Ketergantungan pada beberapa produsen utama menciptakan risiko besar ketika terjadi lonjakan permintaan, menyoroti perlunya diversifikasi dan penguatan produksi lokal.

Sistem kesehatan global makro dan mikro Makro: Kebijakan dan Aktor Global Pada level makro, sistem kesehatan global melibatkan kebijakan, perjanjian, dan aliansi besar yang melampaui batas negara. Ini adalah arena para pemain besar: Organisasi Internasional: Lembaga seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia menetapkan standar, mengumpulkan data epidemiologi, dan mengelola program bantuan kesehatan berskala besar. Pemerintah Nasional: Setiap negara merespons tantangan kesehatan global dengan merumuskan kebijakan, anggaran, dan strategi nasional yang selaras dengan panduan global atau prioritas domestik. Perusahaan Farmasi dan Filantropi: Perusahaan farmasi global mendominasi penelitian dan pengembangan obat-obatan serta vaksin, sementara yayasan seperti Bill & Melinda Gates Foundation mendanai inisiatif besar untuk memberantas penyakit. Keputusan yang dibuat di tingkat makro ini, seperti alokasi dana untuk penyakit tertentu (misalnya, HIV/AIDS atau malaria) atau perjanjian internasional tentang distribusi vaksin, akan memengaruhi bagaimana sumber daya dialokasikan secara global.

Sistem kesehatan global makro dan mikro Mikro: Dampak pada Individu dan Komunitas Pengaruh makro ini kemudian "menetes" ke bawah (trickle-down effect) dan memengaruhi kehidupan sehari-hari di tingkat mikro. Akses dan Ketersediaan Layanan: Jika kebijakan makro memprioritaskan penyebaran vaksin polio secara global, hal itu akan berarti program vaksinasi polio tersedia dan didanai di tingkat lokal, memungkinkan anak-anak di komunitas terpencil pun mendapatkan imunisasi. Sebaliknya, kurangnya perhatian global pada penyakit langka bisa berarti tidak ada penelitian atau dana yang cukup untuk pengobatan lokal. Perubahan Perilaku dan Sosial: Kampanye kesehatan global, seperti yang dilakukan WHO untuk mengurangi konsumsi tembakau, tidak hanya berujung pada regulasi makro seperti pajak rokok. Kampanye ini juga memengaruhi norma sosial dan perilaku individu di tingkat mikro. Ketidaksetaraan (Equity): Keputusan di tingkat makro dapat memperlebar atau mempersempit kesenjangan kesehatan. Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, kebijakan makro yang memungkinkan negara-negara kaya mengamankan pasokan vaksin dalam jumlah besar menciptakan ketidaksetaraan vaksin. Ini berimbas langsung pada tingkat mikro, di mana individu di negara berkembang mengalami penundaan vaksinasi, meningkatkan risiko mereka terhadap penyakit dan kematian. Infrastruktur dan Tenaga Kesehatan: Pendanaan dan kebijakan makro dari lembaga donor dapat digunakan untuk membangun klinik, melatih tenaga kesehatan, dan membeli peralatan medis di suatu daerah.

"Agar sebuah negara seperti Indonesia dapat beradaptasi dengan sistem kesehatan global yang terus berkembang, ada beberapa hal kunci yang harus diterapkan. Ini mencakup tidak hanya kebijakan kesehatan internal, tetapi juga diplomasi internasional dan investasi di bidang-bidang strategis" 13

14

Apa itu Value for Money (VfM) dalam Kesehatan? Secara sederhana, Value for Money adalah konsep yang mengukur sejauh mana sumber daya (uang, tenaga kerja, infrastruktur) digunakan secara optimal untuk mencapai hasil kesehatan yang paling berdampak. Ini bukan hanya tentang penghematan biaya, melainkan tentang mendapatkan hasil terbaik dari setiap rupiah yang dihabiskan. Konsep ini melampaui fokus pada harga dan menggeser prioritas ke arah hasil (outcomes) yang penting bagi pasien. 15

Value for Money Dalam konteks kesehatan, VfM diukur melalui tiga pilar utama yang dikenal sebagai 3E: Ekonomi (Economy): Mengacu pada perolehan sumber daya (input) dengan biaya terendah dan kualitas yang tepat. Contoh: Membeli obat-obatan atau alat kesehatan dengan harga termurah, tanpa mengorbankan kualitas. Efisiensi (Efficiency): Mengukur seberapa baik sumber daya diubah menjadi hasil (output). Ini tentang melakukan hal yang benar dengan cara yang benar. Contoh: Mengurangi waktu tunggu pasien di rumah sakit atau meningkatkan jumlah pasien yang bisa dilayani per jam oleh satu dokter. Efektivitas (Effectiveness): Menilai sejauh mana hasil (output) yang dicapai benar-benar menghasilkan dampak kesehatan yang diinginkan (outcome). Contoh: Program vaksinasi yang berhasil menurunkan kasus penyakit, atau program pencegahan diabetes yang efektif mengurangi jumlah penderita baru

Perbedaan dengan Value-Based Healthcare Meskipun sering disamakan, ada perbedaan halus antara VfM dan Value-Based Healthcare (VBH): Fokus VfM: Lebih berorientasi pada sistem kesehatan secara keseluruhan dan akuntabilitas publik. Ini sering digunakan oleh pemerintah atau lembaga donor untuk memastikan dana publik dihabiskan dengan bijak. Fokus VBH: Lebih berorientasi pada pasien dan hasil yang spesifik. Konsep ini, yang dipopulerkan oleh Michael Porter, mendefinisikan "nilai" sebagai hasil kesehatan per unit biaya untuk pasien individu atau kelompok pasien dengan kondisi serupa.

Implementasi Pencegahan Penyakit vs. Pengobatan: Menginvestasikan dana untuk program edukasi dan skrining diabetes (pencegahan) jauh lebih value for money daripada mengobati komplikasi diabetes (gagal ginjal, amputasi) yang biayanya sangat tinggi. Pengadaan Medis: Memilih mesin CT-Scan dengan biaya siklus hidup total (termasuk perawatan dan energi) yang lebih rendah, meskipun harga awalnya lebih mahal. Ini menunjukkan pertimbangan ekonomi dan efisiensi jangka panjang. Sistem Jaminan Kesehatan: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, yang berfokus pada pelayanan berjenjang dan sistem rujukan, bertujuan untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang tepat di tingkat yang tepat, yang merupakan inti dari efisiensi dalam sistem.

Mengapa VfM Penting dalam Kesehatan? Pentingnya VfM dalam kesehatan didorong oleh beberapa faktor: Keterbatasan Anggaran: Dana kesehatan di seluruh dunia terbatas, dan pengeluaran kesehatan cenderung meningkat lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi. VfM menjadi alat penting untuk memastikan dana publik digunakan secara adil dan efektif. Akuntabilitas: Masyarakat, pembayar pajak, dan lembaga donor menuntut transparansi dan bukti bahwa uang mereka menghasilkan dampak nyata. VfM menyediakan kerangka kerja untuk menunjukkan akuntabilitas ini. Optimalisasi Hasil: Dengan mengukur dan mengejar VfM, sistem kesehatan dapat mengidentifikasi area di mana sumber daya terbuang dan mengalokasikannya kembali ke intervensi yang benar-benar berhasil, sehingga meningkatkan kesehatan populasi secara keseluruhan.

Penerapan Praktis VfM:

Tantangan dalam Mengukur VfM Meskipun konsepnya jelas, mengukur VfM dalam kesehatan adalah hal yang sangat sulit karena beberapa alasan: 1. Sulitnya Mengukur "Hasil" Kesehatan (Outcome) Kualitas Hidup: Bagaimana kita mengukur perbaikan kualitas hidup pasien? Apakah pengurangan rasa sakit atau peningkatan mobilitas bisa diukur dengan angka? Hasil Jangka Panjang: Sebagian besar intervensi kesehatan membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan hasil. Efek dari program pencegahan diabetes mungkin baru terlihat puluhan tahun kemudian. Ini membuat evaluasi efektivitas menjadi sangat kompleks. 2. Adanya Multipel Faktor yang Memengaruhi Hasil Hasil kesehatan pasien dipengaruhi oleh banyak hal di luar kendali institusi kesehatan, seperti: Gaya Hidup: Pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok pasien. Faktor Sosial-Ekonomi: Pendapatan, tingkat pendidikan, dan lingkungan tempat tinggal. Faktor Genetik: Kondisi genetik pasien. 3. Data yang Terfragmentasi dan Kurang Terintegrasi Di banyak negara, termasuk Indonesia, data kesehatan masih terfragmentasi. Rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta seringkali menggunakan sistem yang berbeda dan tidak terhubung. Hal ini menyulitkan analisis data yang komprehensif untuk membandingkan efisiensi dan efektivitas di seluruh sistem.

Tantangan dalam Mengukur VfM Menghitung Value for Money (VfM) yang paling efektif dalam kesehatan adalah tantangan yang kompleks, karena tidak ada satu pun formula sederhana yang cocok untuk semua kasus. Namun, ada pendekatan yang paling sering digunakan dan dianggap paling komprehensif, yaitu melalui analisis ekonomi kesehatan. Pendekatan yang Paling Efektif: Analisis Ekonomi Kesehatan Pendekatan ini tidak hanya melihat biaya, tetapi juga menghubungkannya dengan hasil kesehatan yang terukur. Ada beberapa jenis analisis yang umum digunakan:

Tantangan dalam Mengukur VfM Menghitung Value for Money (VfM) yang paling efektif dalam kesehatan adalah tantangan yang kompleks, karena tidak ada satu pun formula sederhana yang cocok untuk semua kasus. Namun, ada pendekatan yang paling sering digunakan dan dianggap paling komprehensif, yaitu melalui analisis ekonomi kesehatan. Pendekatan yang Paling Efektif: Analisis Ekonomi Kesehatan Pendekatan ini tidak hanya melihat biaya, tetapi juga menghubungkannya dengan hasil kesehatan yang terukur. Ada beberapa jenis analisis yang umum digunakan:

TERIMA KASIH