Materi Rebasing Tahun Dasar PDB-PDRB.pptx

SharleenNadra 2 views 60 slides Sep 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 60
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60

About This Presentation

Materi rebasing atau perubahan tahun dasar PDB dan PDRB


Slide Content

PERUBAHAN TAHUN DASAR ( REBASING ) PDB/PDRB Disampaikan pada Continuous Competence Improvement Programme (Conceive Programme) Jakarta, Maret 2024 Tim Pengajar BPS RI CHAIN VOLUME MEASURE (CVM)

4 3 2 1 ‹#› Photo by Adeolu Eletu on Unsplash PENDAHULUAN TEORI ANGKA INDEKS UKURAN VOLUME DAN HARGA CVM TAHUNAN KERANGKA PAPARAN 5 CVM TRIWULANAN

1 PENDAHULUAN Photo by Jason Cooper on Unsplash

LATAR BELAKANG [1] PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI SELAMA 2010-2022 Pada tahun 2020, pertumbuhan sektor primer lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor sekunder dan sektor tersier disebabkan karena adanya pandemic COVID-19 . Industri Pertanian Perdagangan Pertambangan Konstruksi Administrasi Pemerintahan Infokom Transportasi dan Pergudangan Jasa Keuangan 2010 Total PDB ADHB : Rp 6.864,1 T Industri Perdagangan Pertanian Pertambangan Konstruksi Transportasi & Pergudangan Infokom Jasa Keuangan Administrasi Pemerintahan 2022 Total PDB ADHB : Rp 19.588,4 T Perkembangan harga komoditas nasional dan internasional; Perubahan struktur perekonomian; Dinamika pola produksi dan konsumsi barang dan jasa; Munculnya kegiatan ekonomi baru. Pandemi memberikan dampak yang signifikan pada struktur ekonomi global maupun regional. Pandemi menyebabkan perubahan pada kondisi perdagangan, investasi, supply-chain, dan pemanfaatan digitalisasi dalam industri. (UNCTAD, 2022) PANDEMI COVID-19 Pertumbuhan PDB Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier 2011-2022 Dinamika Pola Produksi Barang Dan Jasa Perkembangan Harga Komoditas Perubahan Struktur Perekonomian

‹#› Rekomendasi UNSC terkait implementasi metode Chain Volume Measure (CVM) karena dapat meningkatkan accuracy PDB/PDRB akibat dinamika harga dan produk setiap tahun (SNA2008 para1.25) PDB/PDRB Indonesia saat ini masih menggunakan tahun dasar 2010 (lag 13 tahun) Ketersediaan High-quality data (Sensus Pertanian 2023) pada tahun 2023-2024 Experience penyusunan SUT dan IO Regional Tahun 2016 di seluruh provinsi pada tahun 2020-2021 Dilakukan capacity building oleh ABS tentang CVM dan SUT di tahun 2019 dan 2022 Rekomendasi Internasional Kondisi Existing di Indonesia Rekomendasi UN Statistical Commission (UNSC) agar perubahan tahun dasar PDB/PDRB dilakukan setiap 5 atau paling lama 10 tahun sekali (SNA1993 para16.76) Rekomendasi IMF: TIDAK merekomendasikan tahun 2020 sebagai tahun dasar PDB/PDRB karena pandemi COVID-19 (IMF: Special Notes COVID-19 on Benchmarking and Rebasing National Accounts) SNA 2008 memberikan panduan metodologi yang dapat digunakan untuk menyusun indeks harga dan volume dalam penghitungan PDB. Direkomendasikan untuk menggunakan indeks berantai tahunan jika memungkinkan. (SNA 2008, paragraf 1.25) Sumber: Quarterly National Accounts Manual dan Australian System of National Accounts Rekomendasi Penyusunan CVM: CVM disusun menggunakan kerangka Supply and Use Table (SUT) CVM disusun pada level produk dan harga yang paling rinci Metode deflasi lebih dipilih dibandingkan metode lainnya Sumber: Quarterly National Accounts Manual dan Australian System of National Accounts LATAR BELAKANG [2]

FIXED BASE YEAR VS CHAIN VOLUME MEASURES (CVM) Fixed base Year CVM ‹#› Konsep Ukuran volume agregat dihitung menggunakan bobot tetap di tahun dasar Ukuran volume agregat dihitung menggunakan bobot tahun sebelumnya .  Perbedaan Kelebihan Kelemahan Lebih mudah diimplementasikan. Ukuran volume yang dihasilkan bersifat additive.  Mengurangi bias substitusi yang dihasilkan oleh metode harga konstan Bobot lebih relevan karena diperbarui setiap tahun Mengurangi permasalahan produk baru, produk hilang, & perubahan kualitas produk dalam metode harga konstan karena perbandingan dilakukan pada dua periode berurutan terus-menerus Estimasi volume yang dihasilkan cenderung overstated akibat adanya bias substitusi Bobot tidak relevan untuk periode yang jauh dari tahun dasar Perbandingan terhadap tahun dasar tidak selalu dapat dilakukan karena adanya produk baru, produk hilang, dan perubahan kualitas produk Lebih sulit diimplementasikan Ukuran volume yang dihasilkan bersifat non-additive

Fixed base Year CVM ‹#› Perbedaan Kebutuhan Data Yang Direkomendasikan Country Practice SUT pada tahun dasar Indeks harga Fixed Base Year SUT setiap tahun Indeks harga previous year Indonesia Vietnam Filipina Tiongkok Rusia Korea Selatan Sub-Sahara Afrika (SSA) India Pakistan Belanda (1997) Amerika Serikat (1998) Australia (1998) Selandia Baru (1999) Kanada (2001) UK (2003) Hongkong (2007) Thailand (2010) Singapura (2019) FIXED BASE YEAR VS CHAIN VOLUME MEASURES (CVM)

CHAIN VOLUME MEASURES (CVM) CVM adalah suatu set ukuran volume sebagai alternatif dari estimasi harga konstan : Mengukur kuantitas nilai dengan menggunakan harga pada tahun dasar yang diupdate setiap tahun Pengukuran “berantai” dilakukan untuk menghasilkan data time series dari CVM Up-to-date Penimbang akan lebih relevan dan up-to-date Lebih Akurat CVM menyediakan pertumbuhan ekonomi yang lebih akurat karena dapat mengeliminasi bias dari metode harga konstan. Tidak ada unsur subjektifitas Tidak diperlukan unsur subyektifitas dalam memilih tahun dasar karena tahun dasar berubah setiap tahun Reliable Metode CVM yang disusun berbasis SUT dapat menjamin konsistensi 3 pendekatan PDB (produksi, pengeluaran dan pendapatan) . KEUNGGULAN CVM CVM

TERDAPAT 5 TAHAPAN (LINK) DALAM MENGHITUNG CVM TAHUNAN PY : Nilai kuantitas tahun berjalan dengan harga tahun sebelumnya Link 1 Link 2 Link 3 Link 4 Link 5 PP : Nilai kuantitas tahun sebelumnya dengan harga tahun sebelumnya     Unchained Index : Indeks volume tak berantai   Chained Index : Indeks volume berantai   CVM : Chain Volume Measures CVM diperoleh dengan mengalikan indeks volume berantai dengan rasio tahun referensi. Rasio tahun referensi adalah rasio nilai berlaku tahun berjalan dengan indeks volume berantai di tahun referensi yang terpilih.   Note: Reference year berbeda dengan tahun dasar CPV = Current Price Value, yaitu nilai harga berlaku pada tahun referensi CHAIN VOLUME MEASURES (CVM)

Memberikan gambaran perekonomian nasional/regional terkini: Pergeseran struktur ekonomi Pertumbuhan ekonomi Meningkatkan kualitas data PDB/PDRB Penyempurnaan keterbandingan internasional Kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional/regional lebih relevan Outcome

Beberapa negara seperti Belanda, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Hongkong, Jepang, Thailand, Singapura, dan sebagian besar negara pada European Union telah mengimplementasikan CVM untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi wilayahnya Besarnya perbedaan angka pertumbuhan dari hasil metode dari fixed base year dan metode CVM bervariasi antar-negara. IMPLEMENTASI CVM BERBAGAI NEGARA Impact of The Adoption of CVM on Real GDP Growth ‹#› ‹#›

‹#› Kajian Implementasi CVM Catatan Lainnya Hasil yang Diperoleh Pertumbuhan ekonomi hasil CVM secara umum lebih rendah dibandingkan dengan harga konstan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi hasil CVM berubah sekitar -0,21% selama tahun 1987-1993. Dampak CVM di PMTB lebih besar dibandingkan dengan dampak di konsumsi rumah tangga. Belanda meminta opini dari pada pengguna data seperti Biro Analisis Kebijakan Ekonomi, Institut Ekonomi Belanda, Universitas Groningen dan Bank Sentral Belanda terkait dampak penggunaan CVM. Secara umum, pengguna data meyatakan bahwa CVM lebih mencerminkan kondisi sebenarnya dibandingkan dengan harga konstan. Pengguna data juga mengaku bahwa kondisi non-additivity tidak menjadi masalah. Belanda menjadi negara pertama yang mengimplementasikan CVM dengan periode tahun kajian awal 1986 – 1993 yang dipublikasikan pada tahun 1997 Kajian awal digunakan untuk membandingkan metode Laspeyres, Paasche, dan Fisher chain indexes serta membandingkan metode Laspeyres dan Paasche fixed weight CVM disusun berbasis SUT dengan 250 industri, 850 komoditas, dan 10 komponen konsumsi akhir Data Nilai atas dasar harga berlaku, Nilai atas dasar harga tahun sebelumnya, indeks volume, dan deflator tersedia untuk seluruh sel dalam SUT Untuk sebagian besar lapangan usaha, perbedaan antara CVM dengan fixed base year tidak terlalu besar namun CVM memberikan hasil yang lebih baik Untuk pertanian dan petrokimia , CVM menghasilkan angka pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibanding fixed base year disebabkan harga dan kuantitas untuk produk-produk tersebut sangat berfluktuasi sehingga akan berpengaruh pada penimbang yang digunakan BELANDA IMPLEMENTASI CVM BERBAGAI NEGARA

‹#› Kajian Implementasi CVM Catatan Lainnya Hasil yang Diperoleh Pada total ekonomi, dampak penggunaan CVM tidak terlalu berubah signifikan dibandingkan dengan harga konstan (sekitar 0,04% ). Jika dilihat menurut komponen, dampak CVM paling besar terjadi di PMTB akibat perubahan di komputer dan perlengkapannya. Namun, dampak di PMTB dikompensasi oleh dampak impor karena produksi domestik komputer di Australia relatif kecil. Akibatnya, dampak secara total relatif kecil. Australia mulai mengimplementasikan CVM pada tahun 1998 dengan melakukan kajian perbandingan CVM dan fixed base year untuk periode tahun 1984-1997 Kajian awal yang dilakukan adalah membandingkan hasil antara fixed base year (tahun dasar 1989) , Chain Fisher Indexes, dan Chain Laspeyres Indexes Hasil kajian menunjukkan bahwa perangkat komputer sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan yang dihasilkan terutama pada pertumbuhan masing-masing komponen PMTB sebagai komponen yang sangat terpengaruh perangkat komputer, menunjukkan hasil fixed base year sangat berbeda dengan hasil CVM Untuk Pengeluaran Pemerintah yang tidak terpengaruh dengan perangkat komputer, maka perbedaan antara fixed base year dan CVM cukup rendah AUSTRALIA IMPLEMENTASI CVM BERBAGAI NEGARA

‹#› Kajian Implementasi CVM Catatan Lainnya Hasil yang Diperoleh Perubahan pertumbuhan ekonomi akibat CVM berkisar antara -0,3% sampai 0,2%, dengan rata-rata sekitar -0,1%. Perubahan pertumbuhan ekonomi akibat seluruh improvement (CVM, output asuransi, dll) berkisar antara -0,2% sampai 0,4%. Industri dengan perubahan angka pertumbuhan paling tinggi adalah Industri Perdagangan Besar dan Eceran disebabakan perubahan signifikan harga sebagai penimbang akibat jatuhnya harga petroleum dan produk-produk petroleum. Komponen pengeluaran yang mengalami perubahan cukup signifikan adalah PMTB disebabkan perubahan harga dan penimbang pada masing-masing komponen PMTB. Revisi Annual GDP dilakukan untuk periode 2015-2018 dan dipublikasikan tahun 2019 . Penyempurnaan yang dilakukan tidak hanya CVM, namun juga mencakup penghitungan output asuransi, perlakuan barang yang dikirim ke luar negeri untuk diproses, dsb. Hasil implementasi CVM menunjukkan angka pertumbuhan yang dihasilkan mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya sebab harga sebagai penimbang di- update setiap tahun Kelemahan metode CVM adalah tidak bersifat additive . CVM hanya bersifat additive pada tahun reference year dan satu tahun setelah reference year SINGAPURA IMPLEMENTASI CVM BERBAGAI NEGARA

‹#› Kajian Implementasi CVM Catatan Lainnya Kajian CVM pada Annual GDP dilakukan untuk tahun 1993-2003 Hasil kajian digunakan sebagai acuan untuk revisi Annual GDP pada 1990-2010 dan dipublikasikan Februari 2010 Revisi Quarterly GDP untuk series Q-I 1993 s.d. Q-IV 2014 dipublikasikan tahun 2015 Tahun dasar terakhir yang digunakan dengan metode fixed base year adalah 1988 CVM sudah secara tetap diterapkan untuk menghitung angka pertumbuhan ekonomi Indeks volume menggunakan Indeks Volume Laspeyres Estimasi PDB Tahunan dan Triwulanan menggunakan in-house software bernama GDP-CVM (TSIC2009) System Sistem ini dibangun untuk input data, proses dan analisis data, hingga ekspor hasil pengolahan baik untuk kebutuhan internal maupun publikasi eksternal Hasil yang Diperoleh Annual GDP Kajian 1993-2003 membuktikan Bias Susbstitusi pada metode Fixed Base Year, Metode Chain Laspeyres lebih baik dibanding Fixed Base Year, & CVM bersifat non-additive Revisi tahun 1990-2010 menunjukkan nilai PDB dan angka pertumbuhan PDB metode CVM lebih tinggi dibanding Fixed Base Year disebabkan penambahan cakupan aktivitas ekonomi Perbedaan pertumbuhan antara CVM dan Fixed Base Year berkisar antara 0,1 – 0,2 % dengan arah pertumbuhan konsisten Quarterly GDP nilai PDB dan angka pertumbuhan PDB metode CVM lebih tinggi dibanding Fixed Base Year Sejalan dengan hasil revisi annual GDP, Perbedaan pertumbuhan antara CVM dan Fixed Base Year berkisar antara 0,1 – 0,2 % dengan arah pertumbuhan konsisten THAILAND IMPLEMENTASI CVM BERBAGAI NEGARA

2 TEORI ANGKA INDEKS Photo by Jason Cooper on Unsplash

‹#› “Pertumbuhan agregat neraca seperti PDB dapat didekomposisikan menjadi pertumbuhan volume dan harga. Tiga jenis indeks yang sering digunakan untuk mengukur perkembangan volume dan harga adalah indeks Laspeyres, Paasche dan Fisher” ... [SNA 2008 Bab 15: Ukuran Harga dan Volume] 1 Indeks Laspeyres Mengukur perkembangan volume atau harga agregat berdasarkan bobot di tahun dasar . 2 Indeks Paasche Mengukur perkembangan volume atau harga agregat berdasarkan bobot di tahun berjalan . 3 Indeks Fisher Mengukur perkembangan volume atau harga agregat dengan mempertimbangkan bobot di tahun dasar maupun tahun berjalan .   Indeks volume Laspeyres: Indeks harga Laspeyres: Indeks volume Paasche: Indeks harga Paasche:       Indeks volume Fisher: Indeks harga Fisher:     TEORI ANGKA INDEKS

‹#› Indeks Laspeyres menyediakan batas atas ( upper limit ) ukuran volume atau harga, sedangkan indeks Paasche menyediakan batas bawah ( lower limit ) ukuran volume atau harga. 1 2 3 Indeks Laspeyres menghasilkan ukuran volume atau ukuran harga yang lebih besar dibandingkan dengan indeks Paasche (L p > P p atau L Q > P Q ). Indeks Fisher selalu berada di antara indeks Laspeyres dan Paasche. Proses chaining dapat mereduksi gap antara indeks Laspeyres dan indeks Paasche. [ P ---------------------- F ---------------------- L ] [ P -------- F -------- L ] Gap Laspeyres (L) dan Paasche (P) sebelum chaining . Gap Laspeyres (L) dan Paasche (P) setelah chaining . SIFAT-SIFAT ANGKA INDEKS [1]

‹#› 4 5 6 Indeks nilai yang dibagi dengan indeks harga Laspeyres menghasilkan indeks volume Paasche. Sedangkan, indeks nilai yang dibagi dengan indeks harga Paasche menghasilkan indeks volume Laspeyres (I v / L p = P Q atau I v / P p = L Q ). Indeks nilai yang dibagi dengan indeks harga Fisher menghasilkan indeks volume Fisher (I v / F p = F Q ). Indeks Laspeyres maupun Paasche sama-sama memiliki bias substitusi. Indeks Laspeyres menghasilkan estimasi pertumbuhan yang lebih tinggi daripada sebenarnya, sedangkan indeks Paasche menghasilkan estimasi pertumbuhan yang lebih rendah daripada sebenarnya. Indeks superlatif seperti Fisher menyediakan ukuran pertumbuhan yang lebih dekat ke pertumbuhan sebenarnya. SIFAT-SIFAT ANGKA INDEKS [2]

‹#› Tahun 2016 Tahun 2010 Produk Kuantitas Harga Nilai A 80 3 240 B 30 8 240 Produk Kuantitas Harga Nilai A 50 6 300 B 20 9 180 Total Pengeluaran = 480 Total Pengeluaran = 480 Pengeluaran yang dibutuhkan di tahun 2016 untuk mendapatkan keranjang komoditas yang mempertahankan utilitas awal adalah: B A Q utility 60 40 80 30 20 50 40 60 Terjadi kenaikan harga, baik pada produk A maupun produk B Exp = 6 x 60 + 9 x 40 = 720 Sehingga, indeks harga “ideal” adalah: 720 / 480 = 1.5 -> meningkat 50% Namun, dengan Laspeyres diperoleh hasil:     meningkat 56% “Overstated” ILUSTRASI BIAS SUBSTITUSI

‹#› Chaining adalah proses menghubungkan angka indeks secara berantai dari satu periode ke periode lainnya. Indeks volume Laspeyres berantai ( chain Laspeyres volume index ):   Indeks volume Paasche berantai ( chain Paasche volume index ):   Indeks volume Fisher berantai ( chain Fisher volume index ):   CHAINING DAN KEUNTUNGANNYA [1]

‹#› Perbandingan Direct Index dan Chain Index Jenis Indeks Nilai Indeks Pertumbuhan Direct Laspeyres 1.28 28% Direct Paasche 1.20 20% Direct Fisher 1.24 24% Jenis Indeks Nilai Indeks Pertumbuhan Chain Laspeyres 1.26 26% Chain Paasche 1.22 22% Chain Fisher 1.24 24% “Chaining dapat mengurangi bias substitusi dari indeks Laspeyres dan Paasche, sekaligus mengurangi gap diantara keduanya.” Pertumbuhan indeks volume Laspeyres menurun dari 28% menjadi 26% setelah chaining . Dengan demikian, proses chaining dapat mengurangi kondisi overstated dari indeks Laspeyres. Pertumbuhan indeks volume Paasche meningkat dari 20% menjadi 22% setelah chaining . Dengan demikian, proses chaining dapat memperbaiki kondisi understated dari indeks Paasche. Gap antara indeks Laspeyres dan Paasche menjadi lebih kecil setelah chaining . Pertumbuhan indeks volume Fisher tidak mengalami perubahan signifikan setelah chaining . Indeks Fisher tetap konsisten, baik sebelum maupun setelah chaining . Lihat file : “Direct Index vs Chain Index.xlsx” CHAINING DAN KEUNTUNGANNYA [2]

3 UKURAN VOLUME DAN HARGA Photo by Jason Cooper on Unsplash

‹#› Pertumbuhan ekonomi yang diturunkan dari metode harga konstan (constant price) merupakan jenis indeks volume Laspeyres. Dengan demikian, metode harga konstan cenderung menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi daripada pertumbuhan sebenarnya (overstated).         Series harga konstan:     ,   ,   , , …   , Dibagi dengan nilai di tahun dasar:           , , , , , … Menjadi deret volume Laspeyres: , , , , … ,           HARGA KONSTAN VS CVM

‹#› Uraian Metode Harga Konstan CVM Konsep Ukuran volume agregat dihitung menggunakan bobot tetap di tahun dasar -> tipe Direct Laspeyres Volume Index Ukuran volume agregat dihitung menggunakan bobot tahun sebelumnya . Ukuran volume tersebut kemudian dihubungkan secara berantai ke tahun referensi yang sama untuk memperoleh deret waktu yang kontinyu -> tipe Chain Laspeyres Volume Index Kelebihan Lebih mudah diimplementasikan. Ukuran volume yang dihasilkan bersifat additive Dapat mengurangi bias substitusi yang dihasilkan oleh metode harga konstan Bobot lebih relevan karena diperbarui setiap tahun Mengurangi permasalahan produk baru, produk hilang, dan perubahan kualitas produk dalam metode harga konstan karena perbandingan dilakukan untuk dua periode yang berurutan secara terus-menerus HARGA KONSTAN VS CVM

‹#› Uraian Metode Harga Konstan CVM Kekurangan Estimasi volume yang dihasilkan cenderung overstated akibat adanya bias substitusi Bobot tidak relevan untuk periode yang jauh dari tahun dasar Perbandingan terhadap tahun dasar tidak selalu dapat dilakukan karena adanya produk baru, produk hilang, dan perubahan kualitas produk Lebih sulit diimplementasikan Ukuran volume yang dihasilkan bersifat non-additive Kebutuhan Data yang Direkomendasikan SUT pada tahun dasar (CP) Indeks harga SUT setiap tahun (CP & PY) Indeks harga Country Practice Indonesia Vietnam Filipina Tiongkok Rusia Korea Selatan Sub-Sahara Afrika (SSA) India Pakistan Belanda (1997) Amerika Serikat (1998) Australia (1998) Selandia Baru (1999) Kanada (2001) UK (2003) Hongkong (2007) Thailand (2010) Singapura (2019) HARGA KONSTAN VS CVM

‹#› Ukuran volume dapat diturunkan dengan metode revaluasi, ekstrapolasi dan deflasi Metode deflasi dapat memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan metode revaluasi dan ekstrapolasi, kecuali dalam kondisi hiperinflasi atau perubahan kualitas produk terjadi dengan cepat” [Essential SNA: Building the Basics, hal. 141] Australian System of National Accounts: Paragraf 6.44 KEUNTUNGAN METODE DEFLASI 01 Dalam menyusun indeks harga, kompilator indeks harga biasanya memberikan perhatian khusus pada efek dari perubahan kualitas suatu produk. Dengan demikian, ukuran volume yang diturunkan dari indeks harga tersebut telah mempertimbangkan adanya perubahan kualitas. 02 Pergerakan harga relatif antar produk biasanya berkorelasi lebih kuat dibandingkan dengan pergerakan kuantitas relatif. Dengan demikian, pergerakan harga suatu produk dapat dijadikan sebagai proxy pergerakan harga produk lainnya yang tidak tersedia datanya. ... METODE DEFLASI UKURAN VOLUME DAN HARGA

‹#› Kategori Deskripsi Deflator A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Unit value B Pertambangan dan Penggalian IHP C Industri Pengolahan IHP IHK rinci yang di-adjust ke harga dasar D Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin IHP E Pengadaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, Aktivitas Remediasi IHP F Konstruksi Indeks harga konstruksi Indeks biaya konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar H Transportasi dan Pergudangan IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar Unit value I Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar Sumber: Essential SNA Building the Basics, hal. 145-147 Kategori Deskripsi Deflator J Informasi dan Komunikasi IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar Unit value K Aktivitas Keuangan dan Asuransi Implisit harga PKRT dom. Implisit harga output IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar L Real Estat IHK yang di-adjust ke harga dasar Harga rumah Indeks harga investasi rumah baru M,N Jasa Perusahaan Indeks harga aktual IHK yang di-adjust ke harga dasar O Administrasi Pemerintahan Indeks harga input P Pendidikan IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar Q Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial IHP IHK yang di-adjust ke harga dasar R Kesenian, Hiburan & Rekreasi IHK yang di-adjust ke harga dasar S Aktivitas Jasa Lainnya IHK yang di-adjust ke harga dasar T Aktivitas Rumah Tangga sebagai Pemberi Kerja; Own Consumption IHP untuk produk sejenis IHK rinci yang di-adjust ke harga dasar DEFLATOR SISI PRODUKSI UKURAN VOLUME DAN HARGA

‹#› Sumber: Essential SNA Building the Basics, hal. 154 Komponen  Deflator Konsumsi Antara Indeks harga dari pembeli Indeks harga output Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) IHK (rinci) IHP yang di-adjust ke harga pembeli Indeks harga impor/ekspor Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) dan LNPRT Indeks harga input Untuk social transfer in kind : IHK rinci yang bersesuaian Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Indeks harga investasi IHP yang di-adjust ke harga pembeli Charge-out rates Harga impor Komponen  Deflator Perubahan Inventori IHP IHK Deflator harga implisit Ekspor dan Impor (Barang) Harga ekspor/impor aktual Unit value IHP yang bersesuaian (di-adjust, jika diperlukan) Harga ekspor negara lain Ekspor dan Impor (Jasa) Harga ekspor/impor aktual IHP yang bersesuaian (di-adjust, jika diperlukan) Harga ekspor negara lain Ekspor dan Impor (Pengeluaran non-residen di domestik dan pengeluaran residen di luar negeri ) IHK negara yang bersesuaian IHK negara yang dikunjungi, yang di-adjust dengan nilai tukar DEFLATOR SISI PENGELUARAN UKURAN VOLUME DAN HARGA

4 CVM TAHUNAN Photo by Jason Cooper on Unsplash

‹#› CVM Tahun dimana angka indeksnya sama dengan 100. Tahun referensi bisa terletak dimana saja. Tahun referensi Tahun dasar Tahun yang menjadi acuan untuk penimbang indeks. Untuk CVM, tahun dasarnya adalah tahun sebelumnya (t-1). Re-referencing Proses mengubah tahun referensi. Re-referencing mengubah level suatu series , tapi tak mengubah pertumbuhannya. Non-additive Sifat yang berkenaan dengan CVM, yaitu jumlah komponen CVM tidak sama dengan CVM agregat. Benchmarking Prosedur matematis untuk menjamin bahwa data triwulanan konsisten dengan data tahunan. DAFTAR ISTILAH

‹#› Tahapan UVPY : Nilai kuantitas tahun berjalan dengan harga tahun sebelumnya Link 1 Terdapat 5 tahapan (link) dalam menghitung CVM tahunan. Link 2 Link 3 Link 4 Link 5 UVPP : Nilai kuantitas tahun sebelumnya dengan harga tahun sebelumnya     UVUC : Indeks volume tak berantai   UICH : Indeks volume berantai   CVM : Chain Volume Measures Lihat file : “Penghitungan CVM Tahunan.xlsx” CVM TAHUNAN

‹#› UVPY: Nilai kuantitas tahun berjalan dengan harga tahun sebelumnya   Penting untuk memahami konsep penimbang. Bergerak dari Current Price Value (CPV) Apel 2016 2017 2018 2019 A – Current Price Value $ 5 16 40 33 B – Price per unit $ 1 2 4 3 C – Volume indicator = A/B 5 8 10 11 D – UVPY = C*B(-1)   8 20 44 1 CVM TAHUNAN

‹#›   Apel 2016 2017 2018 2019 A - Current Price Value $ 5 16 40 33 B - Price per unit $ 1 2 4 3 C -Volume indicator = A/B 5 8 10 11 D - UVPP = C(-1)*B(-1)   5 16 40 UVPP: Nilai kuantitas tahun sebelumnya dengan harga tahun sebelumnya 2 CVM TAHUNAN

‹#›   Note: UVUC mirip pertumbuhan indikator volume Apel 2016 2017 2018 2019 A – Current Price Value $ 5 16 40 33 B – Price per unit $ 1 2 4 3 C – Volume indicator = A/B 5 8 10 11 D – UVPY = C*B(-1)   8 20 44 E – UVPP = C(-1)*B(-1)   5 16 40 F – UVUC = D/E   1,60 1,25 1,10 UVUC: Indeks volume tak berantai 3 CVM TAHUNAN

‹#›   Note : tahun referensi 2016 Apel 2016 2017 2018 2019 A – UVPY   8 20 44 B – UVPP   5 16 40 C – UVUC = A/B 1,60 1,25 1,10 D – Chain index (UICH) 1,00 1,60 2,00 2,20 Growth (%)   60,00 25,00 10,00 UICH: Indeks volume berantai 4 CVM TAHUNAN

‹#›   Apel 2016 2017 2018 2019 A – Current Price Value $ 5 16 40 33 B – Chain index 1,00 1,60 2,00 2,20 Chain Volume Measure (2016) 5 8 10 11 growth (%)   60,00 25,00 10,00 C – Reference = A/B       15 D – Chain Volume measure B*C(2019) 15 24 30 33 growth (%)   60,00 25,00 10,00           Constant price measure (2019) 15 24 30 33 Ketika tahun referensi diganti, tidak ada dampak perubahan pertumbuhan, Nilai CVM juga sama dengan ukuran harga konstan Jadi ngapain repot-repot ? CVM: Chain Volume Measures 5 CVM TAHUNAN

‹#› Jawabannya adalah : Dampak CVM akan terlihat pada saat agregasi. Bagaimana caranya? Contoh, ada tambahan produk jeruk Bagaimana kita mengagregasi CVM? Jadi tidak langsung diagregasikan, tapi dihitung Link 1 dan Link 2 masing-masing terlebih dahulu. Baru selanjutnya agregasi UVPY dan UVPP. Hitung UVPY dan UVPP untuk jeruk ! Jeruk 2016 2017 2018 2019 A - Current Price Value $ 9 20 50 40 B - Price per unit $ 3 5 8 4 C -Volume indicator = A/B 3 4 6,25 10 D - UVPY = C*B(-1)   12 31,25 80 E - UVPP = C(-1)*B(-1)   9 20 50 CVM TAHUNAN

‹#› Tambahkan CPV, UVPY dan UVPP apel dan jeruk Total 2016 2017 2018 2019 Current Price Apples 5 16 40 33 Current Price Oranges 9 20 50 40 Current price Total 14 36 90 73           UVPY Apples   8 20 44 UVPY Oranges   12 31,25 80 UVPY Total   20 51,25 124           UVPP Apples   5 16 40 UVPP Oranges   9 20 50 UVPP Total   14 36 90 CVM TAHUNAN

‹#› Ulangi Link 5 pada baris total Total 2016 2017 2018 2019 A - Current price Total 14 36 90 73 B - UVPY Total   20 51,25 124 C - UVPP Total   14 36 90 D - UVUC = B/C   1,43 1,42 1,38 E - Chain index (UICH) 1 1,43 2,03 2,80 Chain Volume Measure (2016) 14 20 28,47 39,23 growth (%) 42,86 42,36 37,78 F - Reference = A/E(2019)       26,05 G - Chain Volume measure E*F(2019) 26,05 37,22 52,98 73,00 Growth (%)   42,86 42,36 37,78 CVM TAHUNAN

‹#› Bagaimana jika dibandingkan dengan harga konstan?   2016 2017 2018 2019 Chain Volume measure 26,05 37,22 52,98 73,00 Growth (%)   42,86 42,36 37,78           Constant prices 2016 14 20 28,75 41 Growth (%)   42,86 43,75 42,61           Constant prices 2019 27 40 55 73 Growth (%)   48,15 37,50 32,73 Pertumbuhan CVM terletak antara pertumbuhan harga konstan tahun 2016 dan 2019. CVM TAHUNAN

‹#› Bagaimana jika dibandingkan dengan harga konstan? Kenapa CVM tidak bisa langsung dijumlahkan? CVM adalah indeks volume yang bukan nilai jadi tidak bisa langsung dijumlahkan. Penjumlahan CVM tidak akan memberikan hasil yang sama dengan constant prices . Apel 2016 2017 2018 2019 Current Price Value $ 5 16 40 33 Chain Volume measure B*C(2019) 15 24 30 33 Growth (%)   60,00 25,00 10,00           Constant price measure 15 24 30 33           Jeruk 2016 2017 2018 2019 Current Price Value $ 9 20 50 40 Chain Volume measure B*C(2019) 12 16 25 40 Growth (%)   33,33 56,25 60   Constant price measure 12 16 25 40 CVM TAHUNAN

Ingat ! CVM total akan sama dengan harga konstan asalkan tahun dasar yang dipakai sama dengan tahun referensi CVM. ‹#› Total 2016 2017 2018 2019 Chain Volume measure (2016) 14 20 28,47 39,23 Sum Chain Volume 14 20 28,75 41 Non additivity - - -0,28 -1,77 Chain Volume measure (2019) 26,05 37,22 52,98 73 Sum Chain Volume 27 40 55 73 Non additivity - 0,95 -2,78 - 2,02 -           Constant price measure 27 40 55 73 Sum Constant price measure 27 40 55 73 Non additivity - - - - CVM bersifat non-additive . Nilainya akan semakin besar jika jauh dari tahun dasar/tahun referensi. Membutuhkan edukasi bagi pengguna. CVM TAHUNAN

‹#› Total 2016 2017 2018 2019 P Q CP CVM P Q CP CVM P Q CP CVM P Q CP CVM Apel 1 5 5 5 2 8 16 8 4 10 40 10 3 11 33 11 Jeruk 3 3 9 9 5 4 20 12 8 6,25 50 18,75 4 10 40 30                                 Jumlah     14 14     36 20     90 28,75     73 41 CVM Total       14       20       28,47       39,23 Indeks volume berantai       100       142,86       203,37       280,20 Sebelum Re-referencing (2016=100) Additive Non-Additive Non-Additive Growth: 42,86% Growth: 42,36% Growth: 37,78% Additive CVM TAHUNAN

‹#› Total 2016 2017 2018 2019 P Q CP CVM P Q CP CVM P Q CP CVM P Q CP CVM Apel 1 5 5 10 2 8 16 16 4 10 40 20 3 11 33 22 Jeruk 3 3 9 15 5 4 20 20 8 6,25 50 31,25 4 10 40 50                                 Jumlah     14 25     36 36     90 51,25     73 72 CVM Total       25,2       36       51,25       70,61 Indeks volume berantai       70,00       100       142,36       196,14 Setelah Re-referencing (2017=100) Additive Non-Additive Growth: 42,86% Growth: 42,36% Growth: 37,78% Non-Additive Additive CVM TAHUNAN

‹#› Total 2016 2017 2018 2019 P Q CP CVM P Q CP CVM P Q CP CVM P Q CP CVM Apel 1 5 5 15 2 8 16 24 4 10 40 30 3 11 33 33 Jeruk 3 3 9 12 5 4 20 16 8 6,25 50 25 4 10 40 40                                 Jumlah     14 27     36 40     90 55     73 73 CVM Total       26,05       37,22       52,98       73 Indeks volume berantai       35,69       50,98       72,58       100 Setelah Re-referencing (2019=100) Non-Additive Growth: 42,86% Growth: 42,36% Growth: 37,78% Non-Additive Additive Non-Additive CVM TAHUNAN

‹#› SUT tahun t-1 dengan harga t-1 (P t-1 Q t-1 ) SUT tahun t dengan harga t-1 (P t-1 Q t ) SUT tahun t dengan harga t (P t Q t ) Indeks Volume (Pertumbuhan ekonomi) Indeks Harga (Perubahan harga) Indeks Nilai (Pertumbuhan Nominal) CP(t) = Volume (t) x Price (t) PY(t) = Volume (t) x Price (t-1) PY (t) = CP(t) / price movement Value movement = CP(t) / CP (t-1) Volume movement = PY(t) / CP (t-1) Implicit price movement = CP(t) / PY (t) Price deflator = (current price / base price)*100 ... Keterangan: CP = Current Price PY = Previous Year price HUBUNGAN CVM TAHUNAN DAN SUT

Alasan Penggunaan SUT sebagai Kerangka Kerja untuk Penyusunan CVM: 01 Menjamin konsistensi PDB dari tiga pendekatan (produksi, pengeluaran dan pendapatan). 02 SUT merupakan alat konfrontasi data, sehingga data produksi dan harga diuji kelayakannya terlebih dahulu sebelum diturunkan menjadi CVM. 03 Ukuran volume PDB dengan pendekatan produksi dapat diturunkan melalui metode double deflation. “ SNA merekomendasikan SUT sebagai kerangka kerja yang digunakan untuk menghasilkan Neraca Nasional dalam volume term. Untuk menjamin kualitas hasil penghitungan dengan metode CVM, maka sebaiknya menggunakan kerangka SUT dengan nilai dan indeks harga per komoditas yang lengkap ” ‹#› HUBUNGAN CVM TAHUNAN DAN SUT

5 CVM TRIWULANAN Photo by Jason Cooper on Unsplash

‹#› Konsep CVM triwulanan pada dasarnya tidak berbeda dengan konsep CVM tahunan. Namun, pembobotan dalam CVM triwulanan harus dilakukan secara hati-hati karena adanya efek musiman. Solusinya adalah mengganti bobot triwulanan dengan bobot tahunan atau menggunakan bobot triwulanan yang telah menghilangkan efek musiman ( seasonally adjusted ). Harga dan volume triwulanan biasanya memiliki fluktuasi yang lebih tinggi daripada tahunan akibat adanya efek musiman dan volatilitas jangka pendek. Jika bobot berfluktuasi, proses chaining cenderung memberikan hasil yang lebih buruk. Beberapa negara memilih untuk menggunakan bobot tahunan dalam menghitung indeks volume triwulanan. CVM TRIWULANAN

‹#› Jika bobot tahunan digunakan, nilai pada triwulan berjalan dihitung berdasarkan rata-rata harga di tahun sebelumnya. Perlu faktor penghubung ( linking factor ) untuk menghubungkan antar tahun. ... Terdapat 3 jenis linking factor yang dapat digunakan: Annual overlap method One-quarter overlap method Over-the-year method CVM TRIWULANAN

‹#› ... Annual Overlap Method One-quarter Overlap Method Over-the-year Method ... ... Mengalikan nilai triwulanan untuk tahun y-1 pada harga y-2 dengan link factor sebagai berikut:   Mengalikan nilai triwulanan untuk tahun y-1 pada harga y-2 dengan link factor sebagai berikut:   Mengalikan masing-masing nilai triwulanan untuk tahun y-1 pada harga y-2 dengan link factor sebagai berikut:   JENIS JENIS LINKING FACTOR

‹#› Uraian Metode Annual Overlap Method One-quarter Overlap Method Over-the-year Method Kelebihan Jumlah CVM 4 triwulan konsisten dengan CVM tahunan Mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna data Mempertahankan pertumbuhan q-to-q triwulan pertama tahun y terhadap triwulan keempat tahun y-1 Mempertahankan pertumbuhan year-on-year suatu triwulan terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya Kekurangan Mengubah pertumbuhan q-to-q triwulan pertama tahun y terhadap triwulan keempat tahun y-1 Jumlah CVM 4 triwulan tidak konsisten dengan CVM tahunan. Perlu proses benchmarking untuk mengatasi masalah tersebut Mengubah pertumbuhan q-to-q seluruh triwulan Jumlah CVM 4 triwulan tidak konsisten dengan CVM tahunan LINKING FACTOR

‹#›   Year 1 Year 2 Year 3 Year 4  Quantity (kilos) Beef 20 18 16 17   Chicken 10 12 14 17  Price per kilo ($) Beef 1.00 1.10 1.20 1.30   Chicken 2.00 2.00 2.10 2.15 Linking factor 1.0000 1.0429 1.0658 Year 2 3 4 Quarter 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Beef (kilos) 5 4 3 6 4 5 3 4 4 4 5 4 Chicken (kilos) 2 3 4 3 2 4 5 3 3 4 6 4 Linking factor :   Price of beef in previous year ($) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10 1.20 1.20 1.20 1.20 Price of chicken in previous year ($) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.10 2.10 2.10 2.10 Value of beef at previous year's prices ($) 5.00 4.00 3.00 6.00 4.40 5.50 3.30 4.40 4.80 4.80 6.00 4.80 Value of chicken at previous year's prices ($) 4.00 6.00 8.00 6.00 4.00 8.00 10.00 6.00 6.30 8.40 12.60 8.40 Total sales of meat in previous year's prices ($) 9.00 10.00 11.00 12.00 8.40 13.50 13.30 10.40 11.10 13.20 18.60 13.20 Link factor year 2 to 3 1.0429 1.0429 1.0429 1.0429 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Linking year 2 to year 3 ($) 9.39 10.43 11.47 12.51 8.40 13.50 13.30 10.40 11.10 13.20 18.60 13.20 Link factor year 3 to 4 1.0658 1.0658 1.0658 1.0658 1.0658 1.0658 1.0658 1.0658 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Linking year 2 and 3 to year 4 ($) 10.00 11.11 12.23 13.34 8.95 14.39 14.18 11.08 11.10 13.20 18.60 13.20 Annualised ($) 43.80 45.60   52.64   Quarterly growth rate (%)   11.11 10.00 9.09 -32.88 60.71 -1.48 -21.80 0.14 18.92 40.91 -29.03 Factor to reference to year 2 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 0.9383 Referenced to year 2 ($) 9.39 10.43 11.47 12.51 8.40 13.50 13.30 10.40 10.41 12.39 17.45 12.39 Lihat file : “Penghitungan CVM Triwulanan.xlsx” CONTOH ANNUAL OVERLAP METHOD

‹#›   Year 1 Year 2 Year 3 Year 4  Quantity (kilos) Beef 20 18 16 17   Chicken 10 12 14 17  Price per kilo ($) Beef 1.00 1.10 1.20 1.30   Chicken 2.00 2.00 2.10 2.15 Linking factor 1.0000 1.0500 1.0673 Year 2 3 4 Quarter 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Beef (kilos) 5 4 3 6 4 5 3 4 4 4 5 4 Chicken (kilos) 2 3 4 3 2 4 5 3 3 4 6 4 Linking factor :   Price of beef in previous year ($) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10 1.20 1.20 1.20 1.20 Price of chicken in previous year ($) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.10 2.10 2.10 2.10 Value of beef at previous year's prices ($) 5.00 4.00 3.00 6.00 4.40 5.50 3.30 4.40 4.80 4.80 6.00 4.80 Value of chicken at previous year's prices ($) 4.00 6.00 8.00 6.00 4.00 8.00 10.00 6.00 6.30 8.40 12.60 8.40 Total sales of meat in previous year's prices ($) 9.00 10.00 11.00 12.00 8.40 13.50 13.30 10.40 11.10 13.20 18.60 13.20 Link factor year 2 to 3 1.0500 1.0500 1.0500 1.0500 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Linking year 2 to year 3 ($) 9.45 10.50 11.55 12.60 8.40 13.50 13.30 10.40 11.10 13.20 18.60 13.20 Link factor year 3 to 4 1.0673 1.0673 1.0673 1.0673 1.0673 1.0673 1.0673 1.0673 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Linking year 2 and 3 to year 4 ($) 10.09 11.21 12.33 13.45 8.97 14.41 14.20 11.10 11.10 13.20 18.60 13.20 Factor to reference to year 2 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 0.9306 Referenced to year 2 ($) 9.39 10.43 11.47 12.51 8.34 13.41 13.21 10.33 10.33 12.28 17.31 12.28 Annualised ($) 43.80   45.29 52.20   Quarterly growth rate (%)   11.11 10.00 9.09 -33.33 60.71 -1.48 -21.80 0.00 18.92 40.91 -29.03 Lihat file : “Penghitungan CVM Triwulanan.xlsx” CONTOH ONE-QUARTER OVERLAP METHOD

‹#›   Year 1 Year 2 Year 3 Year 4  Quantity (kilos) Beef 20 18 16 17   Chicken 10 12 14 17  Price per kilo ($) Beef 1.00 1.10 1.20 1.30   Chicken 2.00 2.00 2.10 2.15 Year 2 3 4 Quarter 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Beef (kilos) 5 4 3 6 4 5 3 4 4 4 5 4 Chicken (kilos) 2 3 4 3 2 4 5 3 3 4 6 4 Linking factor : Price of beef in previous year ($) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10 1.20 1.20 1.20 1.20 Price of chicken in previous year ($) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.10 2.10 2.10 2.10 Value of beef at previous year's prices ($) 5.00 4.00 3.00 6.00 4.40 5.50 3.30 4.40 4.80 4.80 6.00 4.80 Value of chicken at previous year's prices ($) 4.00 6.00 8.00 6.00 4.00 8.00 10.00 6.00 6.30 8.40 12.60 8.40 Total sales of meat in previous year's prices ($) 9.00 10.00 11.00 12.00 8.40 13.50 13.30 10.40 11.10 13.20 18.60 13.20   Link factor year 2 to 3 1.0556 1.0400 1.0273 1.0500 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Linking year 2 to year 3 ($) 9.50 10.40 11.30 12.60 8.40 13.50 13.30 10.40 11.10 13.20 18.60 13.20 Link factor year 3 to 4 1.0714 1.0667 1.0602 1.0673 1.0714 1.0667 1.0602 1.0673 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Linking year 2 and 3 to year 4 ($) 10.18 11.09 11.98 13.45 9.00 14.40 14.10 11.10 11.10 13.20 18.60 13.20 Factor to reference to year 2 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 0.9379 Referenced to year 2 ($) 9.55 10.40 11.24 12.61 8.44 13.51 13.22 10.41 10.41 12.38 17.45 12.38 Annualised ($) 43.80   45.58 52.62   Quarterly growth rate (%)   8.99 7.99 12.26 -33.08 60.00 -2.08 -21.28 0.00 18.92 40.91 -29.03 Lihat file : “Penghitungan CVM Triwulanan.xlsx” CONTOH OVER-THE-YEAR METHOD

‹#› Item Year 3 Year 4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Growth q-to-q (%) Ideal -33.33 60.71 -1.48 -21.80 0.00 18.92 40.91 -29.03 Annual Overlap Method -32.88 60.71 -1.48 -21.80 0.14 18.92 40.91 -29.03 One-quarter Overlap Method -33.33 60.71 -1.48 -21.80 0.00 18.92 40.91 -29.03 Over-the-year Method -33.08 60.00 -2.08 -21.28 0.00 18.92 40.91 -29.03 Growth y -on-y (%) Ideal -11.58 29.81 17.70 -17.46 23.33 -8.33 31.91 18.92 Annual Overlap Method -10.50 29.45 15.94 -16.89 23.99 -8.26 31.22 19.09 One-quarter Overlap Method -11.11 28.57 15.15 -17.46 23.81 -8.39 31.03 18.92 Over-the-year Method -11.58 29.81 17.70 -17.46 23.33 -8.33 31.91 18.92 Lihat file : “Penghitungan CVM Triwulanan.xlsx” PERBANDINGAN HASIL

‹#› Estimasi tahunan dianggap lebih superior daripada estimasi triwulanan. Hal ini terjadi karena data tahunan biasanya lebih komprehensif dan akurat dibandingkan dengan data triwulanan. Dengan demikian, diperlukan suatu prosedur untuk menjamin bahwa data triwulanan konsisten dengan data tahunan. Prosedur ini disebut “ benchmarking ”. Australian System of National Accounts: Paragraf 7.31-7.46 METODE BENCHMARKING Pro rata adjustment Denton difference method Denton proportional method Membagi data tahunan berdasarkan proporsi nilai triwulanan dalam suatu tahun ... ... ... Mengalokasikan diskrepansi antara estimasi tahunan dengan jumlah estimasi awal 4 triwulan, dengan cara meminimumkan fungsi sbb:   Mengalokasikan diskrepansi antara estimasi tahunan dengan jumlah estimasi awal 4 triwulan, dengan cara meminimumkan fungsi sbb:     BENCHMARKING

‹#› Uraian Metode Pro-rata Adjustment Denton Difference Method Denton Proportional Method Kelebihan Mudah diterapkan. Mereduksi “ step problem ” karena dampak diskrepansi didistribusikan ke seluruh triwulan. Dapat diterapkan untuk data yang bernilai negatif. Mereduksi “ step problem ” karena dampak diskrepansi didistribusikan ke seluruh triwulan. Mempertimbangkan sifat multiplikatif pada data triwulanan. Kekurangan Estimasi pertumbuhan pada triwulan pertama sangat terdampak akibat adanya “ step problem ”. Tidak mempertimbangkan sifat multiplikatif pada data triwulanan. Tidak dapat diterapkan untuk data yang bernilai negatif. Step Problem : Diskontinuitas pada BI ratio ketika peralihan tahun. BI ratio : perbandingan antara hasil benchmarking dengan indikator asal. BENCHMARKING

Terima Kasih! www.bps.go.id
Tags