Materi Stunting untuk edukasi pada kader posyandu pptx
nurnianingsih
0 views
30 slides
Oct 23, 2025
Slide 1 of 30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
About This Presentation
materi tentang stunting yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan di posyandu
Size: 6.55 MB
Language: none
Added: Oct 23, 2025
Slides: 30 pages
Slide Content
Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
HAL- HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI POSYANDU Alat timbang dan ukur yang standar Prosedur / Teknik Pengukuran Yang Benar Plotting hasil pada grafik Penentuan hasil
Penimbangan berat badan
Jenis dan Syarat Umum Timbangan Jenis-jenis timbangan yang dianjurkan :
Jenis dan Syarat Umum Timbangan Syarat umum timbangan yang dapat digunakan : 1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan alat ❶ ❷ ❸ Menimbang dengan baby scale
Menimbang Balita Menggunakan Dacin Persiapan alat Memastikan dacin telah dipasang dengan sempurna pada tempat yang kokoh seperti pelana bangunan atau penyangga kaki tiga yang kuat . Memeriksa kekokohan pemasangan dacin dengan cara menarik batang dacin ke bawah . Tinggi batang dacin harus sejajar dengan mata penimbang yang membaca berat badan balita . Meletakkan bandul geser pada angka nol dan memeriksa ujung kedua paku timbang harus dalam posisi lurus . 1 2 3 4
Menimbang Balita Menggunakan Dacin Persiapan alat Meletakkan sarung timbang / kotak timbang kosong / celana timbang yang bersih pada dacin . Menyetimbangkan dacin dengan memasang kantung plastik berisikan pasir, beras, kerikil, dan bahan lainnya yang sejenis diujung batang dacin, sampai kedua jarum dalam posisi lurus/bertemu dalam satu garis . 5 6 PERIKSA KELAYAKAN DACIN Periksa kelayakan dacin dengan cara meletakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus atau bandul geser longgar , maka timbangan tidak layak digunakan .
Menimbang Balita Menggunakan Timbangan Injak Digital ( Konvensional atau Tared ) Persiapan alat Memastikan kelengkapan dan kebersihan timbangan . Memasang baterai pada timbangan yang menggunakan baterai. Meletakkan timbangan di tempat yang datar , keras , dan cukup cahaya . 1 2 3 Menyalakan timbangan dan memastikan bahwa angka yang muncul pada layar baca adalah 00,0 . 4 Timbangan siap digunakan . 5
Pengukuran panjang dan tinggi badan
Pengukuran Panjang dan Tinggi Badan Pengukuran panjang dan tinggi badan balita dibedakan berdasarkan umur dan kemampuan balita untuk berdiri .
Mengukur Panjang Badan Balita Menggunakan Infantometer ( Length Board ) Persiapan alat Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap , alat penunjuk ukuran ( meteran ) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup . Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata, keras, dan cukup cahaya . Alat ukur panjang badan dipasang sesuai petunjuk . Harus dipastikan bahwa alat geser dapat digerakkan dengan baik . 1 2 3 Pada bagian kepala papan ukur dapat diberikan alas kain yang tipis dan tidak mengganggu pergerakan alat geser. 4 Panel bagian kepala diposisikan pada sebelah kiri pengukur . Posisi pembantu pengukur berada di belakang panel bagian kepala. 5
Mengukur Panjang Badan Balita Menggunakan Infantometer ( Length Board ) Pelaksanaan Pengukuran Sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut , tutup kepala , dan aksesoris lainnya pada balita harus dilepaskan . Menyiapkan alas tipis ( bukan bantal ) untuk bagian kepala balita . Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada panel bagian kepala (yang tetap ). Pengukur pertama memegang dan menekan lutut atau tulang kering balita agar kaki lurus dengan permukaan alat ukur .
Mengukur Panjang Badan Balita Menggunakan Infantometer ( Length Board ) Pelaksanaan Pengukuran Pengukur kedua meletakkan tangan pada telinga anak ( lengan pembantu pengukur harus lurus dan tidak tegang ). Pengukur kedua memastikan kepala balita datar di papan dan garis imajiner ( dari titik cuping telinga ke ujung mata ) tegak lurus dengan lantai tempat balita dibaringkan .
Mengukur Panjang Badan Balita Menggunakan Infantometer ( Length Board ) Pelaksanaan Pengukuran Pengukur pertama menggerakkan alat geser ke arah telapak kaki balita hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada alat geser . Pengukur pertama membaca hasil pengukuran dimulai dari angka kecil ke besar . Pembacaan hasil pengukuran harus dilakukan dengan cepat dan seksama karena balita akan banyak bergerak . Hasil pembacaan disampaikan kepada pengukur kedua untuk segera dicatat .
Mengukur Tinggi Badan Balita Menggunakan Microtoise Persiapan alat Pengukur pertama meletakkan microtoise di lantai yang datar dan menempel pada dinding yang rata . Pengukur kedua menarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca menunjukkan nol ( dinyatakan oleh pengukur pertama ). 1 2 Untuk memastikan microtoise terpasang dengan tegak lurus, dapat digunakan bandul yang ditempatkan di dekat microtoise . 3 Bagian atas pita meteran direkatkan di dinding dengan memakai paku atau dengan lakban/selotip yang menempel dengan kuat dan tidak mungkin akan bergeser . 4 Kepala microtoise dapat digeser ke atas . 5
Mengukur Tinggi Badan Balita Menggunakan Microtoise Pelaksanaan Pengukuran Sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut , tutup kepala , dan aksesoris lainnya pada balita harus dilepaskan . Pengukur pertama memposisikan balita berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi dinding . Tangan kiri pengukur pertama memegang dagu dan melihat skala ukur . Pastikan pandangan balita lurus ke depan . Kepala harus dalam posisi tegak lurus dengan dinding .
Mengukur Tinggi Badan Balita Menggunakan Microtoise Pelaksanaan Pengukuran Pengukur kedua memposisikan tangan kirinya pada lutut balita , menekan kaki balita ke papan dengan lembut agar anak berdiri tegak . Tangan kanan pada tulang kering , tungkai anak menempel ke papan dan tempat berpijak Pengukur pertama memastikan bahu balita datar , tangan balita di samping , dan lurus . Pengukur pertama memastikan 5 bagian tubuh anak menempel di dinding yaitu bagian belakang kepala , punggung , bokong , betis , dan tumit . Pada anak dengan obesitas , minimal 2 bagian tubuh menempel di dinding yaitu punggung dan bokong .
Mengukur Tinggi Badan Balita Menggunakan Microtoise Pelaksanaan Pengukuran Pengukur pertama menarik alat geser atau kepala microtoise sampai menyentuh puncak kepala balita dalam posisi tegak lurus ke dinding . Pengukur membaca angka pada jendela baca tepat pada garis merah dengan arah baca dari kecil ke besar . Pengukur mencatat hasil pengukuran .
Beberapa masalah yang biasa ditemui saat melakukan kegiatan di posyandu : Data identitas balita kurang lengkap, Identitas balita : Nama, NIK, tgl lahir, nama ortu, alamat harus dicatat sesuai dgn Kartu Keluarga Metode pengukuran yang kurang tepat Hal ini akan menimbulkan bias pengukuran yang berefek pada ketidakvalidan data hasil pengukuran Alat ukur yang tidak standar
Pencegahan stunting Pencegahan primer dilakukan mulai dari tingkat kader di posyandu : Kader melakukan pemantauan pertumbuhan, pengukuran Panjang Badan atau Tinggi Badan (PB atau TB) dan Berat Badan (BB ) menggunakan alat dan metode pengukuran standar , memberikan edukasi kepada orang tua/pengasuh mengenai pemberian ASI eksklusif dan MPASI dengan kandungan gizi lengkap terutama protein hewani. Saat pelaksanaan posyandu, diusahakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang mengandung protein hewani seperti telur, ayam, ikan, daging, susu dan produk olahan susu . Jika didapatkan anak dengan : Berat badan kurang (grafik BB/U berada di bawah garis merah, atau Berat Badan Tidak Naik (Kenaikan berat tidak memadai), atau PB atau TB berdasarkan usia dan jenis kelamin <-2 SD, BB/U <- 2 SD maka anak tersebut harus dirujuk ke puskesmas. Penimbangan berat badan, dan pengukuran panjang badan di posyandu harus dilakukan setiap bulan untuk deteksi dini weight faltering.
2. Pencegahan Sekunder dilakukan oleh dokter di Puskesmas. Dokter melakukan konfirmasi pengukuran antropometrik sebelumnya dan penelusuran penyebab potensial stunting. Anak dengan berat badan rendah, weight faltering atau gizi kurang namun tidak berperawakan pendek (PB/U atau TB/U ≥-2 SD) dapat diberikan PMT Tindakan ini juga bertujuan untuk mencegah agar anak-anak dengan gangguan gizi tersebut tidak berlanjut menjadi stunting.
Stunting selalu diawali dengan kenaikan berat badan yang tidak adekuat (weight faltering). Weight faltering yang tidak diatasi secara optimal akan memperlambat laju pertumbuhan linier dan akan berlanjut menjadi stunting (malnutrisi kronik). Kondisi weight faltering pada bayi dan balita penyebabnya yaitu: adanya asupan kalori yang tidak adekuat , gangguan absorpsi atau meningkatnya metabolisme tubuh akibat penyakit tertentu