MARYO PASARIBU (230120095) ELSA MARIA K SIHOTANG (230120096) MARNITTA SIHITE (230120097) AGITA SOLUNA BR. SEMBIRING (230120098) MATERIALITAS & REALITAS
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan . MATERIALITAS FASB Concept Statment 2 mendefenisikan materialitas sebagai : Besarnya penghapusan atau salah saji informasi akuntansi dengan memperhitungkan situasinya,menyebebkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
Langkah 1 Mengestimasi total salah saji dalam segmen Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Menentukan materialitas kinerja Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan Mengestimasi salah saji gabungan Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas
MATERIALITAS UNTUK LAPORAN KEUANGAN SECARA KESELURUHAN Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas (preliminary judgment about materiality) karena , meskipun merupakan pendapat profesional , hal,itu mungkin saja dapat berubah selama penugasan . Pertimbangan ini harus didokumentaaikan dalam file audit Pertimbanga tentang materialitas yang direvisi (revised judgement about materiality). Auditor mungkin akan melakukan revisi karena adanya perubahan dalam salah satu faktor yang digunakan untuk menentukan pertimbangan pendahuluan , karena auditor memutuskan bahwa pertimbangan pendahuluan terlalu besar atau kecil .
PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS Merupakan jumlah maksimum yang membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi keputusan para pemakai yang bijaksana . Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditortentang materialitas Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absoluttingkat materialitas seseorang berbeda Tolok ukur yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas laba bersih sebelum pajak menjadi tolok ukur utama karena jumlahnya dianggap penting bagi para pemakai . Faktor kualitataif yang juga mempengaruhi materialitas . Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai dibandingkan salah saji lainnya,sekalipun nilai dolarnya sama.
Materialitas kinerja didefinisikan sebagai jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada angka yang lebih kecil dari materialitas untük laporan keuangan secara keseluruhan demi menguranginya ke tingkat probabilitas yang rendah dan tepat bahwa jumlah agregat dari salah saji vang belum dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan . Penentuan materialitas kinerja didasarkan pada pertimbangan profesional dan mencerminkan jumlah salah saji yang ingin diterima auditor dalam segmen tertentu , auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca : Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya . Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan . Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini. MENENTUKAN MATERIALITAS KINERJA
1. Salah saji yang diketahui Adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor, contoh : Ketika mengaudit properti pabrik.dan peralatan auditor mungkin mengidentifikasi lease peralatan yang dikapitalisasi padahal seharusnya dibebankan karena merupakan lease operasi . 2. Salah saji yang mungkin Terbagi menjadi dua yaitu : Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajmen dan auditor tentang estimasi saldo akun . Contohnya perbedaan estimasi penyisihan untuk piutang tak tertagih dan kewajiban garansi . Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sample dari suatu populasi . Contohnya : auditor menemukan salah saji yang dilakukan oleh klien dalam sample yang terdiri atas 200 barang ketika menguji biaya persediaan . Auditor menggunakan salah saji tersebut untuk mengestimasi total salah saji yang mungkin dalam persediaan ( langkah 3) total ini disebut estimasi karena hanya sample yang diaudit bukan keseluruhan populasi . Jumlah salah saji yang diproyeksikan untuk setiap akun digabungkan dalam kertas kerja ( langkah 4).dan kemudian gabungan salah saji yang mungkin ini di bandingkan dengan materialitas ( langkah 5) Mengestimasi Salah Saji Dan Membandingkan Dengan Pertimbangan Pendahuluan
RESIKO AUDIT Tingkat kemungkinan bahwa auditor gagal menemukan salah sajimaterial pada laporan keuangan dan tetap memberikan opini wajar . Berbanding terbalik dengan tingkat penjaminan . Jadi jika tingkat penjaminan audit 99% ,maka tingkat risiko audit adalah 1 % Pengelompokkan risiko audit . Risiko audit keseluruhan ( keseluruhan laporankeuangan ) Risiko audit individual ( perakun )
MODEL RISIKO AUDIT 1 Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya .Model ini dinyatakansebagai berikut : PDR = AAR / IR xCR DIMANA: PDR = risiko deteksi yang direncanakan ( planneddetection ) AAR = risiko audit yang dapat diterima ( acceptableaudit risk) IR = risiko inheren ( inheren risk) CR = risiko pengendalian (control risk)
KOMPONEN MODEL RISIKO AUDIT RISIKO DETEKSI YANG DIRENCANAKAN 2. RISIKO INHEREN 3. RISIKO PENGENDALIAN 4. RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Risiko Inheren mengukur penilaian auditor atas kerentaran asersi salah saji yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. Risiko Pengendalian(Control Risk) mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji yang material akan terjadi dalam suatu asersi dan tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal. Risiko Audit Yang Dapat Diterima (Acceptable Audit Risk) adalah ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa pengecualian dikeluarkan . Risiko Deteksi Yang Direncanakan (Planned Detection Risk) adalah risiko bahwa bukti audit untuk suatu tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi materialitas kinerja .
PERBEDAAN ANTARA RISIKO - RISIKO DALAM MODEL RISIKO AUDIT
MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Auditor harus memutuskan risiko yang dapat diterima tepat bagi suatu audit selama perencanaan audit. Risiko Penugasan (engagement risk) adalah risiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan menderita kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar .
FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA 1. Derajat Ketergantungan Pemakai Eksternal Pada Laporan Keuangan ; Jika pemakai eksternal sangat tergantung pada laporan keuangan , maka tepat untuk mengurangi risiko audit yang dapat diterima . Ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik mengenai derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan : Ukuran klien ; secara umum semakin besar operasi klien,semakin luas pemakaian laporan keuangan . Ukuran klien yang siukur menurut total aktiva atau total pendapatan,akan mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima . Distribusi kepemilikan . Laporan keuangan perusahaan terbuka umumnya diandalkan oleh lebih banyak pemakai ketimbang laporan keuangan perusahaan tertutup . Bagi perusahaan-perusahaan ini, pihak-pihak yang berkepentingan mencakup SEC, para analis keuangan , serta masyarakat umum . Sifat dan jumlah kewajiban . Apabila dalam laporan keuangan terdapat kewajiban berjumlah besar , laporan keuangan tersebut kemungkinan besar akan digunakan secara luas oleh kreditor aktual maupun calon kreditor , ketimbang apabila kewajiban berjumlah kecil .
2. Kemungkinan Bahwa Klien akan Mengalami Kesulitan Keuangan Setelah Laporan Audit Dikeluarkan ; jika klien terpaksa mengajukan permohonan bangkrutan atau menderita kerugian yang besar setelah audit selesai, auditor menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk membela mutu audit ketimbang a klien tidak mengalami tekanan keuangan . ada beberapa faktor yang merupakan indikator yang baik bahwa probabilitasnya meningkat : Posisi likuiditas . Laba ( rugi ) tahun-tahun sebelumnya . Metode pembiayaan pertumbuhan . Sifat Operasi Klien . Kompetensi Manajemen . 3. Evaluasi Auditor Atas Integrasi Manajemen ; sebagai bagian dari investigasi atas klien baru dan evaluasi atas kelanjutan klien , jika klien memiliki integritas yang meragukan , auditor mungkin akan menilai risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah .
MENILAI RISIKO INHEREN Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting dalam auditing. Hal tersebut menyiratkan bahwa auditor harus berupaya memprediksi di mana salah saji yang paling besar dan paling kecil mungkin terjadi dalam segmen-segmen laporan keuangan . FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO INHEREN Auditor harus menilai faktor-faktor yang menyebabkan risiko inheren dan me- modifikasi bukti audit untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko inheren : Sıfat bisnis klien Hasil audit sebelumnya Pernugasan awal versus penugasan berulang Pihak-pihak yang terkait Transaksi nonrutin atau kompleks Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat Unsur-unsur populasi Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang Faktor-faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aset
HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO
KERTAS KERJA PERENCANAAN BUKTI UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO