Media Pertumbuhan Mikroorganisme (Bakteri dan Jamur)1.pptx
alzikardiansyah
0 views
36 slides
Sep 24, 2025
Slide 1 of 36
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
About This Presentation
asd
Size: 6.52 MB
Language: none
Added: Sep 24, 2025
Slides: 36 pages
Slide Content
Media Pertumbuhan Mikroorganisme (Bakteri dan Jamur) dr. Alzi Kardiasyah, M.Ked(Paru), Sp.P
Defenisi 01
Media pertumbuhan = tempat/sistem buatan untuk menumbuhkan mikroorganisme (bakteri/jamur). Bisa cair, padat, atau semi-padat. Fungsinya untuk mendukung: Pertumbuhan sel Metabolisme Reproduksi Produksi virulensi Pengertian Media Pertumbuhan Mikroorganisme Media ini digunakan untuk: Isolasi mikroorganisme Identifikasi Kultivasi Uji kepekaan antibiotik/antijamur
Media pertumbuhan digunakan untuk: Menumbuhkan mikroorganisme dari spesimen pasien. Mengisolasi mikroba dalam koloni murni. Mengamati morfologi koloni. Mengidentifikasi aktivitas biokimia mikroba. Uji sensitivitas antibiotik/antijamur. Studi patogenesis dan virulensi. Penyimpanan strain untuk penelitian lanjutan. Skrining infeksi nosokomial (di RS). Fungsi Utama Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan membantu: Deteksi patogen klinis (contoh: Salmonella , Candida ). Membedakan mikroba (diferensiasi). Menumbuhkan mikroorganisme yang sulit tumbuh. Uji kepekaan antibiotik (AST) dan antijamur (AFST). Dasar Ilmiah dan Klinis
Media pertumbuhan membantu: Menumbuhkan patogen dari sampel klinis. Memisahkan patogen dari flora normal. Mengevaluasi respons terapi lewat uji sensitivitas obat. Fungsi Klinis Media dalam Mikrobiologi Kedokteran
Berbagai mikroorganisme punya kebutuhan nutrisi berbeda: Neisseria gonorrhoeae → butuh media kompleks. Jamur patogen (misal: Aspergillus ) → butuh media kaya glukosa, pH asam. Media juga bantu bedakan flora normal vs patogen oportunistik. Fisiologi Mikroorganisme dan Kebutuhan Media
Beberapa kesalahan yang bisa terjadi saat menggunakan media pertumbuhan: Sterilisasi tidak sempurna → kontaminasi silang. pH media tidak sesuai → mikroba (terutama jamur) tidak tumbuh. Sampel tidak ditangani sesuai prosedur → mikroba mati. Gunakan media yang terlalu umum → flora normal mendominasi, patogen tersembunyi. Kesalahan Umum dalam Penggunaan Media (Relevansi Klinis)
Pertumbuhan mikroorganisme memerlukan komposisi nutrien dan faktor lingkungan yang spesifik . Pemahaman ini penting untuk: Memprediksi pertumbuhan mikroba di host manusia. Menyesuaikan media dengan karakteristik mikroorganisme target. Meningkatkan sensitivitas dan akurasi diagnosis. Kebutuhan Nutrisi Dasar Mikroorganisme dalam Media Pertumbuhan
Bakteri dibagi berdasarkan sumber karbon: Organotrof → pakai senyawa organik (misalnya glukosa). Litotrof → pakai senyawa anorganik. Bakteri butuh unsur penting seperti C, H, N, O, S, P, Fe, Mg, dll. Kebutuhan Nutrisi Dasar Mikroorganisme dalam Media Pertumbuhan
Kebutuhan Nutrisi Dasar Mikroorganisme dalam Media Pertumbuhan Unsur Fungsi Contoh Sumber dalam Media Karbon (C) Sumber energi & komponen struktural Glukosa, pepton, asam amino Nitrogen (N) Sintesis protein & asam nukleat Pepton, ekstrak daging Fosfor (P) Pembentukan ATP, DNA/RNA Garam fosfat Sulfur (S) Sintesis asam amino (sistein, metionin) Magnesium sulfat Mineral Aktivasi enzim, homeostasis osmotik K⁺, Mg²⁺, Fe²⁺, Ca²⁺ Vitamin & faktor pertumbuhan Kofaktor enzimatik NAD⁺, biotin, tiamin
Jamur lebih adaptif & tumbuh lebih lambat dibanding bakteri. Kebutuhan utama: Glukosa sebagai energi. pH asam. Sumber nitrogen dan mineral. Cocok tumbuh di media seperti SDA (Sabouraud Dextrose Agar). Kebutuhan Nutrisi Dasar Mikroorganisme dalam Media Pertumbuhan
Jenis-Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme 2
Jenis-Jenis Media Pertumbuhan Mikroorganisme Media pertumbuhan dibagi berdasarkan: Konsistensi fisik → cair, padat, semi-padat. Tujuan penggunaan → umum, selektif, diferensial, transport. Spesialisasi → untuk mikroorganisme tertentu (misal: fastidious).
Berdasarkan Konsistensi – Media Cair (Liquid Media) Contoh : Nutrient Broth, Tryptic Soy Broth, Sabouraud Dextrose Broth. Fungsi: Memperbanyak mikroba dalam waktu singkat. Mengamati kekeruhan (turbiditas) sebagai tanda pertumbuhan. Deteksi awal bakteri dalam jumlah kecil (misal: kultur darah). Aplikasi: digunakan dalam sistem otomatis (misal: BACTEC).
Berdasarkan Konsistensi – Media Padat (Solid Media) Contoh: Nutrient Agar, MacConkey Agar, Blood Agar, Chocolate Agar, SDA. Fungsi: Mengisolasi mikroba dalam bentuk koloni tunggal. Mengamati morfologi koloni (warna, ukuran, hemolisis, dll). Digunakan untuk identifikasi biokimia & diferensiasi.
Berdasarkan Konsistensi – Media Semi-Padat Contoh: SIM (Sulfide-Indole-Motility) Medium. Fungsi: Uji motilitas bakteri (misalnya: E. coli motil, Klebsiella non-motil). Digunakan juga untuk uji metabolisme anaerob.
Berdasarkan Fungsi (Tujuan Penggunaan) Media Umum Contoh: Nutrient Agar, Tryptic Soy Agar (TSA). Mendukung pertumbuhan berbagai mikroorganisme. Tidak selektif, tidak diferensial. Digunakan untuk pemeriksaan awal atau kultur kontrol . Media Selektif Fungsi: menghambat mikroba tertentu, mendukung target. Contoh: MacConkey Agar → dukung Gram-negatif, hambat Gram-positif. SDA + Chloramphenicol → dukung jamur, hambat bakteri. Thayer-Martin Agar → selektif untuk Neisseria gonorrhoeae .
Berdasarkan Fungsi (Tujuan Penggunaan) Media Diferensial Memungkinkan identifikasi mikroba berdasarkan aktivitas biokimia. Contoh: MacConkey → laktosa fermenter = merah muda ( E. coli ). Blood Agar → pola hemolisis ( α, β, γ). XLD agar → membedakan Salmonella dan Shigella . Media Transport Menjaga viabilitas mikroba selama pengiriman spesimen. Tidak mendukung pertumbuhan (tidak terjadi multiplikasi). Contoh: Stuart, Amies, Cary-Blair.
Berdasarkan Komposisi Kimia – Media Sintetik, Semi-Sintetik, dan Kompleks Media Sintetik (Defined): Komposisinya diketahui pasti. Untuk riset metabolisme dan enzim. Contoh: Minimal Salt Agar, Czapek-Dox. Media Semi-Sintetik (Semidefined): Campuran bahan murni + bahan kompleks. Umumnya dipakai di laboratorium klinik. Contoh: Nutrient Broth, Sabouraud Broth. Media Kompleks (Undefined): Komposisi pasti tidak diketahui. Lebih fleksibel, cocok untuk mikroba fastidious. Contoh: Blood Agar, MacConkey Agar, Chocolate Agar.
Media Khusus untuk Jamur Patogen (SDA, PDA, Cornmeal Agar) a . Sabouraud Dextrose Agar (SDA): Dextrose tinggi (4%), pH asam (5.6), kadang ditambah antibiotik. Menghambat bakteri, mendukung jamur (khamir & kapang). Untuk: Candida , Aspergillus , Cryptococcus , dermatofita b. Potato Dextrose Agar (PDA): Ekstrak kentang + dekstrosa → sangat kaya nutrisi. Cocok untuk pertumbuhan & sporulasi kapang. Untuk: identifikasi morfologi jamur. c. Cornmeal Agar + Tween 80: Untuk diferensiasi Candida spp. berdasarkan struktur mikroskopik. Mengamati blastospora, pseudohifa, klamidospora.
Komponen-Komponen Utama dalam Media Pertumbuhan Mikroorganisme 3
Komponen-Komponen Utama dalam Media Pertumbuhan Mikroorganisme Komposisi media sangat penting untuk pertumbuhan mikroba. Di mikrobiologi klinis, komponen media harus disesuaikan agar diagnosis akurat. Komponen utama meliputi: sumber karbon & nitrogen, mineral, faktor pertumbuhan, agar, indikator biokimia, zat selektif, dan buffer pH.
Komponen Utama – Sumber Karbon dan Nitrogen Sumber Karbon: Energi utama dan bahan baku biosintesis. Contoh: glukosa, laktosa, manitol, maltosa. Digunakan juga untuk media diferensial. Sumber Nitrogen: Untuk sintesis protein, DNA/RNA, dan enzim. Contoh: pepton, ekstrak daging, yeast extract. Penting untuk bakteri fastidious.
Komponen Utama – Faktor Pertumbuhan, Mineral, dan Ion Esensial 🔹 Faktor Pertumbuhan: Diperlukan mikroba yang tidak bisa sintesis sendiri. Contoh: Faktor X (hemin), Faktor V (NAD⁺), vitamin B. Disediakan oleh media seperti Chocolate agar. 🔸 Mineral & Ion Esensial: Dibutuhkan untuk enzim, membran, dan osmotik. Contoh: Na⁺, K⁺, Mg²⁺, Ca²⁺, Fe³⁺, Cl⁻, PO₄³⁻. Penting untuk pertumbuhan dan pigmentasi (misal: Pseudomonas ).
Komponen Tambahan – Agen Pengental, Indikator Biokimia, Zat Selektif, dan Buffer Agen Pengental: Contoh: agar-agar (1.5%) → bentuk media padat. Tidak dimetabolisme mikroba. Indikator Biokimia: Contoh: fenol red, bromthymol blue → ubah warna saat pH berubah. Digunakan dalam media diferensial Zat Selektif: Contoh: garam empedu, crystal violet, antibiotik. Menghambat mikroba tertentu, mendukung mikroba target . Buffer pH: Menjaga stabilitas pH selama pertumbuhan mikroba. Contoh: fosfat buffer.
Teknik Sterilisasi Media Pertumbuhan 4
Teknik Sterilisasi Media Pertumbuhan Sterilisasi media = proses membunuh semua mikroorganisme sebelum digunakan. Metode utama: Autoklaf (121 °C, 15 psi, 15–20 menit) → paling umum. Filtrasi → untuk media yang tidak tahan panas (misal: vitamin, antibiotik). Pemanasan kering → untuk alat/media padat tertentu. Radiasi / kimia → jarang, untuk bahan sensitif atau skala industri.
Cara Penyimpanan Media Pertumbuhan 📦 Media harus disimpan agar tetap steril dan efektif. 🔸 Suhu simpan umumnya 2–8 °C (lemari es). 🔸 Hindari cahaya langsung & kelembapan tinggi. 🔸 Media cair → disimpan dalam botol tertutup. 🔸 Media padat → dalam cawan petri tertutup, posisi terbalik .
Evaluasi Media Pertumbuhan Mikroorganisme 5
Evaluasi Media Pertumbuhan Mikroorganisme Evaluasi media = uji kualitas sebelum digunakan. Tujuan: Pastikan media bisa menumbuhkan mikroba target. Cek sterilitas, pH, dan performa media. Metode: Inokulasi mikroba uji (kontrol positif & negatif). Amati pertumbuhan, warna koloni, reaksi biokimia. Hindari media expired atau terkontaminasi.
Penggunaan Media Pertumbuhan untuk Studi Bakteri dan Jamur 6
Penggunaan Media Pertumbuhan untuk Studi Bakteri dan Jamur Media dipilih berdasarkan jenis mikroba & tujuan studi. 🔬 Untuk bakteri : Isolasi, identifikasi, uji antibiotik → MacConkey, Blood agar, Mueller-Hinton. 🧫 Untuk jamur : Pertumbuhan & identifikasi → SDA, PDA, CHROMagar Candida. Dibutuhkan media khusus karena jamur tumbuh lambat dan mudah kalah oleh bakteri.
Penggunaan Media Pertumbuhan untuk Studi Bakteri dan Jamur Aspek Bakteri Jamur Waktu tumbuh Cepat (1–3 hari) Lambat (3–7 hari atau lebih) Media Umumnya netral pH pH asam, glukosa tinggi Bahaya kontaminasi Relatif kecil Sangat tinggi (butuh antibiotik) Tujuan Isolasi, identifikasi, AST Isolasi, diferensiasi, AFST