membangun Keluarga kristen yang berbahagia.pptx

ssuser1bddcd 0 views 8 slides Oct 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

keluarga impian kita semua, ada kasih Yesus.


Slide Content

Khotbah membangun klg kristen Mat 7:24  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.  Mat 7:25  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.  Mat 7:26  Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.  Mat 7:27  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." 

Membangun Keluarga di Atas Fondasi Kristus Matius 7:24-27 Di dunia yg semakin kompleks ini, klg menghadapi begitu banyak badai: tekanan ekonomi, konflik, nilai2 duniawi yg bertentangan dgn iman, dll. Kita melihat begitu banyak "rumah" yang roboh. Pertanyaannya: di atas apa kita sedang membangun keluarga kita? Yesus di Matius 7 memberikan dua pilihan: batu karang yg kokoh, atau pasir yang rapuh. ini undangan untuk memeriksa fondasi dan membangun ulang keluarga kita di atas dasar yang tidak akan goyah, sekalipun badai datang. Fondasi yang Benar – Kristus sebagai Batu Karang Yesus tidak berkata, "Dengarkan perkataan-Ku dan kamu akan kaya dan bahagia.“ Ia berkata, "Dengarkan dan lakukan." Ini adalah fondasi pertama dan utama. Apa artinya menjadikan Kristus sebagai batu karang bagi keluarga? Kristus adalah Pusat. Kol 1:17  Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.  Kol 1:18  Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yg sulung, yg pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yg lebih utama dalam segala sesuatu.

Artinya, keputusan2 dlm keluarga— keuangan, pendidikan anak, dll—ditimbang dgn pertanyaan: "Apakah ini berkenan kepada Tuhan?" Bukan sekadar, "Apakah ini menguntungkan?" atau "Apakah ini memuaskan keinginan kita?" Firman-Nya adalah Standar Mzm 119:105  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.  Keluarga Kristen haruslah keluarga yang alkitabiah. Bukan hanya memiliki Alkitab, tetapi membacanya, merenungkannya, dan menjadikannya penuntun dalam kehidupan sehari-hari. FT harus menjadi "peta" dan "kompas" bagi arah perjalanan keluarga kita. Tanpa fondasi ini, segala sesuatu yang kita bangun—seberapa pun indahnya—suatu hari akan runtuh  Kita hanya membangun di atas pasir.

Tiga Pilar Utama dalam Membangun Keluarga Kristen Setelah fondasi yg kokoh, kita perlu mendirikan pilar2 yg menopang "bangunan" keluarga kita. Pilar 1: Komunikasi yang Diwarnai Doa (Filipi 4:6-7) Flp 4:6  Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.  Flp 4:7  Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.  Doa bukanlah ritual darurat saat masalah datang. Doa adalah nafas kehidupan keluarga Kristen. Doa Bersama mengajarkan ketergantungan kepada Tuhan. Saat ayah memimpin doa, ia menunjukkan spiritual leadership-nya. Saat anak mendengar doa orangtuanya, mereka belajar tentang iman yang hidup. Doa menjembatani konflik. Daripada saling membentak, cobalah berdoa bersama. Sulit untuk tetap marah ketika kita bersama-sama datang kepada Tuhan dalam kerendahan hati.

Pilar 2: Kasih yang Mengampuni dan Melayani (Kolose 3:12-14) Kol 3:12  Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.  Kol 3:13  Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.  Kol 3:14  Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Keluarga : tempat di mana kita paling dikenal, dan krn itu juga paling mudah saling melukai. Kasih Kristen bukanlah perasaan, tapi keputusan. Itu adalah kasih _agape_—kasih yang berkorban dan tidak bersyarat. Kasih ini memilih untuk mengampuni, bahkan ketika pihak lain tidak layak. Kasih terwujud dalam pelayanan. Ayah melayani istri dan anak dengan tulus. Ibu melayani dengan sukacita. Anak-anak belajar saling menolong. Keluarga: "laboratorium kasih" pertama sebelum kt mengasihi dunia. Praktik: Buat budaya "minta maaf" dan "mengampuni" dalam keluarga. Jangan biarkan matahari terbenam atas kemarahanmu (Efesus 4:26).

Pilar 3: Komunitas yang Mendukung (Ibrani 10:24-25) Ibr 10:24  Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.  Ibr 10:25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.  Tidak ada keluarga yang bisa bertahan sendirian. Kita membutuhkan persekutuan dengan keluarga Kristen lainnya. Gereja adalah keluarga besar kita. Dengan aktif di COOL, kita saling menguatkan, menasihati, menopang. Pertemanan yg baik dgn keluarga lain yg seiman dpt mjd "penopang" ketika kita lemah. Anak2 juga membutuhkan teman2 yg positif dan mendukung pertumbuhan imannya. Praktik: Jangan menjadikan kesibukan sebagai alasan untuk meninggalkan persekutuan. Hadirilah ibadah, ikuti kelompok sel, dan jalinlah persahabatan yang sehat.

Menghadapi Badai dengan Iman. rumah yg dibangun di atas batu pun akan diterpa hujan, banjir, dan angin. keluarga Kristen bukan kehidupan yg bebas masalah. Tetapi janji itu adalah: rumah itu tidak akan rubuh. Saat masalah ekonomi datang, klg yg fondasinya Kristus akan bersatu, berdoa, dan mencari jalan keluar bersama Tuhan. Saat konflik tjd  akan mengingat komitmen utk mengampuni. Saat anak berontak  tidak akan nyerah ttp terus mengasuh dlm doa dan kesabaran. Badai justru menguji kualitas fondasi klg kita. Jika goyah  tanda untuk kembali kpd Sang Batu Karang. Ingat TY yang memegang kendali atas badai. Iman kitalah yg dikuatkan melalui proses itu.

Kesimpulan dan Aplikasi Membangun klg Kristen bukanlah ttg menjadi klg sempurna tanpa cacat. Tp mjdi klg yg berjalan dlm kasih karunia, yg terus-menerus kembali kpd fondasinya ketika mulai goyah. Hari ini, Tuhan mengetuk hati kita: Mungkin fondasi klg selama ini : uang, karier, kesuksesan duniawi? Kembalilah kepada Kristus. Mungkin salah satu Pilar (doa, kasih, komunitas) sudah rapuh. Mari kita perbaiki dan bangun kembali. Mungkin kt sedang dalam badai dan merasa hampir menyerah. Peganglah janji TY: rumah kt tidak akan rubuh jk didirikan diatas Dia . Aplikasi Praktis Minggu Ini: 1. Mulailah Kebiasaan Baru: komitmen baca Alkitab setiap hari/berdoa bersama sebelum tidur. 2. lakukan Percakapan yang Bermakna: Duduklah dgn pasangan dan tanyakan, "Bagaimana kabarmu hari ini?" dengan tulus. Dengarkan. 3. Ambil Langkah Komunitas.