Mendata Unsur- unsur dalam teks cerpen (1).docx

nataliaginju42 30 views 44 slides Jan 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 44
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44

About This Presentation

teks cerpen


Slide Content

Mendata Unsur-Unsur Pembangun Teks Cerpen
Lulus Kurasi
Kemdikbudristek
Tentang Perangkat Ajar
Modul Ajar/RPP+, Bahasa Indonesia Fase D, Kelas 9
Creator URL
Kemendikbud Ristek, 2022
Keke Taruli Aritonang
Capaian Dan Tujuan
Elemen Capaian
Membaca dan Memirsa
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpen berupa (tema, latar,
penokohan, alur, sudut pandang, amanat)
Setelah proses pembelajaran selesai diharapkan peserta didik dapat :
1.Memahami isi teks cerpen berupa tema, latar, penokohan, alur, sudut pandang,
dan amanat.
2.Mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpen berupa tema, latar, penokohan, alur,
sudut pandang, dan amanat.
3.Menelaah unsur-unsur pembangun dalam teks cerpen berupa tema, latar, penokohan,
alur, sudut pandang, dan amanat disertai dengan bukti isi cerpen.
Acuan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Lihat Dokumen ATP
Profil Pelajar Pancasila
Mandiri
Bernalar Kritis
Kreatif
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Total Alokasi Waktu
3 x 40 menit
Moda Pembelajaran
Tatap Muka

Sarana dan Prasarana
1.Tersedianya di ruang kelas infocus, laptop, jaringan internet. Bila tidak ada cukup
papan tulis,untuk digunakan dalam menjelaskan materi pelajaran dan untuk menempel
contoh- contoh cerpen
2.Meja dan kursi diatur sedemikian rupa agar siswa dapat duduk berkelompok
secara nyaman
Target Murid
Murid Reguler/tipikal, Murid dengan ketunaan, Murid dengan kesulitan belajar
Jumlah Murid
32 Murid
Referensi Umum
Daftar Pustaka
Buku Sumber perangkat ajar ini yaitu:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Tarian Salju Karaban: 15
Naskah Terbaik LMCR 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Mulyadi, Yudi dkk. 2017. Intisari Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA. Bandung:
Yrama Widya.
Priyatni, Endah Tri, dkk. 2018. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX.
Jakarta: Bumi Aksara.
Setiyaningsih, Ika dan Meita Sandra Santhi. 2019. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas
IX. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Tim Puspendik. 2019. Model Penilaian Formatif pada Pembelajaran Abad 21
untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan

6
Persiapan
(1 – 2 Jam)
-Siapkan satu buah cerpen model, bila dari koran guru bisa menempelnya di karton supaya tidak koyak, lalu diperbanyak sejumlah
peserta didik. Bila dari internet bisa dilekatkan di slide powerpoint. Usahakan cerpen tersebut sudah dianalisis struktur dan aspek
kebahasaan cerpen tersebut.
-Sebaiknya cerpen yang dibuat oleh guru sendiri. Agar guru mudah menjelaskan proses pembuatan cerpen tersebut. Apabila guru
belum dapat memperlihatkan cerpen hasil karyanya, maka guru memilih cerpen yang mudah dipahami oleh guru dan sudah dianalisis
unsur-unsur pembangun cerpen, struktur, dan aspek kebahasaan dari cerpen tersebut.
-Power point langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami
-Guru mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) menulis cerpen berdasarkan pengalaman
Urutan
kegiatan
pembelajaran
Pertemuan Pertama = 120
Menit Kegiatan Pembuka
1.Guru bersama peserta didik mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik.
2.Guru mengondisikan kelas untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar
3.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4.Guru mengatur tempat duduk peserta didik, bisa dalam bentuk leter U atau lingkaran. Meja-meja dipinggirkan.
Kegiatan Awal
1.Peserta didik memperhatikan kumpulan cerpen yang diperlihatkan oleh guru, misalnya buku-buku antologi cerpen, kliping cerpen dari
koran/majalah, ataupun searching internet yang dimiliki oleh guru.
2.Peserta didik dan guru menyebutkan Cerpen sesuai dengan namanya adalah cerita yang pendek. Berapa ukuran panjang pendek cerita
itu tidak ada aturannya, tidak ada satu kesepakatan diantara para pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe, (dalam Burhan N,
2010:10), mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar setengah sampai
dua jam. Panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang sangat pendek berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya

7
cukupan berkisar 1.500-an hingga 2.100-an kata, dan ada cerpen yang panjangnya antara
5000-an hingga 20.000-an kata.

8
3.Peserta didik dan guru juga menyebutkan menulis cerpen dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada langkah ini siswa mampu
menyebutkan beberapa cara menulis cerpen, di antaranya berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami, berdasarkan
gambar/foto peristiwa. Untuk memudahkan siswa menulis cerpen, maka pelajaran kali ini siswa akan menulis cerpen berdasarkan
peristiwa yang pernah dialami.
4.Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengetahuan awal dan motivasi mengapa menulis cerpen berdasarkan peristiwa
yang pernah dialami.
Peserta didik tentunya pernah membaca cerpen baik dari koran, internet, maupun buku kumpulan cerpen. Apalagi ketika di masa
pandemi covid-19, peserta didik belajar dari rumah dan memiliki waktu yang cukup untuk membaca. Masih ingatkah peserta didik, berapa
jumlah cerpen yang sudah dibaca sampai saat ini?
Membaca cerpen tentunya bukan saja sebagai hiburan semata, namun yang lebih penting ketika peserta didik membaca cerpen
peserta didik dapat menikmati jalan ceritanya, penokohannya, dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen. Selain itu,
dengan membaca cerpen dapat mengasah nalar, mengasa rasa, dan membangun empati peserta didik.
Mengapa demikian? Cerpen sebagai salah satu jenis karya sastra di dalamnya mengandung unsur-unsur keindahan. Cerpen ditulis
oleh seseorang dalam keadaan dan kondisi tertentu yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, cerpen tentu mengandung nilai-
nilai yang relevan di dalam kehidupan peserta didik. Cerpen merupakan cerita yang mengisahkan konflik kehidupan tokoh cerita
secara singkat, padat, dan mengesankan, sehingga ketika membaca cerpen dapat membuat emosi peserta didik masuk ke dalam
cerita tersebut.
Pada umumnya penulis cerpen dalam mengelola tulisannya mengambil dari peristiwa sehari-hari yang sederhana. Kemudian diolah
dengan kekuatan imajinasi sang penulis yang begitu hebat sehingga menjadi jalinan cerita yang menarik, menghibur, dan memuat
nilai-nilai kehidupan.

9
Kegiatan Inti
1.Peserta didik mendapatkan fotocopy cerpen yang dibuat sendiri oleh guru ataupun yang diambil dari koran.
2.Peserta didik secara bergiliran membacakan cerpen tersebut.
3.Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang cerpen yang baru saja dibaca, pertanyaannya seperti berikut ini:
-Apakah isi cerpen tersebut menarik?

10
-Apa yang membuat cerpen tersebut menarik?
-Bagaimana struktur isi cerpen tersebut! Apakah terdapat unsur-unsur pembangun cerpen? dan bagaimana aspek kebahasaannya?
Apakah diksi /pilihan kata yang digunakan sudah sesuai dengan syarat sebuah cerpen?
-Bila cerpen tersebut guru yang menulis, ajukan pertanyaan ayo kira-kira cerpen ini siapa yang menulisnya? Ceritakan proses
pembuatan cerpen tersebut, apa, mengapa, dan bagaimana cerpen tersebut dibuat oleh guru.
-Bila cerpen yang dijadikan model diambil dari koran, majalah, ataupun searching internet, guru mencari tahu siapa si penulis
cerpen tersebut, minimal guru mengetahui biografi singkat si penulis cerpen. Hal ini dilakukan sebagai motivasi bagi siswa untuk
tertarik menulis cerpen.
4.Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang
pernah dialami.
5.Peserta didik menyiapkan buku tulis dan pena untuk mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru
Langkah pertama: Menceritakan peristiwa yang pernah dialami
Guru memperlihatkan slide/tulisan pengalaman/peristiwa yang pernah dialaminya ketika masih sekolah,
kepada peserta didik. Contoh pengalaman/peristiwa, berikut ini:
Peristiwa yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya adalah ketika Sahabat saya minta diantar ke RS Pertamina untuk periksa
kesehatan. Setelah dia selesai diperiksa dr. saya ditawari untuk membersihkan karang gigi dengan menggunakan kartu berobat dia. Saya
dibujuknya, saya tidak mau karena takut ketahuan. Tapi sahabat saya ini terus membujuk dan menyakinkan saya, bahwa tidak akan ketahuan,
akhirnya saya menyerah dan masuk ke ruang pemeriksaan. Singkat cerita apa yang saya takutkan akhirnya terjadi juga, dr. gigi tersebut
mengetahui bahwa saya itu bukan sahabat saya, ini kelihatan dari gigi saya, dr. tersebut marah dan saya harus mengganti biaya pembersihan
karang gigi, kalau tidak dr. itu akan melaporkan saya ke orang tua dan sekolah saya.

11
- Peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan peristiwa apa yang pernah dialaminya dan tidak pernah dilupakan.
Peristiwa tersebut bisa kesenangan ataupun kesedihan. Peserta didik dipersilahkan untuk mencatat di buku peristiwa tersebut.
Langkah kedua : Menetapkan unsur-unsur pembangun cerpen

12
Unsur –unsur pembangun cerpen terdiri dari tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat. Hal ini dilakukan guru
untuk memudahkan penulisan cerpen. Bila guru dan peserta didik belum terbiasa dalam menulis cerpen maka sebaiknya unsur-unsur
pembangun cerpen dibuat terlebih dahulu supaya cerita yang akan kita buat menjadi terarah dan sistematis. Namun bila guru dan
peserta didik sudah terbiasa menulis cerpen, hal-hal tersebut cukup disusun di benak kita saja.
Contoh:
Unsur-unsur pembangun cerpen sesuai dengan peristiwa di atas, dapat dibuat seperti berikut oleh guru.
Tema : Kejujuran
Alur : menggunakan alur maju, dimulai dengan memunculkan konflik/masalah di awal paragraf
Latar : 1) tempat: Rumah sakit, rumah, sekolah, 2) Waktu: pagi, siang, sore, dan malam, 3) sosial: seorang sahabat yang mengajak
sahabatnya untuk berobat ke rumah sakit
Penokohan: tokoh utama sebanyak tiga orang dengan nama Juliana, Surtina, dan seorang dokter, tokoh sampingan mama dari
Surtina, Sinta, serta polisi. Juliana berperan sebagai tokoh antagonis, memiliki sifat iri hati pada Surtina, sedangkan Surtina berperan
sebagai tokoh protagonis, memiliki sifat baik hati dan memaafkan perbuatan Juliana yang telah berbuat tidak baik pada sahabatnya
Surtina.
Sudut pandang pengarang yang digunakan: sebagai orang pertama dengan
menggunakan kata aku Amanat/pesan moral: ingin mengajarkan tentang kejujuran,
memaafkan, dan bertanggung jawab
- Peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan unsur-unsur pembangun cerpen yang sesuai dengan peristiwa yang telah
ditulis oleh peserta didik.

13
Langkah Ketiga: Menentukan konflik cerita
Setelah selesai menuliskan unsur-unsur pembangun cerpen di atas dan memilih salah satu peristiwa di atas, peserta didik dapat
menentukan konflik cerita. Contoh:

14
Dari peristiwa membersihkan karang gigi, seorang sahabat (Surtina) ketahuan sang dokter ketika memeriksa karang giginya, karena
menggunakan kartu berobat sahabatnya (Juliana), sang dokter marah kepada Surtina dan Surtina akan dilaporkan ke polisi jika tidak
dapat menggantikan biaya membersihkan karang giginya. Konfliknya ditambah lagi Surtina tidak mampu untuk membayar dokter
tersebut.
- Peserta didik diberi waktu untuk berpikir menentukan konflik apa yang akan dibuat berdasarkan peristiwa yang ditulis.
Langkah Keempat: Menentukan Alur Cerita
Guru menjelaskan bahwa alur pada hakikatnya adalah bagian-bagian peristiwa yang saling berhubungan, yang membentuk satu
kesatuan yang disebut cerita. Menurut Desy dkk (1992), suatu cerita dapat dibagi menjadi beberapa bagian alur seperti berikut ini.
Pengantar, berupa lukisan waktu atau tempat yang menuntun pembaca mengikuti jalan cerita.
Penampilan masalah, yang menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita
Puncak ketegangan, menggambarkan masalah dalam cerita sudah sangat
mengkhawatirkan, dan gawat. Ketegangan menurun, yaitu masalah telah berangsur-angsur
dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang Penyelesaian, yaitu masalah telah dapat diatasi
oleh pelaku.
Tetapi dalam penulisan cerpen, urutan alur di atas diperbolehkan tidak berurutan. Supratman dan Yani (2006) mengatakan salah
satu teknik menulis cerpen agar menarik, yaitu paragraf pertama merupakan kunci pembuka, untuk itu alur pada paragraf pertama dapat
langsung masuk pada pokok persoalan dan bukannya melantur pada hal-hal yang klise apalagi bila kemudian terkesan menggurui. Hal ini
juga dikatakan oleh Marion van Horne (2007), bahwa menentukan alur cerita yang menarik sehingga cerpen yang akan dibuat hasilnya
baik, yaitu:

15
1.Sebuah pembukaan atau introduksi yang langsung membangkitkan minat pembaca.
2.Tokoh-tokoh yang “hidup” dan bercakap-cakap dengan wajar.
3.Gerak-tindak dalam bentuk serentetan adegan yang mendorong cerita bergerak ke depan
4.Konflik karena tokoh utama menghadapi kesulitan dalam mengatasi masalah atau menentukan pilihan.

16
5.Ketegangan, karena pembaca tidak yakin apa yang akan terjadi berikutnya.
6.Suatu krisis atau klimaks pada saat masalahnya terselesaikan, keputusan telah diambil, tujuan telah tercapai.
7.Sebuah akhir yang cepat, dimana pembaca puas akhir itu masuk akal.
Contoh alur
Alur Peristiwa Membersihkan Karang Gigi
Penampilan masalah :
Surtina ketahuan telah menipu dokter gigi, dengan menggunakan kartu berobat sahabatnya Juliana, akibatnya dia akan dilaporkan
kepada polisi jika tidak mampu untuk membayar biaya membersihkan karang giginya sebesar Rp 500.000
Puncak ketegangan :
Surtina bingung harus membayar darimana uang sebesar 500.000. Sahabatnya Juliana yang sudah dianggap saudara karena semarga
dengannya, sahabat yang membujuk untuk menggunakan kartu berobatnya, tidak membantu mencari jalan keluar. Surtina tidak berani
melaporkan hal ini kepada kedua orang tuanya. Karena tidak mampu untuk membayar, akhirnya dokter gigi melaporkan kejadian
tersebut kepada polisi dan Surtina ditangkap polisi di rumahnya.
Ketegangan menurun :
Surtina bersyukur kejadian penangkapan Surtina oleh polisi, ternyata cuma mimpi. Surtina akan menghadap dokter, dia punya uang
seratus ribu rupiah, sisanya nanti akan dicicil.
Penyelesaian :
Dokter gigi memaafkan perbuatan Surtina dan Surtina juga memaafkan perbuatan sahabatnya Juliana yang telah sengaja menjebak
Surtina untuk memakai kartu berobatnya.
-Peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan alur yang sesuai dengan peristiwa yang telah ditulis oleh peserta didik.

17
Langkah Kelima: Mengembangkan Alur menjadi Teks Cerita Pendek

18
Berdasarkan peristiwa yang dialami, unsur-unsur intrinsik, konflik, dan alur cerita, peserta didik dapat mengembangkan alur tersebut
menjadi teks cerpen yang utuh. Dalam mengembangkan teks cerita pendek tersebut peserta didik harus memperhatikan kembali struktur
dan aspek kebahasaan cerpen.
Perhatikan contoh berikut ini!
Struktur Cerpen Isi Cerpen (aspek kebahasaan)
Orientasi/
perkenalan
Awalnya sahabatku Juliana mengajak aku untuk menemaninya ke RS Pertamina sepulang dari sekolah.
Setelah dia selesai periksa batuk pileknya. Aku dibujuk olehnya untuk memeriksa karang gigiku dengan pura-pura
menjadi dirinya. Aku tadi sudah menolak berkali-kali tapi sahabatku terus saja merayuku. Dia menyakinkan aku.
Katanya, “tidak apa-apa gak bakalan ketahuan, kan
dikartu berobat itu tidak ada fotoku”. Dengan berat hati akhirnya aku terima tawaranya dan terjadilah semuanya.
Komplikasi “Siapa namamu?”
“Juliana!” Aku menjawab dengan gugup.
“Berapa umurmu?”
“14 tahun!” Aku menjawab semangkin gugup.
“Sekarang jawab dengan jujur, siapa namamu sebenarnya?” Dokter yang memeriksa karang gigiku mulai
membentak sambil menekan alat yang dipegangnya ke gigiku dengan kuatnya. Aku mulai merasakan ngilu
digigiku dan sekujur tubuhku mulai gemetaran. Nampak kemarahan pada wajah dokter ini.
“Sekali lagi saya bertanya padamu, tolong jawab dengan jujur, siapa namamu?” Dengan suara yang
menggelegar sang dokter menanyakan kembali namaku.
Airmataku tak dapat kubendung lagi, sambil menangis aku menjawab, “ se…benarnya nama saya Sur..ti..na
dok”.
“Kamu masih sekolah, sudah berani menipu! Saya akan laporkan kamu ke sekolahmu, orangtuamu atau ke

19
kantor polisi? Kamu tahu …perbuatanmu ini melanggar hukum, karena kamu sudah berani menggunakan kartu
berobat yang bukan milikmu dan kamu telah menipu saya, atau kamu harus bayar sebesar Rp500.000, punya
uang sebesar itukah kamu? Pilih.. lapor sekolah, orang tua,
polisi, atau bayar?”

20
“Ba… ik… saya akan ba..yar…. Dok, tapi beri saya waktu, saya gak punya uang sebesar itu”.
“Oke, saya beri waktu kamu sampai besok, jika tidak saya akan laporkan perbuatanmu ke sekolah atau
sekalian ke kantor polisi”.
Dengan masih berlinang air mata aku memohon pada dokter, “maafkan saya dok, tadi sebenarnya saya tidak
mau, tetapi sahabat saya memaksa”. “Saya tidak perlu alasanmu, yang penting kamu tetap harus membayar.
Besok kamu harus datang kembali menemui saya di sini, jika tidak dengan terpaksa akan saya laporkan kamu
kepada polisi”.
“Bagaiamana sudah selesai periksanya? Tidak ketahuankan? Sahabatku berkata dengan nyakinnya”.
“Tidak ketahuan bagaimana? Aku habis dimarahin dan aku akan dilaporkan kepada polisi jika tidak
membayar biaya membersihkan karang gigi sebesar Rp500.000 dan kartu berobatmu ditahan oleh dokter
tersebut.”
“Aduh gawat dong, gue juga bisa dimarahin oleh nyokap nih”. Sahabatku
juga ikut panik. “Terus gimana nih, kamu mau patungan untuk bayar periksa
karang gigiku!”
“ya gaklah gue gak punya uang”.
“Jadi aku sendiri yang harus bayar, kamu gimana sih, tadikan kamu yang bujuk aku untuk periksa”, kataku
kesal pada sahabatku.
Hari sudah sore, ketika aku tiba di rumah. Wajahku nampak kusut, untung mama tidak ada di rumah.
Haruskah aku ceritakan hal ini pada mamaku.
“Tidak”, hati kecilku berteriak. Aku pasti dimarahin dan mamaku pasti tidak akan mau membayar, uang
darimana, mamaku cuma seorang guru SD Negeri, sedangkan papaku cuma sopir metromini, dan adik-adikku ada

21
5 orang.
Selama ini aku dikenal sebagai anak yang baik dan nurut pada orangtua, baik di rumah maupun di sekolah,
aku selalu ranking satu di kelas dan nilai perilakuku selalu mendapatkan nilai A, aku selalu membantu mama
mencuci piring, menyapu ,mengepel rumah, dan menjaga adik-adik jika kedua orang tuaku pergi.

22
Orangtuaku selalu menasihati aku untuk menjadi anak yang jujur, “mama malu kalau kamu suka berbohong
atau curang kepada orang lain, ingat ya mama itu guru yang selalu menasihati anak-anak murid mama untuk
kelak jadi orang yang jujur, masa anaknya sendiri tidak berlaku jujur”, begitu yang dikatakan mama setiap
malamnya jika aku dan adik-adik mau tidur.
Aku tidak dapat tidur, pikiranku terus keperistiwa tadi siang di ruang gigi RS Pertamina, bayangan ditangkap
polisi menghantui pikiranku, teman-temanku pasti akan menjauhiku, mama dan papa serta adik-adik akan malu
karena ulahku. Darimana uang sebesar setengah juta? Tadi sudah kubongkar dengan diam-diam celenganku,
setelah kuhitung cuma ada seratus ribu rupiah.
Darimana cari tambahan empat ratus ribu rupiah lagi? Kepalaku rasanya mau pecah, aku menyesali diriku
kenapa tadi mau saja dibujuk oleh sahabatku. Atau kubiarkan saja, aku tidak usah datang lagi ke sana, semoga
saja dokternya lupa, tapi bagaimana dengan kartu berobat sahabatku yang ditahan di sana?
“Selamat sore”, dua orang laki-laki berpakaian polisi menyapa mamaku yang sedang menyiram tanaman.
Tubuhku gemetar, aku langsung lari ke dalam rumah. Aku tak berani mengintip apa yang dipercakapkan oleh
kedua orang polisi itu dengan mamaku. Yang pasti, dokter gigi yang tadi memeriksa karang gigiku sudah
melaporkan perbuatanku, karena aku tidak datang menemuinya untuk membayar akan hasil perbuatanku.
“Tina…..”mama langsung berteriak memanggilku.
“Kurangajar kau, sejak kapan kau kuajari untuk menipu orang”, mama dengan kalap memukul aku dengan
gayung, yang tadi dipakainya untuk menyiram tanaman.
“Ampun…ma….aku tadinya tidak mau, tapi Juli memaksaku….”
“Tidak ada alasan, sejak kapan kau sok jadi orang kaya pakai membersihkan karang gigi segala”. Mama
dengan kalap terus memukuli tubuhku sampai gayung yang digunakan terbelah menjadi dua.

23
“Sudah bu…sekarang anak ibu saya bawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut”.
Aku menjerit ketakutan…”Ampun Pak…jangan bawa saya….Mama…tolong saya….” Tanganku diborgol, adik-
adikku menangis, tetangga semua berdatangan melihat diriku yang terus saja menjerit-jerit dibawa oleh dua laki-
laki berpakaian polisi.
“Tidak…tidak…jangan bawa aku…”

24
“Tina….Tin…..Tin bangun, kenapa Tin? Mama mengguncang-guncang tubuhku. “Ada apa? Kau mimpi buruk”,
kata mama membangunkan aku. “Cepat sana mandi, adik-adikmu sudah berpakaian rapi, tinggal kau saja yang
belum siap”. Mama terus berlalu dari hadapanku.
Aku mengucap syukur pada Tuhan, “terima kasih Tuhan, ternyata cuma mimpi”. Tetapi aku tetap gelisah,
kepalaku mulai berdenyut-denyut, aku mandi dengan terburu-buru, aku tak mampu untuk sarapan seperti
biasanya, pikiranku terus melayang-
layang ke mimpi tadi, bagaimana jika mimpi itu jadi kenyataan.
Resolusi antungku berdebar keras, telapak tanganku sedikit dingin, kuberanikan diriku untuk mengetok pintu praktek
dokter gigi yang telah aku tipu ini. “tok….tok…tok..”,
“Iya masuk”, nampak sang dokter gigi yang telah aku tipu ini sedang merapikan meja prakteknya,
nampaknya dia akan segera pulang. Untung aku datang tepat waktu sebelum sang dokter ini pulang. Dia sedikit
terkejut melihat diriku. Aku tidak berani memandang wajahnya berlama-lama.
“Oh…kamu, yang kemarin.., silakan duduk”. Aku duduk, aku tidak tahu akan memulai dari mana
pembicaraanku. “Bagaimana?” Dengan suara lembut sang dokter menanyakan aku terlebih
dahulu.
Aku mulai berani memandang dokter ini dan berbicara masih dengan suara gemetar, “Dok, saya cuma punya
uang seratus ribu rupiah, nanti kekurangannya saya akan cicil, saya sekali lagi mohon maaf atas perbuatan saya
dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan ini”. Hampir tumpah tangisku.
“Baik, lain kali jangan kamu ulangi, perbuatan penipuan ini”.
“Sebenarnya dok, kemarin saya tidak ingin memeriksakan karang gigi, saya cuma menemani sahabat saya
Juliana untuk periksa batuk pileknya, setelah dia selesai periksa, dia bilang bersihkan saja karang gigimu, pakai

25
kartu berobatku tidak usah bayar nanti yang bayarin kantor papaku, saya tidak mau, tetapi sahabat saya ini tetap
memaksa dan membujuk”. Lega rasanya, setelah aku menjelaskan pokok persoalan kemarin.
Lalu sang dokter menasihatiku masih dengan suara lembut, “Lain kali, jika diajak teman untuk berbuat
yang tidak benar
seperti hal kemarin, kamu harus tegas menolak, saya senang kamu sudah berani datang menemui saya dan saya
pikir kamu tidak

26
akan datang, saya lihat kamu memang anak yang baik, untuk keberaniaan mempertanggungjawabkan atas
perbuatanmu ini, kamu tidak usah membayar uang periksa karang gigi dan ini saya kembalikan kartu berobat milik
sahabatmu itu”.
“Tidak dok, saya tetap harus membayar, walaupun cuma ini yang dapat saya lakukan”.
“Baiklah, sisanya kamu tidak usah mencicil anggap saja sudah lunas, ya”. “Terima Kasih Tuhan!” Kataku dalam
hati.
Aku pulang dengan hati yang gembira riang, aku bangga dengan diriku sendiri yang memiliki keberanian menemui
dokter itu. Biar bagaimanapun aku harus memaafkan perbuatan sahabatku Julian
-Peserta didik diberi waktu untuk berpikir menentukan isi cerpen apa yang akan dibuat berdasarkan peristiwa yang ditulis.
Langkah Keenam: Menentukan Judul
Judul adalah kepala karangan dalam cerpen, novel, drama, dan sebagainya. Judul dalam teks cerpen menggambarkan keseluruhan isi
cerpen atau persoalan utama yang hendak dibicarakan pengarang melalui cerpennya. Judul sangat penting karena menentukan apakah
pembaca tertarik untuk membacanya/membelinya atau tidak.
Bagaimana cipta judul supaya menarik dan menggambarkan keseluruhan isi cerpen yang akan buat?
Berdasarkan teori menulis kreatif, judul yang menarik haruslah catchy (menarik,mengundang rasa ingin tahu, dan sulit dilupakan).
Untuk menciptakan judul yang catchy rumusnya: 1) Terdiri dari 1 – 5 kata; 2) Pilih kata yang kuat atau puitis; 3) Kata yang dipilih
mengandung multimakna, dan 4) Jika perlu, kontroversial atau filosofis.
Untuk pemberian judul dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti berdasarkan nama tokoh, simbolis, alias dari tokoh, intisari
cerita atau nama tempat, dan berdasarkan keindahan bunyi.
Contoh judul berdasarkan nama tokoh, seperti: Laila, Maharani, Mona jadi Lisa. Berdasarkan simbolis, seperti: Pelangi Biru, Bidadari
Bersayap Biru, Merpati Origami.

27
Berdasarkan alias dari tokoh, seperti: Lelaki Jagoan Tiban, Mak Comblang Jatuh Cinta. Intisari cerita atau nama tempat, seperti: Di
Bawah Temaran Jakarta, Air Mata Nayang dari Ranah Betung. Berdasarkan keindahan bunyi, seperti: Saat Hitam Putih Menyatu, Noda tak
Kasatmata.

28
Contoh:
Dari peristiwa tersebut ada berbagai pilihan untuk dibuat judul cerpen, seperti Bujuk Rayu Sahabat, Menipu Dokter Gigi, Karang Gigi,
dan lain sebagainya.
Pilihlah judul yang unik, singkat padat, dan menjiwai seluruh isi cerpen yang akan dibuat siswa.
Contoh judul cerpen dari peristiwa tersebut yaitu : Karang Gigi
-Peserta didik diberi waktu untuk berpikir menentukan judul cerpen yang akan dibuat berdasarkan peristiwa yang ditulis.
5.Guru Memberi Tugas
Peserta didik mengerjakan tugas pada Lembar Kerja Siwa (LKS)
Buatlah cerpen berdasarkan, dengan syarat-syarat sebagai berikut:
Tema : Tentang remaja dengan permasalahannya baik suka maupun duka, persahabatan dan kasih sayang.
Pilihlah salah satu ungkapan tradisional Batak Toba berikut peristiwanya, yang telah disepakati bersama. Buat terlebih dahulu unsur-
unsur intrinsik cerpen. Buat judulnya sesuai dengan ungkapan dan peristiwa yang telah dipilih
Buat konflik sesuai ungkapan dan peristiwa yang telah dipilih
Buat urutan alur sesuai dengan ungkapan, peristiwa, dan konflik yang telah dibuat
Kembangkan alur tersebut sesuai dengan ungkapan, peristiwa, konflik, dan urutan alur yang telah dibuat.
6.Guru mengumpulkan tugas
Setelah peserta didik selesai mengerjakan LKS, guru mengumpulkan tugas tersebut, untuk diperiksa bersama pada pertemuan
pembelajaran kedua

Bagaimana guru menilai ketercapaian Tujuan
Pembelajaran?
●Asesmen individu
●Asesmen kelompok
Jenis asesmen:
Tertulis (tes objektif,
esai)
Asesmen

25
D. Contoh Produk siswa
1)Jika siswa mencapai Tujuan Pembelajaran, maka siswa akan mengisi LKS lengkap seperti berikut ini.
LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DALAM TEKS CERITA PENDEK
PETUNJUK PENGISIAN
Isilah pada tabel-tabel yang disediakan sesuai dengan data unsur-unsur pembangun dalam teks cerita pendek yang diminta
berikut dengan bukti kutipan cerpen!
Nama Siswa :
Judul Cerpen : Gugurnya Sehelai Daun, Karya: Anjar Ryan Harimurti
1)Mendata Tema
Kutipan Peristiwa dalam Teks Cerpen Tema yang diangkat berdasarkan
kutipan
peristiwa
-“Bapak, Ibu, maafkan saya. Kematian Ganang bukan karena tumbal kamboja.
Tetapi, karena kambuh penyakit jantungnya.”
-Mas Ganang meninggal dunia sebab jantungnya kambuh kala bermain bola sore hari
di lapangan ini. Bukan karena gugurnya sehelai daun seperti yang dikabarkan Mbah
Suro.
Mitos kematian karena gugurnya sehelai
daun kamboja
2)Mendata
Latar Latar

26
Tempat Waktu Sosial

27
Arif langsung sigap. Dari
tengah lapangan, ia langsung
memberikan isyarat dengan
tepukan tangannya. Sorot mata
dan bahasa tubuhnya,
memaksa kami untuk
berkumpul menjadi satu.
“Kita harus segera pulang, masih ada
waktu untuk pukul kentongan. Jangan
sampai kedahuluan Magrib!” seru Arif
sambil menatap tajam padaku.
Bahkan tubuhku kian terasa berat kala tangan
Mbah Suro memegang pundakku. Kakiku terasa
ambles ke dalam tanah. Bergetar berat tanpa mampu
terkontrol. Bahkan kala Mbah Suro balik langkah dan
hampir menjauh, tubuhku masih belum mampu
kembali stabil. Begitu juga Farid, terlihat lebih parah.
Tubuhnya lunglai di tanah. Arif yang paling cepat
tersadar. Ia langsung berlari dan menjalankan
onthelnya dengan kencang. Kami pun segera
mengikuti jejaknya.
3) Mendata Penokohan
Penokohan Teknik Kutipan cerpen
Aku (tokoh utama)
Karakter tokoh
pemberani
Dramatik
Pendeskripsian melalui tingkah
laku tokoh.
Saat melewati pohon kamboja, aku melihat
Mbah Suro bersama para warga membawa
sesaji lengkap. Kuberanikan diri menunjukkan
fakta sebenarnya. Kucabuti daun-daun kamboja
itu. Kulemparkan daunnya ke langit,
membiarkan daunnya berhamburan. Kutatap
pandangan Mbah Suro. Kurasakan badannya
mematung.

28
Lalu dengan kencang kuucapkan pada daun
kamboja, “Gusti Alloh itu Moho Kerso! Gusti Alloh
itu Moho Kerso!”

29
Mbah Suro
Karakter tokoh jahat, suka mengancam,
dan membuat orang ketakutan
Belum jauh, dari arah belakang terdengar
suara berat dan parau memanggil kami.“
Pulanglah kalian semua. Jangan rebut kalau
tidak ingin ada nyawa yang tercabut!” kata lelaki
tua sambil melemparkan bola pada Farid.
“Mbah Suro?!” ucap batin kami. Serentak pula
tanpa kecuali, termasuk Arif yang paling
dianggap pemberani, harus menundukkan
kepala. Tak ada yang berani bertatap pandang
dengan juru kunci makam Kucur itu.
4) Mendata Alur
Alur Kutipan cerpen
Alur yang digunakan alur maju
Dimulai dengan tahap pengantar,
penampilan masalah,
klimaks,
antiklimaks, dan penyelesaian
Pengantar:
Sore hari beringsut mulai menepi. Awan pekat di atap langit terlihat berkelindan.
Serupa bayang siluet dalam panggung putih langit. Cuaca terasa ritmis. Kian mencekam,
kala rintik hujan bersama hembus angin membasuh kering tanah. Menebarkan debu-debu
di atas daun pepohonan. Sungguh, bau khas tanah basah mulai menusuk hidung. Aroma
daun kamboja di pinggiran makam Kucur, ikut menebar cengang. Bagai terror tanpa
bentuk. Begitulah yang tergambar di batinku suasana sore di tanah lapang dekat makam.
Persis situasi kota mati. Bak kota tak berpenghuni yang menyisakan misteri.

30
Penampilan masalah:
Bagai macan kelaparan, sambil berteriak keras kutendang bola sekencang mungkin. Tiba-
tiba dari pinggir lapangan, terdengar suara adikku menjerit hebat, ”Aaawaaas... pohon
kamboja Mas!” Jerit lengking yang

31
mencekam itu, benar-benar menghentikan seluruh ambisi dan gerak tubuh kami. Ya, bagai
jerit orang kesakitan tingkat tinggi di ruang sunyi. Sungguh menakutkan.
Klimaks:
“Terserah kamu, pilih bola atau jadi tumbal kamboja,” tegas Arif. Berikutnya, dia
mengingatkan kami tentang keganasan pohon kamboja jika sudah terusik batang dan
daunnya. Bahkan tanpa basa-basi ia cuplik desas-desus sebab dari kematian Ganang.
“Kau mau jadi tumbal berikutnya!” ulangArif pada Farid. Kali ini dengan suara membisik
yang menakutkan. Tepat di dekat wajah Farid yang tampak gamang. Kami semua diam.
Terpaku dengan nada hororyang diucapkan Arif. Dewi Tampak gelisah. Kedua tangannya ia
pakai untuk menutupi telinganya. Entah, ketakutan seperti apa yang ada di benaknya.
Matanya terpejam. Sekejap air matanya meleleh. Persis air mata duka. Dari isak tangisnya,
sepertinya ia tak mau lagi berduka karena aksi kamboja.
Antiklimaks:
Dengan cekatan kututupkan telapak tanganku ke mukanya.Wajah kami seperti
berubah warna. Pucat pasi. Bahkan tubuhku kian terasa berat kala tangan Mbah Suro
memegang pundakku. Kakiku terasa ambles ke dalam tanah. Bergetar berat tanpa mampu
terkontrol. Bahkan kala Mbah Suro balik langkah dan hampir menjauh, tubuhku masih
belum mampu kembali stabil. Begitu juga Farid, terlihat lebih parah. Tubuhnya lunglai di
tanah. Arif yang paling cepat tersadar. Ia langsung berlari dan menjalankan onthelnya
dengan kencang. Kami pun segera mengikuti jejaknya.
Penyelesaian:

32
Saat melewati pohon kamboja, aku melihat Mbah Suro bersama para warga membawa
sesaji lengkap. Kuberanikan diri menunjukkan fakta sebenarnya. Kucabuti daun-daun
kamboja itu. Kulemparkan daunnya ke langit, membiarkan daunnya berhamburan. Kutatap
pandangan Mbah Suro.
Kurasakan badannya mematung.

33
Lalu dengan kencang kuucapkan pada daun kamboja, “Gusti Alloh itu Moho Kerso! Gusti Alloh
itu Moho Kerso!”
Daun pun melayang bersama hembusan angin tanpa menyimpan misteri kamboja.
5)Mendata Sudut Pandang
Sudut Pandang Pengarang Kutipan cerpen
Orang pertama, pengarang sebagai pencerita dengan
mengunakan kata aku
Seingatku makam itu tepat di bawah kamboja tua. Kembali aku
terkejut. Terlihat ada seorang pelayat jongkok di samping
makam Mas Ganang. Tampak asing di mataku. Perlahan aku
mendekat. Di balik rerimbun
daun-daun pepohonan aku berusaha menyembunyikan diri.
6)Mendata
Amanat Amanat
Pesan yang disampaikan pengarang secara
tersurat yang mengajarkan kepada kita untuk:
-Tidak boleh percaya dengan mitos-mitos
-Harus jujur tidak boleh menyebar kebohongan
Kutipan cerpen
Mas Ganang meninggal dunia sebab jantungnya kambuh kala bermain bola sore
hari di lapangan ini. Bukan karena gugurnya sehelai daun seperti yang
dikabarkan Mbah Suro.
2)Jika peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran, maka peserta didik akan mengisi LKS tidak selengkap seperti pengisian LKS di
atas atau bagian- bagian data di atas ada yang tidak diisi sama sekali.

21
Kriteria
untuk
mengukur
ketercapaian Tujuan
Pembelajaran dan
asesmennya
(asesman formatif)
A.Kompetensi atau kemampuan serta pengetahuan yang dinilai melalui asesmen akhir untuk pelajaran ini, yaitu siswa diberi penugasan
untuk mendata unsur- unsur pembangun dalam teks cerita pendek
B.Assesmen dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran ini, diberikan satu cerpen terbaru yang dimuat pada media
masa, kemudian guru membuat LKS (Lembar Kerja Siswa) yang isinya tentang mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpen
yang terdiri dari tema, latar, penokohan, alur, sudut pandang, dan amanat (LKS terdapat pada kolom urutan kegiatan pembelajaran)
C.Kriteria penilaian yang digunakan berdasarkan instrumen LKS (Lembar Kerja Siswa di atas, dengan menggunakan pedoman penskoran
berikut ini.
Mendata tema teks cerpen
Pedoman Penskoran Data
Tema
Mendata latar teks cerpen
Pedoman Penskoran Data Latar (waktu, tempat, sosial)
Deskriptor Skor
a.Data latar (waktu, tempat, sosial) lengkap
b.Data latar (waktu, tempat, sosial) mendekati lengkap
c.Data latar (waktu, tempat, sosial) tidak lengkap
2
1
0
Deskriptor Skor
a. Data tema yang disampaikan sesuai dengan isi 2
b. Data tema yang disampaikan mendekati sesuai isi 1
c. Data tema yang disampaikan tidak sesuai dengan isi 0
Jumlah skor maksimum 2

22
Jumlah skor maksimum 2
Mendata Penokohan
Pedoman Penskoran Penokohan
Deskriptor Skor
a.Data penokohan yang disampaikan sesuai dengan isi 2
b.Data penokohan yang disampaikan mendekati sesuai isi 1
c.Data penokohan yang disampaikan tidak sesuai dengan isi0
Jumlah skor maksimum 2
Mendata Alur
Pedoman Penskoran Alur
Deskriptor Skor
a.Data alur yang disampaikan sesuai dengan isi 2
b.Data alur yang disampaikan mendekati sesuai isi 1
c.Data alur yang disampaikan tidak sesuai dengan isi 0
Jumlah skor maksimum 2

23
Mendata Sudut Pandang
Pedoman Penskoran Sudut Pandang
Deskriptor Skor
a.Data sudut pandang yang disampaikan sesuai dengan isi 2
b.Data sudut pandang yang disampaikan mendekati sesuai isi 1
c.Data sudut pandang yang disampaikan tidak sesuai dengan isi0
Jumlah skor maksimum 2
Mendata Amanat
Pedoman Penskoran Amanat
Deskriptor Skor
a.Data Amanat yang disampaikan sesuai dengan isi 2
b.Data Amanat yang disampaikan mendekati sesuai isi 1
c.Data Amanat yang disampaikan tidak sesuai dengan isi 0
Jumlah skor maksimum 2

24
Untuk lembar penilaian 1=produk kognitif berdasarkan instrumen penilaian di atas menggunakan rumus yang diperoleh
dari penugasan, yaitu: Skor maksimal:
No. 1) = 2
No. 2) = 2
No. 3) = 2
No. 4) = 2
No. 5) = 2
No. 6) = 2
Jumlah = 12
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah
sebagai berikut. Nilai akhir = Perolehan Skor X Skor Ideal
(100) = …
Skor Maksimum (12)

32
Kutipan Peristiwa dalam Teks Cerpen Tema yang diangkat berdasarkan kutipan peristiwa
Latar
Tempat Waktu Sosial
2)Mendata
Latar
Mendata
Tema
1)
Judul
Cerpen :...........................
2. ..............................Nama Kelompok :
1......................
LKS (LEMBAR KERJA SISWA)
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DALAM TEKS CERITA PENDEK
PETUNJUK PENGISIAN
Isilah pada tabel-tabel yang disediakan sesuai dengan data unsur-unsur pembangun dalam teks cerita pendek yang diminta
berikut dengan bukti

33
3)Mendata Penokohan
4)Mendata Alur
5)Mendata Sudut Pandang
6)Mendata Amanat
Amanat Kutipan cerpen
Penokohan Teknik Kutipan cerpen
Alur Kutipan cerpen
Sudut Pandang Pengarang Kutipan cerpen

34

30
Pertanyaan
Refleksi untuk Siswa
Dalam kegiatan refleksi ini, kalian diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut secara jujur.
1.Kesulitan apa yang kamu dapatkan dalam pembelajaran mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpn ini?
2.Uraikan pendapat dan kesanmu tentang pembelajaran yang baru kamu terima!
3.Hal apa saja yang dapat kalian petik dari pembelajaran mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpn ini untuk kehidupanmu!
4.Bagian mana yang belum kalian kuasai tentang mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpen? Apakah tentang mendata
tema? Apa tentang mendata latar? Apa tentang mendata penokohan? Apa tentang mendata alur? Apa tentang mendata sudut
pandang? Apa tentang mendata amanat?

21
Refleksi
Guru
*Apakah 100% peserta didik dapat mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpn? Jika tidak, berapa % kira-kira peserta
didik yang dapat mendata unsur-unsur pembangun dalam teks cerpen?
*Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam mendata unsur-unsur pembangun teks cerpn yang diberikan? Apa yang akan guru
lakukan untuk membantu siswa dalam mendata unsur-unsur pembangun teks cerpn yang diberikan?
*Apakah ada peserta didik yang nampak tidak fokus?Mengapa? Bagaimana supaya mereka bisa lebih fokus di kegiatan berikutnya?
Tags