Meningitis dan encephalitis dalam asuhan keperawatan.pptx

Meningitis dan encephalitis.pptx

1. Meningitis dan encephalitis: tinjauan patofisiologi dan asuhan keperawatan Ns. Ahmad Hasyim W, M.Kep , MN, CWCC

2. Contents Review: system saraf pusat dan perifer Understanding meningitis Understanding encephalitis Nursing care

3. KOMPONEN SUSUNAN SARAF Reseptor Efektor Pusat Nervus Aferen Nervus eferen

4. 4

5. CENTRAL NERVOUS SYSTEM Brain Meninges : duramater , arachnoid mater (sub arachnoid space: CSF), piamater Cerebrum: 4 lobes (frontal, parietal, temporal & occipital lobe) Cerebellum Brain stem: awas MBO!!! Spinal cord 5

6. 6

7. 7 Cerebellum: motorik kasar

8. Lobus 8

9. 9

10. Meningitis

11. Definisi Adalah penyakit yang disebabkan karena peradangan pada meninges ( lapisan selaput pelindung otak dan medulla spinalis ). Peradangan meninges seringkali terjadi karena adanya infeksi pada CSF

12. Etiologi Bakteri Virus Trauma fisik Keganasan

13. Acute pyogenic (bacterial) meningitis Paling sering terjadi Dapat berakibat fatal jika tidak segera diterapi Organisms: E.coli ---------- neonates Streptococci B ---------- neonantes H. influenzae -------------adolescents Neisseria meningitidis ------------- young adults Streptococcus pneumonia--------- elderly

14. Bacterial meningitis - Organisms Neonatus Mayoritas disebabkan oleh Group B Streptococci E coli, enterococci, Klebsiella , Enterobacter , Salmonella , Serratia , Listeria Bayi dan anak anak Neisseria meningitidis , S. pneumoniae , tuberculosis, H. influenzae

15. acute pyogenic (bacterial) meningitis 3 - 8 month olds at highest risk 66% of cases occur in children <5 years old TB meningitis: Anak 6 bulan – 6 tahun

16. Bacterial meningitis - Outcomes Neonatus : ~20% mortality Bayi dan anak : <10% mortality 33% gangguan neurologis saat KRS 11% abnormalitas dalam 5 tahun pasca KRS Gangguan sensorineural dan pendengaran 2 - 29%

17. Karakteristik bacterial meningitis Pyogenic  produksi eksudat banyak melingkupi area meninges

18. Acute aseptic (Viral) meningitis Merupakan komplikasi dari infeksi virus Jarang fatal Aseptic: kultur CSF steril tidak ada bakteri Enteroviruses  penularan via faeces Virus lain (missal campak , varicella-zoster virus)  respiratory secretions (saliva, sputum, or nasal mucus )

19. Patofisiologi Invasi mikroorganisme Lokus infeksi : Infeksi area sekitar CSF missal: sinus, telinga , tenggorokan Infeksi pada system tubuh yg lain missal: pernafasan , pencernaan Penyebaran hematogen Invasi CSF dan meninges Inflamasi Tanda dan gejala meningitis Lanjut Gangguan sirkulasi CSF Hidrocephalus Penyebaran infeksi Meningo - encephalitis Sepsis Shock septik Edema  ICP SIADH Thrombophlebitis

20. Tanda dan gejala Demam Perubahan status kesadaran , iritabilitas , fotofobia Muntah , penurunan nafsu makan Kejang 20 - 30% Penonjolan fontanel 30% Kaku leher Sakit kepala berat Meningismus (stiff neck + Brudzinski + Kernig signs )

21. Tanda klinis infeksi meninges

22. Meningococcemia - Petechiae

23. Meningococcemia - Purpura fulminans

24. Tatalaksana medis Bacterial meningitis: kultur  antibiotic sensitive Viral meningitis: simtomatis , perbaikan KU, acyclovir, IM/IV gamma globulin/immunoglobulin Maintaining ICP Balance cairan dan elektrolit Antiinflamasi : Dexamethasone Prophylaxis: meningitis HiB Neonates: 14 – 21 hari Gram negative meningitis: 21 hari Pneumococcal, H flu: 10 hari Meningococcal: 7 hari

25. Encephalitis

26. Definisi Proses peradangan pada parenkim otak , terutama disebabkan oleh virus. Mengakibatkan mortalitas dan morbiditas terutama pada bayi dan anak o.k disfungsi serebral

27. Klasifikasi Berdasarkan onset Akut : onset cepat , dengan tanda dan gejala yang segera timbul dan memburuk . Contoh : enterovirus , herpes simplex virus encephalitis . Sub akut : onset sedikit lebih lambat , dalam 1- beberapa minggu . Contoh : campak , HIV . Chronic : progress lambat , dan terjadi dalam hitungan bulan . Contoh : TB Berdasarkan lokasi Fokal : ketika inflamasi terlokalisasi pada satu atau beberapa titik. Misal lobus temporal , parietal, limbic system . Diffuse : ketika inflamasi mengenai area yang luas

28. Etiology Mayoritas disebabkan oleh virus Enterovirus : terjadi pada sekitar 50% kasus . Contoh : coxackie virus, echo viruses (non polio viruses) . Herpes virus group : 10-20% kasus (herpes simplex virus , Epstein-Barr virus , cytomegalovirus , varicella zoster virus) .

29. Etiology (continue ..) Jenis virus lain : tipe tipe virus yang menyebabkan infeksi sistemik , dan mengakibatkan encephalitis sebagai komplikasinya . Contoh : influenza virus , measles , mumps , rubella ( german measles) , rabies , HIV . Nonviral : ( terutama bacteria) : like mycoplasma , rickettsia , fungi , parasites , mychobacterium (T.B.) , Collagen tissue : S.L.E. .

30. Patofisiologi Identik dengan meningitis, kecuali dengan manifestasi spesifik pada area otak yang mengalami inflamasi

31. Terapi HSV: acyclovir IV Oral antivirus: acyclovir, famciclovir , and valacyclovir  belum teruji secara klinis No antibiotics Analgesia Kontrol demam Kontraindikasi : D5% fluid

32. Komplikasi Abses otak Squelae s/d 80% kasus , tinggi pada GCS 6 atau kurang saat permulaan terapi Kejang , hemiparesis persisten , penurunan fungsi kognitif , kelemahan , hyper/ hypokinesia

33. Nursing care Roles and responsibilities

34. Masalah keperawatan pada infeksi CNS Penurunan kapasitas adaptif intrakranial Nyeri Gangguan rasa nyaman Resiko infeksi Resiko “disuse syndrome” Resiko kerusakan integritas kulit

35. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial Intervensi : Monitoring: ICP, s/s perubahan ICP, status mental, reflex, gas darah , elektrolit Elevasi Balance cairan

36. Nyeri Intervensi : Monitor: pain level, verbal complaint Analgesik Obsv E.S analgesic Pada Flebitis : obsv area insersi , dilusi obat2 IV, kompres hangat

37. Gangguan rasa nyaman O.K iritabilitas Intervensi : Minimalisisr stimulus: cahaya , suara , gerakan yg mendadak

38. Resiko infeksi Intervensi : Perbaikan K.U: diet, istirahat,nutrisi parenteral Monitoring: vital sign, BB, darah lengkap , hitung leukosit , hasil lab lain

39. Resiko “disuse syndrome ” Intervensi : Exercise: ROM aktif dan pasif , positioning Observasi : tonus otot , ventilasi , eliminasi , Rehab medic K/P

40. Resiko kerusakan integritas kulit Intervensi : Padding, skin lotion Sirkulasi integument: massage, kompres hangat Obervasi : integritas kulit