I. LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah : “PEMELIHARAAN/REHABILITASI GEDUNG
KANTOR DAN BANGUNAN LAINNYA ”.
1.1. Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Busungbiu
1.2. Lingkup Pekerjaan : Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Pertemuan
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi :
1.1. Pek. Pembersihan Lapangan
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu.
1.2. Pek. Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan nama kegiatan dipasang pada tiang kayu yang kuat tertanam dalam tanah. Ketinggian tepi
bawah papan nama adalah 2 meter dari muka tanah. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x
120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru,
besar huruf disesuaikan. Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek yang mudah dilihat.
Redaksi Papan Nama agar dibuat sebagai berikut:
1) Kop Kecamatan Busungbiu pada bagian paling kiri atas ,
2) Judul Kegiatan,
3) Nilai Kegiatan,
4) No. Kontrak,
5) Masa Kontrak,
6) Sumber Biaya,
7) Pelaksana,
8) Konsultan Pengawas.
1. PEKERJAAN SMKK
1) Penyiapan RKK
Penyiapan Dokumen Rencana Keselamatan Kontruksi
2) Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
Papan Informasi K3 ukuran 3m x 1m
3) Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
Pelindung pernafasan (Masker)
Topi pelindung (Safety Helmet)
Rompi keselamatan (Safety Vest)
4) Asuransi dan Perijinan
BPJS Ketenagakerjaan
5) Personil Keselamatan Kerja
- Petugas K3 Konstruksi
6) Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kotak P3K
7) Rambu-rambu yang diperlukan
Rambu peringatan
8) Pengendalian Risiko Keselamatan Kontruksi
Pita pengaman/pembatas area pekerjaan
2. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
2.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan pasangan Bata Merah 1 pc : 5 ps, pekerjaan
plesteran dan acian sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
2.2. Bahan dan Standart
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai dan menyatakan
sumber bahannya untuk persetujuan Direksi/Pengawas.
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda), sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Batu kali / alam sesuai NI - 3 Pasal 19.
5) Batako buntu sesuai N - 10.
2.3. Adukan Pasangan
Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi campuran Semen dan pasir
sebagai berikut :
1) Pasangan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Psr.
2) Pasangan adukan kuat (trasram) 1 Pc : 2 Psr digunakan :
a) Untuk semua pasangan diatas sloof sampai ketinggian 20 cm diatas lantai.
b) Dan pasangan-pasangan lain yang harus kedap air
3) Pasangan bata biasa 1 Pc : 5 Psr.
4) Pasangan batako merah/paras 1 Pc : 3 Psr.
5) Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan pemakaian air
secukupnya.
2.4. Pekerjaan Pasangan Bata Merah
• Persyaratan pelaksanaan :
- Bata Merah yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan contohnya
kepada Direksi dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
- Adukan spesi yang digunakan terdiri dari campuran 1 pc : 5 pc
- Sebelum digunakan bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
- Setelah bata terpasang naat /siar – siar harus dikerok sedalam 1 cm
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, serta diikuti dengan cor kolom
- Pelubangan akibat pembuatan perancah / steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
- Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi
penguat stek – stek basi beton berdiameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata
sekurang – kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi Pengawas.
- Tidak diperkenankan memasang bata patah dua
- Pasangan dinding bata tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah
diplester ( lengkap acian ) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cepat, rapi
dan benar – benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
2.5. Pekerjaan Plesteran dan Acian
1) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan yang semestinya dengan
air secukupnya.
2) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan membeku lebih dari 1
jam.
3) Semua siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih kurang 10 mm, sebelum diplester
dan bila bat bata harus besrsih dari bekas-bekas perekat / kotoran-kotoran.
4) Semua dinding beton yang akan diplester harus di kerik agar plesterannya dapat melekat
dengan baik.
5) Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai bersih dan dibasahi sebelum
diplester.
6) Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu. kemudian setelah di
setujui oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
7) Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang-bidang plesteran harus rata.
8) Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran yang baik, dimana
diadakan pemeriksaan dengan garisan yang panjang baik horisontal maupun vertikal.
9) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus berusaha memperbaikinya secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki hendaknya dibobok terlebih dahulu dengan
baik, bobokan dibuat dalam bidang segei empat, kemudian diplester rata dengan sekitarnya.
10) Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak lebih dari 2,00 cm dengan toleransi
1mm setiap meter panjang, sebelum benar-benar kering permukaannya digaris silang-silang
untuk mengikat lapisan berikutnya. Permukaan plesteran harus dibasahi secara berkala dan
dilindungi dari terik matahari atau hujan.
11) Pengacian tidak dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan tidak berkerut lagi
dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm.
12) Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang rapi.
13) Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus, rata, tidak bergelombang dan
retak-retak, alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan sudut-sudut yang tajam dan rapi.
3. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
3.1. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dulu dengan teliti mengenai
kepadatan, kerataan maupun elepasi setiap lapisannya.
3.2. Sudut-sudut tegel keramik harus betul-betul siku dan susunan lapisan berturut -
turut:
Spesi dengan campuran 1 Pc : 4 Psr tebal 3 cm.
Keramik yang di pasang berkwalitas baik dengan ukuran 40x40 merk
Asia Tile
3.3. Pola pemasangan harus ditentukan terlebih dahulu dengan memasang keramik
kepala.
3.4. Siar dari pasangan keramik harus benar-benar lurus, siku-siku dan rapi dengan
jarak siar max. 2 mm.
3.5. Siar diisi dengan adukan air + semen dimana sampai siar-siar tadi tertutup rapat.
3.6. Keramik yang baru dipasang minimal 3 hari tidak boleh diganggu diinjak, ditempati
steger atau beban yang lain.
3.7. Warna keramik harus sama/merata.
3.1.2. Hasil Akhir yang dikehendaki
a. Lantai tidak bergelombang dan tidak cacat.
b. Kerataan/kemiringan harus sama dengan rencana.
c. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat, atau kotoran yang lain.
-
4. PEKERJAAN BETON
4.1 Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
a) Pek. Beton Ring 10/15 cm
b) Pek. Rabatan Beton 1Pc : 3Psr : 5Krl
c) Pek. Beton Sloof Praktis 10/15 cm
d) Pek. Beton Kolom Praktis 11/11 cm
e) Pek. Beton Kolom 20/20 cm
- Pek. Pembesian
- Pek. Bekesting
- Pek. Beton Camp. 1Pc : 2Psr : 3Krl
f) Pek. Beton Ring 10/15 cm
g) Pek. Plat Beton Tutup Got t = 8 cm
- Pek. Pembesian
- Pek. Bekesting
- Pek. Beton Camp. 1Pc : 2Psr : 3Krl
4.2. Bahan
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda) sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil atau batu pecah)
5) Kerikil dan Batu Pecah, Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI –
1971).
6) Besi – Beton
Semua besi yang dipakai di atas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau pabrik.
Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI. Merk besi yang
digunakan setara KS, CS dan WS. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan
PBI - 1971 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang
tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.
4.3. Peralatan
1) Pelaksana harus wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan kubus beton,
pemeriksaan leleh (Slumptest).
2) Untuk pelaksanaan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan, alat- alat
untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Pelaksana.
3) Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
4.4. Campuran Beton
1) Pek. Rabatan beton 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl
2) Pek. Beton Kolom 20/20 cm 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl
3) Pek. Plat Beton Tutup Got t = 8 cm 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl
4.5. Pelaksanaan
4.5.1 Besi – Beton
a) Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJTP 24 (fy = 240
Mpa/2400 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil (Deform/ulir) minimal
BJTD 40 (fy = 400 Mpa/4000 kg/cm2), untuk tulangan baja jaring (wire mesh ) BJTD
50 (fy=500 Mpa/5000 kg/cm2) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol
“Ø” (menunjukkan baja tulangan polos), Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan
Deform/Ulir). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh).
b) Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor untuk
melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian menjadi
tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut.
c) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian-bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau
menurut aturan beton terbaru.
d) Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang dapat
mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
e) Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.
f) Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi
beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan,
dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi Teknis.
g) Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
h) Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang
telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau
disyaratkan dalam gambar rencana.
i) Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua
jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
j) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku.
k) Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
l) Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton pada tempatnya. Setiap pertemuan dan atau persilangan besi harus diikat
kuat dan rapi dengan kawat beton.
m) Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton
dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Direksi.
n) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil
akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi
Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah kualitas
“Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton dan Dinding
beton dengan finishing expose.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi yang
dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukan Laboratorium Pengujian harus dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
4.5.2 Cetakan Beton atau Bekisting
a) B a h a n.
Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9
mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari
bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik.
b) Konstruksi
Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran
yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan
beton tanpa merusak konstruksi beton.
Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal
usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi cetakan
atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
c) Pelapis Cetakan
Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis
cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan
sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui
Direksi.
Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai
pelapis cetakan.
4.6. Pengecoran Beton
a) Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b) Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan
tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada
cetakan tersebut.
c) Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat
pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
d) Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan
dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e) Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
f) Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang
mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton
yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
g) Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
h) Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada
saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya.
Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya
telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan
sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
i) Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian - bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela -
jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
4.7. Toleransi-toleransi
a) Toleransi pada beton cetakan kasar.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan +
0,5 cm.
b) Toleransi pada beton cetakan halus.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi 0,6 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan +0,4
cm.
c) Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
d) Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
4.8. Penggunaan Beton
a) Pekerjaan beton digunakan untuk :
Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain
sesuai dengan gambar kerja.
Halaman : beton rabat, pagar halaman dan lain - lain sesuai dengan petunjuk
gambar kerja.
Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti
pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan
serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih
dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih
rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling
mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion
joint” (pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.
4.9. Perawatan Beton
a) Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan cepat.
b) Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
4.10. Perbaikan Permukaan Beton
a) Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau Pengawas.
b) Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.
c) Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau retak, ada gelembung
udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau
diinginkan.
5. PEKERJAAN PASANG KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
Adapun pekerjaan yang termasuk dalam pekerjan ini meliputi pekerjaan pasang kusen pintu, jendela
dan ventilasi, pasang kusen aluminium, pasang daun pintu panil, pasang daun pintu aluminium,
pasang daun jendela kaca bening 5 mm kayu jati, sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
• Persyaratan Bahan
Kusen pintu, jendela dan ventilasi menggunakan bahan kayu jati ukuran 5 cm x 11 cm
Daun pintu panil menggunakan jati kayu jati
Daun jendela kaca bening ukuran 5 mm dengan bingkai kayu jati
Daun ventilasi kaca bening ukuran 5 mm dengan bingkai kayu jati
Kusen pintu, jendela dan ventilasi bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana
Kusen pintu, jendela dan ventilasi bahan kayu harus bebas dari cacat dan mata kayu, lurus dan tidak
lapuk, kering dan kuat, serta tidak bergetah.
5.1 Kusen Pintu, Jendela dan Ventilasi Kayu Jati
• Persyaratan Pelaksana
Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan diamplas
halus.
Semua kusen harus diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak vertikal 60 cm, dan dicor
ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr.
Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari benturan-benturan
benda keras. Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh kontraktor dengan biaya sendiri.
Posisi letak kusen harus disesuaikan dengan gambar.
5.2. Daun Pintu Panil dan Daun Jendela Kaca
• Persyaratan Pelaksanaan
Sebelum pemasangan pintu dan jendela pastikan cek elevasi dan kesikuan kusen dengan alat
bantu waterpass/unting-unting. Apaliga belum lurus maka harus diperbaiki terlebih dulu. Apabila
pemasangan kusen sudah benar baru bisa dilanjutkan dengan pemasangan pintu dan jendela
Pekerjaan daun pintu dan jendela harus diketam rapi dan diprofil.
Bentuk dan posisi pemangan pintu dan jendela harus disesuaikan dengan gambar.
6. PEKERJAAN PASANGAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan
hasil yang bermutu baik.
Adapun pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan kunci dan penggantung meliputi
pekerjaan Pasangan kunci pintu double komplit, pasang kunci pintu komplit, pasangan engsel
pintu, Pasangan engsel jendela, pasangan kait angin, pasangan grendel pintu, dan pasangan
grendel jendela sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
• Persyaratan Bahan
Kunci pintu double komplit Merek Paori
Kunci pintu komplit merek Paori
Engsel pintu 4” merk Nishio
Engsel jendela 3” merk Nishio
Kait angin merk Amiko
Grendel pintu merk Hampton
Grendel jendela merk Hampton
• Persyaratan Pelaksanaan
Semua cylinder dari kunci-kunci harus diperlengkapi dengan 2 (dua) buah anak kunci.
Semua pintu-pintu ruangan memakai kunci tanam.
Untuk alat-alat gantung dan kunci-kunci kontraktor diwajibkan mengajukan contoh-contohnya
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.
Memasang 3 buah engsel pada setiap daun pintu panil sesuai persyaratan dalam gambar
Memasang 2 buah engsel pada setiap daun pintu aluminium sesuai persyaratan dalam gambar
Kunci – kunci dan penggantung yang sudah selesai dipasang harus dapat dipergunakan dengan
lancar dan baik.
Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka tinggi pegangan
kunci adalah 90 cm dari lantai.
7. PEKERJAAN PASANGAN PLAFON
- Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
Adapun pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan plafon yaitu pekerjaan pasangan rangka plafon
hollow, pekerjaan pemasangan lapisan penutup plafond Kalsiboard , dan pek pemasangan list Kayu
• Persyaratan Bahan
Rangka plafon Hollow 4x4mm
Penutup plafond menggunakan bahan Kalsiboard
List plafond menggunakan bahan Kayu Kamper 2/4 cm
Perekat List menggunakan bahan Sekrup
• Persyaratan Pelaksanaan
Rangka dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada
beton, dinding atau rangka baja yang ada.
Tulangan rangka Kayu dengan jarak 600 mm x 1200 mm
Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperlihatkan modul
pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak kelihatan
atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list kayu dengan bentuk dan
ukuran sesuai gambar
8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan kerja dan material serta
melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik hingga beroperasi sempurna.
Adapun pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan listrik yaitu pekerjaan pasang instalasi titik lampu, pasang stop
kontak, pasang saklar tunggal, pasang saklar tunggal, pasang saklar ganda, pasang stop kontak dan pasang lampu
SL.
• Persyaratan Bahan
Stop kontak merk broco
Saklar tunggal merk broco
Saklar ganda merk broco
Fitting lampu merk broco
Lampu SL 19 Watt merk Philips
Kabel : type NYM 3 x 2,5 mm2
• Persyaratan Pelaksanaan
Pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh (sub kontraktor) yang mempunyai pekerja yang
cukup dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan memiliki SIKA dan SPI dari PLN
Semua pemasangan instalasi kabel “inbow ” tertanam dalam dinding
Pekerjaan instalasi lampu/saklar dan stop kotak ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa
conduit yang mana pipa conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran dan acian
dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus rapih.
Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan khusus, atau yang
disebut Tee Dus. setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak dan 12 untuk saklar.
Posisi atau letak titik lampu, saklar ataupun stop kontak harus disesuaikan dengan gambar
rencana.
9. PEKERJAAN PENGECATAN
Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan
hasil yang bermutu baik.
Adapun pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pengecatan yaitu pekerjaan pengecatan tembok,
pekerjaan pengecatan plafon dan pekerjaan pengecatan kayu.
• Persyaratan Bahan :
- Pekerjaan pengecatan tembok dan bahan menggunakan cat vinilex
- Pekerjaan pengecatan kayu menggunakan cat mowilex
- Warna / nomor cat yang akan dipakai harus mengikuti petunjuk / daftar yang akan diberikan
oleh Direksi/Pengawas.
- Kontraktor wajib menunjukkan contoh cat yang dimaksud sebelum pengecatan dimulai.
• Persyaratan Pelaksanaan :
- Pada prinsipnya semua pengecatan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari
pabriknya, sebelumnya kontraktor harus memberikan brosurnya dan cara pengecatan
tersebut kepada Direksi.
- Warna sesuai dengan rencana/disetujui oleh Direksi.
- Bidang-bidang yang akan dicat harus sudah disiapkan dalam arti cukup kering, rata tidak ada
cacat, bersih, tidak berminyak dll dengan persyaratan dari pabrik.
- Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan rol), yang jangka waktu
antara pengecatan lapisan pertama dan lapisan selanjutnya harus cukup lama, sesuai
dengan persyaratan pabrik.
- Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau kotoran lainnya.
- Perbaikan-perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak yang terdapat pada bidang cat harus
diperbaiki dengan menggunakan plamir, amplas halus, kemudian dicat lagi sampai baik.
- Tebal lapisan cat harus merata dan sama warnanya (tidak belang-belang).
- Harus bersih dari kotoran-kotoran, tidak boleh ada bekas goresan kuas atau cacat lainnya.
- Tidak boleh ada kerusakan seperti : menjamur bidang permukaan, terkelupas lapisan cat dan
luntur warna aslinya.
10. PEKERJAAN LAIN – LAIN
Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil
yang bermutu baik.
Adapun pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan Pembuatan Partisi yaitu pekerjaan Partisi
tembok.
11. P E N U T U P.
1. Hal - hal yang tidak tercantum dalam rencana kerja dan syarat - syarat ini, pada uraian pekerjaan
dan bahan - bahan tidak dinyatakan dengan kata - kata “Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan
disediakan oleh Pelaksana (Dalam Hal ini Pemborong)” tetapi bila mana pekerjaan - pekerjaan
bahan-bahan tersebut nyata adalah menjadi bagian dari pekerjaan pelaksana, maka pernyataan
tersebut dianggap dimuat dalam Rencana Kerja dan Syarat - Syarat ( RKS ) ini, dan bukan sebagai
pekerjaan lebih.
2. Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan wajib mengadakan pembersihan dan perapian dan
perbaikan - perbaikan dilapangan sampai mendapat persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan.
3. Gambar – gambar:
a) Semua gambar - gambar kerja yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini supaya mendapat
persetujuan dari Direksi.
b) Persetujuan atas gambar - gambar tersebut harus disahkan dan ditanda tangani.
c) Gambar - gambar hasil pelaksanaan (Asbuilt drawing) dan perhitungan - perhitungan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibuat oleh Kontraktor secepatnya sebelum
pekerjaan penyerahan tahap pertama dan disahkan oleh Direksi.