PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu menopang perekonomian suatu negara. Sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki komitmen membangun sektor pertanian merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan pertanian berkelanjutan. Namun, pembangunan pertanian di Indonesia saat ini sedang menghadapi permasalahan yang cukup serius, salah satunya yaitu menurunnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. “ “ Tenaga Kerja sektor pertanian
Tabel 1. Jumlah tenaga kerja pertanian di Indonesia pada tahun 2014-2016 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), di Indonesia terjadi fenomena penurunan jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian dari tahun ke tahun, yaitu 41 juta penduduk pada tahun 2014 menjadi 40 juta penduduk pada tahun 2015. Pada tahun 2016 terjadi penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 4,5% dari tahun 2015 yaitu menjadi 38 juta penduduk. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017. Jumlah Tenaga Kerja Tahun 41.000.000 penduduk 2014 40.000.000 penduduk 2015 38.000.000 penduduk 2016
Two Columns Designed Banyak faktor yang menyebabkan tenaga kerja dari waktu ke waktu semakin meninggalkan sektor pertanian. Selain kurang menjanjikan, berkurangnya lahan sebagai akibat dari adanya alih fungsi lahan yang semakin marak dan berkurangnya minat generasi muda untuk bertani juga menyebabkan kontribusi lapangan usaha ini semakin menurun. Hasil penelitian Bi (2014) yang dilakukan di Cina menyatakan tidak ada orang tua yang bekerja sebagai petani yang berharap anaknya bekerja sebagai petani juga. Terlepas dari hal itu, tak sedikit juga para orang yg tua ingin anaknya meneruskan usaha tani keluarga karena pertanian keluarga sering dianggap sebagai usaha antar generasi dan dijalankan turun-temurun yang nantinya akan dapat dijadikan penerus dalam bisnis keluarga (Foltz dan Maria, 2012).
Two Columns Designed Susilowati (2016) menyatakan bahwa bukan hanya dari segi ekonomi sektor pertanian semakin tidak menjanjikan, tetapi anak-anak muda tidak tertarik untuk bertani pada dasarnya dipengaruhi oleh budaya baru yang berkembang di era modern seperti saat ini. Kegagalan dalam pertanian lebih banyak dipublikasikan yang tidak sengaja menjadi black campaign bagi generasi muda. Agar dapat mengubah persepsi generasi muda terhadap pertanian, pandangan tersebut perlu diluruskan. Persepsi sektor pertanian biasanya dicirikan dengan 3 D, yaitu dirty, dangerous, and difficult (Wang, 2014). Persepsi yang buruk terhadap sektor pertanian inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan tenaga kerja pada sektor pertanian sehingga sulit terciptanya pertanian yang berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut apabila pertanian berkelanjutan diabaikan, tentu akan berdampak pada keberlangsungan kegiatan pertanian.
Tujuan Penelitian 01 Menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani Kabupaten Pringsewu 2 Mengetahui faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian Kabupaten Pringsewu
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan upaya-upaya peningkatan produksi usahatani di Kabupaten Pringsewu. Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya. “ “
Pengertian Minat Minat >> kecenderungan yg menetap pd diri seseorang untuk memperhatikan dan mengikuti suatu bidang tertentu. Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan yang akan dilakukan seseorang. Minat terhadap kegiatan membuat seseorang melakukan suatu kegiatan dengan rasa senang dan penuh perhatian. Namun sebaliknya, tanpa adanya minat membuat seseorang tidak mau untuk melakukan sesuatu kegiatan. Menurut Slameto (2010), minat diperoleh setelah mendapatkan pengalaman dan tidak dibawa dari lahir. Minat terhadap suatu kegiatan merupakan hasil dari pembelajaran yang sudah terjadi. Minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dalam diri seseorang maupun dari luar diri seseorang. Faktor tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan minat terhadap suatu kegiatan atau suatu objek.
Faktor yang mempengaruhi minat seseorg Menurut Hadinoto (1998),terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu sesorang melakukan suatu perbuatan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. seseorang melakukan suatu perbuatan karena seseorang senang melakukannya, minat datang dari dalam diri sendiri Faktor dari dalam(intrinsik) Faktor dari luar (ekstrinsik) 1 2
Aspek Minat Menurut Hurlock (1995), minat dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu Aspek Kognitif 01 meliputi keuntungan dan kepuasan yg dpt diperoleh dari suatu objek yang diminati. Aspek kognitif didasari pd konsep perkembangan dari hal-hal yg berhubungan dgn minat. Seseorang yg memiliki minat thdp suatu objek akan mengerti mengenai bykk manfaat yg akan diperoleh dari objek yg diminatinya. Aspek Afektif 2 dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orangtua, guru, dan seseorang atau kelompok yg mendukung objek y diminatinya. Kepuasan dan manfaat yg telah didapatkannya dari suatu objek yg diminatti serta mendapat penguatan respon dari orang di sekelilingnya dan lingkungan menyebabkan seseorang akan memiliki minat yg tinggi thdp suatu objek tsb. Aspek Psikomotor 3 lebih tertuju pd proses tingkah laku dlm pelaksanaannya. Seseorang yg memiliki minat tinggi thdp suatu objek akan berusaha mewujudkannya sbg pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.
Indikator Minat Menurut Slameto (2010), terdapat beberapa indikator minat belajar meliputi : Apabila seorg individu memiliki perasaan senang thdp kegiatan yg trdpt di usahatani, maka tdk akan ada rasa trpaksa dlm melakukan suatu kegiatan. Perasaan Senang Brhbngn dgn daya dorong individu pd suatu kegiatan yg trdpt di usahatani atau dpt berupa pnglmn afektif yg dirangsang oleh kegiatan itu sndiri. Ketertarikan Ketertarikan individu thdp usahatani yg mengakibatkan individu senang dan trtarik utk trlibat dlm kegiatan dari usahatani. Keterlibatan Dsr utk mmpelajari hal yg brhbngn dgn pengetahuan dan lainnya serta suatu tenaga penggerak yg brasal dari dlm diri individu. Keinginan Sesuatu yg ada dlm diri individu yg mmbuat individu tsb melakukan pekerjaan lbh giat dan bergairah uttk mndptkan hsl yg terbaik. Semangat
Faktor yang mempengaruhi minat Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : 01 02 03 04 05 Tingkat Pendapatan Usahatani Luas Lahan Usahatani Usia Pemuda Pedesaan Tingkat Pendidikan Intensitas membantu usahatani orgtua 6 7 Status Kepemilikan Lahan Jarak Tempat Tinggal dari Pusat Perkotaan
Minat Menurut Sari (2014), pergeseran minat kerja yang dilakukan oleh remaja dari sektor pertanian ke sektor industri dipengaruhi oleh pendidikan yang dipelajari oleh mereka dan didapatkan dari bangku sekolah. Keputusan remaja dalam memilih pekerjaan yang akan dijalani tidak lepas dari pendidikan dan ilmu yang sudah didapat. Selain itu, tersedianya peluang kerja di sektor industri memberikan kesempatan remaja untuk mencoba bekerja di sektor industri. Pemuda beralih bekerja dari sektor pertanian juga karena pendapatan yang minim di dapat dari bekerja di sektor pertanian serta pendapatan yang tidak pasti dapat melatarbelakanginya.
Pemuda Desa Menurut Rahman (2014), pemuda adalah individu yang memiliki karakter dinamis,bergejolak, dan optimis, tetapi belum dapat mengendalikan emosi dengan stabil. Pemuda merupakan suatu generasi yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus dari generasi sebelumnya. Pemuda memiliki peranan tertentu sebagai bagian dalam sistem sosial masyarakat. Peran pemuda di bidang pertanian salah satunya adalah sebagai tenaga kerja pertanian sesuai dengan ciri-ciri masyarakat desa yang pekerjaan utama penduduknya adalah bekerja di sektor pertanian, walaupun tidak semua masyarakat memiliki lahan pertanian.
Penelitian Terdahulu
Pemuda Desa Penelitian terdahulu dapat membantu penulis untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian sejenis yang akan dilakukan serta dapat dijadikan referensi bagi penulis untuk memberikan gambaran kepada penulis tentang penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi, waktu, dan responden penelitian. Penelitian terdahulu hanya terhenti dalam menganalisis minat petani untuk berusahatani tetapi pada penelitian ini peneliti ingin menganalisis minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani serta mengetahui faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Pringsewu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu peneliti sama menganalisis minat untuk berusahatani padi.
Penelitian Terdahulu Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Panurat (2014) dan Muhammad (2016) adalah kedua penelitian tersebut hanya menganalisis minat petani untuk berusahatani padi, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menganalisis mengenai minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Penelitian Khaafidh (2013) hanya mengidentifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan tenaga kerja untukbekerja pada kegiatan pertanian. Penelitian ini mengidentifikasi faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Munandar (2016), penelitian tersebut mengkaji faktor pendorong dan penarik anggota keluarga yang bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, sedangkan penelitian ini mengkaji faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian.
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut : Diduga adanya hubungan nyata antara pendapatan usahatani padi, luas lahan usahatani, usia pemuda pedesaan, tingkat pendidikan, pengalaman membantu usahatani padi orang tua, status kepemilikan lahan, dan jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan terhadap minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi di Kabupaten Pringsewu. Diduga adanya hubungan nyata antara persepsi keterbatasan pendidikan, ketersediaan luas lahan, kehendak orang tua, mengisi waktu luang, dan ajakan teman yg dimiliki merupakan faktor pendorong bekerja di sektor pertanian khususnya usahatani padi dengan minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Diduga adanya hubungan nyata antara persepsi tingkat pendapatan dan kesempatan pekerjaan lainnya mrpkn faktor penarik bkrja di sektor pertanian khususnya usahatani padi dgn minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi.
Metodelogi Penelitian
Metodologi Penelitian Yaitu sebagai berikut : Waktu 3 bulan (mulai dari persiapan sampai dengan penulisan hasil penelitian) Teknik Pengambilan Data Primer Data Sekunder Pengamatan Langsung Dokumentasi Tempat Penelitian akan dilakukan di kabupaten Pringsewu
Metode Pengukuran Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani dapat diukur melalui kuesioner yg berpedoman pada Likert’s Summated Rating Scale (LSRS), dimana setiap pilihan diberikan skor yang terdapat dalam beberapa daftar pertanyaan tertutup. Menurut Sugiyono (2012), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena sosial. Pertanyaan yang disediakan berdasarkan lima indikator, yaitu Rasa senang, Ketertarikan, Keterlibatan, Kemauan, dan Semangat pemuda pedesaan dalam usahatani.
Metode Pengukuran Selanjutnya, kuesioner tersebut dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, apabila alat ukurnya dapat menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan tujuan dari pengukuran. Menurut Sufren dan Natanael (2013),uji validitas menggambarkan ttg keabsahan dari suatu alat ukur, pertanyaan-pertanyaan yg akan diajukan dlm alat ukur apakah sudah tepat utk mengukur yg ingin diukur. Reabilitas adalah uji yang menggambarkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dari pertanyaan yang diajukan (Ariantika et al ., 2015). Reabilitas menunjukkan apakah alat ukur dapat menghasilkan jawaban yang konsisten, apabila ditanyakan kembali di waktu yang berbeda. Reabilitas instrumen dapat diketahui dengan melihat koefisien Cronbach Alpha instrumen masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2001).
Metode Analisis utk menjawab tujuan pertama Menggunakan metode regresi logistik (logistic regression model) . Dianggap sbg alat yg tepat karena model ini dpt menganalisis data yg terdpt dlm penelitian ini dgn variabel dependen adlh minat pemuda pedesaan. Regresi logistik utk menggunakannya tdk memerlukan asumsi normalitas, hny memiliki sdkt asumsi yg ketat (Yamin dkk, 2011) Penelitian dahulu >> Muhammad (2016) dan Khaafidh (2013), dimana model yg dipakai adalah model regresi logistik biner . Variabel dependen dlm penelitian ini adalah minat pemuda dalam melanjutkan usahatani. Minat dibagi menjadi dua, yaitu minat rendah diberi nilai 0 dan minat tinggi diberi nilai 1. Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi diukur melalui kuesioner dgn skala ordinal yang berpedoman pada Likert’s Summated Rating Scale (LSRS), Menurut Sugiyono (2012), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena sosial. Pertanyaan yg disediakan berdasar kan lima indikator, yaitu rasa senang, ketertarikan, keterlibatan, kemauan, dan semangat pemuda pedesaan dalam usahatani padi.
Metode Pengukuran Hasil dari wawancara oleh para pemuda pedesaan nantinya akan diperoleh data kualitatif. Jumlah jawaban pemuda pedesaan dijumlahkan dan dilakukan kategori antara pemuda berminat rndh dengan nilai 0 dan pemuda berminat tinggi dengan nilai 1. Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi dapat disimpulkan melalui kategorisasi dengan menggunakan rumus, yaitu sebagai berikut : Rentang Kelas = Variabel-variabel independent dalam penelitian ini terdiri : tingkat pendapatan usahatani(X 1 ), luas lahan usahatani (X 2 ), usia pemuda pedesaan (X 3 ), tingkat pendidikan (X 4 , intensitas membantu usahatani padi orangtua (X 5 ), status kepemilikan lahan (D 1 ), dan jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan (D 2 ).
Metode Pengukuran Menurut Winarno (2007) dalam Trisnata, Ismono dan Soelaiman (2017), secara sistematis model logit dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut : Pi = F (Zi) = F (α + ß1X1+ ß2X2+ ß3X3+ ß4X4+ ß5X5+ d1D1+ d2D2+e) Pi = = Dimana untuk menghitung Zi dengan rumus : Zi = Ln = (α + ß1X1+ ß2X2+ ß3X3+ ß4X4+ ß5X5+ d1D1+ d2D2+e)
Metode Pengukuran Keterangan : Pi = Peluang minat pemuda pedesaan dlm melanjutkan usahatani padi bila diketahui Xi Zi = Peluang pemuda pedesaan ke-i utk menentukan tingkat minat, dimana: Z(1)= Peluang pemuda pedesaan untuk berada pada tingkat minat tinggi Z (0)= Peluangpemuda pedesaan untuk berada pada tingkat minat rendah a,ß = Koefisien regresi X1 =Tingkat pendapatan (ribuanRupiah) X2 = Luas lahan usahatani (m 2 ) X3 = Usia pemuda pedesaan (tahun) X4 =Tingkat pendidikan (tahun) X5 = Intensitas membantu usahatani padi orang tua (jam) D1 = Status kepemilikan lahan (1) =milik sendiri (0) =tidak milik sendiri D2 = Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan (1) =Dekat dari pusat perkotaan (0) =Jauh dari pusat perkotaan e = error term
Metode Analisis utk menjawab tujuan kedua Menggunakan metode analisis deskriptif. untuk mengetahui faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan dalam bekerja di sektor pertanian khususnya usahatani padi dengan menggunakan skala ordinal yang berpedoman pada Likert’s Summated Rating Scale (LSRS) dimana setiap pilihan diberikan skor yang terdapat dalam beberapa daftar pertanyaan tertutup. Daftar pertanyaan yang diajukan pada responden terdapat beberapa indikator, yaitu 1) Tingkat pendapatan sektor pertanian, 2) Keterbatasan kesempatan pekerjaan lainnya, 3) Keterbatasan pendidikan yang dimiliki, 4) Kehendak orang tua, 5) Mengisi waktu luang, 6) Luas lahan yang tersedia, 7) Ajakan teman.
Metode Pengukuran Sebelum menganalisis jawaban dari pemuda responden terlebih dahulu jawaban tersebut dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Sufren dan Natanael (2013), uji validitas menggambarkan tentang keabsahan suatu alat ukur apakah pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner sudah dapat menjawab yang ingin dikur dalam penelitian. Nilai validitas dapat dikatakanvalid,jika nilai corrected item dari total kolerasi bernilai lebih dari 0,2. Persepsi pemuda dapat disimpulkan menjadi dua kategori, yaitu faktor pendorong atau faktor penarik dan bukan faktor pendorong atau bukan faktor penarik dengan melakukan kategorisasi menggunakan rumus sebagai berikut : Rentang Kelas =
Metode Pengukuran Prsepsi pemuda pedesaan dilakukan uji hipotesis dgn mnggunakan uji Spearman. Uji Spearman dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara persepsi pemuda faktor penarik dan faktor pendorong dengan minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Metode ini bertujuan untuk mengukur keeratanhubungan antara dua variabel. Kedua variabel itu tidak memiliki saran terdistribusi normal dan variabel yang digunakan tidak diketahui sama. Data kedua variabel yang digunakan berpasangan, misalnya mungukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat motivasi, dan sebagainya (Sugiyono, 2009). Uji Spearman digunakan untuk kasus yang nilai variabel diukur secara kualitatif dan tidak dpt diukur secara numerik (Rasidin dan Bonar, 2006).