Modul 3 Model Belajar dan Rumpun Model Mengajar.pdf kelompok 3 presentasi ke 3

TinaRisaa 1 views 13 slides Oct 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 13
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13

About This Presentation

Modul 3


Slide Content

Modul 3
Model-Model Belajar
dan Rumpun Model
Mengajar
Kelompok 5

Kelompok Kami
Deska Dina Mardina
Risa Agustina
Zaskia Putri
Fitria Nur Fadhilla
Desmaria

A. Belajar Kolaboratif (collaborative Learning)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaborasi bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar
dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja sama memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan
tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kalau berat adalah satu adanya tujuan yang sama dan dua
ketergantungan yang positif.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok Karena interaksi dalam kelompok merupakan faktor berpengaruh
terhadap penguasaan konsep.
Belajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok
Memupuk rasa kebersamaan antar siswa, setiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya, mereka perlu
mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu mengelolanya. Selain itu hakikat manusia sebagai makhluk
sosial mereka tidak dapat menyendiri melainkan memerlukan orang lain dalam hidupnya.
Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk memecahkan masalah bagi setiap individu yang
diarahkan untuk mengajarkan atau memberitahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai
permasalahan
Memupuk rata tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja agar tidak terjadi
tumpang tindih atau perbedaan pendapat yang prinsip
Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab karena kebersamaan
dalam belajar menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok
Kegiatan Belajar 1
Model-Model Belajar

B. Belajar Quantum ( Quantum Learning)
1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu "kebosanan" istilah kuantum secara harfiah berarti kualitas sesuatu mekanis ( yang
berkenaan dengan gerak).
Quantum learning berakar dari upaya lozanov dengan eksperimennya tentang suggestopedia titik prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail
apapun memberikan sugesti positif atau negatif. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah sebagai berikut:
menunjukkan siswa secara nyaman
memasang musik latar di dalam kelas
meningkatkan partisipasi individu
menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi
menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti
2. Prinsip-prinsip utama pembelajaran Quantum
Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas sehingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan
tentang pelajaran.
Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
Berangkat dari pengalaman, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.
Hargai setiap usaha, belajar mengadu resiko, belajar berat berarti melangkah keluar dari kenyamanan, saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan
atas kecakapan dan kepercayaan dirinya. Pemberian pengakuan tersebut harus kuat dan konkret. seperti kata "bagus,baik,hebat dan memuaskan" sudah lazim digunakan oleh
guru tetapi kurang jelas apanya yang bagus, baik atau memuaskan, akan lebih konkret apabila disebutkan bagaimana yang bagusnya paragraf yang kamu tulis bagus sekali,
jawabanmu tepat sekali, gambarmu sesuai dengan kenyataan, dan excellent.
Rayakan setiap keberhasilan perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif
3. Manfaat Belajar Kuantum
a. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada dikelilingi sebagai pendorong belajar.
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing
d. Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya di hargai.

C. Belajar Kooperatif
(Cooperative Learning)
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lain. idenya sangat sederhana
anggota kelas di argumentasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari guru. kemudian, para siswa untuk mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya.

2. Prinsip utama belajar kooperatif
Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih kooperatif.
Ketergantungan Positif
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompok Karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama.

3. Manfaat belajar kooperatif
Meningkatkan hasil belajar pebelajar
Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran
Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina sifat kebersamaan peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian Roy, dan latihan
memecahkan masalah kritik
Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya
4. Keterbatasan pembelajaran kooperatif
Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim
Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim
Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar materi ajar harus disiplin sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi belajar kooperatif
Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda
Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif

Perbedaan Belajar Kooperatif dan
Belajar Kelompok

D. Belajar Tematik
1. Hakikat belajar tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok (tema) dan melibatkan beberapa
bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.
2. Prinsip belajar tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung titik semua kegiatan belajar dipusatkan
sekitar tema tersebut.
3. Karakteristik pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan pembelajarannya lebih banyak
dilakukan melalui pengalaman langsung atau hand on experience.
4. Perlunya pembelajaran tematik khususnya di SD
Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh global atau tematis, makin meningkatkan
kecerdasannya, Dan makin terperinci serta spesifik pemahaman terhadap konsep tertentu
siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif, semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya
sehingga muncul konsep pentingnya multiple intelligent untuk dikembangkan
Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis
Ada konteksnya
Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar suatu konsep secara utuh akan sulit mengajar sub sub konsep secara
terpisah-pisah
5. Manfaat belajar tematik
Dalam belajar tematik, ada perubahan peranan guru dari seorang pemimpin dan penyedia kebijakan serta pengetahuan fasilitator
pembimbing, penantang, pemberi saran, dan organisasi pembelajaran tematik menghadapkan pembelajaran pada arena yang yang
realistik mendorong pembelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas.

KB 2
Rumpun Model Mengajar
A. Rumpun Model Sosial
Dalam berbagai rumpun Model Mengajar, rumpun Model Sosial dipaparkan pertama kali karena perkembangan sosial belajar sangat
penting pada semua kegiatan pembelajaran.
1. Partner dalam Belajar
Prosedur belajar kooperatif bertujuan membantu pebelajar belajar lintas dalam bidang studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan
rasa percaya diri, keterampilan sosial dan solidaritas,serta tujuan akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui
inkuiri dari suatu disiplin akademik.
2. Investigasi kelompok
Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman
materi yang terpadu secara kelompok, diskusi,dan perencanaan proyek.
3. Bermain peran
Dengan bermain peran, guru mengajak pebelajar untuk memahami pengertian perilaku sosial,peranannya dalam interaksi sosial,dan
cara-cara memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara-cara yang lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara,
di tingkat nasional maupun internasional dapat dipersiapkan bagi para pelajar.
5. Kepribadian dan gaya belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin semua itu dapat berkembang. Berkembang dapan terjadi
secara optimal,apabila lingkungan menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri sosial
Model ini rancang dirancang dengan maksud khusus,yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berpikir, dan studi tentang nilai-
nilai sosial dengan memberi tugas-tugas yang menggabungkan aspek kognitif sosial.

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan
data, memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikannya.
1. Berpikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang
mendeskripsikan hubungan diantara serangkai data. Model ini dapat digunakan untuk berbagai jenis kurikulum secara luas dan dengan pembelajar semua
umur misalnya studi tentang masyarakat, bangsa, dan sejarah yang memerlukan belajar konsep.
2. Pencapaian konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pembelajar pada setiap
tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pembelajar di bawah ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat
pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pembelajar menghubungkan alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan
pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis serta mengujinya
5. Mnemonic
Merupakan suatu strategi untuk mengingat dan menganalisis informasi. Guru dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing pengajian materi.
6. Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru
pada topik-topik dari suatu bidang ilmu yang luas. Di dalam kelas, model ini diperkenalkan kepada pembelajar dengan serangkaian workshop sampai
pembelajar dapat menerapkan prosedur prosedur secara individual maupun kelompok.
7. Pengorganisasian Awal (Advance Organizer)
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami materi melalui kuliah membaca, dan media yang lainny.
8. Penyesuaian dengan pebelajar
Model ini bertolak dari studi kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajaran
secara individual dan merancang cara meningkatkan perkembangan pembelajar titik model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pembelajar yang
belajar dengan strategi intelektual yang lebih kompleks dan meningkatkan kemampuan mencapai informasi dan konsep.

C. Rumpun Model Personal
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu titik seseorang berusaha memperoleh
pendidikan sehingga berusaha memahami diri sendiri dengan lebih baik bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif dan lebih kreatif dalam
meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling model ini menekankan kerjasama antara pembelajar dengan guru. Guru non
direktif secara aktif membangun kerjasama dengan menyediakan bantuan yang diperoleh oleh pembelajar untuk
mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama digunakan sebagai model dasar untuk melaksanakan seluruh
program pendidikan. Kedua dikombinasikan dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan dengan
pembelajar. Ketiga digunakan ketika pembelajar merencanakan proyek belajar mandiri maupun kooperatif.
Keempat digunakan secara periodik periodik ketika memberikan konseling kepada pembelajar menemukan jalan
keluar tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan pembelajar untuk dipahami.
2. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rata harga diri dan kemampuan
aktualisasi diri.

D. Rumpun Model Sistem Perilaku
Dari teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial modifikasi perilaku, terapi perilaku, dan cybernetic.
1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar tuntas (mastery learning).
Pertama materi yang dipelajari dipecah menjadi unit-unik yang dari yang sederhana sampai ke kompleks materi-materi
yang disajikan kepada pembelajar umumnya dikerjakan secara individual melalui media yang sesuai (bacaan,tape, kegiatan-
kegiatan).
2. Pembelajaran langsung
Dari studi tentang perbedaan antara guru mengajar yang lebih efektif dan yang kurang efektif. secara dari teori belajar
sosial, suatu paradigma untuk pembelajaran secara langsung disusun.
3. Belajar melalui simulasi: latihan dan latihan mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic. Salah satu diantaranya adalah model
teori ke praktik dan yang lain adalah simulasi titik pendekatan yang pertama menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu keterampilan dicapai.

Silahkan angkat tangan!
Apa ada yang ingin
ditanyakan?

Terima
Kasih
Tags